PARA MURID TIDAK PERCAYA

Posted by mochihotoru | Posted in , , | Posted on 7:02:00 PM

Disclaimer: Tulisan ini tak bermaksud mendukung ajaran manapun, baik Islam, Kristen, maupun Yahudi. Tulisan ini murni sebuah teori yang memakai pendekatan sejarah dan sastra yang alkitabiah, netral, dan deskriptif untuk mencari kebenaran. Tulisan ini terlepas dari ajaran, dogma, dan tradisi mana pun yang lebih mengarah kepada pembenaran semata.

Perjalanan ke Emaus (Lukas 24:13-31)

Pada hari (Minggu) itu juga, dua orang murid Yesus sedang berjalan ke sebuah desa yang bernama Emaus, kira-kira sebelas kilometer (dalam Alkitab versi lain: tujuh kilometer dan lima mil) jauhnya dari Yerusalem. Sambil berjalan mereka bercakap-cakap tentang segala peristiwa yang telah terjadi itu. Sementara mereka bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri dan berjalan bersama-sama mereka. Mereka melihat Yesus, tetapi ada sesuatu yang membuat mereka tidak mengenal Dia.

Lalu Yesus berkata, “Apa yang kalian bicarakan di tengah jalan ini?”

Mereka berhenti dengan muka sedih. Lalu seorang dari mereka, yang bernama Kleopas, bertanya kepada Yesus, “Apakah Bapak satu-satunya orang asing di Yerusalem yang tidak tahu peristiwa yang terjadi di sana akhir-akhir ini?”

“Peristiwa apa?” tanya Yesus. “Peristiwa yang terjadi dengan Yesus, orang dari Nazaret itu,” jawab mereka. “Ia adalah seorang nabi. Kata-kata-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya berkuasa sekali--baik menurut pandangan Allah maupun menurut pandangan seluruh bangsa kami. Tetapi, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin bangsa kami menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka menyalibkan Dia (pada hari Jumat sore)! Padahal kami mengharap bahwa Dialah yang akan membebaskan Israel!

“Dan hari ini adalah hari ketiga semenjak hal itu terjadi. Tetapi, beberapa wanita dari kalangan kami telah membuat kami terkejut. Pagi-pagi sekali mereka pergi ke kuburan [menurut Uskup James, kuburan batu tersebut lebarnya 5 kaki, tingginya 7 kaki, dan dalamnya 15 kaki], dan tidak menemukan jenazah-Nya di sana. Lalu mereka kembali dan mengabarkan bahwa mereka melihat malaikat, dan malaikat-malaikat itu berkata bahwa Yesus masih hidup. Beberapa orang dari kami lalu pergi ke kuburan dan mendapati bahwa apa yang dikatakan wanita-wanita itu memang demikian, hanya mereka tidak melihat Yesus.”

Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Kalian memang bodoh! Terlalu lamban kalian untuk memercayai semua yang sudah dikatakan para nabi yang terdahulu! Bukankah Juru Penyelamat harus mengalami semua ini dahulu, sebelum masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Kemudian Yesus menerangkan kepada mereka apa yang tertulis di dalam seluruh Kitab Suci terdahulu mengenai diri-Nya, mulai dari kitab-kitab Musa dan kitab para nabi.

Sementara itu mereka mendekati desa tujuan mereka. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan, tetapi mereka menahan-Nya. “Tinggallah di tempat kami,” kata mereka kepada-Nya, “sekarang sudah hampir malam dan sudah mulai gelap juga.”

Maka Yesus (yang masih dalam penyamaran) masuk untuk bermalam di tempat mereka. Pada waktu duduk makan bersama mereka, Yesus mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah, membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya, lalu memberikannya kepada mereka. Kemudian sadarlah mereka bahwa itu adalah Yesus. Tetapi Dia lenyap dari pemandangan mereka (melarikan diri).

Reaksi yang Skeptis

Dengan penuh semangat, kedua orang murid tersebut memberitahukan murid-murid yang lain:

“Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi mereka pun tidak percaya.” (Markus 16:13).

Apa yang salah dengan murid-murid Yesus ini? Mengapa mereka enggan percaya? Masalahnya adalah mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa Yesus masih hidup sedangkan mereka melihat dengan mata-kepala sendiri bahwa Yesus disalib dan dikuburkan! Yesus bukan bangkit kembali (secara spiritual), namun masih hidup seperti mereka, dengan fisik, daging, dan darah. Terbukti dengan Dia makan roti ketika sedang dalam penyamaran–bukan secara spirit dan roh.

Hal ini memang sulit untuk dipercaya. Namun, jika mereka diberitahu bahwa Maria telah melihat hantu Yesus, mereka mungkin akan percaya. Jika kedua murid itu juga berkata bahwa mereka bertemu dengan hantu Yesus, mereka akan memercayainya. Murid-murid itu adalah orang-orang yang sudah pernah melihat roh-roh jahat keluar dari tubuh manusia dan memasuki babi-babi yang jumlahnya dua ribuan (Markus 5:13). Mereka pernah melihat kutukan terhadap pohon ara dan mengeringkan pohon tersebut hanya dalam waktu semalam (Markus 11:20). Mereka juga melihat tujuh setan yang diusir keluar dari tubuh Maria Magdalena (Markus 16:9). Semua itu menjadi sangat biasa bagi orang-orang seusia mereka. Roh-roh, hantu-hantu dan setan-setan; mereka bisa menerima semua itu. Tapi memercayai seorang Yesus yang masih hidup? Seorang Yesus secara fisik? Seseorang yang telah selamat dari sengsara maut (Kisah Para Rasul 2: 24)? Secara psikologis, menerima kebenaran tersebut sangatlah berat bagi mereka yang kurang percaya (Matius 6:30; 8:26; 14:31; 16:8; dan Lukas 12:28).

Padahal sudah banyak kesaksian mengenai Yesus yang masih hidup, seperti:

* Maria Magdalena bersaksi bahwa Yesus masih hidup dengan menyamar sebagai tukang kebun (Yohanes 20:11-18).

* Murid-murid dari Emmaus bersaksi bahwa Yesus masih hidup dengan menyamar sebagai orang yang tengah dalam perjalanan (Yohanes 24:13-16).

* Malaikat-malaikat mengatakan kepada wanita-wanita yang ikut bersama Yesus dari Galilea bahwa Yesus hidup (Lukas 24: 23).

* Dua orang yang berdiri mengatakan kepada Maria Magdalena, Yohana, dan Maria ibu Yakobus, “Mengapa kamu mencari dia yang hidup di antara orang mati?” (Lukas 24: 4-7).

Hampir semua murid-Nya percaya bahwa Yesus telah mati. Mereka sulit percaya kesaksian orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus masih hidup secara fisik setelah disalib oleh orang-orang berdosa di Bukit Golgota seperti yang mereka lihat (Lukas 24:7). Hanya Petrus yang masih berada dalam keraguan tentang kematian Gurunya. Memang, Petrus sendiri tidak yakin bahwa Sang Guru-lah yang ditangkap sekelompok orang di taman Getsemani (sekarang tempat berdirinya Gereja Segala Bangsa di Yerusalem) karena dia merasa ada yang berbeda dengan diri Yesus yang disalibkan sejak malam penangkapan-Nya tersebut. Karena itu Petrus menyangkal tiga kali bahwa dia mengenal Anak Manusia itu di hadapan para Imam Besar (Lukas 22:54-62).

Mereka baru percaya Yesus masih hidup ketika Dia menampakkan langsung kepada mereka pada hari Minggu malam, tepat tiga hari setelah penangkapan-Nya pada hari Kamis malam, ketika semua murid-Nya tengah ramai membicarakan penampakan diri-Nya (Yohanes 20:19; Lukas 24:36). Saking tidak percayanya para murid itu, Yesus harus memperlihatkan tangan dan kaki-Nya dan menyuruh mereka meraba agar mereka percaya bahwa yang mereka lihat bukanlah hantu atau setan seperti yang bayangan mereka. Yesus kemudian meminta makanan kepada mereka dan diberikan oleh mereka sepotong ikan goreng.

Setelah meyantapnya, Yesus kemudian menjelaskan isi Kitab Suci yang menubuatkan diri-Nya. Dia juga menjelaskan arti dari Tanda Yunus (Matius 12:38-40) di mana Yunus berdoa selama tiga hari tiga malam kepada Tuhan dari dunia orang mati—maksudnya dari dalam perut ikan dalam keadaan hidup (Yunus 2:2).

“Lalu Dia berkata kepada mereka, ‘Di dalam Kitab Suci tertulis bahwa Juru Penyelamat harus menderita, dan harus bangkit dari antara orang mati (menampakkan diri kembali) pada hari yang ketiga. Juga bahwa atas nama Raja Penyelamat itu, haruslah diwartakan kepada segala bangsa bahwa manusia harus bertobat, dan bahwa Allah mengampuni dosa. Dan berita itu harus diwartakan mulai dari Yerusalem. Kalianlah saksi-saksi dari semua ini. Dan Aku sendiri akan mengirim kepadamu apa yang sudah dijanjikan oleh Bapa. Tetapi kalian harus tetap menunggu di kota ini sampai kuasa dari Allah meliputi kalian.’” (Lukas 20:46-49)

Comments (0)

Post a Comment