FILSAFAT BANYAKNYA ISTRI MUHAMMAD

Posted by mochihotoru | Posted in , , | Posted on 2:59:00 PM

Pernikahan Nabi Besar Muhammad dengan beberapa orang wanita adalah untuk memecahkan rangkaian persoalan sosial dan politik dalam kehidupan beliau. Karena kita ketahui bahwa tatkala Muhammad menyerukan dakwah (panggilan) Islam, beliau hanyalah seorang diri. Hingga beberapa lama, selain beberapa orang yang beriman kepadanya, beliau bangkit melawan segenap kepercayaan sesat yang telah merajalela di lingkungannya. Dan beliau mengumumkan perang (ideologi) kepada semua pihak. Wajarlah kiranya jika seluruh suku dan kabilah di lingkungan tersebut memobilisasi massa untuk melawan Sang Nabi.

Seluruh sarana yang dapat digunakan untuk mematahkan persekongkolan musuh yang kotor ini, harus diberdayakan. Salah satu strategi dan sarana tersebut adalah menjalin hubungan kekeluargaan dan kekerabatan melalui jalan pernikahan dengan kabilah-kabilah yang beragam. Karena, pernikahan dan hubungan kekerabatan adalah jalinan yang termasuk paling kokoh dan kuat pada masyarakat Arab pada zaman Kebodohan. Dan mereka berpandangan bahwa menantu kabilah merupakan bagian dari mereka, membelanya adalah wajib, dan meninggalkannya terlantar termasuk perbuatan tercela.

Terdapat indikasi-indikasi banyak di hadapan kita yang menunjukkan bahwa pernikahan Muhammad setidak-tidaknya lebih bernuansa politis. Dan sebagian pernikahan beliau, seperti pernikahannya dengan Zainab, didasari tujuan untuk mematahkan tradisi jahiliyah (kebodohan) sebagaimana tertuang dalam surat Golongan-Golongan Sekutu (Al-Ahzab) ayat 37. Sebagian lainnya adalah untuk mengurangi jumlah musuh, menjalin persahabatan dan menarik kecintaan orang-orang atau kaum yang fanatik dan keras kepala. Namun bukan berarti Muhammad tak mencintai mereka. Muhammad tetap menjadi suami yang baik bagi mereka semua. Bagaimanapun cintanya kepada Tuhan jauh lebih besar dari cinta-cinta yang lain.


Jelas bahwa seseorang yang berusia dua puluh lima tahun, masa prime time, menikah dengan wanita janda yang berusia empat puluh tahun dan merasa puas diri dengan seorang janda hingga usia tiga puluh lima tahun, kemudian ia melakukan pernikahan dengan berbagai wanita, tentu saja beliau memiliki alasan dan filsafat di balik pernikahan-pernikahan ini.

Sama sekali tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa beliau menikah semata-mata karena motivasi atau dorongan seksual, sebab pernikahan bagi bangsa Arab pada masa itu sangat sederhana dan biasa, dan bahkan terkadang istri pertama yang melakukan lamaran untuk istri kedua bagi suaminya, dan mereka, seperti kebanyakan manusia pada masa itu, tidak percaya pada pembatasan jumlah istri. Bagi Muhammad, pernikahan-pernikahan yang dilakukan beliau pada masa mudanya, selain tidak ada kendala sosial, atau tidak dikenakan syarat-syarat berat agar memiliki kekayaan yang banyak, juga tidak dinilai sebagai aib dan cela.

Menariknya, menurut catatan sejarah disebutkan bahwa Muhammad hanya sekali menikah dengan seorang wanita perawan, yaitu Aisyah. Selebihnya, istri-istri beliau adalah wanita-wanita janda, yang tentu saja tidak dapat dilihat dari sisi adanya motivasi seksual di balik pernikahan ini.

Bahkan, kita membaca di sebagian catatan sejarah bahwa Muhammad menikah dengan beberapa wanita dan tidak melaksanakan acara pesta pernikahan, dan Muhammad tidak pernah bersenggama dengan mereka, bahkan beliau cukup merasa puas dengan lamaran beberapa wanita dan beberapa kabilah. Sebatas itu mereka sudah merasa gembira dan bangga bahwa wanita dari kabilah mereka disebut sebagai istri seorang Nabi Muhammad, dan ini merupakan kehormatan bagi mereka. Dengan demikian, hubungan dan jalinan sosial mereka dengan Sang Nabi semakin kokoh dan solid, serta semakin bertekad dalam membela beliau.

Dari sisi lain, jelas bahwa Muhammad bukanlah seorang mandul dan kenyataannya, beliau hanya memiliki beberapa anak sebagai buah hatinya. Sekiranya pernikahan-pernikahan ini disebabkan oleh daya tarik seksual, tentu saja beliau akan memiliki banyak anak dari wanita-wanita yang dinikahinya itu.

Juga harus diingat bahwa sebagian dari wanita-wanita ini, seperti Aisyah, menjadi istri Muhammad pada akhir usia remaja—bukan anak-anak seperti pandangan banyak orang. Oleh karena itu, setelah sekian tahun berlalu, baru ia dapat menjadi istri Muhammad yang sebenarnya. Hal ini menunjukkan bahwa pernikahan dengan putri remaja seperti ini memiliki motivasi-motivasi yang lain, dan tujuan utamanya adalah seperti yang telah kami singgung di atas.

Meski kaum orientalis dan orang-orang yang membenci Islam dan ajarannya hendak berdalih dengan melecehkan pernikahan-pernikahan Muhammad, dan membuat sebuah dongeng palsu serta mengubah fakta sejarah mengenai pernikahan-pernikahan tersebut, akan tetapi usia tua Nabi yang dipercaya sebagai penebus dosa umat Islam ini ketika melakukan pernikahan-pernikahan tersebut dari satu sisi, dan beragamnya usia dan kabilah wanita-wanita ini dari sisi lain, serta berbagai indikasi lainnya sebagaimana telah kami singgung sebelumnya, menjadi realitas yang dapat menerangi dan menepis tuduhan dan konspirasi keji yang dialamatkan kepada Nabi yang dimuliakan ini.

(sumber: telagahikmah.org)

Comments (3)

TERUS BAGAIMANA WAHYU DARI ALLAH TENTANG PERINGATAN KERAS KEPADA NABI DI KARENAKAN JUMLAH PERKAWINAN SEPERTI TERTERA DI DALAM AL QUR'AN. UNTUK SURAT NYA SAYA LUPA

KENAPA BANYAK CERITA ISRAILIYAT YANG DI ADOPSI OLEH PENGIKUT NABI PADA JAMAN KALIFAH USTMAN & ABU BAKAR, HANYA SEKEDAR UNTUK MEMENUHI KUOTA POLITIK DAGANG, AGAR BARANG DAGANGANNYA LAKU KERAS. APAKAH MEMANG HARUS TERBUKTI YANG TERTUANG DALAM WAHYU ALLAH DALAM QS. 56 - 14, SUNGGUH MENANGIS NABI KITA JIKA DIA BISA MENGETAHUI TINGKAH POLAH PENGIKUTNYA YANG PEMBANGKANG. KITA HARUS MALU MEMPERGUNAKAN SEJARAH ORANG HANYA UNTUK MENUTUPI KEKELAMAN SEJARAH KITA. APALAGI TERKAIT DENGAN UTUSAN-NYA YANG HINGGA SAAT INI MASIH HIDUP (REAL) DAN PADA AKHIR JAMAN NANTI DIA AKAN HADIR UNTUK MENYELAMATKAN JIWA KITA YANG TELAH LAMA DI SESATKAN OLEH POLITIK DAGANG JAHILIYAH.

tetapi usia tua Nabi yang dipercaya sebagai penebus dosa umat Islam ini " Nabi Muhammad SAW, sbg PENEBUS dosa, konsepsi ini dari mana ya kak/bang/mr.etc tolong tunjukkan ayat Al'Quran'ya spy saya percaya scr pengertian bkn hanya, "moga-moga" next Bgmn dengan ..
QS 33:56
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Kalau memang benar bahwa Muhammad sungguh-sungguh nabi utusan Tuhan Sang Pencipta, tentulah Tuhan akan memberikan jaminan keselamatan baginya, apalagi Muhammad pun juga disebut "kekasih Allah" atau "Orang yang dimuliakan Allah" atau "nabi yang paling mulia di antara semua nabi". Di saat kebimbangannya, Tuhan tentu akan memberikan jaminan kepastian bahwa Muhammad akan masuk surga. Tetapi lihat, di saat-saat terakhir menjelang ajal, Muhammad malah berdoa:Ya Allah! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi … (Hadis Shahih Bukhari 1573)

Jalan keselamatan nabi Muhammad akhirnya adalah kepada Teman Yang Maha Tinggi.
siapakah Teman YMT, apakah Dia ;
Tidak ada Imam MAHDI selain Isa putra maryam
(Hadis Ibnu Majah)

… Isa itu Rohullah, Rasullah dan Kalimatullah.
(Anas bin Malik hal. 72, An Nisa, 4:171)

Post a Comment