KETUHANAN DALAM DIRIKU

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 12:38:00 AM

Dalam tulisan ini, aku hanya ingin mengatakan sebuah rahasia yang aku simpan selama ini. Kupikir tak ada lagi yang harus kusembunyikan. Bahwa aku adalah seorang agnostik; penganut agnostisisme. Pencari TUHAN yang tak mungkin pernah bisa dibuktikan secara ilmiah. Pencari sumber cahaya yang transenden yang kekuatannya jauh lebih besar dari matahari.

Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa Agnostisisme adalah suatu pandangan filosofis bahwa suatu nilai kebenaran dari suatu klaim tertentu—umumnya yang berkaitan dengan teologi, metafisika, keberadaan Tuhan, dewa, dsb–adalah tidak dapat diketahui dengan akal pikiran manusia yang terbatas. Seorang agnostik mengatakan bahwa adalah tidak mungkin untuk dapat mengetahui secara definitif pengetahuan tentang “Yang-Absolut”; atau, dapat dikatakan juga, bahwa walaupun perasaan secara subyektif dimungkinkan, namun secara obyektif pada dasarnya mereka tidak memiliki informasi yang dapat diverifikasi. Dalam kedua hal ini maka agnostikisme mengandung unsur skeptisisme.

Intinya adalah bahwa aku bukanlah seorang muslim, kristiani, hinduis, atau penganut agama lainnya. Aku tak memiliki agama apapun yang kupegang sebagai pedoman hidup, atau jalan tertentu menuju TUHAN. Aku percaya bahwa TUHAN itu ada, namun aku tak memegang satu tradisi dalam beribadat.

Bagiku, menjadi seorang agnostik adalah sesuatu yang tak pernah kuduga. Mengapa? Karena seingatku aku dididik orang tuaku menjadi seorang muslim sejati. Sejak kanak-kanak, setiap hari aku pulang-pergi mengaji. Bahkan aku telah menamatkan Quran di bulan Ramadhan--terjadi beberapa kali selama beberapa tahun. Fikih, tarikh, dan lainnya aku pelajari. Tak lupa aku ikut pesantren kilat selama jeda libur puasa.

Lantas mengapa aku memilih menjadi agnostisis? Jawabannya sederhana: KERAGUAN. Mungkin sejak kecil aku terus dicocoki pelajaran agama oleh guru-guru agamaku. Tapi pada waktu lain aku banyak mempelajari sains, filsafat, dan budaya--tiga bahan bacaan yang aku suka. Walaupun tidak semua kuingat isinya, tapi inti dari banyak bacaan itu membuatku mulai berpikir untuk meragukan TUHAN.

Sekali lagi, aku tahu TUHAN itu ada. Lewat semua yang aku lihat di dunia ini maka menjadi sebuah keniscayaan bagiku untuk memercayai TUHAN. TUHAN-lah yang menciptakan Bing Bang triliyunan tahun silam. Dan sebelum itu terjadi, apa/dari mana/siapa pula yang mengadakan massa di dalam debu-debu angkasa sebelum akhirnya memadat dan meledak?

Aku tengah mempelajari berbagai agama saat ini. Perjalananku mugkin masih jauh. Aku terus berharap TUHAN akan memberikanku jalan yang lurus nantinya sehingga akhirnya aku akan dapat meyakini sebuah agama yang akan menuntunku. Agama dengan fondasi ketuhanan yang paling masuk akal.

Aku percaya TUHAN itu Maha Besar. TUHAN itu Maha Pencipta. TUHAN itu Maha Penguasa. TUHAN itu Maha Kuat. Sehingga tidak mungkin Dia akan dapat diperdaya ciptaanNya. Tidak mungkin pula Dia akan kalah melawan ciptaanNya. Dia juga pasti mengetahui semua yang dilakukan ciptaanNya; tak ada yang bisa bersembunyi dariNya.

Namun saat ini, di lengan kananku, muncul simbol dewa Wisnu; di lengan kiriku muncul lambang salib; di dadaku muncul swastika; di punggung terdapat lambang matahari; dan di perutku terdapat tulisan Allah (dalam huruf Arab). Mungkin kau heran apa maksudnya. Tapi ini yang dilihat dengan mata spiritual milik temanku Rudi. Dia mengaku bisa berhubungan dengan hal gaib atas bantuan suhunya. Benar atau tidak, saat ini lambang-lambang itu mungkin akan menggambarkan keadaan diriku saat ini yang berada dalam kekacauan iman.

Mungkin kau akan menganggapku kafir, anti-Kristus, ghoyim, atau sebagainya. Atau bahkan menganggapku bodoh. Tapi aku tak peduli. Aku akan tetap mencari kebenaran itu. Setidaknya, apa yang aku dapat nanti adalah sebuah agama yang harus membawa kebaikan yang sesungguhnya kepada dunia--dalam bentuk hukum atau pedoman.

Comments (0)

Post a Comment