DUA HARI YANG MENYENANGKAN SEKALIGUS MENYEBALKAN

Posted by mochihotoru | Posted in | Posted on 11:36:00 PM

Akhirnya aku bisa menulis postingan ini. Sebenarnya aku ingin menulisnya sejak kemarin sebelum aku melupakan detail ceritanya, namun terganjal suatu hal--yang akan kuceritakan nanti. Bagaimana pun juga, dua hari ini aku banyak mendapat pelajaran berharga dari orang-orang di sekitar.

Senin sore kemarin, latihan gabungan dilaksanakan di Lapangan Merah di belakang Fikom Unpad. Setelah semua berlari mengelilingi Unpad Jatinangor, kami, para OC, diberi materi mengenai "brigade" oleh SC. Sebenarnya aku sudah tidak asing dengan materi ini karena sebelumnya pernah juga kuterima di PFS 2008 dulu--ketika aku menjadi PK (Pembimbing Kelompok). Brigade adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menyelamatkan seseorang/ sesuatu/ sebuah acara dengan membentuk barisan yang berfungsi untuk menghalau/ mencegah masuknya outsider (penggangu dari pihak luar). Barikade ini terbagi menjadi tiga siaga. Siaga satu di mana badan tetap tegak dan tangan bersilangan dengan telapak tangan kanan memegang telapak kiri seperti orang bernyanyi seriosa. Siaga dua, badan sedikit membungkung dan kedua tangan memegang lengan sendiri (masih menyilang dengan rekan) sambil membentuk kuda-kuda seperti dalam karate (zenkutsudachi) dengan kaki kanan di depan. Siaga tiga, badan lebih menunduk lagi dan tangan lebih rapat untuk menahan dorongan kuat dari perusuh. Memang, karena sudah dua bulan lebih, materi itu hampir hilang dari kepalaku.

Gilang Labora, danlap Himade Sakura, kemudian meneriakkan "BRIGADE!). Semua panitia yang hanya datang 63 orang lalu membentuk barikade dua lapis untuk melindungi dirinya. Para SC laki-laki kemudian bertindak sebagai perusuh yang berusaha menyerang danlap. Mereka mendorong, meloncati barikade, menarik-narik barikade supaya terbuka, dan melakukan tindakan 'anarkis' sejenisnya untuk menghancurkan barikade. Karena jumlah panitia yang datang sedikit, barikade yang sebaiknya tiga lapis menjadi dua lapis dan barikade pun dua kali bobol karena kelengahan. Pelajaran 1: Kekompakan sangat penting. Titah para koor agar kami selalu hadir full team memang terasa saat itu.
Pelajaran 2: Kesigapan dan konsentrasi amat sangat dibutuhkan setiap saat, terutama dalam keadaan genting seperti itu.

Malam harinya, aku mendapat tugas jaga sebagai medik pada saat pelantikan divisi Shougun. Mulanya tak terjadi apapun. Para medik, logistik, konsumsi, dan SC yang tidak bertugas berkumpul di lorong depan fotokopi PSBJ. Aku sempat ikut mendengar anak-anak bergosip [SENSORED] sementara anak-anak shougun 'berolah raga' dan disiksa SC di dalam kegelapan PSBJ. Kami sungguh damai hingga terdengar suara pekikan dan teriakan "MEDIK!" dari para calon shougun.

Di depan dekanat, nampak Dida berdiri terdiam dengan badan mengejang dan mata melotot seperti melihat sosok hantu. Tiba-tiba anak 2006 ini berteriak kesakitan. Kami langsung membantunya duduk di pojokan. Dia terus meronta, berteriak kesakitan, mengeluarkan suara aneh seperti ingin muntah besar, bahkan hingga kami berhasil mengangkutnya ke ruang medik (dpn fotokopi tadi). Kami berkesimpulan bahwa Dida kesurupan karena dia mengalami shock setelah latihan fisik yang berat. Setelah Veddy yang juga mengeluh sakit perut karena masuk angin datang, baru aku tahu kalau Dida kerasukan karena dia sedang menstruasi. Konon, perempuan yang sedang menstruasi berubah menjadi mudah melihat sosok gaib karena frekuensi fisik mereka sama dengan frekuensi alam gaib.

Tak lama kemudian, beberapa korban lain berjatuhan. Hardy yang keseleo otot karena memaksakan diri push up; Karen yang asma; Rezy, sang koor shougun, yang merasa pusing namun memaksakan diri. Banyak pengalaman yang aku dapat: mengenal senpai-senpai baru, lebih dekat dengan rekan-rekan, bergosip tak penting untuk membunuh waktu di kegelapan PSBJ, mengetahui dengan sangat jelas 'proses' orang kesurupan, melakukan tindakan medis (p3k) pada orang sakit, lebih peka dalam tugasku sebagai medik, dan lainnya.

Sedangkan hari ini, rencananya aku akan survey tempat untuk pelaksanaan J-TOUR ke Radio Prambors dan Harian Pikiran Rakyat. Namun karena sejak malam kemarin hapeku mati sedangkan chargerku dipinjam Agasi, beberapa agenda hari ini pun kacau. Aku tak pergi ke mana pun selain ke kampus sore harinya untuk latgab. Aku hanya membaca-baca artikel di komputer tentang "hantu dan macamnya" dan menghimpunnya.

Hari ini, latihan dimulai pukul 18.30. Agendanya adalah simulasi ospek lapangan. Kabarnya, oslap tanggal 25-26 Oktober ini akan dilaksanakan di Sukamiskin, Bandung, dekat tempat Bung Karno di penjara dulu. Dalam simulasi, PSBJ dibuat gelap gulita seperti keadaan sesungguhnya nanti yang akan digelar mulai dini hari. Kali ini aku ditugaskan menjaga pos 4 dan pos 3A. Panitia yang berakting sebagai maba sangat bervariatif. Ada yang sangat penurut, pembangkang, sakit-sakitan, hingga shock berat. Dengan simulasi semacam ini, diharapkan para panitia, khususnya aku sebagai medik, tidak akan merasa kaget lagi jika ada maba demikian di lapangan nanti.

Comments (0)

Post a Comment