Siapa Bilang Otak Manusia Cuma Terpakai 10 Persen?
Posted by mochihotoru | Posted in Education, Motivational Articles, Myth, Science | Posted on 3:45:00 AM
Otak manusia sangatlah kompleks dan merupakan sumber dari semua perasaan, perilaku, pengalaman, serta gudang dari memori dan kesadaran. Tapi apa benar manusia hanya menggunakan 10 persen dari otaknya seperti yang sering kita dengar dari para motivator?
Otak sangat misterius, dan satu tambahan misteri lainnya adalah asumsi bahwa manusia hanya menggunakan 10 persen dari otaknya. Jika setiap orang bisa memanfaatkan 90 persen otak lainnya, mungkin semua orang dapat menjadi ilmuwan dan memiliki kekuatan telekinetik.
“Meskipun ide yang menarik, ‘mitos 10 persen’ sangat tidak benar, dan sangat menggelikan,” ujar Barry Gordon, ahli saraf di Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore, seperti dilansir dari ScientificAmerican terbitan Mei 2010 lalu.
Menurut Gordon, mitos berasal dari konsep-konsep orang tentang otaknya sendiri. Kelompok ini melihat kekurangan dirinya sebagai bukti bahwa materi abu-abu (korteks otak yang berisi sel saraf tubuh) belum maksimal dimanfaatkan.
Ini adalah asumsi yang salah. Mungkin benar, pada saat-saat tertentu dalam hidup seseorang, seperti pada saat beristirahat dan rileks hanya menggunakan hanya 10 persen dari otak. Tapi ini tidak berlaku untuk kondisi lainnya.
“Ternyata kita menggunakan hampir setiap bagian otak, dan kebanyakan otak aktif hampir sepanjang waktu. Otak merupakan tiga persen dari berat badan dan memerlukan 20 persen dari energi tubuh,” tambah Gordon.
Berat rata-rata otak manusia sekitar tiga pon (1,3 kg) dan terdiri dari otak besar, otak kecil, dan batang otak.
Otak besar merupakan merupakan porsi terbesar dan melakukan semua fungsi kognitif yang lebih tinggi. Otak kecil bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi motorik, seperti koordinasi dan keseimbangan gerakan. Sedangkan batang otak didedikasikan untuk fungsi bernapas.
Sebagian besar energi yang dikonsumsi otak merupakan kekuatan awal untuk memicu penembakan jutaan neuron (saraf) agar bisa berkomunikasi satu sama lain. Para ilmuwan berpikir bahwa penembakan saraf dan koneksi tersebut yang menimbulkan fungsi otak lebih tinggi.
Energi yang tersisa digunakan untuk mengendalikan aktivitas lain yang tidak disadari seperti denyut jantung, maupun yang disadari seperti mengendarai mobil.
Meskipun benar bahwa setiap saat semua bagian otak tidak tertembak secara bersamaan, tetapi peneliti menggunakan teknologi pencitraan otak untuk menunjukkan bahwa otak sama halnya dengan otot-otot tubuh, yang terus aktif selama 24 jam.
“Bukti menunjukkan bahwa manusia menggunakan 100 persen otak,” ujar John Henley, seorang ahli saraf di Mayo Clinic di Rochester, Minn.
Bahkan menurut Henley, dalam keadaan tidur sekalipun, ada bidang-bidang otak yang tetap aktif, seperti korteks frontal yang mengontrol hal-hal pada level tinggi seperti berpikir dan kesadaran diri, atau wilayah somatosensori yang membantu orang mengenali lingkungan sekitar.
Sebagai contoh sederhana pada saat kita menuangkan kopi di pagi hari, bagian otak yang aktif adalah lobus oksipital dan parietal, motorik sensorik dan korteks motorik sensorik, basal ganglia, otak kecil, dan lobus frontal. Aktivitas saraf hampir terjadi di seluruh otak dalam jangka waktu hanya beberapa detik.
“Hal ini bukan berarti bahwa jika otak rusak, kita tidak dapat melakukan tugas sehari-hari,” ujar Henley.
Ia menuturkan bahwa seseorang yang mengalami luka di otak atau sebagian otaknya telah dihapus, masih bisa hidup dengan cukup normal. Tetapi ini karena otak memiliki cara berkompensasi dan memastikan bahwa bagian otak yang tersisa bisa mengambil-alih tugas aktivitas.
Sumber: Detik.com
Comments (0)
Post a Comment