I BELIEVE IN YOU
Posted by mochihotoru | Posted in Thoughts | Posted on 9:08:00 PM
Hari ini, aku semakin menyadari akan sikapku yang tidak dewasa. Aku pun lebih menyadari kecemburuanku ternyata lebih besar dari yang aku bayangkan.
Sebenarnya hal ini pernah terjadi sebelumnya.
PERCAYA
I.
Apabila tak mampu membawakanmu mentari
di malam hari, masihkah mau kau memelukku?
Apabila tak sanggup aku membawakanmu bintang
yang kauingini, masihkah mau kau mengecup dahiku?
Apabila tak sanggup aku mengantarkanmu ke tempat
yang kausebut Eden, masihkah mau kau mengusap lembut kepalaku?
Apabila tak sanggup pula aku membangun seribu candi
dalam satu malam, masihkah mau kau tersenyum padaku?
II.
Ego terkadang mengajakku ke suatu
tempat bernama Ketidakpercayaan. Lalu
dan tanpa sadar aku menaiki punggungnya.
Sayapsayapnya yang besar dan keras--seperti baja--mengepak
terbang jauh melampaui garis logika
dan aku pun melihat bumi yang datar saja,
tak membenarkan Copernicus.
Aku takkan pernah sadar jika saja
kau tak bersuara dan pergi tanpa meneriakkan
namaku. Tapi tak secepat itu.
Ego tetap mengajakku berbincang.
Tak lama kemudian rasio terbang datang
dan menabrak Ego. Aku pun jatuh diasingkan waktu.
Saat tersadar,yang kulihat itu kau.
Kau bilang kau berteriak di depan Perasaanku
tapi tak kurasakan apapun. Hampa.
III.
Hampa bukan berarti hilang
Cinta yang muncul lebih besar dari Antares
Dan aku pun memercayaimu
Hampa itu awal dari keterisian
Seperti cawan suci yang terisi anggur cinta
Yang akan menciptakan langit yang lebih indah
Juga bulan yang lebih lembut
Hampa itu hak dari hatiku dan hatimu
Kita pun akan saling mengisi
Hampa itu akan menciptakan pengertian
Kepadaku dan kepadamu
Dan darinya Kepercayaan akan hadir sebagai malaikat
Aku yakin Cinta tetap di singgasana hati kita
Walau mentari meledak lagi
Tapi Kepercayaan tetap menyatukan kita
Kita pun hidup dalam cinta...
100209
Sebenarnya hal ini pernah terjadi sebelumnya.
PERCAYA
I.
Apabila tak mampu membawakanmu mentari
di malam hari, masihkah mau kau memelukku?
Apabila tak sanggup aku membawakanmu bintang
yang kauingini, masihkah mau kau mengecup dahiku?
Apabila tak sanggup aku mengantarkanmu ke tempat
yang kausebut Eden, masihkah mau kau mengusap lembut kepalaku?
Apabila tak sanggup pula aku membangun seribu candi
dalam satu malam, masihkah mau kau tersenyum padaku?
II.
Ego terkadang mengajakku ke suatu
tempat bernama Ketidakpercayaan. Lalu
dan tanpa sadar aku menaiki punggungnya.
Sayapsayapnya yang besar dan keras--seperti baja--mengepak
terbang jauh melampaui garis logika
dan aku pun melihat bumi yang datar saja,
tak membenarkan Copernicus.
Aku takkan pernah sadar jika saja
kau tak bersuara dan pergi tanpa meneriakkan
namaku. Tapi tak secepat itu.
Ego tetap mengajakku berbincang.
Tak lama kemudian rasio terbang datang
dan menabrak Ego. Aku pun jatuh diasingkan waktu.
Saat tersadar,yang kulihat itu kau.
Kau bilang kau berteriak di depan Perasaanku
tapi tak kurasakan apapun. Hampa.
III.
Hampa bukan berarti hilang
Cinta yang muncul lebih besar dari Antares
Dan aku pun memercayaimu
Hampa itu awal dari keterisian
Seperti cawan suci yang terisi anggur cinta
Yang akan menciptakan langit yang lebih indah
Juga bulan yang lebih lembut
Hampa itu hak dari hatiku dan hatimu
Kita pun akan saling mengisi
Hampa itu akan menciptakan pengertian
Kepadaku dan kepadamu
Dan darinya Kepercayaan akan hadir sebagai malaikat
Aku yakin Cinta tetap di singgasana hati kita
Walau mentari meledak lagi
Tapi Kepercayaan tetap menyatukan kita
Kita pun hidup dalam cinta...
100209
Comments (0)
Post a Comment