SEPULUH PERINTAH ALLAH DALAM KITAB TAURAT DAN HADIS

Posted by mochihotoru | Posted in , , , , | Posted on 12:17:00 AM

0

Berikut merupakan Sepuluh Perintah Allah yang diturunkan kepada bangsa Israel oleh Allah melalui Musa di Gunung Sinai seperti yang ada tertulis dalam Alkitab (Taurat) dan Hadis:

Perintah dalam Taurat

[Dikutip dari Taurat kitab Keluaran 20:1-26]

Perintah dalam Hadis

[Diriwayatkan oleh Abul-Laits Assamarqandi dari Jabir bin Abdillah dari Nabi Muhammad]

Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

Hai Musa, jangan menyekutukan Aku dengan suatu apa pun bahwa Aku telah memutuskan bahwa api akan menyambar muka orang-orang membuat ilah lain di hadapan-Ku.

Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

Jangan sekali-kali sumpah dengan nama-Ku dalam dusta atau durhaka sebab Aku tidak akan membersihkan orang yang tidak menguduskan Aku dan tidak mengagungkan nama-Ku.

Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Jadikan hari Sabat itu hari untuk beribadat kepada-Ku dan hiburkan anak keluargamu.

Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

Taatlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu niscaya Aku memeliharamu dari sebarang bahaya dan akan Aku lanjutkan umurmu dan Aku hidupkan kamu dengan penghidupan yang baik.

Jangan membunuh.

Jangan sekali-kali membunuh jiwa yang Aku haramkan kecuali dengan benar niscaya akan menjadi sempit bagimu dunia yang luas dan langit dengan semua penjurunya dan akan kembali engkau dengan murka-Ku ke dalam api.

Jangan berzinah.

Jangan mencuri dan jangan berzinah isteri tetanggamu sebab niscaya Aku tutup wajah-Ku dari padamu dan Aku tutup pintu-pintu langit dari padamu.

Jangan mencuri.

Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.

Jangan menjadi saksi terhadap apa yang tidak engkau ketahui dengan benar-benar dan tidak engkau ingati dengan akalmu dan perasaanmu sebab Aku menuntut saksi-saksi itu dengan teliti atas persaksian mereka.

Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.

Jangan mengingini dan irihati terhadap apa yang Aku berikan kepada orang-orang, sebab penghasut itu musuh karunia-Ku, menolak kehendak-Ku, membenci kepada pembagian yang Aku berikan kepada hamba-hamba-Ku dan barangsiapa tidak meninggalkan perbuatan tersebut, maka bukan dari pada-Ku.

(Janganlah kamu membuat di samping-Ku allah perak, juga allah emas janganlah kamu buat bagimu. Kaubuatlah bagi-Ku mezbah dari tanah dan persembahkanlah di atasnya korban bakaranmu dan korban keselamatanmu, kambing dombamu dan lembu sapimu. Pada setiap tempat yang Kutentukan menjadi tempat peringatan bagi nama-Ku, Aku akan datang kepadamu dan memberkati engkau.)

Jangan menyembelih korban untuk selain dari-Ku sebab Aku tidak menerima korban kecuali yang disebut nama-Ku dan tulus untuk-Ku.

Kasihilah sesama manusia sebagaimana yang engkau mengasihi dirimu sendiri.


Catatan:

Untuk melihat pembagian Sepuluh Perintah Allah menurut agama/ denominasi Yudaisme dan Kekristenan, lihat di sini.


(www.sammy-summer.co.cc)

Bagi Sebagian Orang, Pencarian tentang Apa yang Terjadi pada Peristiwa 9/11 Belum Berakhir

Posted by mochihotoru | Posted in , , , , , | Posted on 12:02:00 AM

0

Oleh Jesse Ventura

Kamu tak mendapat apapun tentangnya di media arus utama, tetapi dua minggu lalu dalam sebuah konferensi di San Francisco, lebih dari seribu arsitek dan insinyur menandatangani sebuah petisi yang meminta Kongres memulai investigasi baru terhadap penghancuran gedung pencakar langit World Trade Center (WTC) pada 9/11.

Benar sekali; orang-orang ini mempertaruhkan reputasi mereka dalam bahaya yang besar karena mereka tidak mau membeli dongeng peristiwa versi pemerintah. Mereka ingin tahu bagaimana 200.000 ton baja dihancurkan dan jatuh ke tanah dalam waktu 11 detik saja. Mereka bertanya-tanya apakah pesawat yang dibajak itu benar-benar bertanggung jawab—atau apakah peristiwa itu merupakan penghancuran yang dikendalikan dari dalam yang merobohkan gedung kembar dan Building 7.

Richard Gage, seorang anggota Institut Arsitek Amerika (American Institute of Architects) dan pendiri Perkumpulan Arsitek dan Insinyur untuk Kebenaran 9/11 (Architects and Engineers for 9/11 Truth), berkata seperti ini: “Laporan pihak resmi Federal Emergency Management [Agency] dan National Institute of Standards and Technology memberi catatan keadaan kehancuran menara yang tidak cukup, bertentangan, dan manipulatif.” Ia khususnya terganggu oleh Building 7, di mana 47 kesaksian yang ada mencapai kesimpulan pada “percepatan jatuh-bebas yang murni” pada siang itu – walaupun tidak pernah ditabrak oleh pesawat terbang.

Ini adalah persoalan yang aku angkat dalam buku terbaruku, American Conspiracies, yang diterbitkan minggu ini oleh Skyhorse. Petikannya sebagai berikut:

Beberapa orang membantah bahwa gedung kembar itu runtuh, dalam waktu setengah jam secara bersamaan, mengingat konstruksi kedua bangunan tersebut. Bagaimanapun, 425.000 yard kubik beton dan 200.000 ton baja itu didesain untuk bertahan dari Boeing 707, pesawat terbesar yang dibangun pada saat gedung itu selesai didirikan tahun 1973. Sebuah analisis memperlihatkan bahwa 707 yang melesat 600 mil perjam (dan pesawat lain yang memiliki empat mesin) tidak akan menyebabkan kerusakan besar. Boeing 757 bermesin kembar yang menghantam gedung pada peristiwa 9/11 hanya melesat 440 dan 550 mil perjam.

Lalu, kami diberitahu bahwa sebuah campuran bahan bakar yang cair dan sangat tajam menghancurkan gedung pencakar langit yang disusun dari dua baja ini. Perlu diingat bahwa tidak ada pencakar langit seperti itu dalam sejarah yang diketahui runtuh secara keseluruhan karena kerusakan oleh api. Jadi dapatkah robohnya gedung disebabkan oleh penghancuran terencana dari dalam gedung? Aku tidak mengklaim keahlian mengenai hal ini, tapi aku telah bekerja selama empat tahun sebagai bagian dari tim penghancur bawah laut di Angkatan Laut, di mana kami dilatih untuk meledakkan banyak hal sampai menyebabkan air pasang. Dan stafku berbicara panjang-lebar dengan seorang fisikawan terkemuka, Steven E. Jones, yang mengatakan bahwa “keruntuhan yang didorong gravitasi” tanpa muatan penghancuran menentang hukum fisika. Gedung-gedung ini jatuh, hampir seimbang dengan kecepatan jatuh-bebas, lurus ke bawah sampai jejak kaki mereka sendiri, dalam waktu hampir 10 detik. Sebuah objek jatuh dari atap menara berketinggian 110 tingkat akan mencapai tanah sekitar 9,2 detik. Lalu terdapat fakta bahwa tiang baja dengan berat sebesar 200.000 pon dapat dilambungkan secara menyamping sejauh 500 kaki.

National Institute of Standards and Technology (NIST) memulai investigasinya pada 21 Augustus 2002. Ketika laporan mereka yang panjangnya 10.000 halaman keluar tiga tahun kemudian, jurubicara mengatakan tidak ada bukti yang memberi kesan adanya penghancuran terencana. Namun Steven E. Jones juga mengatakan bahwa logam lebur yang ditemukan di bawah tanah beberapa minggu kemudian menjadi bukti bahwa bahan bakar jet tidak dapat menjadi penyebab semuanya. Aku sempat mengunjungi situs sekitar tiga minggu setelah peristiwa 9/11, bersama Gubernur Pataki dan istriku Terry. Situs itu tidak berarti apapun bagiku saat itu, tetapi mereka harus menangguhkan penggalian pada hari itu karena mereka terhambat oleh kantong dengan suhu yang amat sangat tinggi. Api ini tetap menyala selama lebih dari tiga bulan, struktur bangunan yang terbakar paling lama yang pernah ada. Dan ini semua karena bahan bakar jet? Kita sedang berbicara tentang logam lebur lebih dari 2.000 derajat Fahrenheit.

Mungkin bukti yang paling meyakinkan mengenai sebuah penghancuran yang direncanakan adalah sebuah research paper atau naskah penelitian (dua tahun, sembilan penulis) yang dipublikasikan dalam Jurnal Fisika Kimia Terbuka (Open Chemical Physics Journal), pada bulan April 2009. Saat mempelajari sampel debu, dalam situs itu, para saintis ini menemukan chip nano-termit, yang merupakan bahan peledak/ bom berteknologi tinggi. Inilah yang harus dikatakan penulis inti naskah itu, Dr. Niels Harrit dari jurusan Kimia Universitas Copenhagen, mengenai bahan peledak bahwa ia yakin that he’s convinced brought down Gedung Kembar dan Building 7 di dekatnya:

“Termit sendiri ditemukan pada tahun 1893. Termit ini merupakan campuran aluminium dan serbuk mesiu, yang memberi reaksi berupa panas yang hebat. Reaksi ini menghasilkan besi, yang dipanaskan hingga 2500 derajat Centigrade. Suhu ini dapat digunakan untuk pengelasan. Dapat juga digunakan untuk mencairkan besi lain. Sehingga dalam nano-termit, serbuk ini sejak tahun 1893 direduksi menjadi partikel yang sangat kecil, yang dicampur dengan sempurna. Ketika ini semua bereaksi, panas yang hebat itu berkembang lebih cepat. Nano-termit dapat dicampur dengan zat aditif untuk mengeluarkan panas yang hebat, atau bertindak sebagai bahan peledak yang sangat efektif. Ini berisi energi yang lebih besar daripada dinamit, dan dapat digunakan sebagai bahan bakar roket.”

Richard Gage adalah salah satu dari ratusan arsitek yang mendapat surat kepercayaan diplomatik dan insinyur struktural yang telah mempertaruhkan karier mereka demi menyelidiki banyaknya keganjilan yang rinci dan implikasi penghancuran terencana pada saat keruntuhan gedung. Seperti yang ia katakan secara blak-blakan: “Sekali engkau masuk ke dalam ilmu pengetahuan, tak akan ada lagi yang bisa membantah.”

http://pkscibitung.files.wordpress.com/2009/03/wtc-3.jpg

http://www.digitaljournal.com/img/9/0/1/2/2/1/i/5/1/8/o/Tower_collapse.jpg

http://ais.blogsome.com/images/wtc.jpg

http://www.disclose.tv/files/photos/254ed7d2de3b23aL.jpg

http://lifeschool.files.wordpress.com/2008/09/wtc-9-11-crop.jpg

http://cdn-i.dmdentertainment.com/cracked/wong/911conspiracy.jpg

Sumber: rt.com


Teori Akuntansi

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 11:49:00 PM

0

Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa dalam akuntansi.

Seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta dan seperangkat hipotesis yang bersifat deskriptif sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu.

Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi sains setara dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika, biologi, dan sebagainya. Ia juga dapat didefinisikan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber atau induk pengetahuan atau praktik akuntansi.

Teori akuntansi akan merupakan seperangkat hipotesis yang bersifat deskriptif sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Istilah ini juga sering dimaksudkan sebagai suatu penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu.

Teori akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan kelayakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberikan landasan konseptual dalam penentuan standar atau praktik yang baru.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa teori akuntansi merupakan penalaran logis, gagasan-gagasan mendasar, atau gagasan-gagasan yang berkaitan dan konsisten.

Proses penalaran logis tersebut dapat disebut sebagai perekayasaan. Hasil perekayasaan dalam hal ini dapat berupa seperangkat prinsip umum, seperangkat doktrin, atau suatu struktur/erangka konsep-konsep yang terpadu. k

Prinsip umum, doktrin, atau rerangka tersebut berfungsi untuk:

  • Acuan pengevaluasian praktik akuntansi yang berjalan;
  • Pengarah pengembangan praktik dan prosedur akuntansi baru;
  • Basis penurunan standar akuntansi;
  • Titik tolak pengujian dan perbaikan praktik berjalan;
  • Pedoman pemecahan masalah potensial.

Perspektif Teori Akuntansi

Bila akuntansi diberlakukan sebagai sains, teori akan merupakan penjelasan ilmiah. Bila akuntansi diberlakukan sebagai teknologi, teori ini diartikan sebagai penalaran logis.

Manapun perlakuan yang dianut, teori ini akan berisi pernyataan-pernyataan yang berupa baik penjelasan ataupun pembenaran tentang suatu fenomena atau perlakuan akuntansi.

Aspek Sasaran Teori

Aspek sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi positif dan normatif.

Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar pengamatan empiris.

Penjelasan normatif berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomi atau sosial tertentu.

Aspek Tataran Semiotika

Teori ini dapat dibedakan atas dasar sasaran bahasan dan pemahaman menjadi:

  • Semantik, berusaha menjawab apakah elemen-elemen statement keuangan benar-benar merepresentasikan apa yang memang dimaksudkan dan untuk meyakinkan bahwa makna yang terkandung dalam simbol pelaporan tidak disalahartikan oleh pemakai.
  • Sintaktik, berusaha untuk memberi penjelasan dan penalaran tentang apa yang harus dilaporkan, siapa melaporkan, kapan dilaporkan dan bagaimana melaporkannya.
  • Pragmatik, membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Apakah informasi sampai ke yang dituju dan diinterpretasi dengan tepat merupakan masalah keefektifan komunikasi.

Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau tidak.

  • Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis yang melandasi teori yang diajukan.
  • Teori akuntansi positif dinilai validitasnya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi

Sumber: AsianBrain.com


Betulkah PKI Terlibat G30S?

Posted by mochihotoru | Posted in , , , , , | Posted on 11:49:00 PM

0

Oleh Asvi Warman Adam

Sejarah, menurut E.H. Carr, dalam buku teksnya What is History, adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya. Jadi, tidak ada tulisan atau buku sejarah yang final. Bila ditemukan sumber atau fakta baru, buku sejarah yang lama bisa direvisi. Demikian pula halnya dengan kasus Gerakan Tiga Puluh September 1965 (G30S) Gerakan September Tiga Puluh (Gestapu).

Setelah Soeharto berhenti menjadi presiden pada 1998 lalu, sudah terbit beberapa buku baru yang mengungkapkan hal yang selama ini kurang diketahui masyarakat. Misalnya buku Saskia Eleonora Wieringa, Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia (1999), dan pleidoi Kolonel A. Latief, Soeharto Terlibat G30S (2000). Di samping itu, telah terbuka pula berbagai arsip mengenai Indonesia tahun 1965/1966 di AS dan Inggris. Kedua jenis sumber di atas dapat dijadikan landasan untuk mempertanyakan kebenaran sejarah tentang peristiwa tersebut versi pemerintah Indonesia, yang menyebut pelaku utamanya adalah PKI dan Biro Chusus-nya.

Dalam bukunya, Latief mengungkapkan bahwa ia ditangkap tanggal 11 Oktober 1965. Ketika itu paha kanannya ditusuk bayonet dan lutut kirinya ditembak. Selama 10 tahun ia berada dalam sel isolasi yang dikunci dan baru diadili pada 1978. Dari rangkaian tekanan di dalam penjara atau ketika diperiksa dalam sidang Mahmilub, dapat dipertanyakan apakah pengakuan sebelum dan dalam sidang itu dapat dijadikan sumber sejarah yang layak dipercaya.

Hal serupa dialami oleh Sulami, Wakil II Sekjen Gerwani, seperti dituturkan dalam buku Perempuan-Kebenaran dan Penjara (1999). Wanita ini ditangkap pada 1967 dan baru diadili pada 1975. Antara lain ia dituduh memberikan barang berharga kepada keluarga Bung Karno di Istana Bogor. “Karena menolak tuduhan itu, interogator baju loreng marah dan memerintahkan algojo agar kedua jari kaki saya diinjak dengan sepatu tentara.... Dengan geram interogator bertanya, ‘Bagaimana? Ngaku tidak?’ Saya diamkan saja. Ia teriak, ‘Cambuk sepuluh kali.’ Algojo penginjak kaki mundur dan tukang cambuk maju dengan rotan belahan. Tiga malam saya mengalami keadaan itu....”

Kedua pengalaman di atas rasanya sudah cukup untuk meragukan validitas sumber yang dipergunakan dalam menyusun sejarah versi pemerintah Orde Baru. Selain itu, dapat dikatakan bahwa alasan utama untuk menyimpulkan bahwa PKI—sebagai organisasi—mendalangi G30S tidak kuat. Yang dipakai alat bukti adalah pengakuan Aidit sebanyak 50 halaman folio sebelum ditembak di Jawa Tengah, yang konon berbunyi, “Saya adalah orang yang mempunyai tanggung jawab tertinggi pada peristiwa 30 September 1965 dan disokong oleh penjabat PKI lainnya serta penjabat organisasi rakyat di bawah PKI” (Soegiarso Soerojo, 1988: 265). Apakah betul Aidit yang menulis surat pengakuan itu? Kalau benar ia mengaku, mengapa ia ditembak mati?

Selain itu, selama ini bukti utama lainnya adalah penerbitan Harian Rakyat tanggal 2 Oktober 1965. Dalam buku putih yang disunting oleh Alex Dinuth itu (1997), dicantumkan isi Harian Rakyat yang terdiri dari Pojok (“Gerakan 30 September sudah menindak Dewan Djenderal. Simpati dan dukungan rakjat di pihak Gerakan 30 September.”) Tajuk surat kabar itu antara lain menyatakan, “Tetapi bagaimanapun djuga persoalan tersebut adalah persoalan intern AD. Tetapi kita rakjat jang sadar akan politik dan tugas-tugas revolusi mejakini akan benarnja tindakan jang dilakukan oleh Gerakan 30 September untuk menjelamatkan revolusi dan rakjat”. Dimuat juga keterangan dari Anwar Sanusi (anggota Politbiro CC PKI) bahwa “Situasi ibu pertiwi dalam keadaan hamil tua” dan karikatur H.R. dengan kata-kata “Letkol Untung Komandan Bataljon Tjakrabirawa menjelamatkan Presiden dan RI dari coup Dewan Djenderal”.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/59/PKI-1925-Commisariate_Batavia.jpg

Pada tanggal 1 Oktober 1965 malam, Pepelrada Jaya melarang terbit semua harian yang terbit di Ibu Kota kecuali koran Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha, yang memang diterbitkan pihak militer. Surat Perintah Pangdam V/Jaya (No. 01/Drt/10/1965) yang dikeluarkan Mayjen Umar Wirahadikumah berbunyi, “Dalam rangka mengamankan pemberitaan yang simpang-siur mengenai peristiwa pengkhianatan oleh apa yang dinamakan Komando Gerakan 30 September/Dewan Revolusi, perlu adanya tindakan-tindakan penguasaan terhadap media-media pemberitaan”.

Menjadi tanda tanya mengapa Harian Rakyat yang jelas menjadi terompet PKI selama ini bisa terbit. Salah satu dokumen yang berasal dari Kedutaan Inggris di Jakarta (South-East Asia Department, Indonesia, D H 1015/218 10 Oct 1965) menyingkap keraguan tentang isi koran tersebut, apakah betul mewakili PKI. “My guess is that the editor took an unauthorised initiative.” Apakah koran kiri sengaja dibiarkan terbit untuk menjebaknya? Atau sebaliknya, apakah tidak mungkin, bila isi Harian Rakyat tanggal 2 Oktober 1965 dipersiapkan oleh pihak lain.

Larangan terbit semua koran itu—meskipun hanya lima hari—sangat menentukan, karena informasi dikuasai dan dimonopoli oleh pihak militer. Ketakutan akan dibredel kembali menyebabkan semua media massa hanya menulis atau mengutip pemberitaan sesuai dengan keinginan pemerintah/ pihak keamanan.

Kampanye tentang keganasan komunis dengan gencar dilakukan oleh kedua harian militer tersebut. Berita Yudha Minggu, 11 Oktober 1965, memberitakan bahwa tubuh para jenderal itu telah dirusak, “Mata dicungkil dan sementara itu ada yang dipotong kemaluan mereka.” Sedangkan sukarelawan-sukarelawan Gerwani melakukan hubungan tidak senonoh dengan mayat para jenderal itu. Padahal, menurut visum dokter tidaklah demikian. Para korban itu meninggal dengan luka-luka karena tembakan atau terbentur dinding sumur di Lubang Buaya. Saskia Wieringa mencatat bahwa koran Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha menyiarkan kampanye sadistis sejenis ini secara teratur sampai bulan Desember 1965.

Informasi (atau lebih tepat disinformasi) itulah antara lain yang menyulut kemarahan rakyat dan akhirnya melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap mereka yang dicurigai sebagai anggota PKI. Kampanye untuk menghantam komunis ini mendapat dukungan penuh dari dunia Barat.

Dalam dokumen dari pihak Inggris yang dialamatkan ke Singapura mengenai “Indonesian Disturbances” (D 1835, 6 Oct 1965) ditulis “Meanwhile we certainly do not exclude any unattributable propaganda or psywar activities which would contribute to weakening the P.K.I. permanently. We therefore agree with the recommendation in last sentence your paragraph 2. Suitable propaganda themes might be: P.K.I. brutally in murdering Generals and Nasution's daughter; Chinese interference in particular arms shipments; P.K.I. subverting Indonesia as agents of foreign Communists; fact that Aidit and other prominent Communists went to ground; the virtual kidnapping of Sukarno by Untung and P.K.I.; etc., etc. We want to act quickly while the Indonesian are still off balance, but treatment will need to be subtle.”

Sebetulnya, kalau Buku Putih yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara RI tahun 1994 dibaca dengan seksama, bisa diperoleh kesimpulan yang tentu tidak diharapkan oleh pembuat buku tersebut.

Dalam buku Gerakan 30 September, Pemberontakan Partai Komunis Indonesia itu terdapat indeks nama sebanyak 306 orang tokoh (pada 10 halaman). Kalau kita melihat daftar indeks itu terlihat bahwa kasus tersebut pada intinya menyangkut Presiden Sukarno (disebut 128 kali), dua tokoh PKI (Aidit dan Syam, 77 kali), dan dua kubu perwira ABRI (107 kali). Dalam “indeks kata penting”, tiga kata yang paling sering muncul adalah: 1) Gerakan Tiga Puluh September, 2) Dewan Revolusi, 3) Dewan Jenderal. Sedangkan kata “PKI” hanya disebut dua kali.

Jadi, buku ini berbicara lebih tentang tokoh PKI (atau menurut istilah Orde Baru, oknum), yaitu Aidit dan Syam, ketimbang mengenai PKI sebagai sebuah organisasi sosial-politik.

Aidit memang Ketua PKI, tetapi dalam suratnya kepada Sukarno ia mengatakan bahwa “Tanggal 30 September tengah malam saya diambil oleh orang berpakaian Cakrabirawa (tidak saya kenal), dengan keterangan: dipanggil ke Istana untuk sidang darurat kabinet, tetapi kendaraan tersebut menuju ke jurusan Jatinegara. Kemudian pindah mobil terus menuju ke sebuah kampung dan ditempatkan di sebuah rumah kecil. Di situ saya diberi tahu bahwa akan diadakan penangkapan terhadap anggota-anggota Dewan Jenderal.” (Soegiarso Soerojo, hlm. 262). Sedangkan Sjam sendiri dalam berbagai buku masih diragukan identitas aslinya, apakah ia agen PKI yang disusupkan ke kalangan Angkatan Darat atau sebaliknya, intel tentara yang menyamar di tubuh PKI, atau bisa juga ia merupakan agen ganda.

Mengenai G30S, penulis sendiri berpendapat bahwa mustahil peristiwa berdarah itu dirancang oleh pelaku tunggal, dan peristiwa tragis itu disebabkan oleh unsur internal (dalam negeri), didukung faktor eksternal (unsur asing).

Tuduhan bahwa PKI menjadi dalang G30S sebagaimana dimuat dalam buku putih versi pemerintah Orde Baru dan diajarkan di sekolah-sekolah patut dipertanyakan kembali.

http://antho.blog.friendster.com/files/komunis.jpg

Tanggal 1 Oktober 1965 malam, selain sebagai tanggal pembredelan pers yang pertama dalam sejarah Orde Baru, bisa pula dianggap sebagai awal upaya perekayasaan sejarah di Indonesia.

Saya tidak membantah perihal tindakan brutal oleh PKI dan ormasnya sebelum tahun 1965. Aksi sepihak yang dilancarkan oleh orang-orang komunis dalam mengampanyekan ketentuan land reform telah menimbulkan konflik sosial, terutama di pedesaan. Di bidang seni dan budaya terjadi pengekangan kebebasan bagi kelompok yang tidak mendukung Manipol, seperti yang dialami oleh Taufiq Ismail dan kawan-kawan. Aktivis organisasi Islam PII dipermalukan (seperti dalam insiden Kanigoro), HMI dituntut agar dibubarkan.

Namun, semua tindakan yang kasar itu telah dibalas dengan pembantaian terhadap paling sedikit 0,5 juta orang yang dicurigai sebagai penganut paham komunis di Indonesia. Rasanya, pembalasan itu sudah jauh dari setimpal.

Seyogianya rekonsiliasi antara umat Islam dan orang-orang kiri dilakukan pada 1966. Tapi itu tidak dilakukan oleh rezim Orde Baru, yang malah sengaja mengawetkan masalah ini dan menjadikannya sebagai alat legitimasi sekaligus alat represi.

*) Sejarawan LIPI

Sumber: tempo.co.id