Fenomena dogma dan ajaran palsu bukanlah hal aneh lagi di dunia ini. Ajaran-ajaran yang tidak bisa dibuktikan oleh kitab suci mereka sendiri ini telah menjadi tradisi yang mendarah daging sebagian besar para penganutnya. Semua diciptakan oleh petinggi-petinggi agamanya sendiri yang telah dianggap ahli oleh orang awam. Baik dengan alasan akulturasi, pembaruan, atau alasan lain. Tak peduli walau ajaran asing yang diterimanya tak sesuai dengan ajaran itu sendiri. Ketika semakin banyak pihak yang menerima ajaran asing yang sebenarnya merupakan kesesatan itu, maka disahkanlah sebagai dogma atau ajaran baru oleh komunitasnya.
Karena telah dipegang secara turun-temurun dari zaman kakek moyang mereka, kebohongan itu pun berubah identitasnya menjadi sebuah ‘kebenaran’. Sebagai perumpamaan, mereka bisa memberikan nama ‘singa’ kepada kelinci, walau secara fisik dia tetaplah kelinci. Awalnya terasa sebagai hal yang terlalu dipaksakan. Namun ketika sudah lewat satu-dua generasi, kelinci itu pun benar-benar berubah menjadi ‘singa’.
Sulit untuk menyadarkan mereka akan kesalahan tradisi dan mitos-mitos dalam agama sendiri karena telah banyak daftar pembenaran hasil kreasi petinggi-petinggi mereka sendiri untuk dipakai dalam perdebatan. Selain itu, secara psikologis, mereka akan berberat hati menerima kebenaran yang diberikan kepada mereka dan bahkan acuh atau mengolok-ngolok kebenaran itu. Dia takut kepada pengasingan atau hukuman yang akan diberikan kepadanya oleh komunitas agamanya. Namun, sayang, dia lupa bahwa Tuhan lebih berkuasa dan akan menghukumnya jika dia lebih takut kepada ajaran manusia.
Dalam agama Kristen dan Islam, banyak sekali mitos-mitos yang dibuat akibat penyatuan budaya yang berbeda. Hal-hal yang disebut tidak alkitabiah maupun tidak qurani banyak sekali ditemukan ketika dihadapkan dengan perlengkapan ilmu pengetahuan. Contohnya adalah perayaan Natal yang berasal dari perayaan hari lahir Dewa Matahari Romawi, pengudusan hari Minggu yang bertentangan dari ajaran Yesus mengenai hari Sabat, perayaan Maulid Muhammad yang diketahui sama sekali kapan sebenarnya, dan anggapan bahwa bulan Muharam merupakan bulan keramat sehingga tak boleh melakukan banyak hal besar, termasuk pernikahan. Semua mitos tersebut kebanyakan karena akulturasi agama dengan tradisi setempat. Tak ada firman Tuhan yang menyebutkannya.
Akulturasi memanglah bukan sesuatu yang buruk. Bahkan akulturasi sangat dianjurkan dalam penyebaran agama agar masyarakat setempat bisa mengerti dengan baik ajaran mereka dan mereka merasa dekat dengan agama tersebut. Kitab-Kitab Suci dan kitab penting keagamaan pun banyak diterjemahkan ke dalam bahasa setempat. Namun menjadi masalah besar apabila akulturasi tersebut bertentangan dengan ajaran dasar agama tersebut.
Dogma dan ajaran palsu ini kebanyakan ditutupi rapat-rapat kebenaran asal-usulnya oleh petinggi agamanya sendiri. Bahkan terkadang mereka sendiri tak tahu kebenaran yang sesungguhnya. Lebih parah lagi, sebagian dari mereka membuat lebih banyak lagi ajaran dan dogma baru akibat pengetahuannya yang sedikit. Orang awam yang tak berpengetahuan pun akhirnya mengikuti kebohongan mereka seperti kambing yang digiring menuju tempat penjagalan. Mereka inilah yang disebut pendusta agama, orang-orang yang membohongi umat Tuhan.
Dalam Kitab Suci, baik Alkitab maupun Alquran, banyak sekali ditemukan peringatan-peringatan yang ditujukan kepada mereka. Ini karena Tuhan tidak suka umat-Nya dijerumuskan sampai mereka tak mampu lagi menemui kebenaran yang seharusnya mereka pegang teguh.
Berikut adalah petikan-petikan peringatan Tuhan yang disampaikan secara tegas dan bersifat kekal dalam Alkitab dan Alquran yang menjadi pedoman umat manusia (namun sering disalahartikan):
IMAMAT 19: 11 Jangan mencuri, menipu atau berdusta.
AMSAL 6:16 Ada tujuh perkara yang dibenci TUHAN dan tak dapat dibiarkan-Nya: Sikap yang sombong, mulut yang berbohong, tangan yang membunuh orang tak bersalah, otak yang merencanakan hal-hal jahat, kaki yang bergegas menuju kejahatan, saksi yang terus-terusan berdusta, dan orang yang menimbulkan permusuhan di antara teman.
AMSAL 14:25 Kalau seorang saksi berkata benar, ia menyelamatkan nyawa; kalau ia berbohong, ia mengkhianati sesamanya.
AYUB 13:7-10 Bolehkah demi Allah, kamu berdusta? Bolehkah kamu berbohong untuk kepentingan-Nya? Bolehkah kamu memihak Allah, dan membela-Nya sebagai pengacara? Jika Allah memeriksamu, akan baikkah hasilnya? Dapatkah kamu menipu-Nya seperti menipu manusia? Bila kamu memihak, walaupun dengan diam-diam, kamu akan dihukum Allah dengan kejam.
MATIUS 19:12 "Perintah yang mana itu?" tanya orang itu. Yesus menjawab, "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan bersaksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri."
KOLOSE 3:9 Jangan berbohong satu sama lain, sebab hidup yang lama dengan segala sifatnya sudah kalian lepaskan.
ROMA 3:4 Tentu tidak! Sebab jelaslah Allah selalu benar, walaupun setiap orang berbohong. Dalam Alkitab tertulis, "Hendaknya engkau terbukti benar dalam apa yang engkau ucapkan, dan engkau menang pada waktu engkau dihakimi.”
WAHYU 21:8 Tetapi orang pengecut, pengkhianat, orang bejat, pembunuh, orang cabul, orang yang memakai ilmu-ilmu gaib, penyembah berhala, dan semua pembohong, akan dibuang ke dalam lautan api dan belerang yang bernyala-nyala, yaitu kematian tahap kedua."
AL ANAM 6:116 Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta terhadap Allah.
YUNUS 10:39 Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang lalim itu.
AL-NAHL 16:105 Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.
AL-KAHFI 18:5 Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan sesuatu yang lain kecuali dusta.
AL-HAJJ 22:30 Demikianlah perintah Allah. Dan barang siapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.
AN NUR 24:7 Dan sumpah yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.
AN NUR 24:14-15 Sekiranya tidak ada karunia Allah dan kasih dari-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa hukuman yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. Ingatlah, di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.
AL-ANKABUT 29:3 Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Jadi, sebenarnya sudah sangat jelas bagi para penganut agama manapun untuk tidak mengubah firman Tuhan dan membuat dogma-dogma yang hanya akan membawa kepada murka Tuhan. Tuhan menginginkan umat-Nya percaya kepadanya, namun bukan berarti bisa seenaknya mengubah firman Tuhan dengan bersumpah bahwa itu dilakukan demi Tuhan sendiri. Hal itu benar-benar mengotori kesucian ajaran Kitab Suci dan Kerajaan Sorga milik-Nya. Tak peduli itu Sri Paus atau Alim Ulama sekali pun, jika kebohongan seperti ini dilakukan oleh mereka, bukanlah sesuatu yang patut untuk kita ikuti.
Namun, jika memang dogma dan tradisi yang tidak Alkitabiah atau Qurani ini mau tetap dilaksanakan, mungkin karena telanjur menjadi kebiasaan yang tak mungkin begitu saja ditinggalkan, setidaknya biarkan mereka yang awam tahu akan kebenaran dan asal-usul ajaran mereka sendiri.
Sebagai penutup, dalil di bawah ini mungkin akan sangat berguna bagi pembaca yang senantiasa mencari kebenaran:
“Percuma mereka menyembah Aku, sebab peraturan manusia yang mereka ajarkan seolah-olah itu peraturan-Ku.” (Matius 15:9)
“Hal itu tidak mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang. Jadi itu bukanlah hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan Kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.” (II Korintus 11:14)
“Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati.” (Al-Maidah 5:7)
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpahmu itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (Al-Nahl 16:91)
“Yang Mulia Allah Israel tidak berdusta dan tidak pula sekali pun mengubah pendirian-Nya, karena Dia bukan manusia.” (1 Samuel 15:29)
“Kalau kalian berpegang teguh pada apa yang saya beritakan itu, maka Kabar Baik itu menyelamatkan kalian; kecuali kalau Saudara percaya tanpa pengertian.” (Korintus 15:2)
Jatinangor, Juli 2009
Comments (0)
Post a Comment