WAJAH YESUS DAN BUNDA MARIA

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 4:18:00 PM

Di gereja-gereja, terutama Gereja Katolik Roma, biasanya banyak sekali terpampang gambar-gambar dan patung-patung yang dianggap gambaran Yesus Kristus dan Bunda Maria. Dua orang yang begitu diagungkan oleh banyak orang ini selalu digambarkan sebagai dua sosok yang berwajah lembut dan memancarkan karisma. Ini membuat banyak orang, terutama non-Kristen, bertanya, apakah wajah Yesus dan ibunya Maria itu adalah wajah mereka yang asli atau itu hanya hasil rekayasa saja? Bukankah menyembah patung dan lukisan sama dengan menyembah berhala?

Dalam pandangan umat Kristen, tidak ada masalah dan tidak ada larangan untuk menggambar wajah Yesus. Namun, sekedar catatan, dalam Sepuluh Perintah Tuhan, hukum kedua menyebutkan agar jangan membuat patung dan menyembahnya (Kel. 20:3-6). Perikop ini merupakan kesatuan. Perlu diketahui, sebenarnya umat Kristen menyembah Yesus yang hidup yang bersemayam di Sorga; bukan menyembah gambar atau patung mati mengenai-Nya. Selama gambar dan patung itu lebih sekedar kenangan untuk menggambarkan peristiwa di mana Yesus pernah hadir di dunia dan media untuk memusatkan perhatian ketika mereka berdoa kepada Tuhan. Sama seperti lukisan ‘The Last Supper’ karya Leonardo da Vinci; lukisan itu dapat memberi kenangan yang indah. Kembali dengan catatan, lukisan itu dilarang sama sekali untuk disembah. Namun jika ada orang yang hatinya memang berdoa dan menyembah lukisan tersebut, itu menjadi masalah lain.

Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana sebenarnya wajah Yesus Sang Juru Selamat. Gambaran Yesus yang popular saat ini berasal dari seni budaya Barat yang berkulit putih. Yesus digambarkan sebagai sosok yang berwajah tampan dan lembut, berkulit putih, berambut agak panjang dan kemerah-merahan, bertubuh tegap. Sedangkan Bunda Maria diambarkan sebagai wahita berkerudung dengan wajah yang cantik dan lembut serta berkulit putih. Namun, ternyata penggambaran seperti itu tak sama di setiap bangsa. Versi orang Afrika, versi Timur Tengah, versi Amerika Apache, versi Bolivia, versi Guadalupe , dan lainnya. Ada yang berkulit putih, ada juga yang berkulit hitam. Bahkan terdapat penggambaran Yesus dengan rambut ikal. Semuanya digambarkan dengan gambaran paling tampan dan paling cantik menurut versi bangsa tersebut.

Berikut adalah gambaran-gambaran Yesus dan Maria dari berbagai bangsa:

Menghadapi kenyataan mengenai gambar Yesus yang berbeda-beda, umat Kristen banyak diingatkan oleh pemimpin agama mereka untuk tidak terpukau pada gambar tertentu dan menganggapnya sebagai satu-satunya yang benar.

Pernah terdengar pengalaman seorang pastor yang diundang berkhotbah di sebuah gereja di mana di dinding dekat mimbar tergantung sebuah gambar Yesus. Dari atas mimbar, pastor itu secara tegas meminta agar gambar itu tidak dipasang di sana. Alasannya sederhana: dia khawatir akan timbulnya bahaya distorsi kesan. Sebab kalau jemaat gereja tersebut terus menerus memandang gambar Yesus yang sama, mereka bisa mengganggap bahwa itulah wajah Yesus yang sebenarnya.

Jika demikian, hal itu bisa mendatangkan masalah ketika kedatangan Yesus kedua kalinya di akhir zaman, sesuai kepercayaan mereka. Mereka akan menjumpai wajah Yesus sebenarnya yang berbeda sama sekali dengan yang ada dalam pikiran mereka. Bahkan, buruknya, mungkin mereka akan mengabaikan Yesus yang benar karena kenangan umat Kristen terpukau dengan gambar wajah Yesus yang dalam lukisan dan patung mereka. Dalam Alkitab dikisahkan, wajah Yesus dalam kemuliaan setelah bangkit juga berbeda dengan wajah Yesus sebelum disalibkan (kasus Emaus, Luk. 24:15-16).

Jelaslah bahwa gambar-gambar Yesus Kristus dan Bunda Maria yang dapat kita lihat saat ini di berbagai media adalah rekayasa belaka dan belum tentu merupakan wajah yang sesungguhnya. Dengan demikian, ketika seseorang berniat untuk memusatkan pikiran dan memohon pertolongan kepada lukisan atau patung terebut, bukannya pada Dia yang berada di Sorga, maka dapat dipastikan dia menyembah berhala. Hal ini telah diperingatkan dalam ayat-ayat Alkitab:

“Tentang persoalan makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, kita tahu bahwa berhala menggambarkan sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Dan kita tahu juga bahwa Allah hanya Satu; tidak ada yang lain.” (I Korintus 8:4)

“Kita tahu bahwa Anak Allah sudah datang dan sudah memberikan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Allah yang benar. Kita hidup bersatu dengan Allah yang benar dan hidup bersatu dengan Anak-Nya Yesus Kristus. Inilah Allah yang benar, dan inilah hidup sejati dan kekal. Anak-anakku, jauhkanlah dirimu dari berhala-berhala! (I Yohanes 5:20-21)

(referensi: Yabina.org)

Comments (0)

Post a Comment