Sejarah Penulisan Taurat

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 1:12:00 PM

Bagi penganut agama Yahudi dan Kristen,sudah mengakui bahwa kitab taurat yang mereka sucikan sekarang bukanlah salinan Taurat yang ditulis oleh Musa, melainkan kitab yang dikarang oleh generasi Israel yang hidup ratusan tahun setelah kematian Musa. Memang Musa sendiri telah menulis Taurat pada loh batu, kemudian dimasukan ke dalam tabut (Keluaran 24:12; 25:21; 32:15; 34:1-4).

Perjalananan kitab taurat ini sangat berkaitan erat dengan sejarah Israel pasca Sulaiman.Setelah Nabi Sulaiman (raja Salomo) wafat pada tahun 992 SM, Kerajaaannya pecah menjadi dua. Kerajaan utara dinamakan Israel terdiri dari 10 suku Israel, dibawah pimpinan Raja Yerobeam (I Raja-raja 13:33 – 14:20). Ibu kota kerajaaan ini selalu berpindah-pindah dari Sikhem, Pnuel, Tirza dan akhirnya kota Samaria (I Raja-raja 12:25a; 12:25b; 14:17; 16:24,29). Sedangkan kerajaan selatan dinamakan Yehuda, terdiri dari 2 suku, rajanya bernama Rehabeam (I Raja-raja 14:21-31), dengan ibukota Yerusalem.

Yerusalem adalah tempat menyimpan tabut perjanjian yang berisi kitab Taurat. Oleh karena itu warga kerajaan utara (Israel) merasa berkewajiban untuk melakukan ibadah di kota itu. Tetapi karena Yerusalem adalah ibukota kerajaan Yehuda, maka Yerobeam tidak setuju rakyatnya menjadikan Yerusalem sebagai pusat peribadatan mereka. Berdasarkan pertimbangan itu, ia memilih kota Betel serta Dan sebagai pusat peribadatan yang baru, dan mendirikan patung-patung anak lembu yang terbuat dari Emas (I Raja-raja 12:26-33) yang kemudian dianggap sebagai Dewa Kesuburan. Tindakan Yerobeam inilah yang membuat rakyat Israel kembali menyembah berhala (I Raja-raja 13:34; 15:30,34; II Raja-raja 10:29; 13:6; 14:24; 17:22).

Penyembahan terhadap berhala ini meletupkan pertikaian antara rakyat Israel sendiri, serta melibatkan rakyat Yehuda. Perselisihan ini mencapai puncaknya di masa pemerintahan raja Ahab. Nabi Elia menentang keras penyembahan musyrik itu, sedangkan Izebel, istri Ahab, secara terus terang memajukan dan mengembangkan penyembahan berhala yang bernama Baal. Diantara unsure peribadatan ini adalah persundalan(perzinaan)yang dilakukan didalam kuil-kuil dewa, dan berbagai bentuk prilaku seksual yang sangat bertentangan dengan Hukum Taurat yang telah diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel. Lama kelamaan mereka melupakan kitab Taurat itu.

Akibat dari kedurhakaan itu, maka pada tahun 722 SM Allah SWT menghendaki Raja bangsa Asyur yang bernama Sargon II untuk menghancurkan Israel. Sekitar 27.290 orang penduduk Israel dari golongan atas dan menengah digiring ke dalam pembuangan (I Raja-raja 14:15; 17:18; II Raja-raja 17:5-6). Penduduk bangsa lain banyak yang dipindahkan ke negeri Israel. Sehingga terjadilah asimilasi keturunan maupun kepercayaan.

Begitu pula kasus yang terjadi di kerajaan selatan (Yehuda). Akibat dari kedurhakaan dan pelanggarannya terhadap hukum Taurat Musa, maka pada tahun 586 SM Allah membiarkan Nebukadnezar, raja Babilonia, menghancurkan kerajaan Yehuda. Tempat-tempat ibadah Yahudi dan Tabut yang berisi Taurat Musa dihancurkan. Semua pejabat dan rakyatnya digiring ke pembuangan di babilonia, kecuali yang miskin, sakit dan cacat (II Raja-raja 25:1-21). Dinegeri pembuangan ini terjadilah kawin campur antara orang-orang Yahudi (Yehuda) dengan penduduk setempat, yang mengakibatkan asimilasi generasi dan kepercayaan. Bahkan akhirnya bangsa Yahudi tidak mengerti bahasa ibunya sendiri.

Lima puluh tahun berikutnya, Babilonia menjadi negara yang lemah. Pada tahun 539 SM, ia dilumpuhkan oleh Cyrus atau Koresy dari kerajaan Persia. Cyrus mengizinkan bangsa Yahudi kembali ke Yerusalem. Sekitar tahun 397 SM Ezra (nabi Uzair) memimpin eksodus 1800 orang Yahudi menuju ke Yerusalem. Dimasa Ezra ini, Para rabi (pendeta) Yahudi dan aristokratnya melarang kawin campur antara Yahudi dengan non-Yahudi. Kebijaksanaan ini diambil oleh Ezra untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari asimilasi suku, bahasa dan kebudayaan yang hampir menyapu bersih bangsanya. Pada masa itulah Ezra merevisi dan menyusun kembali kitab Ulangan dan menambah empat kitab sejarah Israel di masa Musa (Kejadian, Keluaran, Imamat, dan Bilangan), yang kemudian disebut dengan Taurat Musa. Karena sebagian besar bangsa Yahudi sudah tidak bias berbahasa Ibrani lagi, maka kitab yang disebut Taurat itu diterjemahkan oleh Ezra ke dalam bahasa Aram.

Yang sempat menimbulkan pertanyaan bagi kalangan sjarawan Alkitab adalah:

1.Apakah Ezra betul-betul menguasai sejarah Israel di masa nabi Musa dan juga menguasai isi Tauratnya.

2.Seandainya Ezra benar-benar mengetahui sejarah Musa, lalu mengapa di dalam kitab yang dianggap sebagai taurat itu menceritakan kematian Musa, tetapi penulisnya tidak mengetahui kuburannya?

Sebagaimana yang termaktub dalam Ulangan 34:6 yang berbunyi:

Lalu matilah Musa, hamba Tuhan itu,di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman Tuhan. Dan dikuburkannyalah dia di suatu tempat di tanah Moab, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.

Penulis ayat ini telah menjelaskan bahwa ketika menulis ayat ini, dia masih belum tahu tempat kuburan Nabi Musa.

3.Ataukah Ezra tidak pernah menulis riwayat kematian Musa, tetapi generasi berikutnya menulisnya dalam Taurat yang dianggap suci oleh orang-orang Keisten sekarang?

4.Ataukah Ezra benar-benar telah menulis kembali Firman Allah yang diturunkan kepada nabi Musa yang disebut Taurat. Tetapi kemudian kitab itu diganti oleh generasi berikutnya dengan catatan sejarah Israel?

5.Mungkinkah Ezra menulis cerita-cerita porno yang terdapat di dalam Taurat, seperti Nuh mabuk dan telanjang bulat (Kejadian 9:20-25),Yehuda berzina dengan mantan menantunya (Kejadian 38:16-18), Lut berzina dengan kedua putrinya (Kejadian 19:30-38), Daud berzina dengan istri Uria (II Samuel 11:2-5), Sulaiman rakus wanita dan mendurhakai Tuhan (I Raja-raja 11:1-4), Perzinaan kakak-beradik Ohola dan Oholiba (Yehezkiel 23:20-21)?

Ataukah yang menulis cerita perzinaan itu adalah orang-orang Israel atau Yahudi yang sudah terbiasa menyembah dewa Baal dengan cara melakukan perzinaan, sebagaimana yang kami sebutkan di muka?

6.Walaupun sebagian kecil dari Taurat itu memuat kalimat-kalimat yang dianggap sebagai firman Tuhan. Dan sebagian besar berisi cerita kehidupan Israel. Bisakah isinya dipertanggung jawabkan kebenarannya, suci dari dongeng-dongeng fiktif. Dan secara keseluruhan, dapatkah ia disebut sebagai kitab suci yang 100% dari Tuhan.

Kita juga perlu mengetahui, naskah yang ditulis oleh Ezra itu juga lenyap dibakar oleh raja Syiria, Anthiokus, pada tahun 170 SM. Titus, seorang kaisar Romawi juga berusaha melenyapkan tulisan-tulisan yang dianggap suci oleh Yahudi di masa pemerintahannya.

Setelah itu ditemukan salinan tulisan-tulisan suci warisan lama dalam bahasa Ibrani dengan huruf bahasa Aram, Sekitar tahun 250 SM sisa naskah kuno itu diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh Ptolomeus Philadhelphi dari Alexandria, yang kemudian disebut Septuaginta.Naskah asli Septuaginta ini hilang pada jaman Origenes Adamanthios.

Jadi kitab Taurat Musa telah kabur dimakan sejarah sejak abad ke-6 SM. Kitab yang ada sekarang ini hanyalah kumpulan terjemah tulisan-tulisan para penulis sejarah.

Oleh karena itu, dari uraian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sekitar tahun 586 SM,tabut yang berisi Taurat tulisan Musa telah dihancurkan oleh tentara Babilonia.

2. Sekitar abad ke-5 SM (750 tahun setelah kematian Musa) Ezra merevisi dan menyusun kembali sejarah bangsa Israel di masa nabi Musa. Kemudian kitab sejarah itu dianggap sebagai Taurat Musa

Dengan demikian,Taurat yang dianggap suci oleh umat Kristen itu bukanlah firman Tuhan.

sumber: http://kewod58.multiply.com

Comments (0)

Post a Comment