GARIS WAKTU SEJARAH GERAKAN ZIONISME (KONFLIK PALESTINA-ISRAEL)

Posted by mochihotoru | Posted in , , , , , , , | Posted on 5:40:00 PM

(Disusun oleh Sandy Arifiadie)

1843, Tulisan Zionis pertama dari Rabbi Alcalay dan Rabbi Kalischer, Emuna Yeshara.

1844, Sensus pertama di Yerusalem menunjukkan 7120 yahudi, 5760 muslim, 3390 kristiani.

1856, Pembaruan Usmaniyah (Tanzimat) – termasuk syarat untuk mendaftarkan kepemilikan tanah di Palestina dan membayar pajak atasnya.

1860-1864, Orang-orang Yahudi mengambil bagian dalam gerakan nasional Polandia, yang diikuti Pemberontakan Januari (powstanie styczniowe).

1860, Permukiman Yahudi pertama (Mishkenot Sha’ananim) di luar Kota Tua Yerusalem.

1861, Perkumpulan Zion dibentuk di Frankfurt am Main, Jerman.

1862, Moses Hess menulis “Roma dan Yerusalem”.

1867, Mark Twain mengunjungi Palestina sebagai bagian perjalanan ke tempat yang orang Barat sebut Tanah Suci.

1878, Perkampungan Zionis Pertama – Petah Tikwa.

Naphtali Herz Imber menulis “Tikvatenu” [Harapan Kita], yang belakangan diadopsi sebagai lagu kebangsaan Zionis dan lagu kebangsaan Israel, Hatikvah.

1870an, Pembentukan Hovevei Tzion [Pencinta Sion] di Rusia

1881, Pembunuhan berencana Rusia menyebabkan penghancuran di Perbatasan Permukiman, Rusia selatan.

30-31 Desember, Kongres Pertama seluruh Perkumpulan Zionis di Romania, yang mempromosikan kolonisasi Palestina, diselenggarakan di Focşani, Romania.

1882, Bilu [Bet Yaacov Lechu VeNelcha (Yeshayahu perek 2 atau 3).] – gerakan halutz [pelopor] didirikan di Kharkov, Rusia.

Leon Pinsker, dalam “Auto-emancipation”, mengusulkan perkara Negara Yahudi.

Perkumpulan Hibbat Tzion [Kecintaan terhadap Sion] didirikan.

Permulaan Aliyah [migrasi] pertama: migrasi/ “kenaikan” orang-orang Yahudi dari Kekaisaran Rusia dan Romania ke Palestina.

1883, Baron de Rothschild memulai dukungan atas permukiman Yahudi di Eretz Yisrael (Tanah Israel), dengan lebih dulu mulai membeli tanah di wilayah Palestina dan membiayai penyelesaian pertanian Yahudi dan perusahaan industri.

1884, Konferensi Pertama gerakan Hovevei Tzion, yang dipimpin oleh Pinsker, di Kattowicz.

1890-1991, Gelombang besar kaum Yahudi tiba dari Rusia

1890, Istilah “Zionisme“ (Tsi’onut) ditemukan oleh seorang wartawan Yahudi Austria Nathan Birnbaum dalam jurnalnya “Selbstemanzipation [Emansipasi Diri] dan diberi definisi sebagai gerakan nasional untuk pemulangan seluruh “ras” Yahudi yang berdiaspora ke “tanah air” mereka dan permulaan baru kedaulatan Yahudi di suatu wilayah yang dinamai “Tanah Israel” (Eretz Yisrael).

1894-1895, Kapten Alfred Dreyfus, dituduh sebagai spionase dalam pemeriksaan pengadilan di Paris (Dreyfus affair), menciptakan masalah antisemitisme yang mencolok di Eropa Barat. Pemeriksaan pengadilan terhadapnya menginspirasikan Herzl untuk menulis sebuah buku setahun kemudian.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/52/Degradation_alfred_dreyfus.jpg http://www.banknotes.com/IL41.JPG

1896-1904, Theodor Herzl tidak berhasil mendekati para pemimpin dunia agar membantunya menciptakan Kampung Halaman Nasional Yahudi.

1896, Theodor Herzl (Benjamin Zeev Herzl), seorang agnostik, menulis “Der Judenstaat” [Negara Yahudi], yang berisi tentang doktrin Zionisme politik, dan menunggu penciptaan sebuah Negara Yahudi.

1897, Basel, Swiss, 29-31 Agustus, Kongres Zionis Internasional pertama dipelopori oleh Herzl. Deklarasi Basel [program gerakan Zionis]; Organisasi Zionisme Dunia (WZO) diciptakan dengan Herzl sebagai presiden pertamanya.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/58/Delegates_at_First_Zionist_Congress.jpg

“Di Basel Aku Dirikan Negara Yahudi”.

Herzl mendesak Khalifah Abdul Hamid dari Kekhalifahan Usmaniyah (Ottoman) agar menerima secara berangsur-angsur konstitusi Jerman, membujuk membuka kantor diplomatik Jerman di Istambul, dan mendesak Khalifah agar membuat keputusan bahwa Kekhalifahan Usmaniyah mengakui imigrasi orang-orang Yahudi ke Tanah Palestina.

Khalifah menolak melepaskan Palestina walaupun hanya sejengkal.

Organisasi Zionis Amerika (ZOA) didirikan di bawah nama Federasi Zionis Amerika.

1898, Sholom Aleichem menulis sebuah pamflet berbahasa Yiddish, “Mengapa Orang Yahudi Perlu Memiliki Tanah Sendiri?” yang mengajak seluruh “ras” Yahudi memberi dukungan kepada berdirinya Negara Yahudi.

The Colonisation Commision [Komisi Kolonisasi] didirikan.

1899, Henry Pereira Mendes memublikasikan “Melihat ke Depan: Berbagai Peristiwa Abad Keduapuluh, yang dasar pemikiran pemulihan kembali kedaulatan bangsa Yahudi – keturunan bangsa Israel kuna – atas tanah Israel historis yang dianggap penting bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia. Pengembalian bangsa Yahudi ke tanah asalnya setelah sekian lama pembuangan dengan tangan bangsa Yahudi sendiri.

Kongres Zionis Kedua – Bank Leumi (Jewish Colonial Trust) didirikan dan dijadikan badan hukum di London sebagai instrumen finansial Organisasi Zionis, mulai beraktivitas 1902.

1897: "At Basle I Founded the Jewish State"

by Nili Kadary

The first Zionist Congress achieved the objectives that Herzl had set for it. Immediately after the congress, Herzl wrote in his diary:

"At Basle, I founded the Jewish state.... The state, in its essence, has already been founded in the will of the people for a state."

Even though Herzl himself did not have the good fortune to witness the actual establishment of the Jewish state, there is no doubt that at Basle he laid the foundation for the State of Israel.

The first Zionist Congress opened ceremoniously in Basle, Switzerland on Sunday, 29 August 1897. One hundred ninety seven delegates, representatives of Zionist organizations from all over the world took part. Herzl was the central figure in the events of the congress, which opened with addresses by Herzl and Max Nordau, who described the goals of the Zionist movement. Afterwards, the delegates participated in discussions and took fundamental decisions which were to lay the foundation for all future activities of the Zionist Organization:

1. They formulated the Zionist platform:

"Zionism aspires to establish a homeland for the Jewish people, guaranteed by international law, in the land of Israel."

It was decided to adopt a blue and white flag bearing the Magen David (six pointed star) as the national flag of the Jewish people.

Four means were resolved as necessary to secure a "national homeland":

This platform was actually a compromise between the supporters of Herzl's approach -- Political Zionism -- and the Hovevei Tzion, who supported Practical Zionism.

2. The World Zionist Organization was established, with its sovereign institution - the Zionist Congress.

The elected institutions of the Zionist Organization were established: The Zionist General Council and the office of its chief executive, the Zionist Executive, and the president of the World Zionist Organization.

3. Guidelines for the choice of delegates to the Zionist Congress were established.

The foundation for these guidelines was the principle that the Zionist Congress held the status of a national assembly representing the entire Jewish people. Participants in the Congress would be elected representatives of the Jewish communities.

4. Plans were set forth and decisions taken concerning the establishment of additional bodies that would further goals of the Zionist movement.

Among these decisions:

The first Zionist Congress established the executive arm of the Zionist movement in the form of the World Zionist Organization.

Zionism became a popular, national democratic movement of the Jewish people with a mandate for the broadest scope of activity.

With the help of the Congress, the supreme institution of the movement, Herzl planned:

Since Herzl considered the Jewish problem an international political problem, he fashioned the congress as a Jewish parliament, and his own position as president of the Zionist Congress as head of state.

The Significance of the Zionist Congress at Basle

1901, Dengan dorongan yang kuat dari Theodor Herzl, Kongres Zionis Kelima, pertemuan di Basel, memutuskan untuk menyusun Keren Kayemeth Lelsrael (KKL) – Dana Nasional Yahudi.

1902, Inggris Raya menganjurkan skema El Arish.

Herzl memublikasikan novel “Altneuland” [The Old New Land], yang mengambil tempat di Palestina.

1903, Pembunuhan berencana di Kishinev.

Pemerintah Inggris mengusulkan “skema Uganda”, mengenai penyelesaian di Afrika Timur membagi Kongres Zionis Keenam, kepada Herzl, ditolak oleh Kongres Zionis Keenam.

Surat kabar St. Petersburg, Znamya, memublikasikan sebuah hoax sastrawi “The Protocols of the Elders of Zion” [Protokol Para Tetua Sion]. Pembunuhan Berencana Kishinev disebabkan oleh tuduhan bahwa orang Yahudi mempraktikkan kanibalisme.

1904, Permulaan Aliyah Kedua sebagian besar dari Rusia dan Polandia.

Va’ad Halashon [Konsili Bahasa] dibentuk. (lihat Posisi Berbeda dalam Bahasa Ibrani)

Kematian Herzl.

1905, Kongres Zionis Ketujuh (Basel) mengatur beberapa alternatif ke Palestina (mis, Uganda) sebagai tujuan usaha Zionis.

1906, David Green (Ben-Gurion) tiba di Israel

Sekolah tinggi Ibrani Pertama didirikan [Jaffa].

Sekolah Seni Bezalel didirikan [Yerusalem].

1907, Kongres Zionis Kedelapan mengadopsi Zionisme tiruan.

1908-1914, Aliyah orang Yaman Kedua

1908, Perusahaan Pengembangan Tanah Palestina (PLDC) didirikan.

1909, Patroli pertahanan “HaShomer” didirikan di Kfar Tabor.

Tel Aviv, kota seluruh orang Yahudi modern pertama, didirikan.

Young Judaea [Yudea Muda], gerakan pemuda Zionis, dibentuk.

1910, Kibbutz Degania didirikan.

1914-1918, Perang Dunia Pertama. Inggris dan sekutunya memerangi Jerman dan Kekhalifahan Usmaniyah.

Ahad Ha’am [Asher Ginsburg] dan kaum Zionis Kultural mengikuti Zionis Politik dalam pencarian “piagam” untuk tanah air orang Yahudi.

Oktober 1915-Januari 1916, Korespondensi McMahon-Hussein, setuju untuk memberikan wilayah Arab kepada Arab, jika Arab bersedia berperang dengan Turki.

Korps Zion Mule didirikan oleh Yosef Trumpeldor dalam Angkatan Darat Inggris.

1916, Perjanjian Sykes-Picot membagi Timur Tengah menjadi lingkungan Inggris dan pengaruh Prancis.

Juni 1916, Pemberontakan Arab dimulai.

1917, Agustus, Formasi Legiun Yahudi (Korps Bagal Zion), yang diresmikan pada tahun 1914 oleh Joseph Trumpeldor dan Zeev Jabotinsky.

2 November, Deklarasi Balfour. Dalam Perjanjian Balfour, Inggris menjanjikan untuk memberikan Palestina kepada Yahudi sebagai tanah air mereka. Surat tertanggal 2 November 1917 dari Menteri Luar Negeri Britania Raya, Arthur James Balfour, kepada Lord Rothschild (Walter Rothschild, Baron Rothschild Kedua), pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirimkan kepada Federasi Zionis. Surat itu menyatakan posisi yang disetujui pada rapat Kabinet Inggris pada 31 Oktober 1917, bahwa pemerintah Inggris mendukung rencana-rencana Zionis buat ‘tanah air’ bagi Yahudi di Palestina, dengan syarat bahwa tak ada hal-hal yang boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas yang ada di sana.

Montinger mengirimkan surat ke Parlemen Inggris tentang dukungannya bagi terbentuknya negara Yahudi di Palestina.

Desember, Penaklukan Inggris atas Palestina – Jenderal Allenby memasuki Yerusalem, menyusul keruntuhan Kekhalifahan Usmaniyah pada Perang Dunia I, dengan menyatakan, “Baru sekaranglah Perang Salib berakhir!”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3SwafsEvu-OzUvxBInTLkoUvc5oKkq1yHKQAhnDZB4hEwoJVOxTlqe8F67Sfoz0uW6SuEm7WEeFy6JCfI0cly36vGC6ozOz-BcPMtm3fHS6g61sZKbBriRbQj1Mbpb13S-dcYwxHAlSb-/s400/general-allenby-jerusalem.jpg

1918-1919, Kesepahaman Weizmann-Feisal antara Emir Faisal (anak Raja Hejaz) dan Chaim Weizmann (yang seanjutnya menjadi presiden Organisasi Zionis Dunia).

1918, Inggris menunjuk Komisi Zionis dari dalam kepemimpinan Zionis, untuk menasihatkan mereka dalam implementasi Deklarasi Balfour. Sykes, menteri Inggris, menggambarkan batas-batas negara Palestina dan menempatkan Yahudi di dalamnya.

Kekhalifahan Usmaniyah yang berpusat di Turki kalah dalam Perang Dunia I.

1919, Chaim Weizmann memimpin delegasi Zionis di Konferensi Damai Versailles. Perjanjian Versailles ditandatangani.

Komisi King-Crane. Investigasi resmi oleh pemerintahan Amerika Serikat untuk mengatur area-area orang non-Turki dalam bekas Kekhalifahan Usmaniyah. Diselenggarakan untuk melaporkan kebijakan Amerika mengenai penduduk wilayah tersebut dan masa depan mereka dalam hal pembagian Kekhalifahan Usmaniyah dan Sistem Mandat Liga Bangsa-Bangsa yang telah diputuskan sebelumnya. Komisi ini mengunjungi area-area Palestina, Suriah, Lebanon, dan Anatolia (Turki), meninjau opini publik setempat, dan memberikannya, menaksir rangkaian tindakan terbaik bagi wilayah tersebut.

Zionis Amerika Felix Frankfurter mengajukan rencana implementasi yang lebih mendetail mengenai kepentingan Organisasi Zionis.

1920, Lebih dari seribu orang melakukan protes dalam demonstrasi nasionalis di Yerusalem membawa berbagai spanduk yang mengandung slogan “Hentikan Imigrasi Zionis” dan “Negeri Kami Milik Kami”.

Kejatuhan Tel Hai pada orang Arab, kematian Yosef Trumpeldor di samping delapan orang lainnya.

Inggris menghadiahi Mandat atas Palestina; Sir Herbert Samuel menunjuk Komisaris Tinggi.

Konferensi San Remo di Italia menghasilkan sebuah perjanjian bahwa Mandat atas Palestina untuk Inggris Raya akan ditinjau dan kemudian diberikan oleh Liga Bangsa-Bangsa. Mandat ini akan mengandung kesamaan isi dengan Deklarasi Balfour, yang mengindikasikan bahwa Palestina akan menjadi tanah air bagi seluruh orang dari “ras” Yahudi, dan bahwa hak orang non-Yahudi yang telah lebih dulu tinggal tidak akan dilanggar.

Organisasi perdagangan Histadrut [Federasi Umum Para Buruh di Tanah Israel] dan organisasi paramiliter Haganah [Pertahanan] didirikan.

Kerusuhan Palestina 1920 (Kerusuhan Nabi Musa) – Kerusuhan Arab terhadap Yahudi di Yerusalem ini terjadi di Mandat Britania atas Palestina pada 4 April-7 April 1920 di sekitar Kota Tua Yerusalem. Peristiwa ini terjadi karena meningkatnya ketegangan antara Arab dan Yahudi dengan terjadinya imigrasi Zionis. Pidato oleh pemimpin religius Arab Palestina selama festival hari Nabi Musa menyebabkan terjadinya kekerasan terhadap Yahudi.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f0/Jerusalem-nabi-moussa-april-1920.jpg

1919-1923, Aliyah Ketiga dimulai, sebagian besar dari Rusia, dipicu oleh Revolusi Oktober di Rusia, pembunuhan rencana berikutnya di sana dan di Polandia serta Hungaria, penaklukan Inggris atas Palestina dan Deklarasi Balfour. Kira-kira 40.000 orang Yahudi tiba di Palestina selama masa ini.

1921, Kerusuhan Jaffa Yosef Chaim Brenner terbunuh selama peristiwa tersebut.

Moshav pertama, Nahalal, didirikan.

Chaim Weizmann menjadi presiden baru WZO (Organisasi Zionis Dunia) pada Kongres Zionis Ke-12 (pertama setelah Perang Dunia I).

1922, Dewan Liga Bangsa-Bangsa membagi-bagi tanah Arab.

Mandat Inggris ditetapkan oleh Liga Bangsa-Bangsa, termasuk komitmen kepada hubungan historis bangsa Yahudi dengan tanah air mereka.

Laporan Resmi Churchill (Pertama) membagi Transyordan dari area untuk dipergunakan oleh ketentuan “kediaman nasional bangsa Yahudi” dalam Deklarasi Balfour dan Mandat.

Kematian Eliezer ben Yehuda, pioner bahasa Ibrani modern.

1923, Inggris memberikan Daratan Tinggi Golan kepada Mandat Prancis atas Suriah. Imigrasi orang Arab diperbolehkan; imigrasi orang Yahudi tidak.

Jabotinsky mendirikan partai revisionis Hatzohar dan sebuah gerakan pemuda, Betar.

Juli 1923, Kekaisaran Usmaniyah secara resmi dileburkan.

1924-1932, Aliyah Keempat (sebagian besar dari Polandia).

1924, Technion didirikan [Haifa].

1925, Universitas Ibrani didirikan [Yerusalem].

Gerakan revisionis didirikan oleh Zeev Jabotinsky.

Gerakan Brit Shalom [Perjanjian Damai] didirikan, diketuai oleh Martin Buber.

1926, Kerusuhan Hebron pertama mendorong orang-orang Arab mendesak tempat tinggal orang Yahudi, berakhir dengan kematian dan pertumpahan darah.

1929, Agustus, Kerusuhan Palestina (Pemberontakan Tembok Barat, Pemberontakan Buraq) di Yerusalem; perselisihan antara muslim dan yahudi mengenai akses ke Tembok Barat (HaKotel Ma'aravi). 133 orang Yahudi terbunuh dan 339 terluka (kebanyakan oleh warga Arab); 116 orang Arab terbunuh dan 232 terluka (kebanyakan oleh polisi dan tentara yang diberi komando Inggris).

Pembantaian Hebron: pembantaian orang Yahudi di Hebron dan Safed. Sebanyak 67 orang Yahudi dibunuh, delapan di antaranya merupakan pelajar asing dari yeshiva lokal. Penduduk lokal diselamatkan oleh keluarga muslim. Namun, Inggris mengevakuasi komunitas Yahudi di daerah kantong Arab, Hebron dan Gaza, “untuk mencegah pembantaian susulan”, mengakhiri keberadaan orang Yahudi kuna di kota tersebut.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/e/ed/Hebron_massacre_newspaper.jpg


British mengutus Komisi Shaw untuk menginvestigasi.

Perwakilan Yahudi untuk Israel meluas untuk mengundang masuk orang-orang non-Zionis – Jewish Agency for Palestine (sekarang JAFI/ Jewish Agency for Israel).

1930-1935, Tangan Hitam, grup Islamis yang dipimpin oleh Sheikh Izz ad-Din al-Qassam menggunakan kekerasan melawan warga Yahudi dan Inggris.

1930, Penyelidikan Hope-Simpson, atau disebut juga Laporan mengenai Imigrasi, mengikuti rekomendasi Komisi Shaw dalam analisis peluang tanah.

Mengantar ke arah:

Oktober, Laporan Resmi Kedua Passfield, percobaan pertama dalam kelepasan ikatan Inggris dari komitmen “tanah air nasional Yahudi” dari Deklarasi dan Mandat. Membatasi imigrasi orang Yahudi ke Eretz Yisrael.

1931, Yishuv atau HaYishuv [perkampungan] atau Hayishuv Hayehudi b’Eretz Yisrael [perkampungan Yahudi di Tanah Israel], kumpulan tempat tinggal Yahudi di Tanah Suci sebelum pendirian Negara Israel, memamerkan Paviliun Palestina dalam Pameran Kolonial Internasional di Paris.

Walaupun ada surat yang dikirim Ramsay MacDonald kepada Chaim Weizmann, yang secara efektif meniadakan klausul Laporan Resmi Passfield, kebijakan Laporan Resmi dilaksanakan.

Irgun Zva’i Leumi [Etzel] organisasi bawah tanah Yahudi didirikan, berpisah dari Haganah arus utama.

1933-1939, Aliyah Kelima: pada awalnya dari Polandia, tetapi kemudian sebagian besar dari Jerman dan teritorial yang dikontrol Jerman.

1933-1948, Aliyah Bet: pengungsi Yahudi melarikan diri dari Jerman karena penganiayaan di bawah rezim Nazi yang akhirnya banyak yang dikembalikan sebagai imigran ilegal karena pembatasan imigrasi oleh Inggris.

http://www.zionism-israel.com/dic/pan_york_aliya_bet.gif

1933, Adolf Hitler berhasil mendapat kekuasaan di Jerman melalui pemilihan umum.

Pembunuhan Chaim Arlozorov.

1934, Awal dari “imigrasi ilegal” pengungsi Yahudi dari Eropa yang tidak bisa berimigrasi secara legal di bawah kuota Inggris.

1935-1936, Aliyah terbesar [65.000 olim (orang yang melakukan aliyah)].

1936-1939, Pemberontakan Arab dipimpin oleh Amin Al-Husseini. Lebih dari 5.000 orang Arab dan 400 orang Yahudi terbunuh menurut beberapa sumber, kebanyakan oleh Inggris. Beberapa ratus orang Yahudi ikut terbunuh. Husseini terbang ke Irak kemudian ke wilayah Jerman, yang ketika itu dalam pemerintahan Nazi.

Laporan Resmi British (1939) sama sekali membatasi imigrasi orang Yahudi.

Selama Pemberontakan Arab, kelompok militan Zionis Irgun melancarkan 60 serangan terhadap warga Arab dan tentara Inggris.

1936, Pecahnya Revolusi Arab (1936-1939); Serangan Umum Arab, memimpin ke arah Komisi Peel.

Ordo Wingate membentuk “patroli malam” untuk pertahanan Yahudi.

1937, Juli, Komisi Peel [1936] merekomendasikan pembagian tanah Palestina antara orang Arab dan Yahudi (lihat peta). Pemerintah Inggris menerima rekomendasi ini secara prinsip.

Dibangunnya 52 permukiman Homa Umigdal [tembok pertahanan dan menara pengawal], setiap malam, dalam masa sampai tahun 1939.

1937-1938, Penekanan atas Pemberontakan Arab.

1938, Neturei Karta [Para Pelindung Kota], komunitas Yahudi yang menentang Zionisme, terbentuk di Yerusalem.

http://artintifada.files.wordpress.com/2009/01/judaism_rejects_zionism_by_digitalgrace.jpg

Zionis Revisionis meledakkan bom di sebuah pasar Melon Arab di Haifa, menewaskan 53 orang Arab, satu Yahudi dan melukai setidaknya 46 orang Arab lainnya.

April-Agustus 1938, Komisi Penyelidikan Woodhead membalikkan penemuan Komisi Peel, mempertimbangkan dua rencana pembagian alternatif, yang dikenal sebagai Rencana B dan Rencana C, dan melaporkan pada bulan November bahwa pembagian tidak dapat dilaksanakan.

Pembantaian Tiberias 1938. Orang Arab membantai 20 orang Yahudi di kota Tiberias.

Holocaust (Ha Shoah) dimulai. Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman (Askenazim) adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan ribu keturunan Yahudi—bersama etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi—dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS).

1939-1945, Perang Dunia Kedua. “Kami akan hadapi perang seolah tidak ada Laporan Resmi, dan (menghadapi) Laporan Resmi seolah tidak ada perang.” – David Ben-Gurion.

1939-1948, Haganah menyelundupkan lebih dari 100.000 orang Yahudi dari Eropa ke Palestina untuk memberikan tempat perlindungan dari peristiwa Holocaust.

1939, Konferensi Meja Bundar St. James, London.

Mei, Laporan Resmi [MacDonald] Ketiga menolak dinding pemisah dan mempertimbangkan penciptaan dua negara merdeka – satu Yahudi, satu Arab.

1940, Gerakan bawah tanah Lehi [Geng Stern] dibentuk, dalam kerenggangan lain dengan arus utama Ben Gurion, dipimpin oleh Avraham Stern.

Inggris sama sekali membatasi penjualan tanah kepada Yishuv.

19 Juni, Sebanyak 20 orang Arab terbunuh oleh peledak yang ditempelkan di atas keledai di sebuah pasar di Haifa.

29 Juni, Sebanyak 13 orang Arab terbunuh dalam penembakan beruntun selama satu jam.

1941, Palmach didirikan.

Pemimpin Arab Palestina Amin Al-Husseini mengunjungi Benito Mussolini di Roma dan Adolf Hitler di Berlin. Al-Husseini tetap tinggal di Berlin sampai perang berakhir, memainkan peranan penting dalam formasi unit Waffen SS muslim dan pekerjaan aktif yang mencegah ribuan pengungsi Yahudi melarikan diri dari Nazi dan mencapai Palestina.

http://ivarfjeld.files.wordpress.com/2009/04/bundesarchiv_bild_146-1987-004-09a_amin_al_husseini_und_adolf_hitler.jpg

1942, 20 Januari, Konferensi di Wannsee, Berlin, mengoordinasikan Solusi Akhir (Endlosung) untuk pembinasaan kaum Yahudi Eropa.

Februari, Hilangnya kapal Struma dengan 767 pengungsi Yahudi yang menolak hak masuk ke Palestina.

9-11 Mei, Konferensi Zionis Amerika Biltmore di Hotel Biltmore, New York, menuntut “agar gerbang-gerbang Palestina dibuka”, menunggu berdirinya “Persemakmuran Yahudi”.

Angkatan perang Inggris menghentikan Angkatan Darat ketiga Rommel di Al Alamin

Inggris membentuk Resimen Palestina, yang terdiri dari batalion tiga orang Yahudi dan satu orang Arab, yang membantu angkatan perang Inggris di Afrika Utara melawan Axis Power. Unit lain yang lebih besar lalu dibentuk pada tahun 1944 yang terdiri dari orang Yahudi saja – Brigade Yahudi.

1943, Pemberontakan Ghetto Warsawa.

Anggota Palmach terjun parasut di belakang garis musuh di Eropa.

Inggris mendeportasi imigran ilegal dari Siprus.

1944, Brigade Yahudi dibentuk sebagai bagian dari angkatan perang Inggris dalam Perang Dunia II.

Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana.” Kondisi Palestina pun memanas.

Dari Berlin Amin al-Husseini merencanakan genosida berskala besar terhadap orang Yahudi di Palestina, mungkin dengan Eichmann. Unit komando bersama Jerman-Arab diberangkatkan ke Palestina dengan senjata kimia untuk membunuh 250.000 orang Yahudi dalam Operasi Atlas. Tiga prajurit tentara payung dengan racun ditangkap di dekat Yerikho oleh tentara Yordania dan polisi Inggris.

Rabi Besar Yoel Teitelbaum dari Hungaria dilepaskan oleh Nazi di Transylvania – 21 Kislev 5705 [7 Desember 1944]; hari bersejarah bagi Satmar, gerakan kaum Yahudi Hungaria-Romania yang selamat dari Holocaust yang menentang segala bentuk Zionisme.

1945-1946, Haganah, Etzel, dan Lehi untuk sementara digabung.

1946, Misgav Am [Benteng Rakyat] didirikan oleh mantan anggota Palmach.

1946, Imigran Yahudi ilegal dideportasi ke kemah “orang-orang terlantar” di Siprus.

22 Juli, Irgun [Etzel] meledakkan Hotel King David di Yerusalem yang menjadi pusat administrasi Inggris saat itu. Serangan tersebut menewaskan 91 orang dan melukai 45 lainnya, kebanyakan penduduk sipil.

Etzel menggantung dua sersan Inggris sebagai pembalasan dendam atas hukuman mati Inggris kepada para anggota Etzel.

Transyordan mencapai kemerdekaan sebagai Kerajaan Hashemit Yordania.

30 November 1947-14 Mei 1948, Perang hingga Deklarasi Kemerdekaan.

1947, Juli, Beriha [penerbangan]: Aliyah Bet [imigrasi ilegal] kembali membawa pengungsi Yahudi ke Eretz Yisrael: Eksodus yang memakai kapal uap diusir oleh tentara dari pantai Palestina ke Eropa, dengan 4.500 orang yang selamat dari Holocaust di atas kapal.

Inggris mengirim kapal imigran Exodus kembali ke Eropa, dam Hamburg, Jerman, di mana para penumpang dikirim ke sebuah “kamp interniran”.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/93/Exodus_1947_ship.jpg

29 November, Ketetapan PBB untuk mendirikan Negara Yahudi.

Sidang Umum PBB memberi suara untuk pembagian Palestina menjadi dua negara: Negara Arab dan Negara Yahudi (UN Partition Plan); diikuti oleh Kerusuhan Yerusalem 1947.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fe/1947-UN-Partition-Plan-1949-Armistice-Comparison.png http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7f/UN_Partition_Plan_Palestine.png

Every household in the entire country was glued to the radio as the President of the General Assembly called on each of the member nations to state its position on partition: in favor, against or abstaining. The result of the roll call was 33 in favor, 13 opposed and 11 abstaining. By a large majority the decision was taken to partition the country into two states. And so, 50 years after the First Zionist Congress, the establishment of a state for the Jewish People in the Land of Israel gained international approval. This was the debt paid by the family of nations to the Jewish People for the terrible slaughter of six million Jews.

The approved version of the Plan was a far cry from Lord Balfour’s Declaration. Not only had the eastern section of the Land of Israel (east of the Jordan River) been torn away, but now the western side was also divided and in addition Jerusalem, the Eternal Capital of the Jewish People, was declared international territory. Nevertheless, the Jews celebrated by singing and dancing in the streets until daybreak.

The Arabs did not accept the plan. For them it was a day of mourning. Not long after the U.N. decision was approved, Arab rioters massed near Jaffa Gate in Jerusalem and proceeded to the Jewish commercial center, where they looted the stores and set them on fire. The British army did not intervene apart from preventing the Jews from salvaging whatever could be saved. Riots also broke out in other cities, especially those with mixed populations. Many residents of border neighborhoods abandoned their homes. Jews in more isolated neighborhoods fled to other Jewish neighborhoods, and many Arabs left for nearby Arab countries. Outbreaks of violence also occurred against Jews in Arab lands.

When the Arab attacks began the Hagana decreed that no settlement was to be abandoned, no matter how small. It was necessary to maintain a presence at all costs, since the borders of the state would be determined not by the Partition Plan but by the cease fire lines.

Jews and Arabs alike opposed British rule and the situation continued to deteriorate. In 1946 the Anglo-American Inquiry Commission recommended the immediate immigration of 100,000 refugees. It also recommended revoking the Lands Law, as set down in the White Paper. The British rejected these suggestions and refused to implement them. The Jewish community intensified their opposition. The 11 member United Nations Special Committee on Palestine (UNSCOP) resolved that both Arabs and Jews should be granted full independence and that Jerusalem should be internationalized. On the night of November 29, 1947 the U.N. General Assembly took a vote on approving the Palestine Partition Plan. 30 November 1947-10 Maret 1949, Perang Kemerdekaan (Perang Pembebasan, Perang Palestina, Perang Saudara, Perang Interkomunal, Perang Arab-Israel 1948, Bencana) Konflik bersenjata pertama dari serangkaian konflik yang terjadi antara Israel dan tetangga-tetangga Arabnya dalam konflik Arab-Israel yang berlangsung panjang.

2 Desember, Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi Zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan al Banna mengirim 10.000 orang pasukan untuk berperang melawan Israel.

From the outset Israel’s position was worse than that of the Arabs (See map), both in the number of fighters and the poor quality of its equipment. Many did not believe that the Jews could gain the upper hand in this battle. At the time, the Jewish community in the country numbered 600,000. During the war 4,500 soldiers and 1,500 civilians lost their lives - one percent of the total Jewish population in Israel. The Arab population exceeded 1,300,000. They were flanked by the well equipped regular armies of the Arab countries - a total of 100,000 soldiers. Approximately half of the Jewish force was made up of people who had been active in “underground” organizations such as the Hagana, Etzel (acronym for the National Military Organization founded by precursors of today’s Likud party), and Lehi (acronym for Israel Freedom Fighters, a rival right-wing group). At the beginning of the war, their ammunition totaled one million bullets, or 50 bullets per rifle. There was a negligible number of larger weapons such as mortars and there was no organized air force. The entire air service numbered nine single-engine planes. There was no armored corps and the naval fleet consisted of a few motor boats.

Historians differ as to which event led directly to the War of Independence. But all agree that the war began approximately at the time of the U.N. General Assembly’s decision (November 29, 1947), which preceded the Declaration of Independence. The War of Independence lasted for a year and four months. 11 Desember, Pemerintah Inggris mengumumkan niatnya untuk mengakhiri Mandatnya pada 15 Mei 1948.

Pembantaian Kilang Minyak Haifa. Militan Irgun melemparkan dua buah bom ke dalam kerumunan pekerja Arab dari dalam kendaraan sambil lewat, membunuh enam pekerja dan melukai 42 lainnya, menghancurkan perdamaian relatif antara dua kelompok di Haifa.

1948–1950, Penciptaan permasalahan pengungsi Palestina.

1948-1952, Imigrasi besar-besaran [648.000 orang] ke Israel yang terdiri dari populasi Yahudi di negara Arab dan Eropa.

1948, Pengeboman Hotel Semiramis dilakukan oleh Haganah.

Pengeboman Jalan Ben Yehuda 1948. Warga Arab menyusun tiga bom mobil yang menewaskan 52 orang Yahudi, melukai 123 orang, semuanya warga sipil.

6-12 April, Operasi Nachshon. Haganah memutuskan untuk meluncurkan sebuah serangan balasan militer besar untuk menghentikan pengepungan atas Yerusalem. Pada 6 April, Haganah dan tenaga penyerangnya, Palmach, dalam sebuah serangan untuk mengamankan titik-titik strategis, mengambil Al-Qastal, sebuah kota tepi jalan yang penting dua kilometer sebelah barat Deir Yassin.

9 April, Pembantaian Deir Yassin – sekitar 120 pejuang dari kelompok paramiliter Irgun dan Zionis Lehi secara tiba-tiba menyerang Deir Yassin dekat Yerusalem, sebuah desa Arab-Palestina dengan penduduk 600 orang. Sekitar 107 warga desa (termasuk 11 orang bersenjata) dan empat milisi Yahudi terbunuh; desa tersebut lalu diambil alih tentara Zionis.

http://www.searchlight.org.uk/ross/yassin.jpg

13 April, Pembantaian Konvoi Medis Hadassah. Diklaim sebagai pembalasan atas Pembantaian Deir Yassin, segelombolan orang Arab menyerang sebuah konvoi besar, yang kebanyakan diikuti dokter Yahudi, serta membawa pasien, perlengkapan, dan suplai, perjalanan dari Yerusalem ke rumah sakit yang dikepung dan membahayakan mayoritas warga Yahudi di Yerusalem. Sebanyak 77 orang yahudi terbunuh. Penyerangan di jalan berlanjut dan konvoi tidak dapat mencapai rumah sakit selama satu minggu.

21-22 April, Pertempuran Haifa, atau disebut juga Operasi Bi’ur Hametz [Pembersihan Paskah]. Operasi Haganah untuk menangkap warga Arab di Haifa; menjadi peristiwa besar dalam langkah-langkah menuju perang saudara di Palestina, yang mengarah pada Perang Arab-Israel.

13 Mei, Pembantaian Kfar Etzion. Aksi yang dilakukan kekuatan militer Arab, setelah menyerahnya desa Yahudi kepada pasukan Arab. Di luar 133 warga Yahudi yang merupakan orang desa, 129 terbunuh dalam pembantaian, empat orang selamat. Seluruh jenazah ditinggalkan tanpa dikuburkan hingga November 1949.

At this stage, the two sides waged guerrilla warfare. The Jewish community defended itself against gangs and rioters who attacked settlements, vehicles and civilians. At first the Arabs scored many successes, but on April 3, 1948 the Jews took the initiative with a wide ranging military maneuver, combining various forces which had never been mobilized on such a large scale. This was Operation Nahshon, launched to reopen the road to Jerusalem, which was under siege.

More than 1,200 people, half of them civilians, lost their lives in the first months of the war.

Berakhirnya waktu Mandat Inggris. Proklamasi Negara Israel – serbuan tentara Arab 5 Iyar/ 14 Mei.

14 Mei 1948 (5 Iyar 5708), pukul 16.00, Deklarasi Pendirian Negara Israel (Medinat Yisra’el).

Agensi kontraspionase Israel Shabak atau Shin Bet [Pelayanan Keamanan Umum] dibentuk.

Pendirian Negara Israel diakui oleh AS, Rusia, dan Inggris.

PBB mengeluarkan Resolusi PBB No. 151 yang menetapkan pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara, yaitu Israel dan Palestina.

On Friday, the fifth of Iyar, 5708 according to the Hebrew calendar, or May 14, 1948, David ben Gurion declared the establishment of the State of Israel. This was the day when the British finally left the Land of Israel. It was marked by the departure of the High Commissioner, who hastened back to England. Thus ended the Mandate on Palestine. On the same day the people’s representatives gathered at the Tel Aviv Museum to set up a provisional Government. David Ben Gurion read the Declaration of Independence, which formalized the establishment of the independent State of Israel. He called on the neighboring Arabs to remain in the country and to live together in peace. The Declaration states that the State of Israel is based on the principles of justice and democracy, and constitutes the national home for the Jewish People.

After 2,000 years of exile a sovereign Jewish state had been reestablished. The newly emerging state had yet to be recognized by the nations of the world. Everything was done swiftly and secretly, meticulously planned by David Ben Gurion.

After the Declaration the crowds took to the streets and danced all night, just as they did on the night of the U.N. Partition vote.

This date has been fixed as the Day of Independence of the State of Israel.

David Ben Gurion was fully aware that all the Arab states would join in the war against the newly declared State. This would be a difficult and bloody war against well trained, organized and fully equipped armies, a war of the few against the many. In the face of such odds he could not be complacent, but he fully believed in the strength of the People of Israel and the justice of his cause.

Presiden AS Harry S. Truman menyampaikan pengakuan de facto Negara Israel, pengakuan de jure dari Soviet menyusul tiga hari kemudian.

Tzahal – Kekuatan Pertahanan Israel – diciptakan.

Mesir, Yordan, Suriah, Irak, Lebanon, Arab Saudi menyatakan perang terhadap Israel.

Negara-negara Arab memberikan kemudahan kepada orang-orang Yahudi yang ada di Mesir, Irak, Yaman, serta Arab Saudi untuk berimigrasi ke kawasan Palestina.

Juli, Eksodus Orang Palestina dari Lidda dan Ramlah 1948 – Sekitar 50.000-70.000 penduduk Palestina menyelamatkan diri atau diusir karena tentara Israel memasuki dua tersebut kota. Antara 290-450 orang Palestina dan sekitar 10 tentara Israel tewas selama penaklukan kota Lidda.

Eksodus Palestina (Al Hijratu al Filasthiniyyah) atau An Nakbah [Bencana] – sekitar 650.000 hingga 750.000 orang Arab Palestina diusir dari rumah mereka oleh Yishuv atau tentara Israel, selama penciptaan Negara Israel dan perang saudara yang mendahuluinya.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b5/Palestinian_refugees.jpg

Pasukan pertama Mesir menyeberang perbatasan Palestina dan menyerang koloni Kfar Darom dan Nirim di Negev. Pasukan Transjordan menyeberangi Sungai Yordan ke Palestina, sementara pasukan Lebanon menyerbu desa Malkiya dan Qadas, yang sebelumnya diserang dan dicaplok Haganah. Warga Arab secara besar-besaran lari menyelamatkan diri dari tanah air mereka ke kamp-kamp pengungsi.

28 Mei, Pasukan Irak menyerang Tul Karm dan menguasai Geulim, Kfar Yona dan Ein Vered. Belakangan pasukan Irak dipukul mundur oleh pasukan Alexandroni, Israel.

30 Oktober, Pembantaian Eilabun – Angkatan Pertahanan Israel melaksanakan Operasi Hiram; total 14 orang umat kristiani Palestina dari desa Eilabun (Eilaboun) terbunuh, 12 di antaranya dieksekusi oleh tentara Israel setelah desa tersebut menyerah.

11 Desember, Resolusi PBB 194 menyerukan gencatan senjata, dan mengimbau para pengungsi Palestina [Palestina Diaspora] untuk kembali ke rumah mereka.

1949, 10 Maret, Invasi dan kelanjutan Perang Kemerdekaan 15 Mei 1948.

The day after the Declaration, fears of war became a reality. On Saturday the sixth day of Iyar (May 15, 1948), regular Arab armies invaded the newly declared State of Israel. The Egyptians invaded on the coastal plain, aiming for Tel Aviv. Bitter battles were waged along the length of the Egyptian front, surprising the Egyptians with the force and intensity of Israeli resistance. The planned march on Tel Aviv proceeded more slowly than expected, which gave the Israeli forces time to regroup on the central front. Near Ashdod, the Egyptian column was stopped and surrounded.

The Syrian army attacked Degania in the north but was pushed back in a battle of supreme heroism. It succeeded, however, in conquering the area of Mishmar Hayarden. The Lebanese overran the Malchiah area and reached Nazareth. The Jordanian army succeeded in cutting off Jerusalem from surrounding settlements. The Etzion Bloc was defeated in the south, Beit Ha’arava in the east and Neve Ya’akov and Atarot in the north. But the most tragic defeat was the fall of Jerusalem’s Jewish Quarter on May 28, 1948.

On June 11, 1948 a cease fire came into effect. It lasted four weeks, during which time both sides regrouped and re-equipped their forces.

On July 9, 1948 the fighting resumed. Within ten days the Israeli forces managed to block the Egyptian army, reopen the road to Jerusalem and stage several operations which succeeded in connecting Jewish held areas in the city. In the Lower and Western Galilee they retook large areas. Despite these efforts, however, the Negev remained cut off and in ten days of fighting all attempts to link up failed.

On July 19, a second cease fire was arranged, but the Egyptians contravened the cease fire agreement. In the fighting that ensued, the Negev was liberated. In another operation, the IDF (Israel Defense Forces) penetrated Sinai, but due to heavy political pressure, they were forced to retreat.

The conquest of the southern Negev and Um Rashrash (Eilat) in March 1949 ended the War of Independence. One Arab country after another signed cease fire agreements with Israel, starting with Egypt on February 24 and concluding with Syria on July 20. These agreements specified the interim borders between Israel and the Arab states, as decided by the outcome of the battles. Procedures for communications between countries were drawn up. It was agreed that this would be a temporary agreement, pending peace negotiations between Israel and her neighbors. But it would take another 30 years for peace to be realized.

Israel menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Mesir, Lebanon, Yordan, dan Suriah.

27 April 1949, PBB dan AS memprakarsai Konferensi Lausanne sebagai sarana perundingan gencatan senjata Israel-Arab, namun tidak tercapai karena diboikot Arab.

Mei, Negara Israel resmi menjadi anggota PBB.

Desember, Agen rahasia Mossad [Institut Intelijen dan Operasi Khusus] dibentuk.

15 Desember 1949, Yerusalem, Ibukota Israel.The Provisional Government was inaugurated with the Declaration of Independence. Its seat was in Tel Aviv, since Jerusalem was under siege and it was therefore extemely dangerous to make the journey from one city to another.

Pemerintahan Ben Gurion secara sepihak mendeklarasikan Yerusalem sebagai Ibukota Abadi Israel.

Sidang Umum PBB memberikan suara menuju ke arah internasionalisasi Yerusalem.

On December 15, 1949, the Knesset (Israel’s parliament) ratified the historic status of Jerusalem, pronouncing it the Eternal Capital of the Jewish People and the State of Israel. In the wake of this decision, the Knesset moved to Jerusalem. It was not easy to find a suitable residence in the capital, in fact, for several years the Knesset was temporarily housed on King George Street. It was only in the mid-60’s that it moved to its permanent residence, surrounded by the Government Compound.

The ma’abarot were the focus of economic and social ferment. Towards the end of the 50’s and into the 60’s new cities and settlements were created to house the immigrants from the ma’abarot. These development towns were established throughout the country, from Mitzpe Ramon in the south to Kiryat Shmona in the north. The policy was to spread the population in sparsely settled areas, particularly along the borders. Settlements were established along the border with Jordan, where infiltration occurred frequently. It was hoped that the chain of settlements would form a human barrier. A further consideration was that this limited the concentration of population on the crowded coastal plain.

Mass immigration affected not only the settlement map but also the social fabric of the country. Most of the veteran Israelis hailed from Europe, but now a new social stratum from Asia and Africa was formed. These Jews were traditionally more observant than their European counterparts. They came from an urban background and earned their livelihood by commerce, and so a multi-cultural society evolved in Israel.

Even by international standards the immigrant absorption project was extraordinary. Immigration continued throughout the 50’s and is still continuing to this day.

1949, Operasi Karpet Ajaib membawa aliyah dari Irak.

Operasi Di Atas Sayap Elang membawa aliyah dari Yaman.

1950-1952, Operasi Ezra dan Nehemia membawa 120.000-130.000 orang Yahudi Irak lewat Iran dan Siprus.

1950, Hukum Pemulangan dikeluarkan.

1951-1958, Proyek Lembah Hulah.

1951-1966, Operasi Balas Jasa – beberapa operasi militer yang dilancarkan pihak Israel sebagai respons atas serangan Fedayin yang terjadi terus-menerus selama periode ini.

1951, Israel mengebom Sinagog Masauda Shem-Tov di Irak untuk memaksa warga Yahudi Irak bermigrasi. Tiga orang tewas dan 24 lainnya menderita luka-luka.

1952-1953, Serangan Fedayin – angkatan perang resmi Mesir – dan pembalasan Israel.

1952, Sebanyak 162 orang Israel, kebanyakan warga sipil, dibunuh penyusup Palestina.

Hukum mengenai Status WZO dan Agen Yahudi - 5713 dibuat untuk membentuk peranan setiap grup.

1953-1955, Unit 101 – unit angkatan khusus IDF – didirikan oleh dan dikomandoi Ariel Sharon atas perintah PM David Ben Gurion untuk menghentikan aksi Fedayin.

1953, Sebanyak 160 orang Israel, kebanyakan warga sipil, dibunuh penyusup Palestina.

Pembantaian Qibya. Ariel Sharon dalam komando Unit 101 melakukan pembersihan di desa Qibya. Lebih dari 60 orang Arab terbunuh, dua pertiganya perempuan dan anak-anak.

1956, Kenaikan baru serangan Fedayin.

29 Oktober, Krisis Suez atau Kampanye Sinai (Perang Sinai). Serangan ini dilancarkan karena pada tanggal 26 Juli 1956, Mesir menasionalisasikan Terusan Suez setelah tawaran Inggris dan Amerika Serikat untuk mendanai pembangunan Bendungan Aswan dicabut. Sebagai pembalasan atas rangkaian perampasan perbatasan yang semakin meningkat seperti halnya penutupan selat Tiran dan terusan Suez bagi pelayaran Israel, dan untuk mencegah orang Mesir menggunakan persenjataan Soviet yang baru diperoleh dalam peperangan, Israel menyerbu semenanjung Sinai dan mendudukinya selama beberapa bulan, bersama kolaborasi Prancis dengan Inggris.

Pembantaian Kafr Qasim. Sebanyak 48-49 warga Arab dibunuh oleh Polisi Perbatasan Israel karena mereka kembali ke desa mereka setelah bekerja.

1959, Partai politik Palestina Fatah [Penaklukan] – yang menjadi PLO – pimpinan Yasser Arafat didirikan.

The cease fire agreements finally collapsed - in fact there had never been a period of total peace and quiet since they were signed. The Arab states did not accept the fact of the existence of the State of Israel. Infiltration, theft and hostility were part and parcel of everyday life for the citizens of the State, especially those in border settlements.

Hostile acts against Israel increased in the mid-50’s. Marauding gangs known as the fedayeen were specially trained to infiltrate from the Gaza Strip and the Egyptian border. They sowed destruction and death. Vehicles were attacked and their passengers murdered. The fedayeen even penetrated to the center of the country, slaughtering women and children. The IDF (Israel Defense Force) responded by establishing a special force, Paratrooper Unit 101, to initiate attacks upon enemy territory and inflict as much damage as possible. Between 1948 and 1956 a total of 1,300 Israeli citizens were killed or wounded, and more that 6,000 terrorist activities were recorded.

In September 1955 the Egyptians announced the closure of the Straits of Tiran to all vessels. Prior to this, the Suez Canal had been barred to Israeli vessels, despite the fact that it is an international waterway. Egyptian ruler Gamal Abdel Nasser signed a large weapons deal with Czechoslovakia at the same time that the Syrians closed a similar deal with the Soviet Union. In October 1955 Syria and Egypt signed a military treaty and established a joint Military Command headed by an Egyptian general. In Jordan, elections to the Parliament were won by Nasser’s supporters, so Jordan entered the alliance. Israel was far outnumbered by these forces. Egypt called for the destruction of Israel, and every day the threat of war grew closer.

On October 29, 1956 the Sinai Campaign began. IDF soldiers parachuted deep into the Sinai Desert, not far from the Mitla Pass. On October 30 the Governments of Britain and France demanded that both Israel and Egypt cease hostilities and withdraw their forces ten miles from both sides of the Suez Canal. Israel accepted the demand but Egypt rejected in. The next day Britain and France launched an aerial attack, destroying Egypt’s air force and conquering Port Said and Port Fuad. Within eight days the combined forces captured the entire Sinai Peninsula, in a brilliant operation which won praise from military experts throughout the world.

In the course of the war hundreds of Egyptians were captured and much weaponry fell into the hands of the IDF. At the end of the war the Straits of Tiran were opened, free passage on the waterways was assured and the Egyptian threat was removed. An indirect outcome of the war was the immigration of the many Egyptian Jews to Israel. The war cost the lives of 172 IDF soldiers.

America and the rest of the international community pressured Israel to retreat to the armistice border, and an international emergency force was stationed on the border between Israel and Egypt. American guarantees ensured that quiet was maintained in the region until just before the outbreak of the Six Day War in June 1967.

1960-1961, Eichmann ditempatkan oleh agen rahasia Mossad di Argentina dan diculik demi pihak Israel; pemeriksaan pengadilan Eichmann.

1963, Percobaan Suriah untuk membelokkan hulu sungai Yordan yang digagalkan oleh operasi Israel untuk menyelamatkan sumber air penting Israel.

Pengangkutan Air Nasional.

November 1964-Mei 1967, Perang atas Perairan – rangkaian pertempuran kecil dan peperangan, selama dua setengah tahun antara Israel di hilir dan Suriah dan Lebanon di hulu, berpusat pada isu hak atas tepi sungai, termasuk kontrol dan penggunaan sumber air murni yang tersedia dalam wilayah mereka masing-masing di dalam Daerah Aliran Sungai Yordan. Pada bulan November, ketika aktivitas proyek pengalihan Arab dimulai, Israel mulai meluncurkan operasi militer untuk menggagalkan rencana tersebut dan menghentikan konstruksi proyek. Israel dengan cepat mencapai tujuan tersebut. Penguasaan atas sumber air dan penyerangan militer Israel terhadap usaha pengalihan dianggap sebagai faktor utama yang mengarah pada Perang Enam Hari pada Juni 1967.

Water shortage is a severe problem in Israel. There is not much water in this area and the existing sources lie partly in Syria and Jordan. The extensive agricultural lands in the south of the country are served by insufficient reservoirs. The main water reserves are in the north, but here the tracts of agricultural land are smaller. The solution to the problem was simple: transfer water from the north to the south.

The plan called for conveying water from the north to the springs of the Yarkon River and from there southward to the area around Kibbutz Magen in the northwest Negev. This part of the project is called the Yarkon-Negev line. The National Water Carrier, which crosses Israel from north to south, is the main artery connecting all regional water projects in the State. It thus became possible to completely control all the water in the country, and to convey it efficiently wherever it was most needed.

Work on this substantial, large scale project began in 1953 and ended in 1964. The Syrians objected furiously, claiming that Israel had no right to make changes in this region, which was a designated open area not subject to change by either side. The United Nations exerted a great deal of pressure, which left Israel with no choice but to build the National Water Carrier from the northwest section of the Sea of Galilee.

The Carrier is 130 kilometers (81 miles) in length. The northern section makes its way through tunnels and open canals, with occasional ponds for water concentration. Farther south the water is conveyed through a water pipe concealed deep in the earth.

While the National Water Carrier was under construction, Syria and Jordan undertook water projects of their own, in the hope of drying up the water sources of the Jordan river. This was in direct contravention to international agreements. The Syrians attempted to divert water from the Banias River to the southern Golan Heights and together with the Jordanians, to utilize water from the Yarmukh River.

The water conflict was the background to many disputes with Syria during the 60’s. Another source of contention was the working of arable land near the border.

1964, Para tokoh Palestina pimpinan Yasser Arafat mengadakan Kongres Palestina; PLO atau Palestine Liberation Organization [Organisasi Pembebasan Palestina] dibentuk, dipimpin oleh Akhmed Shukeiri.

Gamal Abdun Naser dengan persetujuan Barat menyerukan pada KTT Arab I dan II untuk membentuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang akan mendirikan institusi Palestina.

1965, PLO menyetujui Resolusi PBB No. 151 dengan menyerukan meletakkan senjata, menghentikan teror, dan melakukan perdamaian.

Pemilihan Legislatif Israel – pemilihan untuk Knesset Keenam, dimenangkan oleh HaMa’arakh, aliansi partai-partai sayap kiri utama, dengan menguasai 45 dari 120 kursi.

1966, Shmuel Yosef Agnon dihadiahi Hadiah Nobel untuk bidang Sastra.

Insiden Samu – militer Israel menyerang Desa Samu di Tepi Barat yang dikuasai Yordania.

1967, Mobilisasi orang Mesir di Sinai; pelemparan granat oleh Suriah di Israel utara, mengarah kepada Perang Enam Hari.

5-11 Juni, Perang Enam Hari (Perang Arab-Israel 1967), yang merupakan peperangan antara Israel menghadapi gabungan tiga negara Arab, yaitu Mesir, Yordania, dan Suriah, dan ketiganya juga mendapatkan bantuan aktif dari Irak, Kuwait, Arab Saudi, Sudan dan Aljazair, berlangsung selama 132 jam 30 menit (kurang dari enam hari). Israel menghancurkan angkatan udara Mesir di atas tanah, menaklukkan dan menduduki Sinai dan Gaza yang ditinggali penduduk Palestina, lalu mencaplok Tepi Barat dari Yordania, dan Daratan Tinggi Golan dari Suriah. Resolusi PBB No. 242 memerintahkan penarikan mundur Israel dari wilayah tersebut, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi Palestina.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/7/7f/Al-Farida%2C_Lebanon_pre-1967_war.jpg

Inggris mengirimkan bantuan sejumlah pesawat tempur beserta pilot tempur dan penasihat militernya ke Israel.

THE SIX DAY WAR - JUNE 5-11, 1967

In May 1967 military preparations were openly under way on the Egyptian side of the border. The Egyptian leader, Gamal Abdel Nasser, deployed hundreds of tanks and armored vehicles and thousands of soldiers in the Sinai Peninsula. He also fortified the Sinai airfields. Then he requested the withdrawal of the international force which had been stationed in Sinai since the Sinai Campaign of 1956.

Once again the Straits of Tiran were closed to Israeli sea traffic. Jordan and Syria concluded a military treaty with Egypt. Top level diplomatic efforts were made to avoid escalation of the conflict. In Israel, reserve soldiers were mobilized and deployed along the borders. The situation was extremely tense.

On June 5, at daybreak, Israel’s Air Force destroyed the Egyptian Air Force on the ground. At the same time, Israeli Infantry and Armored Corps entered the Sinai Peninsula, signaling the outbreak of war with Egypt. The Jordanians began shelling along the border but later concentrated mainly on Jerusalem, and residents of the city took to the shelters. Israel had previously requested that King Hussein stay out of the war, since they had no intention of attacking Jordan. It was therefore assumed in Israel that the shelling was merely symbolic, to appease Jordan’s allies. However, that afternoon the Jordanians captured the United Nations Truce Supervision Organization (UNTSO) Headquarters in Jerusalem, a move which threatened the city, and fighting spread throughout Jerusalem. While hostilities continued with Egypt and Jordan, Syrian warplanes bombed several targets. Israel retaliated by severely crippling the Syrian Air Force and when Iraqi planes joined the fighting, the long arm of the Israel Air Force reached as far as Iraq.

Within six days the IDF controlled the entire Sinai peninsula and was deployed along the banks of the Suez Canal. The Golan Heights in the north were in Israeli hands, and the Jordan River formed the eastern border. Jerusalem was liberated and reunited, once again becoming one city. The 28th day of Iyar, 5727 (June 7, 1967) was designated Jerusalem Day, in honor of the brilliant victory which stunned the entire world.

The Six Day War was a milestone in the history of the State of Israel. It was followed by unprecedented development and expansion. Immigration increased, especially from prosperous countries. The demand for housing benefited the building industry, with major efforts directed towards settlements in the new territories. Eight hundred IDF soldiers lost their lives in the Six Day War.

The architects of this great victory were Moshe Dayan, Minister of Defence, and Yitzhak Rabin, Chief of Staff of the Israel Defense Forces.

Yerusalem disatukan kembali; Israel mengambil Sinai, Golan, Yudea, dan Samaria.

Front Popular Pembebasan Palestina (DFLP) – yang menjadi PLO – didirikan seorang kristiani Palestina George Habash untuk menentang pendudukan Israel.

Persekongkolan Yordania (Raja Hussein) dan negara Arab lainnya dengan melakukan pembantaian terhadap orang Arab Palestina serta menyerahkan Tepi Barat, di mana di dalamnya terdapat Bait Maqdis dan Masjid Al Aqsha, ke tangan Israel.

Yasser Arafat mengumumkan secara tegas bahwa solusi Palestina adalah dengan mendirikan negara demokrasi-sekular.

1 September, Para Pemimpin Arab bertemu di Khartoum, Sudan. Tiga jawaban Tidak di Khartoum: Tidak mengakui Israel. Tidak bernegosiasi dengan Israel. Tidak ada perdamaian dengan Israel.

Eksodus Palestina 1967 – sekitar 280.000 hingga 325.000 orang Palestina terbang ke luar teritorial yang diduduki Israel selama dan setelah Perang Enam Hari termasuk penghancuran desa-desa Palestina seperti Imwas, Yalo, dan Bait Nuba, Surit, Beit Awwa, Beit Mirsem, Shuyukh, Jiftlik, Agarits dan Huseirat; dan “pengosongan” kamp pengungsi seperti Aqabat Jabr dan Ein Sulān.

1968, Permulaan Aliyah dari USSR (Uni Soviet Sosialis Republik) dan rangkaian pengadilan dan kekerasan para “refusenik” [otkaznik], kaum Yahudi Soviet yang menolak izin pemerintah untuk beremigrasi – Tawanan Zion.

Pertempuran Karameh berlangsung antara IDF dan kekuatan gabungan PLO serta angkatan darat Yordania. Direncanakan oleh Israel selama dua serangan yang terjadi bersamaan di kamp PLO, di Karameh dan di kampung Safi – Operasi Inferno dan Operasi Asuta.

Partai politik Israel Avodah [Buruh] didirikan.

Piagam Nasional Palestina (1968) secara resmi menetapkan penghapusan Israel. Permukiman Yahudi diperbarui di Gush Etzion dan dimulai di Golan.

Penyelesaian pasca-Perang Enam Hari.

Permulaan Perang Pengurangan (1968–1970) – di sepanjang Terusan Suez. Perang Israel melawan Mesir, dengan Uni Soviet yang membantu Nasser, mengarah pada Rencana Rogers yang menetapkan Resolusi PBB No. 242 sebagai dasar negosiasi.

After the Six Day War efforts were made to establish settlements in the new territories. By 1972 nine new settlements had been set up in Sinai and the Gaza Strip; 17 in the Jordan Valley, Judea and Samaria, and 15 in the Golan Heights. The town of Yamit was built in northeast Sinai. In the Golan Heights, the center of settlement activity was the city of Katzrin. Many of the settlements in Judea and Samaria were located at sites of historical Jewish settlement prior to the War of Independence, such as the Etzion Bloc and Hebron.

Within the Green Line (as the June 4, 1967 border came to be known) development of the Galilee was a priority. Isolated settlements dotted the countryside. Many of these doubled as observation posts (mitzpim). Other communities were based on sophisticated industry and high technology. Industrial centers include the Tefen Region, in the heart of a hitherto unpopulated area. The underlying idea is to concentrate new industries in a single area (a sort of hothouse), supplying them with services and assisting them to become independent and profitable.

When the gates of the former Soviet Union were opened to those wishing to leave, large numbers of Russians arrived in Israel. Many of them settled in the Galilee , where the population balance had hitherto weighed against the Jewish inhabitants.

Yerusalem Bersatu, Ibukota Abadi Negara Israel – 28 Iyar 5727/ 1969.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/36/Declaration_of_State_of_Israel_1948.jpg

1969-1970, Israel mulai membangun permukiman di wilayah-wilayah yang diduduki.

The Six Day War liberated the eastern section of Jerusalem. With the unification of Jerusalem, the city grew both territorially and numerically to become the largest in Israel. Before the war the population numbered 260,000 Jews and Arabs. By 1972 the population was 300,000 and today the figure is close to 550,000. Geographically the city has more than doubled.

In 1980 the Knesset passed the Jerusalem Law, imposing state rule on the entire city. Jerusalem was declared the indivisible capital of Israel. A further law was passed to protect the holy places of all three major religions. It states: “The holy places will be protected from desecration and other damage. It is not permitted to prevent freedom of access to the holy places to people of any religion.”

Yitzhak Rabin, who served as Chief of Staff during the Six Day War, received an honorary doctorate at the Hebrew University. When accepting his award on Mount Scopus he said: “The entire nation was moved and many wept when they received tidings of the capture of the Old City... The paratroopers sobbed openly on the stones of the Western Wall. This phenomenon is unequaled in the history of the peoples of the world. Members of the Defense Forces do not customarily express themselves in such terms, but those who shared in that hour on the Temple Mount witnessed a revelation of unsurpassed magnitude..."

1969, Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.

21 Agustus 1969, Pembakaran Masjid Al Aqsa. Palestina menyalahkan otoritas Israel, sedangkan Israel menyalahkan Fatah. Penyelidikan menyimpulkan bahwa api disulut oleh turis Australia bernama Denis Michael Rohan, dari sekte Kekristenan Injili Worldwide Church of God (Pentakosta).

25 September, Organisasi Konferensi Islam (OKI) didirikan sebagai reaksi terhadap terjadinya pembakaran Masjid Al Aqsa.

1969-1972, Orang Yahudi dan Israel yang menjadi penumpang udara menjadi target pembajakan.

1970-1971, PLO ikut serta dalam usaha untuk menjatuhkan kekuasaan monarki Yordania, di mana membuat jumlah besar dari pejuang Palestina dan pengungsi pindah ke Lebanon.

1970, September Hitam di Yordan. Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Akhirnya PLO pindah ke Lebanon selatan.

Pembantaian bus sekolah Avivim. Militan Palestina yang berasal dari Lebanon, menyerang sebuah bus sekolah, menewaskan 12 (kebanyakan anak-anak) dan melukai 19 lainnya.

Shministim [Murid Kelas 12] – selompok remaja sekolah menengah di Israel – mengirimkan surat kepada PM Golda Meir dan menjelaskan bahwa mereka menolak untuk mengikuti wajib militer di IDF karena peranan IDF dalam melakukan pendudukan Zionis atas Palestina.

1972, Penerbangan Sabena 572 – Pembantaian Bandara Lod. Demi kepentingan Front Popular Pembebasan Palestina, anggota Tentara Merah Jepang memasuki area tunggu Bandara Lod di Tel Aviv dan menembaki secara membabi buta kepada staf dan pengunjung bandara. Sebanyak 24 orang tewas, dan 78 terluka.

Pesawat Sabena dibajak dan dibebaskan di Bandara Lod; empat pesawat komersial dibawa ke Yordania dan diledakkan – Operasi Isotop.

Sebelas atlet Israel dibantai saat Pertandingan Olimpiade Munich, yang sedang berlangsung – Pembantaian Munich 1972.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/5/5f/Spitzer_and_Shorr.jpg

Operasi Kemurkaan Allah (Operasi Bayonet) – operasi tersembunyi Israel dan agen rahasia Mossad untuk membunuhi orang-orang yang diduga terlibat dalam Pembantaian Munich 1972.

1973, 1982, 1986, Terjadi pertempuran dan pembantaian oleh Israel.

1973, 6-24 Oktober, Perang Yom Kippur (Perang Oktober, Perang Ramadan) – Dalam serangan kejutan saat Hari Penebusan bagi kaum Yahudi, Mesir mengambil kembali terusan Suez dan zona sempit di sisi lain. Suriah menaklukkan kembali Daratan Tinggi Golan yang dicaplok Israel. Dengan bantuan Amerika Serikat dan Uni Soviet di kedua sisi, Israel berhasil menekan balik Suriah dan mengancam Damaskus. Ariel Sharon menyeberangi Terusan Suez dan menghentikan Pasukan Ketiga Mesir. Meski tidak berhasil mengambil alih tanah yang diduduki Israel, Mesir dan Suriah mengklaim kemenangan.In the years following the Six Day War, all sectors of the economy prospered and flourished. During this period Israel consolidated her position in the world, although the Arab nations refused to accept the new reality. The armies of Egypt and Jordan embarked on a war of attrition. Frequent attempts were made to infiltrate the borders and penetrate IDF positions and there were many incidents when shots were fired at Israeli soldiers. The war of attrition lasted for 17 months. During this time 721 Israelis were killed, 594 of them soldiers. The Egyptian forces broke through the fortification line on the Suez Canal and overran the Sinai Peninsula. At the same time, the Syrians pushed towards the Golan Heights in an attempt to penetrate the valley and drive a wedge into Israel. Since warning signs had been ignored or misinterpreted, Israel was totally surprised by the onslaught. The country was unprepared, in the midst of observing Yom Kippur. The army swiftly regrouped and mobilized reserve forces, while the soldiers in the front lines struggled to hold back the onslaught. Militarily the outcome of the war was a victory for the Israeli forces. Under adverse conditions they succeeded in seizing the initiative and pushing the battle into enemy territory. At the war’s end the IDF were poised 40 kilometers (28 miles) from Damascus in the north, and beyond the western bank of the Suez Canal on the road to Cairo in the south. In addition, the Israeli army succeeded in encircling and cutting off Egypt’s Third Army in Sinai. The war ended on October 24, but the IDF’s regular and reserve soldiers were confined to their outposts for many more months. The Yom Kippur war took a very heavy toll: 2569 soldiers fell in battle and more than 300 were taken prisoner. After the cease fire took effect, further negotiations culminated in the signing of separation agreements. Israel withdrew from the areas captured during the war and arrangements were made for the separation of forces on both sides of the border. Territory held by Israel prior to the outbreak of the war was transferred to UN forces stationed in the separation zones. The war created a great rift among the people. Confidence in the army’s intelligence-gathering ability was severely shaken. Accusations were leveled at many leaders in the political and military fields, revealing grave defects and dividing the nation. A process of sober thought followed the sense of elation and euphoria engendered by the Six Day War. From the political point of view, the war brought about a transfer of power in Israel. In 1977, for the first time in the history of the State, the Likud party rose to power and the Labour party sat in opposition.

Pengangkutan udara Soviet ke Mesir dan Suriah; Pengangkutan udara Amerika ke Israel.

Mengarah kepada:

Resolusi PBB No. 338; pemboikotan minyak oleh Arab; Konferensi Jenewa; pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.

Partai politik Israel Likud [Konsolidasi] didirikan.

Agen Mossad melakukan kesalahan dengan membunuh Ahmed Bouchiki, yang dikira aktivis Palestina Ali Hassan Salameh, di Lillehammer, Norwegia.

1974, Dewan Nasional Palestina mengadopsi program politik. Israel menafsirkannya sebagai tindakan memerdekakan Palestina yang terencana.

Pembantaian Kiryat Shmona. Sebanyak 18 warga kota Kiryat Shmona tewas oleh tiga anggota Front Popular Pembebasan Palestina-Komando Umum.

Pembantaian Ma’alot. Sebanyak 22 murid sekolah menengah Israel dari Safed tewas oleh Front Demokratik Pembebasan Palestina.

1975, Sidang Umum PBB memperkenalkan sebuah Resolusi 3379 tanggal 10 Desember 1975 yang menyamakan Zionisme dengan rasisme [dibatalkan pada tanggal 16 Desember 1991 dengan dikeluarkannya Resolusi 4686 karena banyaknya tekanan].

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhflz9_Hf4KwMUnw8tbVDtK_bOQhxTsVUhMwt0SjLMmv22INOXjBL2eNFPut2rC5KLZlwu6dR1wsCsQaBmYsOM_DmVKVGbIC-2ItVOyTMOByi_aN5yOyicmhrt-z6_4kpYUIimJ7uGjqtI/s320/ZIONISM.jpg http://newcentrist.files.wordpress.com/2008/10/zionism-is-racism.jpg

Pengeboman Kikar Tsiyon [Alun-Alun Zion] di Jalan Ben Yehuda, menewaskan 15 orang dan melukai 77 orang.

Perang Saudara di Lebanon

1976, Tahun rekor aliyah dari Uni Soviet (USSR).

Operasi Entebbe oleh IDF (Angkatan Pertahanan Israel) menyelamatkan sandera Yahudi yang terancam bahaya dan kru pesawat Air France yang dibajak oleh orang Palestina dan teroris Bader Meinhof ke Uganda, dibantu oleh Idi Amin.

1977, Pemilihan Umum di Israel. Likud meraih kekuasaan, dipimpin oleh Menachem Begin.

Jumlah permukiman yang dibangun di lahan yang diduduki Zionis meningkat.

Partai politik Israel Hadash [Front Demokratik Perdamaian dan Persamaan] didirikan.

19 November, Presiden Mesir Anwar el-Sadat melakukan kunjungan bersejarah ke Yerusalem, berbicara kepada Knesset [Parlemen Israel]. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati.

1978, Presiden Saddat dan PM Israel Menachem Begin menandatangi kesepakatan damai di Camp David yang diprakarsai Presiden AS Jimmy Carter.

Sadat dan Begin dihadiahi Nobel Perdamaian.

Operasi Litani (Konflik Lebanon Selatan) – kampanye militer Israel yang menekan tentara PLO ke utara Sungai Litani. Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL datang setelah berakhirnya perang ini.

1979-1983, Operasi Elia: Penyelamatan kaum Yahudi Etiopia.

1979, Israel mengembalikan semenanjung Sinai kepada Mesir

26 Maret, Perjanjian Damai antara Mesir dan Israel ditandatangani di Gedung Putih.

The Yom Kippur War changed fundamental attitudes in Israel. For the first time there was talk of the very real need to stop the circle of enmity and sit together around one table in order to reach a solution to the Israeli-Arab conflict. Menahem Begin, as head of Likud, began to explore possibilities for peace. In a surprising, courageous and unprecedented step, Anwar Sadat, President of Egypt, visited Israel in November 1977. Prime Minister Menahem Begin invited him to address the Knesset, and from the podium President Sadat declared: “No more war, no more bloodshed.” The peace talks were conducted at Camp David, in the United States, under the patronage of President Jimmy Carter. The talks culminated in the signing of a peace treaty in 1979 between Israel and Egypt, the largest of the Arab states.

Under the terms of the peace treaty, both countries agreed to cease all hostile activity. Israel would withdraw to the pre-1967 border and a permanent international border would be established between the two countries. Furthermore, a process of normalization would be initiated: exchange of diplomatic representatives and mutual agreements in the areas of trade, economy, tourism and mail. The Sinai Peninsula would be demilitarized. Since the signing of the treaty Egypt has stood by its commitments, although President Sadat was assassinated by Muslim zealots. The pursuit of peace cost him his life.

Both Menahem Begin and Anwar Sadat won international recognition for their efforts and they were awarded the Nobel Peace Prize.

1980, Hukum Yerusalem diperkenalkan – Hukum Dasar. Israel menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerusalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.

1981, Angkatan Udara Israel menghancurkan reaktor nuklir Irak, Osirak.

Israel menganeksasi Daratan Tinggi Golan, yang direbut dari Suriah pada tahun 1967.

Presiden Anwar Sadat dari Mesir dibunuh ketika sedang meninjau parade kemenangan.

Pemilihan umum Israel kembali menetapkan Likud [Begin] dengan mayoritas perlementer.

1982, 25 April, Israel menyerahkan kembali Semenanjung Sinai kepada Mesir.

Organisasi politik dan paramiliter Syiah Lebanon Hizbullah [Partai Allah] didirikan.

Juni 1982, Operasi Perdamaian untuk Galilea – Perang Lebanon Pertama.

http://www.greatdreams.com/lebanon/lebanon_beirut_war_explosion.jpg

Pengepungan Beirut; Israel menginvasi Lebanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila dalam Operasi Perdamaian untuk Galilea untuk mengusir keluar PLO dari negara tersebut setelah penyerangan PLO di Israel utara. PLO HQ meminta untuk merelokasi dari Beirut ke Tunis. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena veto dari AS.

Inisiatif Damai Reagan dan Proposal Perdamaian KTT Fez.

16 September, Pembunuhan besar-besaran kamp pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila oleh Israel, membawa ke arah desas-desus Kahana.

1983, Begin mengundurkan diri. Yitzhak Shamir menjadi pemimpin Likud dan Perdana Menteri.

1984, Partai politik Israel Shas [Federasi Pelindung Taurat Sefardim] didirikan.

Pemerintahan Bersatu Nasional dibentuk.

Penyelamatan udara pertama terhadap orang Yahudi dari Etiopia – Operasi Musa.

Imigrasi orang-orang Yahudi dari Etiopia – 1984-1991

According to tradition, the Jewish community in Ethiopia is descended from King Solomon and the Queen of Sheba. It has maintained its identity and observes the commandments of Judaism (mitzvot) up to the present day. This community has suffered many hardships and persecution, but in the 1980’s a change of government policy resulted in the Jews being permitted to leave for Israel. The Ethiopian community was brought to Israel in two large and complex operations: Operation Moses (1984) and Operation Solomon (1991). Their immigration and absorption were funded and managed by the Jewish Agency and the Government of Israel. A total of 52,000 people arrived in Israel, thus fulfilling an age-old dream.

The community is experiencing great difficulties in their absorption. Halachic (Jewish oral law) questions arose regarding their Jewishness. Their different culture and habits have added to the problems of settling into Israeli society. Sufficient housing is not available. Since it was necessary to find quick solutions, caravan camps were the immediate, temporary solution. In time, many of them moved to permanent apartments. In the 1996 elections the Ethiopian community won representation in the Knesset.

1985, Juni-Juli, Israel melakukan penarikan pasukan secara menyeluruh dari Lebanon kecuali sebagian untuk terus menyokong tentara Lebanon selatan dalam menjaga batas Israel di “zona keamanan” untuk melindungi Israel utara.

Oktober, Angkatan udara Israel menghancurkan markas PLO di Hammam al Syatt, Tunisia – Operasi Kaki Kayu.

1987-1999, Berikutnya, terjadi Perjanjian Camp David I antara Mesir dengan Yahudi, perjanjian Oslo di Washington, dan Perjanjian Way River.

Didirikan otoritas Palestina sesuai perjanjian yang hanya mencakup Jalur Gaza dan Yerikho. Palestina tidak diperkenankan memiliki tentara melainkan hanya polisi saja. Daerah Palestina tersebut tetap diklaim sebagai bagian Israel.

1987, Partai politik Palestina Hamas [Gerakan Pertahanan Islam] didirikan.

Israel menduduki sebuah zona keamanan di Lebanon selatan.

Malam Pesawat Peluncur (Aksi Kibia), dua grilyawan Palestina memasuki Israel dari Lebanon selatan dengan pesawat peluncur gantung untuk melakukan serangan tiba-tiba terhadap tentara IDF.

Intifadah Pertama (1987-1993) dimulai dengan huru-hara di Gaza yang diprakarsai Hamas (9 Desember).

Kelompok Shministim kedua dibentuk.

Twenty years after the Six Day War the Arab population of the territories began a popular uprising, known in Arabic as the “intifada” or “shaking off”. Difficult living conditions combined with a sense of frustration contributed in no small measure to this uprising. Travelers in Judea and Samaria were frequently stoned, and terror attacks increased against residents of Israel. The IDF was required to fight a type of war to which it was not accustomed - a war against stone-throwing children. The Israeli public began to question the necessity of holding on to these territories, and many felt that there was no alternative to peace negotiations. The intifada constituted another stage in the Israeli-Arab conflict and was undoubtedly a major factor in the beginnings of a dialogue between Israel and the Palestinians.

1988, Satelit luar angkasa 1 diluncurkan.

Mossad menghancurkan kantor PLO di Tunis, Tunisia dan membunuh salah satu pejabat pentingnya Abu Jihad.

Pemilihan Umum menghasilkan Pemerintahan Bersatu Nasional.

15 Nopember, Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair. Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerusalem Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat.

Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500 orang.

Desember, AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB No. 242 pada waktu memproklamasikan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.

1989-1991 [-1993], Aliyah massa dari bekas Uni Soviet dimulai.

1989, Serangan bunuh diri Palestina pertama di dalam perbatasan Israel: Pembantaian bus 405 Tel Aviv-Jerusalem.

http://ivarfjeld.files.wordpress.com/2009/12/parade.jpg

1990-1991, Perang Teluk berlangsung – Irak menginvasi Kuwait.In the late 1980’s and early 1990’s a wave of immigration from the Soviet Union arrived in Israel, with the help of the Jewish Agency.

Emigration laws were relaxed as a result of perestroika and the dissolution of the Soviet Union. For generations Jews had been forbidden to observe their religion, but many of them nevertheless maintained some attachment to Judaism. Even before perestroika there had been a Zionist awakening, and many Jews secretly studied Hebrew and Judaism. Now that the Soviet Union was in the throes of massive change, diplomatic relations were restored between Israel and Russia, and long lines of people assembled outside the doors of the Israeli embassy, requesting permission to emigrate to Israel.

During this period 700,000 Jews came to Israel. Many of them were engineers, doctors, scientists and artists. Despite initial absorption difficulties, these immigrants integrated well as a whole, although a small minority returned to Russia and some emigrated to western countries.

1990, Keruntuhan Pemerintahan Bersatu Nasional – Shamir menjadi Perdana Menteri.

Sistem pengangkutan udara rahasia menyelamatkan mayoritas kaum Yahudi dalam satu malam – Operasi Salomo.

Agen Mossad membunuh ilmuwan Kanada Gerald Bull yang merancang senjata super untuk Israel di Brussel, Belgia.

2 Agustus, Irak menyerbu, menduduki, dan menganeksasi Kuwait.

1991, Irak dikalahkan dalam Perang Teluk Persia (16 Januari-17 Februari) oleh koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat. Selama perang, Irak meluncurkan 39 rudal SCUD dengan target sipil ke seluruh Israel, membangkitkan ketakutan akan peperangan kimiawi dan mengurung orang-orang Israel dan Palestina dan “ruang keamanan” dengan masker-gas.

30 Maret, Imigrasi besar-besaran kaum Yahudi Uni Soviet ke Israel.

30 Oktober, AS dan Uni Soviet memprakarsai Konferensi Perdamaian Timteng di Madrid, Spanyol.

1992, Pemilihan Umum di Israel. Partai Buruh terpilih dengang Yitzhak Rabin sebagai Perdana Menteri.

Partai politik Israel United Torah Judaism [Yudaisme Taurat Bersatu] didirikan.

Partai politik Israel Gerakan Baru-Meretz [Daya Hidup] didirikan.

Pemerintahan Bush-Baker mencadangkan AS$10 miliar sebagai jaminan pinjaman AS untuk Israel (tahun fiskal 1993 sampai 1997) dalam percobaan untuk membatasi pembangunan permukiman Israel.

Israel memaksa keluar 415 orang Palestina yang dicurigai simpatisan pro-Islamis ke Lebanon Selatan.

1993, Pengeboman bunuh diri pertama oleh Hamas di dekat Bet El; menewaskan dua orang.

13 September, Penandatanganan Deklarasi Prinsip antara Israel dan PLO (Oslo Declaration of Principles) atas prakarsa Presiden AS Bill Clinton.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f2/Bill_Clinton%2C_Yitzhak_Rabin%2C_Yasser_Arafat_at_the_White_House_1993-09-13.jpg

Proses Perdamaian Israel dengan Rakyat Palestina.

PLO-Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun negara-negara Arab (Saudi Arabia, Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.

Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti-Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.

Yasser Arafat, Yitzak Rabin, dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.

In 1992 when Yitzhak Rabin’s Labor Party came into power, it pledged to advance the peace process which was set in motion by the Madrid Conference in 1991. Representatives of Israel and the Palestine Liberation Organization (PLO) met secretly in Oslo. These talks, mediated by the Norwegians, resulted in an agreement whereby the Gaza Strip and the town of Jericho were turned over to the control of the Palestinian Authority. It was further agreed that the IDF would redeploy in the West Bank and evacuate large Palestinian towns. Arrangements were made to continue negotiations on the final status of the disputed territory. Yitzhak Rabin and Shimon Peres were awarded the Nobel Peace Prize for their achievements.

The Oslo Agreements sparked fierce controversy within Israel. Some people wholeheartedly supported the Government’s policy, while others saw it as an act of surrender and capitulation. The dispute reached its climax when, at the end of a peace rally, an extremist Jew shot and killed Prime Minister Yitzhak Rabin. The assassination shocked Israel and the entire world.

1994, Penyerangan Gua Para Patriarkh. Baruch Goldstein melakukan penembakkan ke sebuah kelompok muslim Palestina yang beribadah di sebuah masjid, menewaskan 29 orang dan melukai 125 lainnya. Dia akhirnyadikalahkan dan dipukuli hingga tewas oleh mereka yang selamat.

Hamas melaksanakan pengeboman bunuh diri mereka, di Afula, Israel, menewaskan delapan orang.

Israel membangun konstruksi pertama Tembok Penghalang Jalur Gaza-Israel dan Mesir; selesai pada tahun 1996.

4 Mei, Perjanjian Pertama Gaza dan Yerikho ditandatangani antara Israel dan PLO.

28 Juli, Deklarasi Washington diumumkan antara Israel dan Yordania.

26 Oktober, Perdamaian dengan Yordania, atas prakarsa Presiden Bill Clinton.

In contrast to the Oslo Accords, the peace treaty with Jordan won wide support in Israel.

An immediate result of the Oslo Accords was that some Arab countries established contacts with Israel. Morocco, Tunisia and the Persian Gulf states forged economic ties and many countries renewed or elevated their diplomatic relations with Israel. Jordan embarked on a series of informal contacts with Israel which eventually brought about a peace treaty between the two states. The Jordan River and the Aravah were designated as the international borders. Agreements were signed on various subjects, including water allocation, and the normalization process: exchange of ambassadors, trade and tourism ties and coordination of positions on different issues. 12 Desember, Yitzhak Rabin, Shimon Peres, dan Yasser Arafat dihadiahi Nobel Perdamaian.

1995, Partai politik Israel Balad [Majelis Demokratik Nasional] didirikan.

Mei, Pemilihan Knesset Kelima belas berlangsung.

28 September, Perjanjian Sementara Israel-Palestina (Oslo Interim Agreement) – Oslo II – ditandatangani; mengembangkan tiga daerah di Tepi Barat: Area A – kendali langsung Palestina; Area B – kontrol bersama: kontrol sipil Palestina dan kontrol keamanan Israel; Area C – kontrol Israel secara eksklusif.

4 November, Perdana Menteri Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Israel sayap kanan. Rabin lalu digantikan Shimon Peres. Sebelumnya, di Hebron, seorang Israel fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang salat subuh.

1996, 25 Februari-4 Maret, Rangkaian bom bunuh diri di Yerusalem (Pengeboman bunuh diri bus 18 Yerusalem dan di Bukit Prancis), Tel Aviv dan Ashkelon meninggalkan lebih dari 60 orang Israel tewas.

Maret, Operasi Anggur Kemarahan diluncurkan melawan Hizbullah di Lebanon selatan.

Partai politik Israel Ra’am atau United Arab List [Daftar Arab Bersatu]

29 Mei, Pemilihan di Israel. Benjamin Netanyahu terpilih sebagai Perdana Menteri.

September, Kerusuhan terowongan Al Aqsa. Menurut kabar, Israel sengaja membuka terowongan menuju Masjid Al Aqsa untuk memikat para turis, yang justru membahayakan fondasi masjid bersejarah bagi umat Islam itu. Pertempuran berlangsung beberapa hari dan menelan korban jiwa. Ini menyebabkan huru-hara selama beberapa hari dan banyak korban kecelakaan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJrIMCIS8XssO91uK49SSgiWCXFCDUXLECMal-BAmUclTsd8unVP1x4BUHEz9637Xj07rkkD6O3LLKEufSsUgtg6x5NxT1qE7KgllIwkeQia4jmt0yEVGdEaAq6866wIToKUVb8BzM8v4/s400/al_aqsa0209.jpg http://img638.yfrog.com/img638/1419/alqudsdisturbios.jpg

1997, Protokol mengenai Penarikan Kembali di Hebron Protokol Hebron ditandatangani.

18 Januari, Israel bersedia menarik pasukannya dari Hebron, Tepi Barat.

1998, PM Israel Shimon Peres menyatakan bahwa Israel “telah membangun opsi nuklir, bukan dalam rangka mendapatkan Hiroshima, tapi Oslo.”

Maret, Pembantaian Mercaz HaRav (Penembakan Mercaz HaRav). Penembakan oleh orang Palestina yang menewaskan sembilan orang dan melukai 11 lainnya di yeshiva Mercaz HaRav, sekolah agama di Yerusalem.

Oktober, Memorandum Wye River membicarakan hasil dalam sebuah perjanjian mengenai penarikan Israel dan pelepasan tawanan politik dan kesediaan Palestina untuk menerapkan butir-butir perjanjian Oslo, termasuk soal tingkah polisi yang keterlaluan, penjualan senjata ilegal, dan hasutan dalam media massa serta pendidikan.

1999, PLO menunda deklarasi status sebagai negara bagian.

Partai politik Israel Yisrael Beiteinu [Israel Rumah Kita] didirikan.

Partai politik Israel Uni Nasional didirikan.

Mei, Pemilihan Umum: Ehud Barak terpilih sebagai Perdana Menteri. Ia berjanji mempercepat proses perdamaian.

Memorandum Syarm al Syaikh ditandatangani antara Israel dan PLO – pembicaraan status akhir dimulai.

Presiden AS Bill Clinton menghadiri Pertemuan PNC di Gaza.

2000, Perjanjian Camp David II di AS yang akan memberikan seperlima (20%) saja dari total wilayah Palestina.

http://mta-online.com/v2/wp-content/uploads/2010/06/palestine_landloss.jpg

10 Januari, Israel menarik pasukannya dari Lebanon Selatan.

Mei 2000, Penarikan pasukan Israel dari Lebanon (unilateral)

Juli 2000, KTT Camp David. Presiden AS Bill Clinton menyelenggarakan KTT Perdamaian antara pemimpin Palestina Yasser Arafat dan PM Israel Ehud Barak. Gagal karena Arafat menolak tawaran Barak seputar daerah yang diperselisihkan, Yerusalem.

29 September 2000-14 Maret 2003, Anggota tentara Israel dan pemukim Israel terkait unit paramiliter bertanggung jawab atas pembunuhan 2.181 orang Palestina dan melukai 22.218 lainnya.

29 September 2000, Intifadah Kedua (Intifadah Al Aqsha, Peristiwa Pasang Surut, Perang Oslo, Perang Arafat) dimulai – Perang pembebasan nasional bangsa Palestina terhadap pendudukan asing. Serangan teror terencana dimulai di jalan-jalan, permukiman, dan kota-kota Israel; Ariel Sharon mengunjungi Temple Mount atau Gunung Moria, area Masjid Al Aqsa [Al Haram al Qudsi asy Syarif].

Jumlah insiden Antisemitisme (Anti-Israel) mulai meningkat di Prancis, Jerman, dan Inggris Raya.

http://www.brushtail.com.au/assets/july_06_on/220706_pal_leb/zionism=terrorism.jpg http://img.photobucket.com/albums/v711/AlanCrane/1-13.jpg

Oktober 2000, Kerusuhan Arab Israel, pembakaran hutan dengan sengaja, jalan-jalan utama diblokade; 13 orang Arab terbunuh dalam konfrontasi dengan polisi – Komisi Penyelidikan Orr ditunjuk.

Laporan Mitchell [Laporan Akhir Komite Pencari Fakta Syarm al Syaikh], Dokumen Tenet [Direktur CIA George Tenet] menetapkan syarat untuk memulihkan ketenangan; keduanya gagal tanpa pengawasan ketat PA [Palestinian National Authority, Otoritas Nasional Palestina] – yang dibentuk tahun 1994 setelah penandatangan Persetujuan Oslo antara PLO dengan Israel – terhadap serangan yang terjadi.

Intifadah Kedua berlanjut. Penembakan secara sembunyi-sembunyi dari Gilo, menyerang jalan-jalan utama, pengeboman bunuh diri, bom mobil.

November 2000, Koalisi pemerintahan Barak kehilangan dukungan mayoritas parlemen – Barak menyelenggarakan Pemilihan Khusus.

Januari 2001, Tim negosiasi Israel memperkenalkan peta baru di KTT Taba di Taba, Mesir. Proposisi menghapus area-area yang “dikendalikan Israeli sementara”, dan pihak Palestina menerimanya sebagai dasar untuk negosiasi lebih jauh.

7 Februari 2001, Ariel Sharon mendaulat Ehud Barak dalam Pemilihan Khusus sebagai Perdana Menteri, membentuk Pemerintahan Bersatu Nasional.

Juni 2001, Pembantaian Dolphinarium. Pengebom bunuh diri Hamas meledakkan diri di pintu masuk sebuah klub. Sebanyak 21 orang Israel tewas, lebih dari 100 terluka, semuanya anak muda.

Agustus 2001, Konferensi untuk Pembersihan segala Bentuk Diskriminasi Rasial Ketiga PBB di Durban menjadi forum untuk pernyataan anti-Israel, seperti Zionisme sama dengan Rasisme dan juga memacu gelombang insiden anti-Israel (yang disebut oleh Israel sebagai “anti-Semitik”) lebih jauh di Eropa.

Pembantaian Restoran Sbarro. Sebuah pengebom bunuh diri mengenakan sabuk eksplosif dengan berat 5 hingga 10 kilogram, berisi bahan peledak, paku, mur, dan baut, meledakkan bomnya. Dalam ledakan tersebut 15 orang (termasuk tujuh anak) terbunuh, dan 130 orang terluka. Baik Hamas dan Jihad Islam pada awalnya mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Abu Ali Mustafa, Sekretaris Umum Front Popular Pembebasan Palestina, dibunuh oleh rudal Israel yang ditembakkan oleh helikopter Apache melewati jendela kantornya di Ramallah.

11 September 2001, Tragedi 11 September 9/11. Al Qaeda membajak empat pesawat Amerika dan meledakkannya dengan target pemerintah dan penduduk Amerika Serikat, termasuk World Trade Center (WTC). Presiden Bush meluncurkan koalisi internasional dalam “perang terhadap terorisme”, yang pada awalnya di Afghanistan. Organisasi teroris (Hamas masuk dalam daftar) dianggap melanggar hukum dan asetnya dibekukan.

http://due-diligence.typepad.com/.a/6a00d83456fd3269e20120a5630e23970b-800wi

Oktober 2001, Menteri Pariwisata Rehavam Zeevi dibunuh di Yerusalem oleh Front Popular Pembebasan Palestina.

Kapal Santorini ditangkap oleh Shayetet 13 – Unit Komando Angkatan Air – milik Israel.

2000-2002, Bom bunuh diri Intifadah di jalanan Israel, fasilitas bersantai, kafe-kafe, dan transportasi umum, menembak jitu dan serangan terhadap rumah-rumah pribadi membunuh ratusan orang tak bersalah.

Januari 2002, Operasi Bahtera Nuh – operasi Israel menawan Karine A di Laut Merah (Mediterania), sepanjang perjalanan menuju Jalur Gaza, yang mengirim amunisi dan persenjataan ilegal utama untuk PA, yang didanai Hizbullah (Iran). Kaptennya pejabat PA; dokumen-dokumen menunjukkan keterlibatan para pejabat PA, dikuatkan oleh penangkapan yang lebih jauh di atas perairan, Mei 2003.

Maret 2002, Menyusul pengeboman bunuh diri yang hampir setiap hari dengan jumlah korban yang tinggi, Israel membalas dendam melawan sarang teror di PA – Operasi Perisai Pertahanan.

Juni 2002, Israel mencari infrastruktur teroris dan menangkap teroris di kota-kota PA mengikuti tiga serangan teror besar: Operasi Jalur yang Ditentukan.

Israel mulai mengonstruksi Tembok Pertahanan/ zona rintangan di Tepi Barat untuk mencegah penyusupan teroris dari PA, diiringi rangkaian serangan bunuh diri Palestina.

Satelit Ofeq-5 mulai beroperasi.

Juni 2002, Presiden Bush menuntut perbaikan dalam PA; menekankan langkah anti-teror dan anti-korupsi.

Juli 2002, Pesawat tempur Israel menembakkan rudal ke sebuah apartemen di Kota Gaza, membunuh DPO yang paling mereka cari, Salah Shehadeh, komandan sayap militer tertinggi Hamas, Izzadine al-Qassam. Bangunan apartemen rata dengan tanah dan 14 warga tak berdosa ikut terbunuh (termasuk sembilan anak-anak).

Organisasi Nefesh B’Nefesh didirikan oleh Rabi Yehoshua Fass dan Tony Gelbart untuk membawa aliyah dari Amerika Utara dan Inggris.

September 2002, Mengikuti lebih banyak serangan teror terhadap warga Israel, IDF memasuki perumahan tertutup milik Arafat di Ramallah, mencari terroris besar, tetapi gagal dan menarik diri di bawah tekanan AS, karena negosiasi AS untuk menciptakan sebuah koalisi internasional melawan teror untuk menyerang Irak.

September 2002-April 2003, Israel disuruh berhenti bermain selama percobaan AS dan Inggris untuk menciptakan koalisi antarmuka melawan Irak dan Pengawasan Persenjataan PBB melanjutkan inspeksi di Irak, sehingga merusak negara tersebut, tetapi tanpa menemukan senjata terlarang apapun. Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris memimpin perang di Irak tanpa koalisi besar, memecat Saddam Hussein. Israel membagikan masker gas dan bersiaga, tetapi tetap berada di luar konflik.

November 2002-Januari 2003, Knesset dihancurkan. Pemilihan Umum Israel mengembalikan Ariel Sharon kepada kekuasaannya, dengan dukungan yang lebih tinggi dan sebuah kabinet sayap kanan/ sekular, ditambah NRP.

November 2002, Presiden Bush meluncurkan Peta Jalan Damai, diikuti oleh Quartet (Quartet on the Middle East), kesatuan internasional diwakili oleh utusan khusus yang terdiri dari Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB, Inisiatif Perdamaian Arab dan dalam konteks Perang Irak.

2003, 28 Januari, Pemilihan untuk Knesset ke-16, mengembalikan Ariel Sharon kepada posisi Perdana Menteri untuk periode lain. Likud 37 kursi, Buruh 19 kursi.

16 Maret, Seorang aktivis kemanusiaan asal Olympia, Washington, Amerika Serikat bernama Rachel Corrie, seorang kristiani, tewas dilindas buldozer Caterpillar D9R milik Israel yang hendak menghancurkan pemukiman warga Palestina.

http://skipschiel.files.wordpress.com/2008/04/image3-31.jpg

April 2003, Abu Mazen menjadi Perdana Menteri PA – Peta Jalan secara resmi dipublikasikan.

2004, Mei 2004, Israel meluncurkan operasi militer yang dikatakan untuk membersihkan infrastruktur para teroris, menemukan terowongan untuk penyelundupan yang menghubungkan Gaza dan Mesir, dan membunuh para militan yang membantai 13 tentara Israel dalam serangan gerilya – Operasi Pelangi.

9 Juli, Mahkamah Internasional (International court of Justice) menetapkan pembangunan batas pertahanan menyalahi hukum internasional dan Israel harus merobohkannya.

September-Oktober, Operasi Hari Penyesalan – operasi yang dilakukan IDF di Gaza utara, terutama di kamp pengungsi Beit Hanoun, Beit Lahia, dan Jabalia. Sekitar 104 sampai 133 orang Palestina tewas dan lima orang di pihak Israel.

11 November, Presiden PA Yasser Arafat meninggal.

2005, 9 Januari, Mahmud Abbas, dari Fatah, terpilih sebagai Presiden Otoritas Palestina. Ia menggantikan Yasser Arafat yang telah wafat.

Januari 10, Ariel Sharon membentuk pemerintahan bersama dengan Partai Buruh dan Yudaisme Taurat Bersatu (UTJ) di Israel.

8 Februari, Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Ariel Sharon mendeklarasikan gencatan senjata.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/5/55/Sharon_bush_abbas.jpg

31 Maret, Pemerintah Israel secara resmi mengakui orang-orang B’nei Menasye (Suku Menasye) dari India Timur Laut sebagai salah satu dari Sepuluh Suku yang Hilang dari Bangsa Israel kuna, membuka pintu bagi ribuan orang lainnya untuk berimigrasi ke Israel.

April, Lebih dari 10.000 umat Yahudi Ortodoks melakukan protes keberadaan “Negara Israel” dan penganiayaan terhadap umat Yahudi Ortodoks di dekat Haifa, Israel oleh otoritas Israel di depan Kedutaan Besar Israel di New York, Amerika Serikat.

Juni, Mahmud Abbas dan Ariel Sharon bertemu di Yerusalem. Abbas mengulur jadwal pemilu karena khawatir Hamas akan menang.

Agustus, Israel hengkang dari permukiman Jalur Gaza setelah 38 tahun dicaploknya dan empat wilayah permukiman di Tepi Barat.

Rencana Pelepasan Ikatan Unilateral Israel (Rencana Pelepasan Ikatan, Rencana Pengusiran Gaza, Hitnatkut) – sebuah proposal yang dibuat PM Israel Ariel Sharon, yang diadopsi oleh pemerintahan pada 6 Juni 2004 dan dijadikan undang-undang pada Agustus 2005, untuk mengusir seluruh orang Yahudi dari Jalur Gaza dan dari empat permukiman di Tepi Barat utara.

UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East) mencatat jumlah pengungsi Palestina yang terdaftar telah bertambah dari 914.000 pada 1950 menjadi lebih dari 4,3 juta pada 2005.

Partai politik Israel Kadima [Progresif] didirikan.

2006, Perdana Menteri Sharon menderita penyakit stroke serius. Deputi Perdana Menteri Ehud Olmert diangkat sebagai Perdana Menteri Israel di hari kemenangan Partai Kadima.

Laporan Departemen Negara AS 2006 mengenai Kebebasan mengkritik pembatasan yang dilakukan Israel terhadap perjalanan ke tempat-tempat suci umat kristiani.

Januari, Hamas memenangkan kursi Dewan Legislatif, menyudahi dominasi Fatah selama 40 tahun, dan tokoh Hamas Ismail Haniyah menjadi Perdana Menteri Palestina.

Maret, Operasi Membawa Pulang Barang-Barang – penyerangan yang dilakukan IDF terhadap tawanan Palestina di Yerikho.

Juni 2006, Peningkatan kekerasan warga Israel-Palestina di Gaza. Setelah menyeberangi perbatasan dari Jalur Gaza ke Israel, militan Palestina menyerang sebuah pos tentara Israel. Para militan menculik seorang kopral Israel Gilad Shalit, membunuh dua tentara IDF dan melukai empat orang lainnya.

http://fredimellanostern.files.wordpress.com/2009/03/gilad_shalit1.jpg

Israel kembali menginvasi Gaza dalam Operasi Musim Panas yang Hujan.

Israel membunuh 11 orang Palestina dalam serangan rudal terhadap sebuah mobil gerbong yang membawa militan Palestina dan rudal melewati area berpulasi padat di Gaza. Sembilan di antaranya adalah warga yang sedang menonton.

Juli 2006, Perang Lebanon Kedua, disebut juga Perang Hizbullah-Israel, Perang Juli – Hizbullah dan Israel pecah yang menyebabkan lebih dari 1.000 orang Lebanon dan sekitar 200 warga Israel tewas – konflik militer 34-hari.

September 2006, Sebuah studi PBB melaporkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza “amat berat”, dengan 75% populasi bergantung pada bantuan pangan, dan perkiraan 80% populasi hidup di bawah garis kemiskinan. Ekonomi rakyat Palestina sebagian besar bersandar pada pendapatan dan bantuan negara Barat, yang telah dibekukan sejak kemenangan Hamas. Situasi juga bisa dihubungkan dengan penutupan oleh Israel, karena Israel dan Uni Eropa meningkatkan perhatian atas keamanan, secara spesifik penyelundupan, mungkin juga penyaluran persenjataan dan kembalinya para pemimpin ekstremis yang dibuang; begitu juga angka kelahiran yang amat tinggi.

Jewish Voice for Peace (Qol Yehudi LeShalom) didirikan di Amerika Serikat.

1 November, Operasi Musim Gugur Berawan diluncurkan.

Pengeboman Beit Hanoun 2006 – Bom milik IDF menyerang deretan perumahan di kota Beit Hanoun, Jalur Gaza, menewaskan 19 orang dan melukai lebih dari 40 orang.

26 November 2006, Israel dan kelompok militan Palestina menyetujui gencatan senjata.

2007, Perjanjian Mekah antara Hamas dan Fatah, diperantarai oleh Arab Saudi, mengarah pada formasi Pemerintahan Bersama Palestina pada bulan Maret. Liga Arab meluncurkan kembali Proposal Perdamaian. Hamas mengambil alih Gaza pada bulan Juni, mengarah pada perceraian pemerintahan bersama dan pengangkatan Salam Fayyad sebagai Perdana Menteri PA yang baru.

PM Olmert dan Presiden Abbas setuju untuk membentuk “kesepahaman bersama” untuk “membuat setiap upaya untuk mengakhiri perjanjian sebelum akhir 2008.”

Mei 2007, Kekerasan kembali terjadi, menyusul serangan roket Qassam ke Israel lebih dari 220 kali selama satu minggu, dan serangan udara Israel ke Gaza.

http://ivarfjeld.files.wordpress.com/2009/05/hamas-rocket-launchers1.jpg http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b0/A_wounded_Israeli_Child_is_taken_to_hospital_after_Rocket_Attack.jpg

Tentara Israel di Tepi Barat menculik 33 pemimpin Hamas, termasuk Menteri Pendidikan PA Nassir ad Din Syair, empat walikota, dan tiga anggota Dewan Legislatif Palestina.

Juni 2007, Pertempuran Gaza 2007 – Perselisihan internal pecah antara Hamas dan Fatah; Hamas mengonsolidasi kekuatannya secara penuh dengan mengadakan kudeta bersenjata dan mengambil kendali penuh atas Jalur Gaza. Sekitar 118 orang Palestina tewas dan 550 lainnya terluka. Sebagai respons, Israel membatasi secara ketat arus manusia dan pangan ke dalam dan ke luar Gaza.

Blokade Jalur Gaza oleh Israel dan Mesir.

Satelit Ofeq-7 mulai beroperasi.

27 November, Presiden AS George Bush memprakarsai Konferensi Annapolis untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina, menghasilkan rancangan Solusi Satu-Negara atau Solusi Binational (Isratin).

Mantan PM Inggris Tony Blair ditunjuk wakil Quartet. Konferensi Perdamaian Internasional Annapolis diselenggarakan pada bulan November dengan seluruh bangsa Liga Arab yang berpartisipasi termasuk Suriah dan Arab Saudi.

2008, Januari-Juli, Ketegangan meningkat di Gaza. Israel memutus suplai listrik dan gas. Dunia menuding Hamas tak berhasil mengendalikan tindak kekerasan. PM Palestina Ismail Haniyah berkeras pihaknya tak akan tunduk.

Januari, Presiden Bush melakukan kunjungan pertamanya ke Tanah Suci sebagai presiden.

Februari, Pesawat Israel mengebom kantor polisi di dekat Gaza City, kampung halaman pemimpin Hamas Ismail Haniyah; menewaskan beberapa anak kecil.

Umat kristiani Palestina diaspora di Chile berdemonstrasi untuk menyuarakan amarah mereka terhadap pengeboman yang dilakukan Zionis Israel di Gaza.

Operasi Musim Panas yang Hangat diluncurkan, menyebabkan 112 orang Palestina dan tiga orang Israel terbunuh.

Israel mendekati seluruh perbatasan dengan Gaza untuk menghentikan serangan roket Palestina. Militan Palestina mengebom perbatasan Rafah dan puluhan dari ribuan warga Gaza menyeberangi perbatasan ke Mesir.

Mei, Pusat Informasi Intelijen dan Terorisme Israel memperkirakan bahwa pada tahun 2007 proporsi serangan rudal yang ditembakkan dari Jalur Gaza adalah: 34% - Jihad Islam Palestina (Al Quds), 22% - Hamas (Qassam),8% - Fatah (Kafah),6% - Komite Perlawanan Popular (al Nasser), 30% - tidak diketahui

14 Mei, Perayaan 60 tahun kemerdekaan Israel – perayaan secara besar-besaran yang dihadiri sejumlah pemimpin dunia termasuk Presiden Bush. Di pihak lain, dunia Arab juga memperingatinya sebagai tragedi kemanusiaan, An Nakba”.

Israel mengumumkan bahwa mereka sedang dalam proses negosiasi dengan Suriah dengan perantaraan Turki.

Juni, Gencatan senjata Gaza diperantarai antara Hamas dan Israel oleh pihak Mesir.

Juli 2008, Israel mengikuti Konferensi Regional Uni Mediterania yang menetapkan zona bebas senjata memusnah massal Timur Tengah.

Serangan Buldoser Yerusalem – penduduk Arab di Yerusalem timur diserang oleh beberapa mobil di jalanan Jaffa.

September, PM Israel Olmert mengumumkan niat untuk mengundurkan diri dan pada bulan Oktober Tzipi Livni mengumumkan bahwa dia tidak dapat membentuk koalisi karena partai Shas menuntut pemilihan umum baru.

November, Hamas batal ikut serta dalam pertemuan unifikasi Palestina yang diadakan di Kairo, Mesir. Serangan roket kecil berjatuhan di wilayah Israel.

Desember, Konflik Israel-Gaza (2008–2009) – berlangsung antara Israel dan Hamas, yang terjadi setelah kadaluarsanya gencatan senjata selama enam bulan. Pada 27 Desember, Israel melancarkan serangan udara dan melakukan invasi militer selama 22 hari, disebut Operasi Timah Cetak, terhadap Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan roket dari Gaza dan Hamas. Menghancurkan markas polisi, perumahan, fasilitas kesehatan, sekolah, masjid-masjid, gereja-gereja (di antaranya geraja Katolik, Baptis, Ortodoks). Lebih dari 1.400 warga Palestina selama peristiwa ini.

Serangan Israel ke Gaza dimulai 26 Desember 2008. Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka, yang dilanjutkan dengan serangan udara ke pusat-pusat operasi Hamas. Korban dari warga sipil berjatuhan.

2009, Kekerasan meningkat di Gaza dan Israel selatan.

2 Januari, Serangan udara atas terowongan Gaza. Angkatan Udara Israel menyerang dua terowongan di sepanjang perbatasan Gaza-Israel dan menyerang orang-orang yang diduga militan Palestina di Jalur Gaza.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/12/Orphanschoolmosque.jpg

8 Januari, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1860, memberi perintah untuk melakukan gencatan senjata secara penuh. Amerika Serikat abstain.

17 Januari, Israel mengumumkan akhir unilateral untuk menyerang operasi militer di Jalur Gaza dan pada 18 Januari Hamas mengumumkan gencatan senjata selama satu-minggu, menuntut penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza.

20 Januari, Presiden AS Barack Obama diambil sumpah. Dia bersama Sekretaris Negara Hillary Clinton mengangkat mantan Senator George Mitchell sebagai utusan khusus untuk Timur Tengah untuk mengurus konflik Israel-Palestina.

Februari, Pemilihan Umum Israel diselenggarakan; Benjamin Netanyahu menjadi Perdana Menteri dengan pemerintahan koalisi yang condong ke kanan.

Komunitas kristiani di Tepi Barat menulis surat terbuka yang meminta Paus Benediktus XVI menunda perjalanannya ke Israel kecuali pemerintah Israel mengubah kebijakannya mengenai akses ke tempat-tempat suci kristiani.

4 Juni, Pemerintah Obama melakukan serangkaian rapat dan konsultasi di sepanjang musim semi, termasuk mengimbau Israel untuk “menghentikan aktivitas mendirikan permukiman” dan mencapai puncak pada pidato presidensial di Kairo.

Oktober, Sebanyak 88 remaja Israel yang tergabung dalam Shninistim, termasuk yang ditahan kepolisian Israel, menandatangani surat untuk PM Netanyahu yang menyatakan bahwa “militer bukanlah solusi untuk menyelesaikan konflik Timur Tengah”, menolak untuk terdaftar dalam IDF.

Desember 2009, Sebanyak 16 pemimpin kristiani dari berbagai gereja dan organisasi-oraganisasi gerejawi di Palestina berkumpul bersama lebih dari 200 jemaat di Betlehem dan mengeluarkan dokumen sejarah – Dokumen Kairos Palestine – yang menyatakan pendudukan Israel atas Palestina merupakan “dosa terhadap Allah” dan terhadap kemanusiaan. Mereka mengajak seluruh gereja dan umat kristiani dunia untuk menuntut Israel untuk berhenti menjajah Palestina.

Lembaga Wakaf dan Warisan Masjid Al-Aqsha mengabarkan bahwa pemerintah pendudukan Israel terus meningkatkan operasi pengeboran bagian bawah kota yang diduduki oleh Yahudi untuk pembentukan pemukiman.

2010, Januari, Dua penyerang udara menghancurkan terowongan yang dianggap untuk menyelundupkan roket dan melakukan percobaan mencoba untuk menembakkan mortir ke wilayah Israel oleh para militan, dilakukan oleh Angkatan udara Israel, membunuh tiga warga Palestina dan melukai tujuh orang lainnya.

http://yuhendrablog.files.wordpress.com/2009/01/anak31.jpg?w=450&h=297&h=297

Pembunuhan petinggi Hamas Mahmoud al Mabhouh oleh lebih dari 11 agen Mossad di Dubai. Kesalahan yang dilakukan para agen Mossad selama pembunuhan ini mengancam posisi Meir Dagan sebagai pemimpin Mossad.

Israel diterima sebagai anggota Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD).

11 Maret, Setelah tujuh tahun berlalu, kasus kematian Rachel Corrie baru mulai disidangkan di Pengadilan Negeri Haifa, Israel.

31 Mei, Penyerangan pasukan Zionis terhadap para relawan di Kapal Marvi Marmara, satu dari enam kapal Armada Kebebasan (Freedom Flotilla); menewaskan 19 relawan dan melukai 30 orang lainnya. Misi kemanusiaan tersebut diikuti 750 orang aktivis kemanusiaan dari lebih 50 negara.

http://mta-online.com/v2/wp-content/uploads/2010/06/flotilla.jpg

Juni, Knesset rusuh; Merry Negev dari Partai Likud menuduh Hanin el Zoghbi dari Partai Persatuan Demokrasi, yang berpartisipasi dalam konvoi Freedom Flotilla, telah bergabung dengan kelompok teroris. Mohammed Barakeh memprotes atas ketidakhadiran Netanyahu dan Barak yang dianggap bertanggung jawab dalam pembajakan Mavi Marmara.

Satelit Ofeq-9 diluncurkan di pangkalan angkatan udara Palmachim di Tel Aviv untuk memperbaiki roket karier Shavit.

Sumber: Beritasore.com, Buzzle.com, Churches for Middle East Peace, Eramuslim, Mideastweb.org, The Jewish Agency for Israel, Wikipedia, Zionism on the Web.

(www.sammy-summer.co.cc)

Comments (1)

Israel Tidak Punya Hak Untuk Eksis di Tanah Palestina.

Post a Comment