Abate: Amankah Untuk Tubuh?

Posted by mochihotoru | Posted in , , | Posted on 12:04:00 AM

Mungkin banyak orang yang sudah tahu bahwa salah satu materi kampanye pemberantasan demam berdarah adalah penaburan bubuk abate ke tempat-tempat penampungan air minum. Namun, amankah tindakan ini?

Abate adalah nama dagang dari temephos, yaitu insektisida golongan organofosfat yang digunakan untuk memberantas jentik nyamuk. Penggunaannya pada tempat penampungan air minum telah dinyatakan aman oleh WHO dan Depkes RI.

http://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/10/demam-berdarah-pencegahannya.jpg

Beberapa alasan mengapa abate dianggap aman bagi tubuh antara lain:

Pada percobaan, seekor tikus jantan baru akan mati jika mengonsumsi abate sebanyak 8, 6 gr abate/kg berat badan tubuhnya. Pada manusia yang mempunyai berat badan 10 kg (orang dewasa rata-rata 50 kg) mungkin baru akan meninggal jika mengonsumsi 86 gr abate.

Dosis abate yang dibutuhkan untuk membunuh jentik nyamuk dalam air minum adalah 10 gr untuk 100 liter air. Untuk mencapai kadar 86 gr abate, dibutuhkan 860 liter air.

Jadi, seorang manusia berberat badan 10 kg (balita) baru akan meninggal jika mengonsumsi sebanyak 860 liter air mengandung abate dengan dosis sesuai aturan pakai.

Dan untungnya lagi, tidak seperti DDT (dikloro difenil tetrakloroetana), abate tidak terakumulasi di dalam tubuh.

Sebenarnya, setelah ditaburkan, bubuk abate akan segera menempel di dinding penampung air, sehingga kadarnya di dalam air minum lebih rendah dibanding di dinding penampung air. Daya tempelnya mampu bertahan dua sampai tiga bulan.

Abate sebaiknya hanya diaplikasikan pada wadah penampungan air yang sulit dan jarang dikuras. Pada penampungan air yang bisa dikuras sekali seminggu, tidak perlu diberi abate, karena jentik nyamuk juga keburu tewas saat pengurasan (perkembangan dari telur sampai nyamuk dewasa butuh waktu sekitar sembilan hari).

Sumber: wartamedika.com

Comments (0)

Post a Comment