APAKAH ORANG KRISTEN PERCAYA PADA TIGA ALLAH?

Posted by mochihotoru | Posted in , , , , | Posted on 4:33:00 PM

Jika Anda seorang muslim kemungkinan Anda mendengar bahwa orang-orang Kristen percaya pada tiga Tuhan—atau tiga Allah. Lantas Anda berpikir bahwa Kristen adalah sebuah agama politeistis modern. Atau mungkin inilah yang sering Anda dengar dari rekan-rekan Anda atau guru-guru agama Anda. Namun, hal ini tidaklah benar. Sebenarnya, sama seperti bagi orang Islam, pemikiran seperti itu juga merupakan hinaan bagi orang-orang Kristen.

Orang-orang kristiani, baik Katolik, Protestan, dan tentu saja Restorasionis, meyakini bahwa mereka memiliki kepercayaan yang sama dengan kaum muslim yang percaya pada Allah yang esa. Dalam Kitab Suci umat Kristen, Alkitab (di mana Injil termasuk di dalamnya), Allah memerintahkan, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Keluaran 20:3).

Apakah Yesus, atau yang umat muslim sebut Isa, menjunjung tinggi monoteisme? Jika Anda mau melihat Kitab Suci mereka, di sana disebutkan, bahwa ketika Yesus diminta menyebutkan perintah terbesar, Ia menjawab, “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu” (Markus 12:29-30). Apa yang tertulis dalam Injil Markus ini selaras dengan apa yang tertulis dalam Taurat (Keluaran 6:4). Umat kristiani tetap memegang perintah Yesus itu hingga saat ini dan diyakini tanpa ada penyelewengan apapun.

Namun, Alkitab, dipercaya oleh umat kristiani Trinitarian seperti Katolik, Protestan, dan Ortodoks, mengajarkan bahwa Allah itu satu secara hakikat, tiga secara Pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Setiap Pribadi adalah Allah yang sempurna. Jadi, sama sekali tidak terpisahkan—hanya kelihatannya sama terpisah. Allah bukan tiga, namun tiga tapi satu. Bagi mereka, ini bukanlah suatu kontradiksi matematika. Walaupun manusia tidak dapat sepenuhnya memahami paradoks mengenai kesatuan Allah dalam tiga pribadi, umat kristiani arus utama tersebut percaya bahwa penyataan itu adalah benar adanya. Jadi orang Kristen bukan percaya pada tiga Allah. Allah kita yang Esa itu menyatakan diri dalam tiga Pribadi. Penafsiran inilah yang membedakan Kekristenan Trinitarian dari agama monoteisme lainnya seperti Islam.


http://i15.photobucket.com/albums/a351/britishgrenadier/Father%20Son%20and%20Holy%20Ghost/355029039_1dc68057c5.jpg

http://www.holytrinityoldcatholicchurch.org/_borders/thd_trinity1.gif

http://www.prayerflowers.com/trinity.jpg

Jika harus dianalogikan, Allah yang memiliki tiga Pribadi Mahakudus ini sama saja seperti seseorang yang memiliki tiga status. Di satu sisi dia dikenal sebagai dosen di kampus tempat dia mengajar, dan di sisi lain dia juga dikenal sebagai dokter sebuah rumah sakit terkenal. Namun dia juga tetap merupakan seorang ayah bagi anak-anaknya. Dia terkadang memakai pakaian yang berbeda untuk menunjukkan ketiga statusnya yang berbeda itu—dosen, dokter, dan ayah. Dia tetap dikenal sebagai seorang dosen maupun dokter walaupun dia sedang mengasuh anak-anaknya sebagai seorang ayah. Ketiga status tersebut sama sekali tidak menunjukkan bahwa orang itu adalah tiga orang yang berbeda. Orangnya tetap sama dengan fungsi yang berbeda dalam situasi yang berbeda. Secara sederhana, inilah yang dipahami kaum Trinitarian. Dengan demikian, ketiga Pribadi dari Allah yang sama menempati fungsinya masing-masing.

Lalu bagaimana dengan Yesus yang dipercaya sebagai Anak Allah? Yesus yang sama yang memuji keesaan Allah bersaksi dengan hidup-Nya yang sempurna, dengan mujizat-mujizat-Nya dan dengan mulut-Nya sendiri bahwa Dia adalah Putra Allah (Matius 9:6; Yohanes 8:46, 58). Yesus berkata, “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30). Bagi kaum Trinitarian, kita tidak bisa memuji pengajaran Yesus dan pada saat yang sama menolak keilahian-Nya (baca: sifat dan status-Nya sebagai Pribadi Allah) karena Yesus diyakini berasal dari Allah dan adalah Allah. Karena itulah, sebutan Anak Allah yang dinisbatkan bagi Yesus dianggap sama saja dengan Pribadi Allah yang lain.

Dalam penafsiran kaum Trinitarian, seperti Katolik dan Kristen (sebutan bagi kristiani Protestan), kesaksian Yesus inilah membuat para pemimpin agama pada zaman Yesus tersinggung. Karena Yesus mengaku Mesias (Almasih), yaitu Putra Allah yang melambangkan hubungan-Nya yang dekat dengan Allah, maka mereka berencana untuk membunuh Dia, “Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?” Jawab Yesus: “Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit.” Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: “Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?” Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati.” (Markus 14:61-64). Jadi, bagi mereka, menolak Yesus sebagai salah satu tiga Pribadi Allah ataupun menolak menyebut-Nya Putra Allah sama seperti menolak-Nya sebagai Mesias alias Almasih (Juruselamat).

Bagaimanapun, umat kristiani, dari berbagai aliran, sejak 2000 tahun lalu berusaha tetap memegang perintah untuk mengasihi Tuhan Allah Yang Esa seperti yang disampaikan Yesus Kristus sendiri. Hanya saja, pengertiannya berbeda dengan yang dimiliki umat muslim. Inilah yang sering mengundang kesalahpahaman dan pertengkaran antara umat muslim dan kristiani. Namun, dengan penjelasan ini semoga Anda sebagai umat muslim bisa mengerti dan memahami cara berpikir orang Kristen sehingga tidak lagi menuduh secara sepihak bahwa umat kristiani mempunyai tiga Tuhan (tiga Allah). Bagaimanapun, sama seperti Anda, umat kristiani pun tetap menjunjung tinggi Pancasila sila pertama mengenai Ketuhanan Yang Maha Esa.

(www.sammy-summer.co.cc)

Comments (0)

Post a Comment