Yom Kippur

Posted by mochihotoru | Posted in , , , | Posted on 3:11:00 AM

Yom Kippur mungkin merupakan hari raya paling penting dalam ajaran Yahudi. Banyak umat Yahudi yang tidak menjalankan kebiasaan Yahudi lain akan menghindari pekerjaan, berpuasa dan/atau datang ke sinagoga untuk beribadah pada hari ini. Yom Kippur diperingati pada hari kesepuluh bulan Tisyri. Hari raya ini dimulai sejak turunnya Imamat 23.26.

http://www.shoryoshuv.org/images/large/Yom%20Kippur.jpg

http://www.independent.co.uk/multimedia/archive/00049/yomkippur_49471s.jpg

http://www.films42.com/columns/Yom-Kippur_Torahs.jpg

Nama “Yom Kippur” berarti “Hari Pendamaian” atau “Hari Penebusan Dosa”, dan itu benar-benar menjelaskan apa makna dari hari raya ini. Pada hari ini umat diharuskan untuk “merendahkan diri dengan berpuasa,” untuk bertobat atas dosa-dosa yang telah dilakukan selama setahun. Pada Hari-Hari Pertobatan, telah disebutkan “kitab-kitab” di mana Elokim (Allah) menuliskan semua nama kita. Pada Yom Kippur, penghakiman yang tertulis dalam kitab-kitab ini lalu disegel. Hari ini merupakan, utamanya, permohonan terakhirmu, kesempatan terakhirmu untuk mengubah penghakiman, untuk menunjukkan penyesalanmu dan menebus semua kesalahan.

Seperti yang tercatat dalam artikel Hari-Hari Pertobatan, Yom Kippur hanya menebus dosa-dosa antara manusia dan Elokim, bukan dosa-dosa kepada sesama. Untuk menebus dosa-dosa kepada sesama, kita harus melakukan pendamaian dengan orang tersebut, memperbaiki kesalahan yang dilakukan terhadap mereka jika memungkinkan. Semua harus diselesaikan sebelum Yom Kippur.

Yom Kippur adalah Sabat yang sempurna; tidak ada pekerjaan yang boleh dilakukan pada hari ini. Sudah umum diketahui bahwa kita hari menahan diri dari makanan dan minuman (bahkan air) pada Yom Kippur. Puasa ini adalah puasa 25-jam tepat yang dimulai sebelum matahari terbenam sehari sebelum Yom Kippur dan berakhir setelah matahari terbenam pada hari Yom Kippur. Talmud juga menetapkan pembatasan tambahan yang kurang banyak diketahui seperti: mencuci dan mandi, meminyaki diri (dengan kosmetik, deodoran, dan lainnya), mengenakan sepatu kulit (kaum Yahudi Ortodoks secara rutin menggunakan sepatu karet kanvas di bawah pakaian mereka pada saat Yom Kippur), dan melakukan hubungan seksual, semuanya dilarang saat Yom Kippur.

Seperti biasanya, beberapa pembatasan ini dapat dicabut jika sampai mengancam nyawa atau kesehatan. Nyatanya, anak-anak di bawah usia sembilan tahun dan perempuan hamil (dari saat penderitaan dimulai hingga tiga hari setelah melahirkan) tidak diizinkan untuk berpuasa, bahkan ketika mereka sendiri mau melakukannya. Anak-anak yang lebih tua dan perempuan dari hari ketiga hingga ketujuh setelah melahirkan diizinkan untuk berpuasa, namun diizinkan untuk berbuka puasa jika mereka merasa perlu. Orang-orang yang menderita penyakit perlu berkonsultasi dengan dokter dan rabbi untuk meminta saran.

Kebanyakan hari raya dihabiskan di dalam sinagoga, dengan berdoa. Dalam sinagoga-sinagoga Ortodoks, ibadah dimulai lebih cepat pada pagi hari (sekitar pukul delapan atau sembilan pagi) dan berlanjut hingga sekitar pukul tiga sore. Jemaat lalu biasanya pulang untuk tidur siang dan kembali sekitar pukul lima atau enam sore untuk melaksanakan ibadah siang dan malam, yang berlanjut hingga senjakala. Ibadah berakhir pada malam hari, dengan tiupan tekiah gedolah, tiupan shofar yang panjang.

Sudah menjadi tradisi untuk mengenakan pakaian putih pada hari raya, yang menyimbolkan kesucian dan mengingatkan janji bahwa dosa-dosa kita akan dijadikan seputih salju (Yesaya 1:18). Beberapa orang mengenakan kittel, jubah putih yang dipakai saat pemakaman.

Dalam kalendar Gregorian, Yom Kippur ini berlangsung pada tanggal-tanggal berikut:

· 18 September 2010 (5771 tahun Yahudi)

· 8 Oktober 2011 (5772 tahun Yahudi)

· 26 September 2012 (5773 tahun Yahudi)

Liturgi Yom Kippur

Yom Kippur memiliki pemberkatan cahaya lilinnya sendiri. Jika hari raya ini bertepatan dengan hari Sabat, kata-kata dalam tanda kurung ditambahan:

“Baruch atah adonai eloheinu melech ha’olam asher kid’shanu b’mitzvotav v’tzivanu l’hadlik neir shel (shabbat v’shel) yom hakippurim.”

(Terberkatilah Engkau, Allah kami, Pencipta ruang dan waktu, yang memperkaya kehidupan kami dengan kekudusan, yang memerintahkan kami untuk menghidupkan cahaya (Sabat dan) Yom Kippur)

Setelah lilin menyala, doa Shehecheyanu dibacakan.

Ibadah malam yang memulai Yom Kippur biasanya dikenal sebagai Kol Nidre, dinamakan untuk doa yang memulai ibadah. “Kol nidre” berarti “segala sumpah,” dan dalam doa ini, kita memohon Elokim untuk membatalkan semua sumpah pribadi yang mungkin kita buat pada tahun yang akan datang. Ini hanya mangacu kepada sumpah-sumpah antara orang yang membuatnya dan Elokim (bernazar), seperti “Jika aku lulus ujian, aku akan beribadah setiap hari selama enam bulan ke depan!”

Doa ini sering dirujuk oleh kaum anti-Yahudi (Yudeofobia) sebagai bukti bahwa umat Yahudi adalah kaum yang tak bisa dipercaya (kami tidak memegang sumpah kami), dan untuk alasan inilah gerakan Reform sempat menghapusnya dari liturgi untuk sementara. Nyatanya, pembalikan ini benar adanya: kita membuat doa ini karena kita telah mengambil sumpah secara sangat serius bahwa diri kita sudah terikat bahkan ketika membuat sumpah di bawah paksaan atau saat stres di mana kita tak bisa berpikir lurus. Doa ini memberikan kenyamanan untuk mereka yang dipaksa beralih ke agama Kekristenan dengan cara disiksa dan dianiaya dalam berbagai inkuisisi (termasuk dalam pemerintahan Nazi Jerman), padahal mereka merasa tidak dapat melanggar sumpah mereka untuk mengikuti Kekristenan. Karena sejarah inilah, gerakan Reform akhirnya mengembalikan doa ini ke dalam liturgi.

http://www.justfoodnow.com/wp-content/uploads/2010/09/Yom-Kippur-eve-image-from-crownheights.info_.jpg

http://www.netglimse.com/images/events/yom_kippur/liturgy.jpg

Banyak sekali yang ditambahkan ke dalam liturgi biasa. Mungkin penambahan yang paling penting adalah pengakuan doa jemaat, yang ditambahkan ke dalam doa Shemoneh Esrei (Amidah). Perlu dicatat bahwa semua dosa diakui dalam bentuk plural (kami telah melakukan ini, kami telah melakukan itu), yang menekankan pertanggungjawaban jemaat atas dosa-dosa.

Terdapat dua bagian dasar dalam pengakuan ini: Ashamnu, yang lebih pendek, daftar yang lebih umum (kami telah berkhianat, kami telah bersifat agresif, kami telah memfitnah...), dan Al Chet, yang lebih panjang dan daftar yang lebih spesifik (untuk dosa-dosa yang telah kami lakukan di hadapan-Mu dengan sengaja atau di bawah paksaan, dan untuk dosa yang kami lakukan di hadapan-Mu tanpa perasaan bersalah...) Permohonan untuk pengampunan yang sering diucapkan sebagai selingan dalam doa ini. Ada pula sebuah pengakuan ringkas: “Maafkanlah kami atas segala pelanggaran terhadap perintah dan larangan, baik yang disengaja maupun tidak, baik yang disadari oleh kami maupun tidak.”

Menarik untuk dicatat bahwa pengakuan-pengakuan ini tidak secara spesifik menyebutkan macam-macam dosa ritual yang beberapa orang pikir “biarkan-saja-dan-selesai” dalam Yudaisme. Tidak ada yang namanya “untuk doa yang telah kami lakukan di hadapan-Mu dengan memakan daging babi, dan untuk dosa yang telah kamu lakukan melawan perintah-Mu dengan mengendarai pada hari Sabat” (meskipun semua ini dengan jelas termasuk dalam pengakuan ringkas). Sebagian besar dosa-dosa yang disebutkan satu persatu termasuk penganiayaan terhadap orang lain, kebanyakan lewat lisan (misalnya berbicara tak sopan, mengejek, memfitnah, mengumpat, berbohong, dan bersumpah dusta). Semua ini dimasukkan ke dalam kategori dosa yang dikenal sebagai “lashon ha-ra” (literal: lidah yang jahat), yang dianggap sebagai dosa yang paling besar dalam ajaran Yudaisme (melanggar Sepuluh Perintah).

Ibadah penutup Yom Kippur, yang dikenal sebagai Ne’ilah, merupakan hal yang khas pada hari tersebut. Biasanya berlangsung selama satu jam. Tabut (lemari kaca tempat gulungan Torah disimpan) dibiarkan terbuka sepanjang ibadah ini, jadi kamu harus berdiri sepanjang ibadah ini. Ada nada keputusasaan dalam doa-doa selama ibadah ini. Ibadah ini terkadang disebut sebagai penutup gerbang-gerbang; pikirkan sebagai “kesempatan terakhir” untuk mendapatkan kata-kata yang baik sebelum hari raya berakhir. Ibadah ini diakhiri dengan tiupan shofar yang amat panjang.

Setelah Yom Kippur, seseorang harus mulai bersiap untuk hari raya berikutnya, Sukkot, yang dimulai lima hari kemudian.

Sumber: jewishvirtuallibrary.org

(www.sammy-summer.co.cc)

Comments (0)

Post a Comment