SAPPORO SNOW FESTIVAL
Posted by mochihotoru | Posted in Analysis | Posted on 11:10:00 PM
Jepang merupakan salah satu negara dengan kebudayaan tertua di dunia. Dalam catatan sejarah yang diketahui sejak zaman Jomon, masyarakat Jepang memiliki ritual-ritual keagamaan yang kental dengan kehidupan mereka. Ritual-ritual tersebut berubah menjadi beragam festival yang menarik perhatian dunia. Namun ternyata, di zaman modern pun festival yang saat ini diselenggarakan di Jepang tidak melulu berasal dari ritual keagamaan mereka. Seiring perkembangan Jepang yang semakin modern, festival yang ada kini diselenggarakan di Jepang ada pula yang muncul akibat eksperimen-eksperimen tertentu, seperti festival salju (yuki matsuri).
Festival Salju Sapporo (札幌雪祭り Sapporo Yuki Matsuri) merupakan festival musim dingin terbesar di Jepang yang dilangsungkan setiap tahun di kota Sapporo, Hokkaido, Jepang. Festival yang diselenggarakan selama tujuh hari di bulan Februari ini menarik banyak sekali pengunjung dalam dan luar negeri. Lebih dari dua juta orang setiap tahunnya datang ke acara ini untuk melihat ratusan ukiran es dan patung salju yang indah berderet di sepanjang Taman Odori, daerah Community Dome Tsudome, dan jalan utama di Susukino dan Satoland.
Patung-patung dan ukiran-ukiran ini mengubah Sapporo menjadi sebuah tanah impian di musim salju yang penuh dengan es kristal dan salju putih. Bermacam-macam dari replika tokoh-tokoh terkenal di Jepang hingga penggambaran dunia maya, ratusan ukiran yang terbuat dari es dan salju putih menciptakan nuansa fantasi.
Subjek patung-patung bervariasi dan sering kali mengandung tema, bangunan terkenal, atau tokoh yang berbeda dari tahun sebelumnya. Misalnya, pada tahun 2004, dipajang patung-patung karya Hideki Matsui, pemain baseball terkenal yang bermain untuk New York Yankees. Kebanyakan patung berukuran besar berbentuk tokoh-tokoh kartun seperti Donald Duck, atau Hello Kitty, tapi yang lain berukuran sangat besar, seperti replika bangunan pemerintah atau kastil.
Banyak patung-patung dibuat sebagai panggung raksasa, tempat para penari, penyanyi, dan presenter tampil. Dalam satu panggung, dipertunjukkan anak-anak berumur sekitar lima tahun terkurung dalam kotak kaca, membawakan lagu Hey Mickey dan musik klasik lainnya. Tanpa terhalangi oleh keadaan cuaca, mereka tampil dengan senyum dan menyenangkan. Di Taman Satoland, pengunjung dapat menikmati salju panjang dan luncuran es raksasa berliuk-liuk yang terbuat dari salju.
Setiap tahun jumlah patung yang dipertunjukkan total sekitar 400 buah. Pada tahun 2007, terdapat 307 patung yang dibuat di Taman Odori, 32 di Satoland, dan 100 Susukino. Tempat terbaik untuk melihat kreasi-kreasi itu adalah dari menara televisi di Taman Odori. Kebanyakan patung-patung bersinar di malam hari. Festival Salju Sapporo berlokasi di bukit observasi di Toyohira-ku, dan mempertontonkan material dan media festival bersejarah.
Angkatan Bela Diri Jepang yang berpangkalan di Hokkaido turut membuat patung salju besar dan sekitar 150 kelompok warga mempertunjukkan patung-patung unik dari berbagai subjek berbeda. Warga bukan hanya turut membuat patung dan pahatan es, tapi ratusan dari mereka juga ikut berpartisipasi dalam menyediakan informasi bagi para turis, membantu para pengunjung yang kesulitan melanjutkan perjalanan sepanjang jalanan bersalju di atas kursi beroda, dan memberikan jasa sebagai penerjemah bahasa bagi pengunjung asing.
Seperti dalam festival Jepang lainnya, kuliner tampil sebagai komponen sentral. Kios-kios dan tenda-tenda didirikan di sepanjang area, memancarkan aroma manis dan lezat yang bercampur dengan bau udara yang beku. Pengunjung pun dapat menikmati berbagai makanan khas daerah-daerah Hokkaido di Taman Odori dan Satoland, seperti makanan laut segar, kentang dan jagung, dan produk-produk susu segar. Banyak keluarga Jepang bersantai di kursi taman sambil menikmati karaage (kentang goreng manis) atau takoyaki dari wadah kertas.
SEJARAH
Festival bermula pada tahun 1950 ketika murid-murid sekolah menengah di kota tersebut melakukan eksperimen dan eksebisi unik dengan membangun enam patung salju di Taman Odori selama musim salju yang membosankan. Ide membuat patung dari salju diambil dari festival salju yang diadakan tahun 1935 oleh murid-murid sebuah SD di kota Otaru. Tanpa disangka, karya mereka mengundang banyak perhatian.
Sejak itu, Dinas Pariwisata Sapporo dan pemerintah kota Sapporo, dengan sponsor surat kabar lokal Hokkai Times mengawali penyelenggaraan festival ini. Di Kota Sapporo sebenarnya pernah dilangsungkan berbagai festival salju, namun dihentikan sejak Perang Dunia II.
Di tahun 1955, Angkatan Bela Diri Jepang (Jieitai) pun bergabung dan membangun ukiran salju raksasa yang paling pertama, memberikan kontribusi lewat ukiran-ukiran salju raksasa pertama, yang menjadikan Festival Salju Sapporo ini terkenal hingga sekarang. Pada 1972, Festival Salju diselenggarakan selama Olympiade Musim Dingin yang ke-11 di Sapporo, membuat festival ini dikenal secara luas oleh masyarakat dunia.
Berkat Krisis Energi 1974, patung-patung salju dibangun menggunakan drum. Ini karena masalah kekurangan bensin yang disebabkan krisis dan banyak truk-truk yang digunakan untuk mengangkut salju ke tempat-tempat penyelenggaraan tak tersedia. Pada tahun yang sama, International Snow Statue Competition atau Kompetisi Patung Salju Internasional dimulai dan sejak tahun itu banyak patung salju, yang diciptakan orang-orang dalam sebuah tim dari negara-negara lain, telah diciptakan; khususnya dari kota kembar Sapporo seperti Munich.
Di tahun-tahun di mana curah salju menurun, Angkatan Bela Diri mengambil salju dari luar Sapporo. Markas Besar Makomanai, satu dari tiga tempat penyelenggaraan utama dari tahun 1965, menjadi tempat bagi patung-patung salju terbesar, dengan perhatian pada penyediaan ruang bermain untuk anak-anak.
Awalnya, tempat penyelenggaraan Festival Salju Sapporo ini diselenggarakan di tiga tempat, termasuk Taman Nakajima yang didirikan sebagai satu dari tempat penyelenggaraan festival pada tahun 1990 hingga akhirnya disingkirkan pada tahun 1992. Namun sejak penggunaan Taman Makomanai dihentikan, pada tahun 2006, Taman Odori, Susukino, dan Sapporo Satoland menjadi tempat utama penyelenggaraannya.
Dari festival ke-41 (tahun 1990) hingga festival ke-42 (tahun 1992), festival salju Sapporo pernah dilangsungkan di 4 lokasi, tapi lokasi ke-4 ditutup karena sedikitnya jumlah pengunjung dan ukiran salju yang dipamerkan.
Dewasa ini, Taman Odori menjadi lokasi utama. Taman ini yang merupakan tempat paling luas dan terkenal. Di sana dipamerkan ukiran es dan salju berukuran sangat besar, di antaranya berbentuk miniatur bangunan terkenal. Pameran ukiran es yang lebih kecil diadakan di Susukino di mana di lokasi ini terdapat Festival Es Susukino (すすきの氷の祭典 Susuki no Kōri no Saiten). Lokasi pameran patung es di Susukino berasal dari acara lokal yang diadakan pertama kali tahun 1981, dan baru menjadi bagian festival salju Sapporo di tahun 1983. Setiap tahun, Ratu Es Susukino, suatu kontes kecantikan, diselenggarakan di tempat ini. Sedangkan berbagai acara keluarga dilangsungkan di Sapporo Satoland.
PERKEMBANGAN
Pada festival salju yang pertama, tinggi patung dibatasi hingga 7 meter. Di festival ke-4 (1953), batasan tinggi dihapus dan siswa sekolah menengah kejuruan kota Hokkaido membangun ukiran es yang tingginya 15 meter. Salju yang diperlukan berjumlah sangat banyak hingga perlu bantuan pinjaman truk dan buldoser dari pemerintah kota Hokkaido. Sejak itu, pemerintah kota Hokkaido selalu meminjamkan alat-alat berat sehingga bisa dibangun ukiran es dan salju berskala besar.
Pada festival ke-5 (1954) mulai ikut dipamerkan patung salju sumbangan penduduk kota. Festival yang ke-6 (1955) ditandai dengan makin banyaknya peserta. Bangunan dalam berbagai bentuk yang dibuat pasukan bela diri Jepang, perusahaan swasta, pemerintah kota, dan berbagai sponsor mulai ditata rapi.
Sejak sekitar festival ke-10 (1959), wisatawan dari luar Hokkaido mulai banyak yang datang untuk melihat festival salju Sapporo. Festival tahun 1972 diadakan bersamaan dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin tahun 1972 dan ikut diperkenalkan di luar negeri. Sejak itu, festival ini mulai dijadikan tujuan oleh wisatawan asing. Sejak tahun 1974, festival dimeriahkan lomba internasional seni pahat es dan salju yang diikuti seniman pemahat dari berbagai kota besar di dunia.
Pada kompetisi ke-24 tahun 1997, 21 tim dari 19 negara ikut berpartisipasi. Di antara mereka ada tim dari Hawaii dan negara-negara Asia Tenggara yang tidak mengalami musim salju; anggota dari tim-tim tersebut berprofesi sebagai juru masak yang biasanya membuat patung es sebagai dekorasi di atas meja.
Festival Salju Sapporo ini tanpa diduga telah tumbuh dari sebuah festival yang sangat sederhana menjadi sebuah festival musim dingin yang terbesar dan sangat terkenal di Hokkaido. Festival salju ini dianggap sebagai festival yang berkaliber internasional.
Festival yang juga dimeriahkan dengan senam, perlombaan, tari, dan pemutaran film ini bisa dianggap menjadi salah satu bagian kehidupan di kota Sapporo. Sekolah-sekolah di Hokkaido selalu mempunyai agenda untuk mengadakan perjalanan ke tempat festival berlangsung. Festival salju juga ini dianggap sebagai peluang untuk mempromosikan hubungan internasional. Kontes Ukir Salju Internasional (International Snow Sculpture Contest) telah diselenggarakan di Taman Odori sejak tahun 1974, dan 14 tim dari berbagai negara di dunia ikut berpartisipasi dalam festival ini pada tahun 2008.
Festival Salju Sapporo (札幌雪祭り Sapporo Yuki Matsuri) merupakan festival musim dingin terbesar di Jepang yang dilangsungkan setiap tahun di kota Sapporo, Hokkaido, Jepang. Festival yang diselenggarakan selama tujuh hari di bulan Februari ini menarik banyak sekali pengunjung dalam dan luar negeri. Lebih dari dua juta orang setiap tahunnya datang ke acara ini untuk melihat ratusan ukiran es dan patung salju yang indah berderet di sepanjang Taman Odori, daerah Community Dome Tsudome, dan jalan utama di Susukino dan Satoland.
Patung-patung dan ukiran-ukiran ini mengubah Sapporo menjadi sebuah tanah impian di musim salju yang penuh dengan es kristal dan salju putih. Bermacam-macam dari replika tokoh-tokoh terkenal di Jepang hingga penggambaran dunia maya, ratusan ukiran yang terbuat dari es dan salju putih menciptakan nuansa fantasi.
Subjek patung-patung bervariasi dan sering kali mengandung tema, bangunan terkenal, atau tokoh yang berbeda dari tahun sebelumnya. Misalnya, pada tahun 2004, dipajang patung-patung karya Hideki Matsui, pemain baseball terkenal yang bermain untuk New York Yankees. Kebanyakan patung berukuran besar berbentuk tokoh-tokoh kartun seperti Donald Duck, atau Hello Kitty, tapi yang lain berukuran sangat besar, seperti replika bangunan pemerintah atau kastil.
Banyak patung-patung dibuat sebagai panggung raksasa, tempat para penari, penyanyi, dan presenter tampil. Dalam satu panggung, dipertunjukkan anak-anak berumur sekitar lima tahun terkurung dalam kotak kaca, membawakan lagu Hey Mickey dan musik klasik lainnya. Tanpa terhalangi oleh keadaan cuaca, mereka tampil dengan senyum dan menyenangkan. Di Taman Satoland, pengunjung dapat menikmati salju panjang dan luncuran es raksasa berliuk-liuk yang terbuat dari salju.
Setiap tahun jumlah patung yang dipertunjukkan total sekitar 400 buah. Pada tahun 2007, terdapat 307 patung yang dibuat di Taman Odori, 32 di Satoland, dan 100 Susukino. Tempat terbaik untuk melihat kreasi-kreasi itu adalah dari menara televisi di Taman Odori. Kebanyakan patung-patung bersinar di malam hari. Festival Salju Sapporo berlokasi di bukit observasi di Toyohira-ku, dan mempertontonkan material dan media festival bersejarah.
Angkatan Bela Diri Jepang yang berpangkalan di Hokkaido turut membuat patung salju besar dan sekitar 150 kelompok warga mempertunjukkan patung-patung unik dari berbagai subjek berbeda. Warga bukan hanya turut membuat patung dan pahatan es, tapi ratusan dari mereka juga ikut berpartisipasi dalam menyediakan informasi bagi para turis, membantu para pengunjung yang kesulitan melanjutkan perjalanan sepanjang jalanan bersalju di atas kursi beroda, dan memberikan jasa sebagai penerjemah bahasa bagi pengunjung asing.
Seperti dalam festival Jepang lainnya, kuliner tampil sebagai komponen sentral. Kios-kios dan tenda-tenda didirikan di sepanjang area, memancarkan aroma manis dan lezat yang bercampur dengan bau udara yang beku. Pengunjung pun dapat menikmati berbagai makanan khas daerah-daerah Hokkaido di Taman Odori dan Satoland, seperti makanan laut segar, kentang dan jagung, dan produk-produk susu segar. Banyak keluarga Jepang bersantai di kursi taman sambil menikmati karaage (kentang goreng manis) atau takoyaki dari wadah kertas.
SEJARAH
Festival bermula pada tahun 1950 ketika murid-murid sekolah menengah di kota tersebut melakukan eksperimen dan eksebisi unik dengan membangun enam patung salju di Taman Odori selama musim salju yang membosankan. Ide membuat patung dari salju diambil dari festival salju yang diadakan tahun 1935 oleh murid-murid sebuah SD di kota Otaru. Tanpa disangka, karya mereka mengundang banyak perhatian.
Sejak itu, Dinas Pariwisata Sapporo dan pemerintah kota Sapporo, dengan sponsor surat kabar lokal Hokkai Times mengawali penyelenggaraan festival ini. Di Kota Sapporo sebenarnya pernah dilangsungkan berbagai festival salju, namun dihentikan sejak Perang Dunia II.
Di tahun 1955, Angkatan Bela Diri Jepang (Jieitai) pun bergabung dan membangun ukiran salju raksasa yang paling pertama, memberikan kontribusi lewat ukiran-ukiran salju raksasa pertama, yang menjadikan Festival Salju Sapporo ini terkenal hingga sekarang. Pada 1972, Festival Salju diselenggarakan selama Olympiade Musim Dingin yang ke-11 di Sapporo, membuat festival ini dikenal secara luas oleh masyarakat dunia.
Berkat Krisis Energi 1974, patung-patung salju dibangun menggunakan drum. Ini karena masalah kekurangan bensin yang disebabkan krisis dan banyak truk-truk yang digunakan untuk mengangkut salju ke tempat-tempat penyelenggaraan tak tersedia. Pada tahun yang sama, International Snow Statue Competition atau Kompetisi Patung Salju Internasional dimulai dan sejak tahun itu banyak patung salju, yang diciptakan orang-orang dalam sebuah tim dari negara-negara lain, telah diciptakan; khususnya dari kota kembar Sapporo seperti Munich.
Di tahun-tahun di mana curah salju menurun, Angkatan Bela Diri mengambil salju dari luar Sapporo. Markas Besar Makomanai, satu dari tiga tempat penyelenggaraan utama dari tahun 1965, menjadi tempat bagi patung-patung salju terbesar, dengan perhatian pada penyediaan ruang bermain untuk anak-anak.
Awalnya, tempat penyelenggaraan Festival Salju Sapporo ini diselenggarakan di tiga tempat, termasuk Taman Nakajima yang didirikan sebagai satu dari tempat penyelenggaraan festival pada tahun 1990 hingga akhirnya disingkirkan pada tahun 1992. Namun sejak penggunaan Taman Makomanai dihentikan, pada tahun 2006, Taman Odori, Susukino, dan Sapporo Satoland menjadi tempat utama penyelenggaraannya.
Dari festival ke-41 (tahun 1990) hingga festival ke-42 (tahun 1992), festival salju Sapporo pernah dilangsungkan di 4 lokasi, tapi lokasi ke-4 ditutup karena sedikitnya jumlah pengunjung dan ukiran salju yang dipamerkan.
Dewasa ini, Taman Odori menjadi lokasi utama. Taman ini yang merupakan tempat paling luas dan terkenal. Di sana dipamerkan ukiran es dan salju berukuran sangat besar, di antaranya berbentuk miniatur bangunan terkenal. Pameran ukiran es yang lebih kecil diadakan di Susukino di mana di lokasi ini terdapat Festival Es Susukino (すすきの氷の祭典 Susuki no Kōri no Saiten). Lokasi pameran patung es di Susukino berasal dari acara lokal yang diadakan pertama kali tahun 1981, dan baru menjadi bagian festival salju Sapporo di tahun 1983. Setiap tahun, Ratu Es Susukino, suatu kontes kecantikan, diselenggarakan di tempat ini. Sedangkan berbagai acara keluarga dilangsungkan di Sapporo Satoland.
PERKEMBANGAN
Pada festival salju yang pertama, tinggi patung dibatasi hingga 7 meter. Di festival ke-4 (1953), batasan tinggi dihapus dan siswa sekolah menengah kejuruan kota Hokkaido membangun ukiran es yang tingginya 15 meter. Salju yang diperlukan berjumlah sangat banyak hingga perlu bantuan pinjaman truk dan buldoser dari pemerintah kota Hokkaido. Sejak itu, pemerintah kota Hokkaido selalu meminjamkan alat-alat berat sehingga bisa dibangun ukiran es dan salju berskala besar.
Pada festival ke-5 (1954) mulai ikut dipamerkan patung salju sumbangan penduduk kota. Festival yang ke-6 (1955) ditandai dengan makin banyaknya peserta. Bangunan dalam berbagai bentuk yang dibuat pasukan bela diri Jepang, perusahaan swasta, pemerintah kota, dan berbagai sponsor mulai ditata rapi.
Sejak sekitar festival ke-10 (1959), wisatawan dari luar Hokkaido mulai banyak yang datang untuk melihat festival salju Sapporo. Festival tahun 1972 diadakan bersamaan dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin tahun 1972 dan ikut diperkenalkan di luar negeri. Sejak itu, festival ini mulai dijadikan tujuan oleh wisatawan asing. Sejak tahun 1974, festival dimeriahkan lomba internasional seni pahat es dan salju yang diikuti seniman pemahat dari berbagai kota besar di dunia.
Pada kompetisi ke-24 tahun 1997, 21 tim dari 19 negara ikut berpartisipasi. Di antara mereka ada tim dari Hawaii dan negara-negara Asia Tenggara yang tidak mengalami musim salju; anggota dari tim-tim tersebut berprofesi sebagai juru masak yang biasanya membuat patung es sebagai dekorasi di atas meja.
Festival Salju Sapporo ini tanpa diduga telah tumbuh dari sebuah festival yang sangat sederhana menjadi sebuah festival musim dingin yang terbesar dan sangat terkenal di Hokkaido. Festival salju ini dianggap sebagai festival yang berkaliber internasional.
Festival yang juga dimeriahkan dengan senam, perlombaan, tari, dan pemutaran film ini bisa dianggap menjadi salah satu bagian kehidupan di kota Sapporo. Sekolah-sekolah di Hokkaido selalu mempunyai agenda untuk mengadakan perjalanan ke tempat festival berlangsung. Festival salju juga ini dianggap sebagai peluang untuk mempromosikan hubungan internasional. Kontes Ukir Salju Internasional (International Snow Sculpture Contest) telah diselenggarakan di Taman Odori sejak tahun 1974, dan 14 tim dari berbagai negara di dunia ikut berpartisipasi dalam festival ini pada tahun 2008.
Comments (0)
Post a Comment