KULAKUKAN ATAS NAMA TUHAN

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 8:46:00 PM

0

"Agama harus menjaga kita dari berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu." -RA KARTINI

Beberapa hari yang lalu, ketika aku sedang merasa penasaran dengan sosok Raden Ajeng Kartini, aku berselancar di dunia maya. Membuka-buka artikel tentang tokoh emansipasi wanita Indonesia ini. Kebetulan, tanggal 21 April kemarin diperingati sebagai Hari Kartini demi mengenang jasanya yang besar. Lalu aku menemukan kutipan menarik di atas. Sebuah harapan dan keharusan (baca: syarat) bagi sebuah agama yang dianggap suci.

Ada yang menarik dari sana. Apalagi jika dikaitkan dengan sejarah umat manusia dari zaman Adam hingga Barrack Obama sekarang. Yaitu fenomena di mana agama selalu menjadi tameng bagi karya-karya merusak manusia. Aku percaya, sebuah agama yang membawa kebenaran akan membawa kebaikan bagi umat manusia. Bukan hanya untuk satu umat saja. Bahkan terhadap agama lainnya. Menjaga hubungan baik terhadap setiap manusia dan alam.

Namun, apa yang terjadi (sampai) hari ini? Banyak sekali aksi kejahatan dan kekerasan yang terjadi atas nama agama. Melakukan berbagai aksi berkedok agama yang tak membawa kebaikan sama sekali bagi agamanya. Bahkan banyak pula penyebaran agama yang dilakukan dengan cara kotor demi menjalankan misi keagamaan yang suci.

Mulai dari penyembuhan massal yang tak ubahnya tukang obat main sulap di pasar, kesaksian palsu via mantan agama palsu, bujukan materi, sampai paksaan beragama setelah merusak jiwa korban dilakukan atas nama agama. Terkadang yang melakukannya bahkan seorang kiyai, pendeta, atau pastor. Mereka melakukan itu seolah-olah tak ada cara yang baik dan santun tapi terbuka dalam menyebarkan agama. Mereka melakukannya dengan penekanan. Apakah Tuhan senang jika seseorang mengucapkan syahadat jika hatinya melihat tuhan lain? Apakah Tuhan senang umatnya berbohong agar orang lain memercayai dan memeluk (kebohongan tentang) Tuhan, bukannya memercayai kebenaran Tuhan sementara Tuhan berkata bahwa kejujuran itu baik? Apakah Tuhan senang umatNya melakukan dosa walau itu demi diriNya? Tuhan tentu tak sepengecut itu. Tuhan pemilik kebenaran mutlak. Tak perlu ditambahi atau dikurangi lagi. Tak perlu kabar gembira tentangNya dibubuhi dosa walau kecil. Tuhan tak mau umatNya bersaksi tentangNya secara terpaksa. Karena surga itu hanya untuk orang yang percaya.

Ada pula yang ekstrem untuk melakukan misi keagamaannya. Seperti pengrusakan rumah ibadat, kantor, dan perumahan pengikut Ahmadiyah di Indonesia oleh muslim mainstream yang merasa benar; penyebaran agama di tengah misi trilogi Gold, Glory, Gospel dalam penaklukan dunia Timur yang diiringi tekanan senjata oleh bangsa Barat; atau invasi bersenjata Zionis Israel dan Yahudisasi ke tanah Palestina yang mereka dapatkan dari Inggris sejak 1947.

Selain misi keagamaan, ada pula yang melakukan hal yang secara tak langsung akan merusak citra agamanya namun tetap dilakukan atas nama agama, seperti kerusuhan serta pembantaian di Ambon, Sampit, dan Poso. Pengeboman bunuh diri di berbagai tempat yang dianggap penting dan strategis di beberapa tempat di dunia (juga di Jakarta dan Bali) oleh orang yang mengaku mujahidin adalah isu paling menarik dibahas terutama sejak runtuhnya gedung kembar WTC (Peristiwa 9/11). Namun peristiwa terbesar sepanjang sejarah manusia adalah Perang Salib.

Perang Salib dimulai sejak Paus Alexander II memberi restu kepausan bagi Kristen Iberia untuk memerangi kaum muslim tahun 1063. Kemudian Paus Urbanus II mengobarkan semangat Perang Salib ini ke segenap kaum kristiani pada Konsili Clermont tahun 1095. Perang yang berlangsung berabad-abad ini dicetuskan karena adanya berita bohong tentang kekejaman kaum muslim terhadap peziarah Kristen. Memang sebuah kewajaran jika kita merasa terpanggil untuk membela (tapi tak perlu melakukan kekerasan) saudara seiman yang ditindas. Apalagi ditambah tekanan bahwa jika tak turut serta maka akan dianggap kafir. Namun pada hakikatnya Perang Salib bukanlah perang agama, melainkan perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara Salib dan tentara Muslim saling bertukar ilmu pengetahuan.

Memang pada kenyataannya, semua agama besar di duni tidak bebas dari kehadiran pemeluknya yang terlibat tindak kekerasan, kekejaman, dan pertumpahan darah yang memalukan. Padahal agama oleh penganjurnya dikhotbahkan sebagai pembawa kasih. Islam mempromosikan penghargaan kepada sesama manusia tanpa membedakan ras, warna kulit, gender, bahkan agama. Agama Kristen pun demikian dengan doktrin cinta kasihnya. Begitu pula Buddha, Hindu, Baha'i, dan lainnya. Namun sayang, dalam kenyataannya kita menyaksikan berbagai peristiwa yang bertolak belakan dari apa yang dikhotbahkan di rumah-rumah ibadat.

Ajaran agama yang banyak disosialisasikan di masyarakat adalah ajaran yang dangkal dan cenderung menyulut kebencian dan permusuhan terhadap sesama manusia yang kebetulan tidak seagama. Penganjur agama seringkali hanya membesarkan agamanya sendiri, bahkan secara tak langsung mengajak umatnya berperang terhadap agama lain. Banyak juga yang hanya menunjukkan ayat-ayat kekafiran tanpa memberikan ayat-ayat tentang toleransi dalam kitab suci sehingga orang yang berada di luar agama itu menyangka bahwa memang ajaran itulah yang menjadi cirinya. Dia lupa ajaran kasih antarmanusia yang dikhotbahkan sebelumnya. Atau memang tak ada?

Bagaimanapun juga, agama diterima dan dipahami sebagai sesuatu yang bersifat 'mengancam' (ultimate) yang berkaitan dengan keselamatan manusia, tidak saja dalam kehidupan sekarang ini tetapi terutama kehidupan nanti. Terdapat keinginan luhur dalam setiap penganut agama untuk 'berbagi keselamatan' dengan orang lain, keluarga, teman-teman, dan sesamanya. Masalah muncul ketika para penganut agama menerima agama sebagai 'kebenaran mutlak', lebih-lebih ketika mereka berusaha memaksakan orang lain untuk menerimanya. Lebih parah lagi, mereka "memtlakkan" pemahaman mereka sendiri sebagai kebenaran. Karena itu, tak mengherankan jika para penganut agama merasa 'terpanggil' untuk melakukan apa saja--kadang termasuk melakukan tindak kriminal dan juga anarkisme--demi agama mereka masing-masing.


Tindakan-tindakan yang melanggar hukum inilah yang bermasalah. Tidak ada satu agama pun yang luput dari penganutnya yang melawan hukum dalam agama itu sendiri. Bahkan mereka mengatasnamakan Tuhannya untuk membenarkan tindakannya. Apa Tuhan akan merestui tindakan-tindakan mereka itu?

Review SEJARAH PENULISAN HUKUM ALLAH/FIRMAN ALLAH

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 1:26:00 PM

0

1.Dtulis Pada Alam Semesta

Mazmur 19:2-3 . Langit meceritakan kemuliaan Allah,dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya; Hari meneruskan berita itu kepada hari,dan malam menyampaikan pengetahuan kepada malam"

2.Ditulis Dalam Suara Hati (Concience).

Roma 2:15 Sebab dengan itu mereka menunjukan ,bahwa isi hukum Taurat ada tertulis didalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela

3.Ditulis Pada Loh Batu

Keluaran 24:12 Tuhan berfirman kepada Musa "Naiklah menghadap Aku,ke atas gunung,dan tinggallah disana,maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu,yakni hukum dan perintah, yang telah kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka"

4.Ditulis Dalam Kitab Suci

Roma 15:4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu,telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita,supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari kitab suci.

5.Dinyatakan Dalam Kristus

Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita,dan kita telah melihat kemuliaanNya,yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa,penuh kasih karunia dan kebenaran"

6.Ditulis Dalam Akal Budi dan Hati.

Ibrani 8:10 "Maka inilah perjanjian yang Kuaadakan dengan kaum israel sesudah waktu itu demikian firman Tuhan, Aku akan menaruh hukumKu dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka,maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu"

7. Ditulis Dalam Diri Orang Kristen Sebagai Surat Yang Terbuka

II Kor 3:2-3 "Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang karena telah ternyata,bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami,ditulis bukan dengan tinta,tetapi dengan Roh dari Allah yang hidu.Bukan pada loh-loh batu melainkan pada loh-loh daging,yaitu didalam hati manusia"

Taurat, Zabur (Mazmur), dan Injil

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 1:22:00 PM

3

A. Kitab Taurat

Kitab Taurat adalah kumpulan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Musa as. Kitab ini berlaku hanya bagi Nabi Musa as. dan Bani Israil. Firman Allah SWT. “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa. ” (QS. Al Baqarah: 87). “Dan Kami berikan kepada Musa kitab Taurat dan Kami jadikan kitab Taurat petunjuk bagi Bani Israil.” (QS. Al Isra’: 2).

Kitab Taurat ini hanyalah salah satu bagian dari Kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia/Al Kitab (terdiri dari Thora, Nabiin, dan Khetubiin). Di kemudian hari orang Kristen menamainya Perjanjian Lama (Old Testament). Konon Taurat yang tertuang dalam Perjanjian Lama tersebut berasal dari Nabi Musa as. dan dibagi menjadi lima kitab, yaitu :

1. Kitab Kejadian (Genesis) yang mengisahkan kejadian alam semesta, kejadian Adam dan Hawa serta dikeluarkannya mereka dari surga, dan turunnya Adam , dan sejumlah Nabi sampai Yusuf as.

2. Kitab Keluaran (Exodus) yang mengisahkan tentang keluarnya Bani Israil dari Mesir yang dipimpin Nabi Musa as. akibat penindasan Fir’aun, keberadaan Musa di Padang Tih, Semenanjung Sinai selama 40 tahun, munajat Musa as. terhadap Yahwe (Allah SWT), sampai turunnya Sepuluh Perintah.

3. Kitab Imamat (Leviticus) yang berisi kumpulan hukum/syariat dalam agama Yahudi.

4. Kitab Bilangan (numbers) yang menerangkan jumlah keturunan dua belas Bani Israil pada zaman Nabi Musa as.

5. Kitab Ulangan (Deuteronomy) yang berisi pengulangan kisah kepergian Bani Israil dari Mesir dan pengulangan kumpulan peraturan.

Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani: “Thora” yang berarti syariat atau hukum. Kitab Taurat itu sendiri memang diturunkan dalam bahasa Ibrani. Nama Taurat disebut dalam Al Qur’an sebanyak delapan belas kali. Isi pokok kitab ini adalah Sepuluh firman atau Perintah (Ten Commandements) Allah SWT yang diterima oleh Nabi Musa as. ketika berada di puncak gunung Thursina.

Sepuluh Firman atau Perintah yang mencakup asas-asas akidah (keyakinan) dan asas-asas syariat (kebaktian) itu termuat dalam kitab Keluaran pasal 20: 1-17 dan Kitab Ulangan pasal 5: 1-21. Sepuluh Perintah Allah SWT tersebut sebagai berikut:

1. keharusan mengakui ke-Esa-an Allah dan mencintai-Nya.

2. larangan menyembah patung atau berhala, sebab Alllah SWT tidak dapat diserupakan dengan makhluk-makhluk-Nya baik yang ada di langit, di darat, maupun di air.

3. perintah menyebut nama Allah SWT dengan hormat

4. perintah memuliakan hari Sabat (sabtu)

5. perintah menghormati ayah-ibu

6. larangan membunuh sesama manusia

7. larangan berbuat cabul (mendekati zina)

8. larangan mencuri

9. larangan berdusta (menjadi saksi palsu)

10. larangan berkeinginan memiliki atau menguasai barang orang lain dengan cara yang tidak benar.

Selain Sepuluh Firman atau Perintah Allah SWT tersebut, Nabi Musa as. juga menerima wahyu lain tentang cara melaksanakan sholat, berqurban, upacara, dan lain sebagainya. Dalam menyiarkan ajaran tersebut, Nabi Musa as., dibantu oleh saudaranya, Nabi Harun as.

Hanya saja, yang patut disesalkan, beberapa waktu lamanya setelah Nabi Musa as. wafat, isi kitab Taurat telah diubah oleh pemuka Yahudi. Sebagian firman Allah SWT dalam kitab tersebut mereka gelapkan, sebagaimana telah diberitakan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an. “Dan mereka tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya saat mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Jawablah (ya Muhammad): “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembarann-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan apa yang kamu dan bapak-bapak kamu belum ketahui.” Katakanlah: “Allah (telah menurunkannya)”. Kemudian biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.” (QS. Al An’am: 91) Maksudnya Nabi Muhammad saw disuruh meninggalkan orang-orang yang mempermainkan agama setelah menyampaikan petunjuk yang benar.

Di antara isi Kitab Taurat yang diubah adalah tentang kerasulan Muhammad dan sifat-sifatnya. Firman Allah SWT. “Apakah kamu (umat Muhammad) masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal sebagian mereka telah mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 75) Ayat ini menegaskah bahwa di antara orang Yahudi ada yang mengubah isi Taurat, antara lain yang berhubungan dengan kerasulan Muhammad saw.

Setelah adanya perubahan isi dalam kitab Taurat tersebut, masihkah kita wajib mempercayainya? DSalah satu cara menyikapi kitab Taurat seperti yang diterangkan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.

“… Oleh karena itu keimanan umat Islam dengan Taurat sebagai satu di antara kitab-kitab suci yang diwahyukan sebelum Al-Qur’an, sudah cukup dalam bentuk membenarkan berita Al-Quran dan hadits Nabi, bahwa dulu Nabi Musa menerima firmann-firman Tuhan, yang dinamakan dengan Taurat. Sebagian firman-firman yang disampaikan kepada Musa itu disebutkan dalam Al-Quran dan apa yang disebutkan Al-Quran itu tentu dipercaya sebagai bagian dari kandungan Taurat”.

B. Kitab Zabur (Mazmur)

Kitab Zabur atau Mazmur adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Dawud as. Firman Allah SWT. “Dan Kami berikan (kitab) Zabur kepada Dawud.” (QS. Al Isra’: 55)

Kata zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari zabaraayazburu-zabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmuur (jamaknya mazamir), dan dalam bahasa Ibrani disebut mizmor (nyanyian rohani yang dianggap suci).

Kitab ini berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci (Inggris: Psalm) yang berasal dari Nabi Dawud as. 150 nyanyian yang terkumpul dalam kitab ini berkisah tentang seluruh peristiwa dan pengalaman hidup Nabi Daud as. mulai dari mengenai kejatuhannya, dosanya, pengampunan dosanya oleh Allah, sukacita kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan Tuhan, sampai kemuliaan Mesias yang akan datang. Jadi kitab ini sama sekali tidak mengandung hukum-hukum atau syariat (peraturan agama), karena Nabi Dawud as. diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang dibawa oleh Nabi Musa as.

Secara garis besarnya, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. terdiri dari lima macam:

1. ratapan dan doa individu;

2. ratapan-ratapan jamaah;

3. nyanyian untuk raja;

4. nyanyian liturgy kebaktian untuk memuji Tuhan; dan

5. nyanyian perorangan sebagai rasa syukur.

Nyanyian pujian dalam Kitab Zabur antara lain, Mazmur:146

1. besarkanlah olehmu akan Allah. Hai Jiwaku pujilah Allah.

2. maka aku akah memuji Allah seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.

3. janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.

4. maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.

5. maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan Allah.

6. yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya.

7. yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang yang terpenjara.

8. dan Allah membukakan mata orang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk, dan Allah mengasihi orang yang benar.

9. bahwa Allah akan berkerajaan kelak sampai selamaalamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman berzaman. Besarkanlah Allah olehmu.

Mazmur yang kini dimuat dalam Perjanjian Lama. Menurut Dr. F.L. Bakker, pendeta Kristen dari Belanda dan penulis buku Sejarah Kerajaan Allah (judul aslinya: Geschiedenis der Gods Openbaring) dari 150 nyanyian rohani dalam Perjanjian Lama itu, hanya 73 di antaranya yang berasal dari Nabi Dawud as. (yakni mazmur 3-9, 11-32, 34-41, 51-65, 68-70, 86, 101, 103, 108-110, 122, 124, 131, 138-145). Selebihnya adalah mazmur dari putra-putra Korah (yaitu mazmur: 42, 44-49, 84, 85, 87, 88), mazmur Asaph (50, 73-83), mazmur Ma’a lot (120-134), dan mazmur Haleluyah (104-106, 111-113, 115-117, 135, 146-150).

C. Kitab Injil

Injil adalah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Isa as. (Yesus Kristus), putra dari Maryam. Firman Allah SWT. “Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil, di dalamnya (berisi) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Kitab Taurat, serta menjadi petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah: 46)

Kata Injil semula berasal dari bahasa Yunani euangelion yang berarti kabar gembira. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi Injil. Makna dari kabar gembira yang dimaksud adalah karena Nabi Isa as. menggembirakan para umatnya dengan berita akan kedatangan Muhammad saw sebagai utusan Allah SWT yang terakhir untuk seluruh alam. Nabi Isa as. mengajarkan Injil kepada para pengikutnya hanya selama tiga tahun. Tepatnya sejak usia 30 sampai usia 33 tahun. Lalu ia diangkat/diselamatkan oleb Allah SWT dari pengejaran kaum Yahudi yang ingin menyalibnya.

Dalam berdakwah Isa almasih dibantu oleh dua belas orang muridnya yang dalam Islam dikenal dengan sebutan Hawariyyun (murid-murid Nabi Isa yang sangat setia). Mereka ialah:

1. Andreas
2. Simon Petrus
3. Barnabas
4. Matius
5. Yahya bin Zabdi
6. Ya’kub bin Zabdi
7. Thadeus
8. Yahuda
9. Bartholomeus
10. Pilipus
11. Ya’kub bin Alpius
12. Yahuda Iskariot

Isi yang terkandung dalam Injil ini berbeda dengan kitab-kitab terdahulu. Kitab Taurat mengajarkan tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah SWT), dan Kitab Zabur mengajarkan puji-pujian (zikir dan doa) kepada Allah SWT, sedangkan Injil mengajarkan tentang pembersihan jiwa-raga dari kekotoran (nafsu duniawi). Dengan kata lain, Injil mengajak manusia untuk hidup zuhud, yakni pola hidup yang tidak mengutamakan hal-hal yang bersifat duniawi.

Sebagai umat Islam kita wajib mempercayai bahwa Injil merupakan kitab dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Akan tetapi umat Kristen berpendapat lain. Menurut mereka, Injil adalah kisah atau laporan yang disusun oleh para pengikut Isa Almasih tentang kehidupan Almasih, termasuk tentang pengajarannya kepada Bani Israil atau Bangsa Yahudi agar mereka beragama secara benar.

Penting untuk kita ketahui, bahwa Injil yang beredar sekarang ini berbeda dengan aslinya. Kalau begitu dari manakah Injil yang ada saat ini? Tidak lain karya orang-orang Yahudi yang ditulis beberapa waktu lamanya setelah Nabi Isa as. wafat. Pada mulanya beredar puluhan Injil, namun dalam Synodes (muktamar gereja-gereja) di Nicaea, - suatu tempat di Asia Kecil, dekat Konstantinopel - pada tahun 325 M yang diadakan oleh Kaisar Constantinus, diputuskan hanya empat injil yang sah.

1. Injil Matius karya Santo Matius yang disebut juga Lewi anak Alpius, seorang Yahudi yang mula-mula bekerja sebagai pegawai pemungut pajak.

2. Injil Markus karya Markus bin Maryam. Sesungguhnya Markus adalah nama gelar, sedangkan namanya sendiri adalah Yohana atau Yahya. Semula ia seorang beragama Yahudi, kemudian masuk Kristen di tangan Petrus. Riwayat lain mengatakan bahwa penulis Injil Markus adalah guru markus, ialah Petrus.

Markus adalah kemenakan dari Barnabas, yang juga penulis Injil. Berdua mereka mengembara (untuk berdakwah) mengabarkan Injil ke Roma, Afrika Utara dan akhirnya menetap di Mesir. Ia meninggal dunia karena dibunuh oleh para penyembah berhala pada tahun 62 M.

Markus, menurut Ibnu Batrik yang juga penulis Masehi, tidak mengakui ketuhanan Yesus. Pahamnya ini diikuti oleh pemeluk Nasrani di daerah dakwahnya seperti Afrika Utara, Mesir, dan Habsy. ltulah sebabnya Najasi, Raja Habsyi pada masa Nabi Muhammad saw. juga percaya sepenuhnya bahwa Isa anak Maryam bukanlah Tuhan, melainkan Nabi dan Rasul sebagaimana Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul Tuhan yang lain.

3. Injil Lukas dikarang oleh Lukas, seorang tabib kelahiran Antiokia, Yunani. Sumber lain mengatakan, bahwa ia seorang tukang gambar. Ia murid Paulus, dan keduanya tidak pernah bertemu dengan Yesus. Dengan demikian baik Lukas maupun Paulus bukanlah murid Yesus.

4. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia Britanica, Injil Yahya ditulis pada tahun 100 M oleh seorang ketua Gereja bernama Yahya atau John the Presbyter yang tinggal di Episus. Jelaslah bahwa Injil Yahya bukan karya Yahya bin Zabid Murid Yesus, sebab ia terbunuh pada tahun 70 M.

Prof. Stadlein menegaskan bahwa Injil Yahya dikarang oleh seorang mahasiswa dari perguruan Iskandariyah pada abad kedua masehi. Pendapat inilah yang cukup beralasan. Mengapa? Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus, di mana ajaran tersebut mula-mula datang dari mazab Iskandariyah yang kemudian disahkan oleh Kongres Nicea pada tahun 325 M semasa Kaisar Constantinus.

Yang jelas Injil Yahya sengaja ditulis untuk menegaskan tentang ketuhanan Yesus. Tentang sejarah penulisan Injil Yahya ini lebih lengkap dan jelas diterangkan dalam buku Kuliah Aqidah Lengkap karya Drs. Humaidi Tatapangarsa (terbitan Bina Ilmu, Surabaya).

Bahwa Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus memang dapat dimaklumi, sebab ia ditulis oleh pengarangnya memang untuk tujuan itu atas desakan dari orang-orang disekitarnya.

Seorang penulis Masehi dari Libanon, Jerjis Zuwen mengatakan: “Sesungguhnya Syirbantus dan Abisu beserta pengikut mereka di waktu mengajarkan agama Masehi berpendapat bahwa Al-Masih tidak lain adalah seorang manusia dan dia tidak ada sebelum ibunya Maryam. Oleh karena itu pada tahun 96 M berkumpullah semua pendeta Asia dan lain-lain di tempat Yahya. Mereka mengharapkan agar Yahya menulis tentang Al-Masih dan menyerukan sebuah Injil yang belum ditulis oleh ahli-ahli Injil yang lain. Lalu ditulisnya dengan cara tersendiri tentang ketuhanan Allsih.”

Penulis Masehi lainnya, Yusuf Al-Dubai Al-Khauri menerangkan pula. “Sesungguhnya yahya mengarang Injilnya pada penghabisan hidupnya atas permohonan pendeta-pendeta Asia. Penyebabnya adalah karena di sana terdapat beberapa golongan yang mengingkari ketuhanan Masih. Mereka meminta kepadanya agar ditegaskan ketuhanan Al-Masih itu dan disebutkan apa-apa yang ditinggalkan oleh Matius, Markus dan Lukas dalam Injil-injil mereka.”

Jadilah Injil Yahya adalah satu-satunya Injil - di antara keempat Injil - yang diakui sah oleh kalangan gereja, yang secara tegas mengajarkan ketuhanan Yesus.

Injil-injil selain yang keempat itu dinyatakan sebagai injil Apocrypha (injil-injil yang tidak sah, yang dilarang terbit dan harus dimusnahkan). Injil-injil yang dinyatakan tidak sah tersebut, antara lain:

1. Injil Andreas
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil Ibrani
7. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir
12. Injil Philip
13. Injil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot

Sebagai umat Islam, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi keempat Injil (karya Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) yang ada sekarang ini? Umat Islam cukuplah mempercayai bahwa Allah SWT pernah menurunkan Kitab Injil kepada nabi Isa as. Akan tetapi Injil yang murni atau benar-benar berisi kumpulan firman Allah SWT kini sudah tidak ada lagi. Maka kita sebagai umat Islam dilarang mempercayai isi keempat Injil tersebut.

Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.

Berdasarkan keterangan Al Qur’an dan dengan menganalogikan Injil dengan Al Qur’an, maka umat Islam
memandang bahwa Injil yang seharusnya menjadi pegangan umat Kristen haruslah satu versi seperti Al Qur’an, ia harusiah merupakan himpunan murni firman-firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Isa AI-Masih dan kemudian ia sampaikan kepada para pengikutnya. Injil itu seharusnya berbahasa Aramea, karena Nabi Isa Almasih dan kaumnya berbahasa Aramea .

Di antara semua Injil yang tersebut di atas - baik yang sah maupun tidak - sesungguhnya Injil Barnabas yang menarik perhatian, terutama bagi umat Islam. Isi Injil Barnabas banyak persamaannya dengan yang diberitakan Al-Quran. Sebab dalam kitab tersebut, antara lain, diterangkan juga:

1. Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya Yudas Iskariot yang telah diserupakan oleh Tuhan - rupa dan suaranya - dengan rupa dan suara Yesus. Sedang Yesus sendiri loncat bersama malaikat dan terus diangkat ke hadirat Allah SWT (Pasal 215, 216, dan 217).

2. Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang Rasul (utusan) Allah.

3. Bahwa putra Nabi Ibrahim as. yang akan disembelih karena perintah Allah SWT adalah Ismail, bukan Ishaq seperti yang tersebut dalam Perjanjian lama yang ada sekarang ini.

4. Mesias (yang dimaksudkan di sini “pembebas dunia” atau “juru selamat”) atau Almasih yang dinanti-nantikan itu bukan Yesus akan tetapi Muhammad, Nabi dan Rasul Allah yang terakhir.

Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil Barnabas oleh pihak Gereja digolongkan sebagai Injil yang tidak sah, sehingga ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Tetapi pada tahun 1709, Cremer Toland, seorang penasihat Raja Prusia menemukan naskah tertua Injil Barnabas dalam bahasa Italia yang semula tersimpan rapi di perpustakaan seorang terkemuka di Amsterdam. Dari naskah berbahasa Itali itulah dibuat terjemahannya ke bahasa lain seperti bahasa Inggris, Spanyol dan Arab.

Penerjemahan Injil Barnabas dari bahasa Itali ke Bahasa Arab dilakukan oleh Dr. Kholil Sa’adah pada tahun 1908 dan dimuat dalam majalah Al Manar terbitan Mesir. Datl Injil Barnabas berbahasa Arab itulah, Husein Abubakar dan Abubakar Basymeleh menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.


Sejarah Penulisan Taurat

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 1:12:00 PM

0

Bagi penganut agama Yahudi dan Kristen,sudah mengakui bahwa kitab taurat yang mereka sucikan sekarang bukanlah salinan Taurat yang ditulis oleh Musa, melainkan kitab yang dikarang oleh generasi Israel yang hidup ratusan tahun setelah kematian Musa. Memang Musa sendiri telah menulis Taurat pada loh batu, kemudian dimasukan ke dalam tabut (Keluaran 24:12; 25:21; 32:15; 34:1-4).

Perjalananan kitab taurat ini sangat berkaitan erat dengan sejarah Israel pasca Sulaiman.Setelah Nabi Sulaiman (raja Salomo) wafat pada tahun 992 SM, Kerajaaannya pecah menjadi dua. Kerajaan utara dinamakan Israel terdiri dari 10 suku Israel, dibawah pimpinan Raja Yerobeam (I Raja-raja 13:33 – 14:20). Ibu kota kerajaaan ini selalu berpindah-pindah dari Sikhem, Pnuel, Tirza dan akhirnya kota Samaria (I Raja-raja 12:25a; 12:25b; 14:17; 16:24,29). Sedangkan kerajaan selatan dinamakan Yehuda, terdiri dari 2 suku, rajanya bernama Rehabeam (I Raja-raja 14:21-31), dengan ibukota Yerusalem.

Yerusalem adalah tempat menyimpan tabut perjanjian yang berisi kitab Taurat. Oleh karena itu warga kerajaan utara (Israel) merasa berkewajiban untuk melakukan ibadah di kota itu. Tetapi karena Yerusalem adalah ibukota kerajaan Yehuda, maka Yerobeam tidak setuju rakyatnya menjadikan Yerusalem sebagai pusat peribadatan mereka. Berdasarkan pertimbangan itu, ia memilih kota Betel serta Dan sebagai pusat peribadatan yang baru, dan mendirikan patung-patung anak lembu yang terbuat dari Emas (I Raja-raja 12:26-33) yang kemudian dianggap sebagai Dewa Kesuburan. Tindakan Yerobeam inilah yang membuat rakyat Israel kembali menyembah berhala (I Raja-raja 13:34; 15:30,34; II Raja-raja 10:29; 13:6; 14:24; 17:22).

Penyembahan terhadap berhala ini meletupkan pertikaian antara rakyat Israel sendiri, serta melibatkan rakyat Yehuda. Perselisihan ini mencapai puncaknya di masa pemerintahan raja Ahab. Nabi Elia menentang keras penyembahan musyrik itu, sedangkan Izebel, istri Ahab, secara terus terang memajukan dan mengembangkan penyembahan berhala yang bernama Baal. Diantara unsure peribadatan ini adalah persundalan(perzinaan)yang dilakukan didalam kuil-kuil dewa, dan berbagai bentuk prilaku seksual yang sangat bertentangan dengan Hukum Taurat yang telah diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel. Lama kelamaan mereka melupakan kitab Taurat itu.

Akibat dari kedurhakaan itu, maka pada tahun 722 SM Allah SWT menghendaki Raja bangsa Asyur yang bernama Sargon II untuk menghancurkan Israel. Sekitar 27.290 orang penduduk Israel dari golongan atas dan menengah digiring ke dalam pembuangan (I Raja-raja 14:15; 17:18; II Raja-raja 17:5-6). Penduduk bangsa lain banyak yang dipindahkan ke negeri Israel. Sehingga terjadilah asimilasi keturunan maupun kepercayaan.

Begitu pula kasus yang terjadi di kerajaan selatan (Yehuda). Akibat dari kedurhakaan dan pelanggarannya terhadap hukum Taurat Musa, maka pada tahun 586 SM Allah membiarkan Nebukadnezar, raja Babilonia, menghancurkan kerajaan Yehuda. Tempat-tempat ibadah Yahudi dan Tabut yang berisi Taurat Musa dihancurkan. Semua pejabat dan rakyatnya digiring ke pembuangan di babilonia, kecuali yang miskin, sakit dan cacat (II Raja-raja 25:1-21). Dinegeri pembuangan ini terjadilah kawin campur antara orang-orang Yahudi (Yehuda) dengan penduduk setempat, yang mengakibatkan asimilasi generasi dan kepercayaan. Bahkan akhirnya bangsa Yahudi tidak mengerti bahasa ibunya sendiri.

Lima puluh tahun berikutnya, Babilonia menjadi negara yang lemah. Pada tahun 539 SM, ia dilumpuhkan oleh Cyrus atau Koresy dari kerajaan Persia. Cyrus mengizinkan bangsa Yahudi kembali ke Yerusalem. Sekitar tahun 397 SM Ezra (nabi Uzair) memimpin eksodus 1800 orang Yahudi menuju ke Yerusalem. Dimasa Ezra ini, Para rabi (pendeta) Yahudi dan aristokratnya melarang kawin campur antara Yahudi dengan non-Yahudi. Kebijaksanaan ini diambil oleh Ezra untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari asimilasi suku, bahasa dan kebudayaan yang hampir menyapu bersih bangsanya. Pada masa itulah Ezra merevisi dan menyusun kembali kitab Ulangan dan menambah empat kitab sejarah Israel di masa Musa (Kejadian, Keluaran, Imamat, dan Bilangan), yang kemudian disebut dengan Taurat Musa. Karena sebagian besar bangsa Yahudi sudah tidak bias berbahasa Ibrani lagi, maka kitab yang disebut Taurat itu diterjemahkan oleh Ezra ke dalam bahasa Aram.

Yang sempat menimbulkan pertanyaan bagi kalangan sjarawan Alkitab adalah:

1.Apakah Ezra betul-betul menguasai sejarah Israel di masa nabi Musa dan juga menguasai isi Tauratnya.

2.Seandainya Ezra benar-benar mengetahui sejarah Musa, lalu mengapa di dalam kitab yang dianggap sebagai taurat itu menceritakan kematian Musa, tetapi penulisnya tidak mengetahui kuburannya?

Sebagaimana yang termaktub dalam Ulangan 34:6 yang berbunyi:

Lalu matilah Musa, hamba Tuhan itu,di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman Tuhan. Dan dikuburkannyalah dia di suatu tempat di tanah Moab, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.

Penulis ayat ini telah menjelaskan bahwa ketika menulis ayat ini, dia masih belum tahu tempat kuburan Nabi Musa.

3.Ataukah Ezra tidak pernah menulis riwayat kematian Musa, tetapi generasi berikutnya menulisnya dalam Taurat yang dianggap suci oleh orang-orang Keisten sekarang?

4.Ataukah Ezra benar-benar telah menulis kembali Firman Allah yang diturunkan kepada nabi Musa yang disebut Taurat. Tetapi kemudian kitab itu diganti oleh generasi berikutnya dengan catatan sejarah Israel?

5.Mungkinkah Ezra menulis cerita-cerita porno yang terdapat di dalam Taurat, seperti Nuh mabuk dan telanjang bulat (Kejadian 9:20-25),Yehuda berzina dengan mantan menantunya (Kejadian 38:16-18), Lut berzina dengan kedua putrinya (Kejadian 19:30-38), Daud berzina dengan istri Uria (II Samuel 11:2-5), Sulaiman rakus wanita dan mendurhakai Tuhan (I Raja-raja 11:1-4), Perzinaan kakak-beradik Ohola dan Oholiba (Yehezkiel 23:20-21)?

Ataukah yang menulis cerita perzinaan itu adalah orang-orang Israel atau Yahudi yang sudah terbiasa menyembah dewa Baal dengan cara melakukan perzinaan, sebagaimana yang kami sebutkan di muka?

6.Walaupun sebagian kecil dari Taurat itu memuat kalimat-kalimat yang dianggap sebagai firman Tuhan. Dan sebagian besar berisi cerita kehidupan Israel. Bisakah isinya dipertanggung jawabkan kebenarannya, suci dari dongeng-dongeng fiktif. Dan secara keseluruhan, dapatkah ia disebut sebagai kitab suci yang 100% dari Tuhan.

Kita juga perlu mengetahui, naskah yang ditulis oleh Ezra itu juga lenyap dibakar oleh raja Syiria, Anthiokus, pada tahun 170 SM. Titus, seorang kaisar Romawi juga berusaha melenyapkan tulisan-tulisan yang dianggap suci oleh Yahudi di masa pemerintahannya.

Setelah itu ditemukan salinan tulisan-tulisan suci warisan lama dalam bahasa Ibrani dengan huruf bahasa Aram, Sekitar tahun 250 SM sisa naskah kuno itu diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh Ptolomeus Philadhelphi dari Alexandria, yang kemudian disebut Septuaginta.Naskah asli Septuaginta ini hilang pada jaman Origenes Adamanthios.

Jadi kitab Taurat Musa telah kabur dimakan sejarah sejak abad ke-6 SM. Kitab yang ada sekarang ini hanyalah kumpulan terjemah tulisan-tulisan para penulis sejarah.

Oleh karena itu, dari uraian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sekitar tahun 586 SM,tabut yang berisi Taurat tulisan Musa telah dihancurkan oleh tentara Babilonia.

2. Sekitar abad ke-5 SM (750 tahun setelah kematian Musa) Ezra merevisi dan menyusun kembali sejarah bangsa Israel di masa nabi Musa. Kemudian kitab sejarah itu dianggap sebagai Taurat Musa

Dengan demikian,Taurat yang dianggap suci oleh umat Kristen itu bukanlah firman Tuhan.

sumber: http://kewod58.multiply.com

Sejarah Terjemahan Alkitab

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 1:10:00 PM

0

First Translation ( Sejarah Terjemahan Alkitab Yang Pertama )

NB : Sebelumnya baca Keaslian Alkitab

.

Terjemahan Alkitab yang pertama merupakan versi oral dari Old Testaments ( Alkitab bagian Perjanjian Lama ) dalam bahasa Aramaic. Terjemahan bahasa Aramaic disebut Targum, yang datang dari bahasa Ibrani yang berarti terjemahan.

Targum biasa dibuat untuk komunitas Yahudi kuno yang saat itu lebih banyak berbahasa Aramaic daripada Ibrani. Orang Yahudi yang hanya berbicara Aramaic tidak dapat mengerti Old Testaments ketika dibacakan dengan bahasa Ibrani. Seorang penerjemah akan berdiri di samping pembaca di sinagoge dan menterjemahkannya untuk mereka.

Sekitar tahun 100 SM ( Sebelum Masehi ) , orang Yahudi menetapkan terjemahan Old Testaments ( Alkitab bagian Perjanjian Lama ) standar, yang merupakan Targum tertulis..

Orang Yahudi yang tinggal di Yunani juga membutuhkan terjemahan dari Old Testaments ( Alkitab bagian Perjanjian Lama )

.

Para kaum terpelajar pertama-tama menerjemahkan Hukum Taurat sekitar tahun 250 SM ( Sebelum Masehi ) . Menurut tradisi, 70 (atau 72) kaum terpelajar Yahudi yang bekerja di Alexandria, Mesir menerjemahkan seluruh Perjanjian Lama ( Old Testaments ) ke dalam bahasa Yunani sekitar pertengahan tahun 200 SM. Terjemahan ini dikenal dengan Septuaginta, yang diambil dari bahasa Latin berarti tujuh puluh.

Sebagian besar dari orang Kristen mula-mula berbicara bahasa Yunani, dan karena itu gereja mula-mula menggunakan septuaginta yang merupakan terjemahan Alkitab bagian Perjanjian Lama ( Old Testaments ).

Namun kebutuhan untuk terjemahan Alkitab lainnya meningkat saat pemeluk agama Nasrani menyebar ke Syria dan ke negara berbahasa Latin. Alkitab ( Perjanjian Lama dan Baru ) diterjemahkan dalam bahasa Syria dan Latin sekitar tahun 100 M ( Sesudah Masehi ).

.

.

Sekitar tahun 383 M, St Jerome memulai terjemahan revisi Alkitab Latin atas permintaan Pope St Damasus I.

Untuk sumber Perjanjian Lama, Jerome menggunakan teks Ibrani dan teks Yunani dan terjemahan Latin untuk diterjemahkan .

Untuk sumber Perjanjian Baru, dia menggunakan teks Yunani dan terjemahan Latin untuk diterjemahkan. Dia menyelesaikannya sekitar tahun 405 M.

Terjemahannya menjadi dasar dari sebuah versi yang dikenal sebagai Vulgate, kata dari bahasa latin yang berarti populer.

.

Sejarah Terjemahan Alkitab ke bahasa Inggris

Sejarah Terjemahan Alkitab yang terjadi di Inggris merupakan gerakan dari kepemilikan dan penggunaan oleh tubuh Kristus kepada yang bukan menjadi bagian dari mereka.

Sejarah Terjemahan Alkitab juga merupakan saksi pembentukan bahasa Inggris dari campuran bahasa Perancis, Angloe-Norman dan Anglo Saxon.

Walaupun agama Kristen mencapai Inggris pada abad ke-3, Alkitab masih dalam bahasa latin dan hampir hanya berada dalam kalangan kristiani sendiri selama ratusan tahun.

Antara abad 7 dan abad 14, Alkitab sudah mulai diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Minat untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris berkembang pesat pada abad ke-14, dan tahun 1382 Alkitab bahasa Inggris pertama tampil dalam sebuah manuskrip. Alkitab ini merupakan hasil kerja Tokoh Gerakan Reformasi Inggris john Wycliffe, dimana tujuannya adalah memberikan Alkitab kepada setiap orang ( agar setiap orang dapat membaca dan mengerti sendiri ).

.

.

A. Terjemahan Alkitab Pada Era Reformasi

Pada tahun 1525 Tokoh Reformasi Inggris William Tyndale menerjemahkan Perjanjian baru dari terjemahan Yunani, dan salinannya dicetak di Jerman dan diedarkan di Inggris disebut Tyndale’s Bible. Terjemahan Tyndale untuk Perjanjian Lama dari tulisan Ibrani hanya sebagian yang telah diselesaikan. Gaya terjemahannya juga berlanjut pada tahun 1611 (King James Version) dan juga dalam Revised Standard Version tahun 1946-1952.

Pada tahun 1535 Tokoh Reformasi Inggris Miles Converdale menerbitkan sebuah Alkitab dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan dari versi Latin dan versi Jerman untuk menambahkan versi Tyndale. Alkitab ini bukanlah Alkitab berbahasa Inggris pertama terlengkap yang pernah dicetak, namun tidak seperti pendahulunya alkitab ini merupakan hasil terjemahan yang diminta oleh Canterbury Convocation.

Tak lama sesudah itu seorang tokoh reformasi Inggris bernama John Rogers membuat sebuah edisi terjemahan revisi dari Tyndale’s Bible, muncul pada tahun1537 yang disebut Matthew’s Bible.

Tahun 1538 seorang berkebangsaan Inggris Richard Taverner mengusulkan adanya revisi terjemahan yang lain.

.

Pada saat yang sama, Thomas Cromwell memerintahkan Converdale untuk membuat alkitab versi baru dimana tampil dalam enam edisi antara tahun1539 dan 1568. Alkitab ini disebut “The Great Bible”.

Revisi terjemahan akhirnya pada tahun1568 dikerjakan oleh para bishop dari Gereja Anglikan yang dikenal sebagai “The Bishop Bible

.

The Bishop Bible tidak hanya dirancang untuk menggantikan the Great Bible tapi juga merupakan suatu terjemahan untuk orang-orang non Kristen. Alkitab ini diproduksi di Jenewa yang disebut dengan “The Geneva Bible”. The Bishop Bible adalah Alkitab resmi yang kedua.

.

.

B. Terjemahan Alkitab The Douay dan Versi Katolik Roma lainnya

The Douay atau Douay Rheims Bible, diselesaikan pada 1582-1609, digunakan secara umum oleh Gereja Katolik Roma dalam negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar sampai sekitar tahun 1900, ketika saat itu terjemahan Bible ( Alkitab) tersebut dipertimbangkan direvisi oleh Bishop Inggris Richard Challoner.

The Douay Bible diterjemahkan dari bahasa Latin., terutama oleh dua orang pengasingan Inggris di Perancis, William Allen dan Gregory Martin. Selama abad 19 dan 20, The Douay dan Challoner Bible ditempatkan dengan Alkitab terjemahan lain oleh gereja Katolik Roma.

Di Amerika Serikat, satu yang paling banyak digunakan adalah New American Bible (1970), Alkitab bahasa Inggris terlengkap pertama yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani dan Yunani oleh Gereja Katolik Roma di Amerika Serikat.

.

.

C. Terjemahan Alkitab The King James Version dan Revisinya

Tahun 1604 Raja James I menugaskan sebuah revisi terjemahan yang baru untuk English Bible; yang diselesaikan tahun 1611. Mengikuti Tyndale’s Bible, versi resmi ini diakui dengan keindahan dan kesederhanaan dalam gaya bahasanya.

.

Beberapa tahun berikutnya, terjemahan versi resmi ini mengalami beberapa revisi, yang terkenal di antaranya adalah the English Revised Version (1881-1885), The American Standard Version (1901), dan revisi dari American Standard Version ditangani oleh International Council of Religious Education, mewakili 40 denomasi Prostestan di AS dan Kanada.

Versi terjemahan ini dikenal dengan Revised Standard Version hadir tahun 1946-1952. Diterima dengan luas di kalangan Gereja Orthodox, Protestan, dan Gereja Katolik Roma.

Selanjutnya the New Revised Standard Version (NRSV, 1989).

The New King James Bible, dengan tata bahasa yang kontemporer dipublikasikan tahun 1982.

.

.

D. Terjemahan Alkitab Modern lainnya

Pada paruh pertama abad ke-20, terdapat banyak terjemahan Alkitab, kebanyakan dilakukan per individu seperti: Weymouth (1903); Goodspeed dan Smith (1923-1927); Moffat (1924-1926); Phillips (1947)); dan lainnya.

Kegiatan menerjemahkan ini bukanlah merupakan revisi dari versi Tyndale-King James-RSV.

Yang penting diketahui diantaranya : The Jerusalem Bible, sebuah terjemahan Inggris dari hasil kerja France Dominicans;

Today’s English Version (1966-1976); The New English Bible (1946); The New International Bible (1973-1979); dan The Living Bible.

Sebuah terjemahan baru, disponsori oleh Jewish Publication Society of America, dipublikasikan dalam tiga bagian tahun 1962, 1974 dan 1983, disebut dengan The New Jewish Version.

Bertambahnya terjemahan-terjemahan baru merupakan saksi dari perubahan bahasa, penemuan-penemuan baru, dan terutama keinginan untuk membaca dan mengerti isi Alkitab ( Bible ).

.

.

Sejarah Terjemahan ALKITAB di Indonesia

Alkitab ( Bible ) jaman dahulu sudah mulai ada yang di terjemahkan kedalam bahasa penduduk Asia Tenggara khususnya bahasa melayu, karena merupakan bahasa pesisir , yang umum dipakai para pedagang.

Saat itu tentu saja belum ada bahasa Indonesia, bahkan bahasa melayu tersebut masih kuno dan berbeda dialek antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Sejarah perubahan bahasa tersebut justru dapat kita lihat dari sejarah terjemahan Alkitab.

Sesuai perkembangannya, kemudian bahasa melayu dapat dibagi menjadi bahasa melayu rendah, bahasa melayu tinggi , dll.

.

Kalau kita baca contoh-contoh bahasa jaman baheula tersebut, tentulah kita merasa bahasa tersebut lucu-lucu alias janggal kedengaran di kuping bangsa Indonesia masa kini.

Jangankan jaman baheula, masa kinipun bangsa Indonesia akan sering merasa lucu alias janggal bila mendengar orang Malaysia berbicara.

Kita tahu bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, namun telah beberapa kali mengalami penyempurnaan.

Bukan hanya bahasa, hurufpun ( tulisan ) sudah beberapa kali mengalami penyempurnaan, misal oe menjadi u, dj menjadi j, tj menjadi c , dll.

.

Untuk lebih Jelasnya sejarah terjemahan Alkitab di Indonesia , silahkan klik link berikut :

Ruyl (1629)

Van Hasel & Heurnius (1651)

PB Brouwerius (1668)

Alkitab Valentyn (1677)

Alkitab Leydekker (1733)

Thomsen (1821)

PB Melayu, Dialek Surabaya (1835)

PB Keasberry (1852)

PB Klinkert, Melayu Rendah 1863)

PB Roskott, Melayu Ambon (1877)

Alkitab Klinkert, Melayu Tinggi (1879)

Alkitab Shellabear (1912)

PB Melayu Baba (1913)

PB Bode (1938)

Alkitab Terjemahan Lama (1958)

Alkitab Ende (1968)

Alkitab Terjemahan Baru (1974)

Alkitab Kabar Baik (BIS0 1985)

Today´s Malay Version (1987)

Firman Allah Yang Hidup (1989 )


"Maryam-Ukhta Harun" sebuah klarifikasi mengagumkan dari AlQuran

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 1:07:00 PM

0

Saya tertarik membicarakan kembali pembicaraan tentang Maryam, Ibunda nabiyullah 'Isa a.s. Ada ayat yang dipermasalahkan oleh kristen tentang maryam dan hal tersebut terus dikumandangkan meskipun sudah ada penjelasan dari Muslim. Berikut ayatnya ...


فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا
يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا

Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina"

Umumnya kristen menuduh ayat ini merupakan bukti dari ketidakakuratan alquran. Mereka menuduh Nabi SAW keliru menerima info tentang maryam dan tercampur aduk dengan Miryam yang dalam Bibel yang merupakan Saudara perempuan harun. Benarkah ini?

Umumnya muslim memberi pembelaan bahwa sebutan 'Ukhta Haarun' (Saudara Perempuan Harun) bukan dimaksudkan untuk menyatakan saudara dalam arti hubungan darah. Sebagaimana sebutan Anak adam, anak daud. Apakah yang dimaksud anak kandung adam dan daud? Tentu saja tidak.

Sebagaimana sekelompok Kristen Najran pada masa Nabi SAW mengemukakan keberatan serupa dan dijawab oleh Nabi SAW. Dalam Sahih Muslim, hadits diceritakan oleh Mughirah bin Syu`bah berkata:

Ketika aku datang ke Najran, mereka (orang Kristen Najran) bertanya padaku: Kamu membaca "Yaa ukhta haarun" (Hai,saudara perempuan Harun -Maryam-) di Qur'an, sedangkan Musa dilahirkan jauh sebelum Yesus. Ketika aku kembali kepada Rasulullah, aku bertanya tentang hal itu, kemudian Nabi menjawab: Mereka (masyarakat zaman lampau) dulu biasa memberi nama menurut nama-nama Nabi dan orang-orang saleh yang telah wafat sebelum mereka. -terjemahan bebas-

Keterangan dari Nabi SAW inilah yang banyak digunakan muslim untuk mengklarifikasi frase 'Ukhta Harun' tersebut. Namun sayangnya temen-temen muslim jarang (sejauh pengetahuan saya) yang bisa memberikan bukti bahwa selain penyebutan 'anak' fulan, ada pula penyebutan 'saudara' fulan dalam tradisi yahudi atau bahkan lebih luas tradisi semitik.

Adakah Bukti bahwa penyebutan 'Saudara' itu benar-benar ada dalam tradisi Semitik?

Tuduhan ketidakakuratan ini salah total karena mengabaikan idiom bahasa Arab dan konteks ayat. Dalam bahasa Arab kata 'akhun' atau 'ukhtun' mempunyai dua arti:

1. Saudara (laki-laki) dan saudara (perempuan) kandung.

2. Persaudaraan dalam marga/keluarga ataupun kepercayaan.

Ayat di atas (Maryam:28) menggunakan kata 'ukhtun' dalam pengertian kedua. Hal tersebut bukanlah hal diluar kebiasaan qur'an untuk menggunakan ungkapan idiomatik yang sama untuk ayat-ayat sebelumnya. Dalam surat Huud ayat 78 Nabi Lut a.s. merujuk kaum wanitanya sebagai 'putri-putriku)

Luth berkata: "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?"

Dalam surat Al-a'raaf ayat 65, 73, 85 Nabi Hud, Saleh dan Syu'aib dikenal sebagai "saudara" masyarakat mereka masing-masing.

65. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"

73. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."

85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman."


Kaum Luth disebutkan dalam alquran Surat Qaaf ayat 13 dengan redaksi 'akhun' - 'Ikhwaanu Luth'

وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَانُ لُوطٍ

dan kaum Aad, kaum Fir'aun dan kaum Luth

Dalam bibel, Lukas 1:5 Elisabeth disebut putri Harun. Apakah itu berarti secara harfiah merupakan putri kandung harun?

and his wife was of the daughters of Aaron, and her name was Elisabeth.

Yesus pun disebut anak Daud dalam Matius 21:9

...Hosanna to the Son of David...


Mungkin ada sebagian yang akan berdalih "Itu kan 'anak' atau 'putri'...mana 'saudara'?" Kalau yang berkata demikian adalah orang kristen maka dia sebenarnya tidak paham terhadap kitabnya sendiri.

الاَخُ-(al) akh - dan الاُخْتُ -(al) ukht - dalam perbendaharaan bahasa arab sama dengan אח - ach - dan אחות - 'achowth - dalam perbendaharaan bahasa ibrani untuk saudara laki-laki dan perempuan. Dan terbukti penggunaannya (dalam bibel) tidak hanya berarti saudara dalam pengertian saudara kandung.

Lihat Strong kosakata tersebut dalam Bibel ...

Kutip
No. Strong: 0251
Kata : אח ‘ach
Pengucapan : awkh
Asal Kata : a primitive word
Sumber : TWOT-62a
Jenis : n m

Dalam AV : brethren 332, brother 269, another 23, brotherly 1, kindred 1, like 1, another 1, other 1
Jumlah : 629

Definisi Inggris:
1) brother
1a) brother of same parents
1b) half-brother (same father)
1c) relative, kinship, same tribe
1d) each to the other (reciprocal relationship)
1e) (fig.) of resemblance


Kutip
No. Strong: 0269
Kata : אחות ‘achowth
Pengucapan: aw-khoth’
Asal Kata : irregular f of 0251
Sumber : TWOT-62c
Jenis : n f

Dalam AV : sister(s) 106, another 6, together with + 0802 1, other 1
Jumlah : 114

Definisi Inggris:
1) sister
1a) sister (same parents)
1b) half-sister (same father)
1c) relative
1c1) (metaph) of Israel’s and Judah’s relationship
1d) beloved
1d1) bride
1e) (fig.) of intimate connection
1f) another

Dalam keterangan strong tersebut, bahkan 'saudara' dengan maksud bukan saudara kandung disebut lebih banyak daripada pengertian harfiah tersebut. Itu menunjukkan bukti bahwa penisbatan nama dengan nama orang shalih ataupun nama nabi pada tradisi semitik benar-benar ada dan itu hal yang wajar.


Apa yang hendak disampaikan dari frase 'Ukhta Harun' ?

Bila kita mengamati kembali dalam Quran Surah Maryam di atas, kita akan menemui bahwa yang memanggil dengan panggilan 'Ukhta harun' itu adalah Bani Israel sendiri. Apakah ada hal yang penting dari penyampaian kembali kisah dialog antara Maryam dan Bani Israel?tentu saja.

Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina"

Ini ada kaitannya dengan penisbatan nama 'Isa a.s kepada ibunya, yang biasa kita temui dalam quran dengan 'Isa Ibn Maryam. Ini sekaligus menjadi klarifikasi bahwa 'Isa anak maryam itu bukan keturunan pezina, bukan anak haram seperti yang dituduhkan yahudi. Maryam merupakan sepupu dari Elisabeth yang dalam kutipan ayat bibel di atas disebut sebagai keturunan Harun. Dan harun dalam literatur yahudi adalah seorang imam. Keturunan suku Lewi. Dan benarlah Quran bahwa 'Isa Ibn Maryam adalah keturunan orang suci bukan keturunan pezinah dari raja-raja yehuda, seperti dalam bibel (yang mengacu pada catatan yahudi, yang notabene menistakan 'Isa a.s.)

Silsilah 'Isa a.s (a.k.a. Yesus) dalam bibel masih menyimpan kontroversi hingga saat ini. Bahkan silsilah dari jalur Ibu, Maryam, melalui bapaknya Heli/Eli tidak dapat dipertahankan sebagai suatu kebenaran. Bahkan apologi maryam anak Eli disebut suatu kedustaan yang nyata.

Shadaqallahuladziim ... Maha benar Allah dengan segala firmanNya.

sumber: http://myquran.org

Al-Kitab atau Al-Quran:

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 1:05:00 PM

0

Kedua-dua Kitab Suci Injil dan Quran memperkatakan tentang umat-umat, tempat-tempat dan peristiwa-peristiwa yang tertentu, jadi sudah tentulah pengsahihan serta sokongan dari segi kebenaran sejarahnya bagi segala rujukan-rujukan diatas amatlah mustahak dan penting bagi mempastikan kewibawaan sejarahnya. Jikalau kesahihan fakta-fakta mereka tidak dapat dibuktikan secara memuaskan, misalnya Siapa yang telah melakukan sesuatu, pada satu masa yang tertentu di sesuatu tempat itu, apakah Kitab itu boleh dijadikan satu Panduan dan bahan rujukan bagi akidah dan kehidupan kita, yang merupakan satu perkara yang jauh lebih penting?

Konsep pengesahan dan sokongan sejarah ini lebih disenangi oleh cara fikiran al'a Barat daripada cara fikiran para Muslim. Oleh kerana para Muslim lebih cenderung kepada mengkagumi keindahan bahasa Kitab mereka serta kemuliaan ajarannya; dan seringkali mencurigai dan mengesyak analisa-analisa yang dibuat keatasnya oleh ahli-ahli sejarawan.

Perkara-perkara Pokok yang Harus Dipertimbangkan Terlebih Dahulu

Sebelumnya kita bermula mempersoalkan tentang Kitab yang mana lebih berwibawa dalam konteks nilai sejarah, kita seharusnya meneliti ciri-ciri khusus Kitab-kitab tersebut masing-masing, kerana Injil(al-Kitab) dan al-Quran tidak sama dari segi ciri-ciri gaya, bentuk dan kandungan masing-masing.

Al-Kitab umat Nasrani adalah lebih kurang empat kali lebih panjang berbanding dengan Al-Quran, justru itu tidak hairanlah al-Kitab mengandungi jauh lebih banyak pembutiran bersejarah daripada al-Quran. Lebih-lebih lagi perspektif (sudut pandangan) al-Kitab mengandungi lebih banyak unsur-unsur sejarah daripada yang terdapat di dalam al-Quran. Rekod-rekod peristiwa-peristiwa yang dicatit di dalam al-Kitab disertai dengan keterangan yang menjelaskan bagaimana peristiwa-peristiwa tersebut berhubung-kait dengan penglibatan Tuhan di dalam hal-ehwal Manusia,oleh kerana itu pembaca-pembacanya dapat mengambil iktibar daripada peristiwa-peristiwa itu dan juga pengajaran daripada kesilapan-kesilapan watak-wataknya. Sebaliknya al-Quran mengandungi lebih banyak bahan-bahan berunsur perundangan dan keputusan hukum-hukum fikahnya berbanding dengan al-Kitab. Perbezaan dari segi isi-kandungan yang ketara ini ialah satu sebab mengapa al-Kitab senang dikaji dengan jauh lebih teliti kerana ia mempunyai lebih banyak butiran sejarah yang boleh diuji dan dikaji-banding dengan sumber-sumber sejarah yang lain.

Pertalian di antara kedua-dua Kitab Suci ini dari segi jangka masa juga membawa pengaruh yang penting keatas diskusi ini.Al-Kitab Bible datang lebih awal daripada kemunculan Al-Quran, justru itu Al-Kitab tidak mempunyai apa-apa tali pergantungan kepada Al-Quran. Al-Quran pula muncul dalam situasi dimana Nabi Muhammad telah banyak mendapat peluang mempelajari isi kandungan dan sejarah Al-Kitab dari umat Yahudi dan Nasrani Kristian yang telah ditemuinya. Lebih-lebih lagi, Quran menyatakan ianya telah diturun sebagai satu pengesahan 'wahyu-wahyu sebelumnya' justru itu ia menyetujui dengan rekod-rekod sejarah Al-Kitab. Jadi,dari sudut ahli sejarawan, tidak ada peningkatan kepada kewibawaan (autoriti) Al-Quran kalau ia miliki rekod-rekod sejarah rapi yang sudah pun disebut didalam rekod-rekod Al-Kitab. Nilai sejarahnya hanya boleh dihargai pabila ia mengandungi catitan-catitan sejarah yang rapi yang tidak terkandung di dalam Al-Kitab, di sinilah al-Quran dapat dikaji dan dianalisa dengan sendirinya, secara objektif dan tepat.

Apakah Sejarah?

Kita senangi satu tafsiran Sejarah dimana segala-gala rekodnya adalah tepat dan kita hanya kena pergi mengutip semua rekod-rekod yang berkenaan itu. Itulah tafsirannya yang terunggul dan sempurna, dimana pendapat dan hemat kita setujui sepenuhnya dengan peristiwa-peristiwa yang telah berlaku. Tetapi sebenarnya ini jauh sekali daripada hakikat yang sebenar, kerana usaha untuk memperolehi rekod-rekod yang tepat seringkali menghadapi halangan-halangan yang tertentu.

Maklumat yang kurang tepat hanya dapat memenghasilkan pemahaman yang tidak sempurna. Sumber-sumber maklumat kita mungkin dicacati oleh salah-tafsiran, terpesong atau telah dicemari oleh prasangka-prasangka yang tidak tepat. Prasangka-prasangka inilah yang kerapkali (walaupun secara tidak langsung) mempengaruhi tafsiran-tafsiran kita yang dikenakan keatas sumber-sumber maklumat itu. Prasangka kita lazimnya menentukan kesimpulan-kesimpulan kita adalah satu hakikat yang utama dalam hal-hal keagamaan. Adalah sesuatu yang tidak disenangi bagi kita bila terjumpa dengan perkara yang bertentangan dengan dasar-dasar akidah kita. Walaupun begitu, kita seharusnya menerima dengan hati dan fikiran yang terbuka, hakikat bahawa salah satu daripada Kitab-kitab Suci yang kita miliki itu mempunyai landasan sejarah yang tidak begitu kukuh.

Kaedah-kaedah Pengesahan secara Sejarah

Ada tiga jenis sumber sejarah yang dapat dikategorikan. Yang pertama adalah pengesahan daripada masahif lain, atau sokongan masahif. Kaedah ini menolong kita mengesahkan apakah Kitab-kitab yang ada pada hari ini benar-benar mencerminkan isi-kandungan nas-nas (atau teks-teks) mereka yang asal.

Kategori kedua ialah sumber-sumber bertulis yang lain.Dalam bentuk ukiran, goresan, tulisan seperti prasasti dan sebagainya; yang dapat memberi penjelasan lanjut ke dalam abad atau zaman-zaman yang berkenaan.

Ketiga ialah maklumat dan data-data daripada kajibumi/kaji purbakala (arkeologi). Termasuk di dalam kategori ini ialah hasil daripada penggalian arkeologi yang menyokong kewujudan('keberadaan') sesuatu Kota lama/kuno pada zaman yang disebut-sebut di dalam teks yang tertentu. Atau tarikh lebih kurang bilamana kota itu telah dimusnahkan dsbnya.

Seterusnya dalam kertas ini saya akan memberikan contoh-contoh secara spesifik bagi setiap kategori diatas. Sememangnya ada banyak contoh-contoh yang boleh disediakan tetapi dihadkan oleh keperluan ruang.(1)

Sokongan daripada Masahif/Salinan Manuskrip-manuskrip

Memberi perhatian kepada nas al-Quran pula, saya kurang yakin kepada tuntutan para ulama' Muslim bahawa penghafalan al-Quran membukitkan kesahihannya. Tuntutan ini tidak membuktikan apa-apa kecuali bahawa kebanyakan orang Muslim hari ini membaca satu nas yang sama. Tetapi ini tidak mengambil kira situasi dan keadaan yang telah wujud pada abad ketujuh tahun Masehi, ataupun memberi apa-apa maklumat langsung bagi zaman itu.

Hadith-hadith sahih memaklumkan bahawa Abu Bakarlah yang mula-mulanya berusaha mengumpul semua teks/nas al-Quran kepada sebuah mushaf selepas kewafatan Nabi Muhammad. Ini dikatakan telah diberi kepada kalifah Umar dan lepas itu Siti Hafsah.Pada zaman kalifah Uthman pula, kita diberitahu bahawa para Muslim di Syam dan Iraq telah berganding untuk menakluki negeri Armenia dan Azerbaijan. Ketua angkatan perang yang bertugas telah berasa takut akan pertelagahan dan perselisihan di antara Muslim-muslim di Syam yang tidak menyetujui pembacaan al-Quran para Muslim di Iraq. Jadi dia menyeru kepada khalifah Uthman untuk menolongnya. Khalifah Uthman pula telah mengambil masahif yang dimiliki Hafsah dan keluar perintah supaya beberapa catitan-catitan dibuat daripada mushaf ini. Selepas itu kita diberitahu bahawa:

Uthman menghantar kepada setiap wilayah Muslim di zaman itu satu salinan Quran masing-masing. Dia perintahkan lagi supaya semua masahif dan bahan-bahan al-Quran yang lain dan yang masih wujud, walau dalam bentuk mushaf yang lengkap atau pun sebaliknya, untuk di bakar. (2)

Maklumat diatas mengesahkan kewujudan mashaf-mashaf yang berbedza-bedza dan berlainan pada masa itu. Kita mungkin tidak dapat menghitung secara tepat jumlah segala masahif yang telah dimusnahkan oleh Uthman, oleh kerana dalil-dalil yang berkenaan sudah pun dihapuskannya! Dalih yang dikemukakan para Muslim ialah - perbedaan-perbedaan yang wujud ialah perbedzaan dari segi kata-kata vokal sahaja tetapi bukan dari segi ejaan kosonan. TETAPI, mashaf-mashaf Quran yang paling awal sekali membuktikan kata-kata vokal sungguh JARANG sekali dipakai atau dituliskan kedalam mashaf tersebut. Pada hakikatnya tanda-tanda pemisah diantara konsonan-konsonan yang berbeza pun sungguh jarang diselitkan kedalam teks-teks Quran yang terawal!(3) Jadi, ketiadaan kata-kata vokal itu sudah tentu merupakan satu sifat begitu KETARA dan jelas dalam mashaf lama al-Quran.

Soalan yang seterusnya ialah : Dimanakah salinan-salinan yang telah diselaraskan oleh khalifah Uthman itu? Para Muslim lazimnya merujuk kepada dua buah mashaf 'lama', satu di Topkapi, Istanbul dan satu lagi di Tashkent Uzbekistan. Walau bagaimanapun kebanyakan para ilmuwan dan ahli sejarawan sudah mentarikhkan dokumen-dokumen ini tidak lebih awal daripada 900 tahun Masehi(4). Sebaliknya, ahli-ahli sejarawan (bukan Islam) lazimnya menganggap nashkah Quran yang paling awal ialah nashkah berhuruf al-Ma'il disimpan di Perpustakaan British, bertarikh 790 T.M.

Dewasa ini, ada pengkajian keatas mashaf-mashaf yang baru ditemui di Sana'a, negeri Yaman. Kajian ini menunjukkan bahawa ada banyak lagi pindaan-pindaan yang telah dibuat keatas nas al-Quran yang wujud bagi tujuan penyelarasan lagi, selepas zaman khalifah Uthman! Manuskrip-manuskrip ini bertarikh dari abad ke-8 T.M. dan amat berbedza dengan teks Quran yang dipakai hari ini! Terdapat bahagian-bahagian besar yang hilang dan digantikan dengan bahan yang amat lewat dari zaman berkenaan! Nas-nas yang dalam teks hari ini bermula dengan 'Qul..'('Kata' Allah kepada Nabi Muhammad) sebenarnya dinampakkan sebagai bermula dengan ungkapan-ungkapan : 'dia telah berkata...' atau 'mereka berkata...'. Ini menunjukkan kemungkinan besar 'kata-kata Allah' itu pada hakikatnya adalah penggantian daripada kata-kata manusia sezaman itu sebenarnya! Lebih daripada 1,000 variasi (penyelewengan drpd.teks asal) telah dijumpai dalam 83 Surah-surah yang pertama.(5)

Menumpukan perhatian kita kepada Al-Kitab/Injil pula, adakah apa-apa perbezaan di dalamnya? Mashaf-nashaf Kitab Suci Injil yang terawal bertarikh dari abad ke-4 tahun Masehi, yaitu Kodeks Sinaiticus di Perpustakaan British dan Kodeks Vaticanus di perpustakaan Vatican, Roma. Kodeks Papyri Chester Beatty pula bertarikh dari 200 T.M. dan mengandungi sebahagian besar Kitab Suci Injil. Masahif lengkap Perjanjian Lama (Taurat, Zabur dan Nabi-nabi) yang paling awal ialah mashaf Babylonicus Petropolitanus (1000 T.M.). Walau begitu ada juga wujud mashaf-mashaf Al-Kitab yang lebih awal, seperti Masahif Laut Mati (Dead Sea Scrolls).(6).

Terdapat satu cabang ilmu pengkajian dan kaedah penyelidikan dikalangan para ilmuan Nasrani Kristian yang digelar ilmu Sains Kritik Masahif. Pengkajian ini berupaya memastikan kesahihan sesuatu mashaf Kiatb Suci yang tertentu. Jadi apakah pula kata-putus tentang Kitab Suci Injil dan Al-Kitab ? Adakah ia boleh diyakini dan dipercayai pembaca-pembacanya? Apakah mana-mana ajaran Kristian didapati tercela akibat daripada ilmu Sains Kritik Masahif ini ? Jauh sekali! Tetapi sebab-sebab untuk variasi atau kurangnya jumlah masahif yang terawal seharusnya diselidiki dengan rapi.

Bagi Kitab Suci Injil sebab-sebabnya adalah munasabah. Papyrus yaitu sejenis kertas tulisan yang wujud pada abad pertama Tahun Masehi, didapati bereput dengan mudah. Sebagai contoh, ada tiga tokoh-tokoh dan para ilmuan mashyur dari zaman yang sama yaitu Tacitus, Kaisar dan Pliny yang telah menghasilkan rekod-rekod bertulis. Tulisan mereka mempunyai jurang masa antara 750-1,200 tahun di antara tarikh pencatatan dan mashafnya yang terawal(7). Hakikatnya ialah : terdapat sejumlah yang amat besar masahif awal catatan-catatan Kitab Suci Injil berbanding dengan mana-mana karya bertulis atau Kitab lama yang lain! Akibatnya situasi ini melahirkan komen daripada para ahli sejarawan seperti berikut :

Jika ada kecurigaan yang serius terhadap Kitab Suci Injil hari ini, keyakinan dan penerimaan segala karya-karya bertulis zaman kuno dahulu terpaksa diketepikan dan dicurigakan juga! Kerana hakikatnya ialah tidak ada mana-mana masahif lama dari zaman dahulu yang memiliki sokongan sejarah dan pengesahan bibliografik yang boleh berbanding dengan masahif Kitab Suci Injil.(8)

Tidak dapat satu pun pengajaran Nasrani Kristian (doktrin-doktrinnya) yang bergantung kepada mana-mana variasi yang dicurigakan secara sejarah atau pun Sains Kritik Masahif, juga ilmu Sains ini telah dapat memastikan pembacaan yang betul dan tepat pada semua kes-kes yang berkenaan.

Lagipun perlu diingati bahawa iman Nasrani pada mulanya telah mengalami ujian yang runcing dan berat dengan penganiyaan dan penindasan yang besar keatasnya. Pada 300 tahun pertamanya, umat Kristian Nasrani tidak mendapat perlindungan daripada mana-mana pihak, kecuali Allah Ta'ala dan juga terbuka kepada rampasan dan pemusnahan keatas koleksi Kitab-kitab suci mereka.

Sebaliknya dengan masahif al-Quran situasinya amat berbeda. Diantara abad-abad yang memisahkan Al-Masih 'Isa dengan Nabi Muhammad telah muncul penggunaan kertas kulit secara besar-besaran, bahan ini jauh lebih bertahan lasak daripada kertas papyrus. Koleksi-koleksi masahif teragung Kitab Suci Injil dalam abad ke-empat TM semuanya wujud dalam bentuk ini terdapat dalam keadaan yang tidak tercemar dan terpelihara sehingga hari ini. Adalah sungguh memalukan bagi umat Islam jika para ilmuan Islam tidak dapat mengemukakan mashaf-mashaf al-Quran dari zaman khalifah Uthman.

Kedua, teks al-Quran yang berbeda-beda sudahpun wujud dari mashaf-mashaf yang terawal. Masahif dari Sana'a Yaman yang disebut di atas mungkin adalah manuskrip yang terawal sekali, dan sumber Hadith sahih juga menunjukkan kalifah Uthman bin Affan bertemu dengan banyak sekali koleksi-koleksi Quran yang terpaksa dihapuskan! Hari ini kita mungkin tidak dapat melihat mashaf-mashaf yang telah dihapuskan olehnya. Keadaan ini langsung tidak sama bagi koleksi teks Kitab Suci Injil. Bagi al-Quran pula, perbedaan-perbedaan itu semua telah diselaraskan dalam satu langkah!

Ketiga, Islam telah merampas kuasa politik sehabis sahaja peristiwa Hijrah di tanah hijaz. Ini memastikan kelebihan bagi pengikut-pengikut Islam, yakni pemeliharaan berbagai-bagai masahif Quran yang telah wujud di zaman itu, keadaan ini amat berbeza di zaman pengikut Isa Al-Masih di mana mereka dianiaya dan ditindas oleh musuh-musuh yang seringkali merampas mashaf-mashaf Kitab Suci Injil yang dimiliki mereka.

Pengesahan Daripada Sumber-sumber Manuskrip Yang Lain

Pada hakikatnya, sumber maklumat yang terbesar tentang keadaan di tanah Arab pada zaman Muhammad berpunca daripada koleksi Hadith-hadith para Muslim. Walau pun begitu, hadith-hadith yang dianggap Sahih sahaja semuanya datang seawal-awalnya 200 tahun selepas Muhammad, sementara Sira Ibn Hisham hanya bertarikh dari abad ke-9 T.M. Walau pun para cendekia Islam selalu merujuk kepada 'rangkaian isnad hadis yang ada', tidak ada apa-apa kepastian langsung bagi para pengkaji-pengkaji menentukan jaminan sahihnya sesuatu rangkaian pelapur-pelapur 'hadis sahih' itu. Lebih-lebih lagi, tidak ada jaminan daripada mana-mana sumber-sumber hadith; biar daif ataupun sahih, bahawa bahan-bahan itu telah digubah pada satu masa yang lewat dari segi jangka masa. Juga, kekurangan koleksi masahif yang berkenaan (oleh sebab sudah dimusnahkan oleh kalifah Uthman) juga banyak melemahkan kesahihan bahan-bahan Hadith yang ada pada hari ini. Pada hakikatnya, hari ini ramai para ilmuan Islam juga telah membantah penggunaan al-Hadith sebagai satu sumber yang diyakini, seperti Dr.Kassim Ahmad (Malaysia) dan Dr.Rashad Khalifa (USA) dan telah menyokong pendirian mereka dengan karya-karya mereka (9).

Kita boleh merujuk kepada sumber-sumber lain yang wujud.Didapati bahawa teks-teks yang boleh diharapkan telah diselidik oleh Dr.Yehuda Nevo daripada Hebrew University (10). Prasasti-prasasti dan ukiran-ukiran batu dalam bahasa Arab yang terdapat di padang pasir Negev bertarikh daripada abad ke-7 dan ke-8 T.M. Ada bukti yang terkesan daripada bahan-bahan ini kewujudan suatu agama yang mengamali syahadat tauhid, tetapi bukan secara Islam. Tidak terdapat apa-apa bahan yang menyebut tentang Nabi Muhammad sehingga 691 T.M.pula. Sebenarnya, tidak dapat apa-apa pengesahan langsung menegenai kerasulan Muhammad sebagai satu Nabi di mana-mana sebelum tahun 691 T.M. Hanya pada tahun itu sahaja gelaran ini mulanya dijumpai pada duit-duit syiling dan juga pada tembuk Masjid al-Aqsa di Baitul Muqqadis(11). Hakikat ini banyak lagi melemahkan landasan lazim Islam. Apabila kita meninggalkan rujukan daripada al-Hadis dan tumpukan kaji-selidik kita kepada dalil-dalil berkaitan dengan pertumbuhan al-Quran serta gerak-geri dan kehidupan Nabi Muhammad yang telah muncul dewasa ini, hakikat bukti-bukti yang timbul kebanykannya tidak memihak kepada rekod-rekod para Muslim tradisional seperti Hadis dan sebagainya, malah terdapat juga bukti-bukti baru yang menunjukkan percanggahan dan pertentangan dengan rekod-rekod tersebut!

Dalam kes Al-Kitab dan Injil pula, wujudnya banyak dalil dewasa ini dan semasa yang menyokong kesahihannya. Tulisan-tulisan Bapa-bapa Gereja ('church Fathers') mengandungi nas Kitab Suci Injil yang PENUH (kecuali 11 baris). Bukti-bukti yang ada menunjukkan teks ini sudah pun wujud sebelum bersidangnya Majlis Nicea pada 325 T.M.(12) Terdapa juga rekod-rekod daripada tokoh-tokoh dan ahli sejarawan (bukan Nasrani) seperti Tacitus, Lucian dan Josephus dari abad pertama dan kedua T.M. yang merujuk kepada,diantara lain, peristiwa Penyaliban Al-Masih 'Isa.(13)

Terdapat sangat banyak bahan masahif hari ini yang membuktikan kesahihan peristiwa-peristiwa yang tercatit di dalam Al-Kitab dan Injil. Dalam Muzium British sendiri dipaparkan banyak sekali pamiran-pamiran kuno yang berkaitan secara langsung dengan umat-umat dan peristiwa yang disebut oleh Al-Kitab dan Injil. Misalnya, terdapat prasasti hitam (obelis) bersurat Shalmaneser III yang menggambarkan Jehu, seorang Raja Bani Israel. Ada juga ukiran-ukiran dari tembok instana raja Sennacherib di Nineveh yang menceritakan tentang penaklukan beliau keatas keturunan umat Yahuda (Judah) pada tahun 701 Sebelum Masehi (S.M.)(14). Bahan-bahan ini mengandungi tanda-tanda bakar daripada api pembakaran yang telah memusnahkan Kota Niniveh sepertimana telah dinubuat oleh Nabi Nahum.(15). Mungkin dalil yang memuaskan sekali ialah dua prasasti berkaitan raja Nabonidus, Raja terakhir empayar pra-Babylon. Daniel menyatakan bahawa raja Belshazzar memerintah diatas takhta wilayahanya apablia tentera Mede dan Parsi telah menyerangnya.(16). Tetapi rekod-rekod lain menyebut bahawa Nabonidus adalah Raja terakhir. Lebih lagi Herodotus, seorang lagi tokoh dan karyawan yang bertulis pada abad ke-5 S.M.tidak menyebut tentang raja Belshazzar. Ramai pengkritik Al-Kitab telah buat tuntutan kononnya Buku Daniel dalam Al-Kitab adalah satu pemalsuan dan buta kepada hakikat sejarah. Walau bagaimanapun, prasasti yang pertama adalah satu doa raja Nabonidus bagi puteranya, Belshazzar. Prasasti yang kedua memberi keterangan bahawa Nabonidus telah menghabiskan pemerintahan beliau di kota Tema, tanah Arab. Inilah keterangannya yang memberi penjelasan bagaimana raja Belshazzar memerintah di empayarnya, dan hanya dapat menganugerah nabi Daniel kepada kedudukan pangkat yang ketiga tertinggi dalam kerajaannya-hakikat sejarah ini adalah satu pengesahan dramatik dan sokongan kukuh bagi kesahihan dan kebenaran Al-Kitab.

Maklumat Kaji Purbakala yang Lain

Malangnya, kini tidak ada apa-apa pengkajian atau penggalian purbakala yang diadakan di Makkah mahupun di kota Madinah. Di luar tanah Arab pula terdapat kewujudan Masjid-masjid yang terawal yang herannya tidak berkiblat menghala kearah Kota Makkah seperti yang akan lazim dijangkakan.(17,18). Sebab-sebab yang telah ajukan ialah: umat Islam di abad ke-7 T.M. tidak tahu, atau kurang pasti menentukan arah Kiblat mereka itu adalah dalih yang begitu lemah sekali! Masakan perkara ini akan menjadi satu masalah kepada umat Islam Arab yang mempunyai ramai ahli-ahli ilmu Falak (astronomi) dan tidak kurang juga ahli-ahli matematik di kalangan mereka untuk membetulkan kesilapan arah Kiblat bagi mereka! Hakikat ini menimbulkan tanda-tanya yang besar dan serius keatas tarikh sebenar bila al-Quran dikitabkan.

Sebaliknya, dalil-dalil bagi Kitab Suci Injil jauh lebih kukuh! Kerja-kerja penggalian di Kota Baitul Muqqadis dewasa ini telah menemukan batu-batan kaki lima yang dijalani Al-Masih 'Isa sendiri sambil baginda berjalan memasuki Bait Suci di Kota Baitul Muqqadis! Juga, pada suatu masa dahulu ahli-ahli sejarawan telah menganggap kota Ur, yaitu kampung halaman nenek moyang Nabi Ibrahim sebagai satu cerita dongeng dan mitos! Akan tetapi kota Ur ini telah dikaji-gali dengan jayanya pada tahun 1920-an dan banyak barang peninggalan dan bahan-bahan hasil penggalian tersebut dipamirkan secara terbuka di Muzium British di kota London dari ini.

Maklumat dan data-data yang dapat dikesan sehingga zaman pemerintahan kerajaan bersatu Israel sudah pun dikenali selama ini, tetapi menjadi lebih rumit dan sulit pabila pengkaji-pengkaji cuba memperolehi data-data tentang zaman yang lebih awal daripada itu. Walau bagaimanapun dewasa ini penyelidikan dan kajian yang dilakukan oleh seorang bangsa British, En.David Rohl yaitu juga seorang pakar kaji purbakala sejarah Mesir, telah banyak menerangi bidang yang agak 'gelap' ini dengan pelita penyelidikan dan kajian-kajiannya. Setelah beliau selaraskan kebanyakan salasilah dalam sejarah kuno Mesir-yang tentukan kebanyakan tarikh-tarikh utama dalam sejarah kawasan Timur-tengah -pakar Dr.Rohl ini telah memperolehi banyak bukti tentang masa usiran Yahudi (Hebrew exile) di negeri Mesir dan juga rekod-rekod mengenai penawanan tanah Kanaan. Pengkajian dan buku-buku David Rohl ini mempunyai masa depan yang amat cerah dalam bidang pengkajian ini.(19).

Kesimpulan

Seperti yang telah terhurai di atas, tafsiran kita mengenai hal-hal keagamaan kita senang sekali dipengaruhi oleh prasangka dan salah-tanggapan. Walaupun begitu. kebenarannya sememangnya wujud di luar sana. Marilah kita menggulung kajian kita dengan meninjau ketiga-tiga kategori dalil-dalil di atas sekali lagi.

Tentang mekwujudan Masahif yang lama, Al-Kitab merupakan kekurangan mashaf-mashaf asalnya tetapi memiliki banyak teks variasi sebagai satu 'sumber alternatif/kedua'. Tetapi dengan menyelidikinya secara lebih teliti, terdapat banyak sebab-sebab yang wajar yang mengesahkan keadaan tersebut dan didapati Kitab Suci Injil mempunyai keyakinan yang terbaik sekali di antara kitab-kitab kuno yang lain. Ia 'lulus ujian-ujian runcing' yang diadakan oleh Sains Kritik Masahif keatasnya.

Al-Quran, sebaliknya, pada mulanya merupakan tidak tercela, dengan ahli-ahli penghafalnya dan juga Hadis-hadis yang cuba berkesan kata-kata Nabi sehingga ke puncanya. Akan tetapi, apabila fenomena ini diselidiki dengan lebih dekat dan runcing lagi adalah didapati bahawa penghafalan itu sebenarnya tidak relevan dan tidak dapat memastikan kesahihan mana-mana nas al-Quran kerana terdapat kewujudan bukti-bukti kukuh adanya teks-teks, koleksi-koleksi dan masahif yang berbedza-bedza dan juga bertentangan secara ketara di zaman Islam yang terawal. Lagipun proses selarasan al-Quran telah diadakan oleh tangan manusia. Sememangnya mashaf-mashaf yang telah muncul di Yaman membuktikan kewujudan nas-nas Quran yang masih berbeda-beda pada masa yang lebih lewat lagi! Juga, perubahan dalam kaedah penulisan (selitan kata2 vokal) dan dalam bahan tulisan (papyrus, keping-keping kayu, tulang bahu binatang, kertas kulit, dll.) serta pencubaan kalifah selaraskan teks Quran melemahkan dan memudaratkan lagi posisi dan keberkeyakinan teks Quran yang ada hari ini.

Dari segi kaedah dokumentasi semasa pula, teks Kitab Suci Injil khususnya memiliki sokongan dalil-dalil yang kukuh daripada rekod dan mashaf-mashaf peninggalan Bapa-bapa Gereja, dan perkara-perkara sejarahnya diperjelaskan dan disahkan oleh sumber-sumber sejarah bebas yang lain. Disini pula, Al-Quran rupa-rupnya mempunyai sokongan daripada kelompok penghafal-penghafalnya, AKAN TETAPI ini sesungguhnya adalah dalil 'lapuk' yakni sudah terbukti ketinggalan zaman dan dengan mudah boleh curigai keyakinannya. Sumber-sumber dalil di luar Islam pula adalah jauh lebih dekat kepada peristiwa peristiwa utama yang telah berlaku dari segi jangka masa. Tetapi sumber-sumber ini menggambarkan keadaan yang amat berlainan daripada apa yang diceritakan oleh sumber tradisional Islam, lebih-lebih lagi ada juga yang bertentangan dengannya!

Akihrnya, dari segi arkeologi dan sains kaji purbakala, Al-Kitab mempunyai jauh lebih banyak dan berjenis-jenis bukti dan dalil-dalil yang memberi sokongan mereka kepada kesahihannya. Sebaliknya, tidak dapat banyak dalil-dalil seperti ini yang menyokong kesahihan dan keberkeyakinan al-Quran. Lebih pelik lagi adalah pengkajian purbakala ini menimbulkan banyak kecurigaan dan tanda-tanya keatas ketepatan cerita-cerita dalam al-Quran, contohnya soalan arah kiblat-kiblat masjid terawal yang berlainan.

Jadi, kesimpulannya adalah mudah sekali. Al-Kitab dan Injil mempunyai lebih banyak sokongan dan pengesahan daripada sumber-sumber sejarah berbanding dengan Al-Quran. Kitab Suci Injil sudah jelasnya adalah satu rekod yang lebih berwibawa dan berkeyakinan tentang kerja Tuhan Allah yang melibatkan DiriNya dalam sejarah Manusia, jauh lebih daripada mana-mana rekod atau pun Kitab suci yang lain.

sumber: www.answering-islam.org