CINTA, SEKS, DAN VIDEO MESUM

Posted by mochihotoru | Posted in , , , , , , , , | Posted on 8:53:00 PM

Oleh Sandy Arifiadie

Perilaku seks di kalangan remaja dan mahasiswa saat ini sudah sangat memprihatinkan, karena kebanyakan mereka tidak mau lagi diberi informasi masalah seks oleh guru maupun orang tua tetapi lebih senang melakukan curhat seks dengan teman-temannya. Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan Kependududkan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Masri Muadz, yang mengatakan hal tersebut di sela-sela menghadiri acara Peresmian “Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Mahasiswa dan Kuliah Umum Kesehatan Reproduksi Mahasiswa, di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Perilaku seks di kalangan remaja dan mahasiswa harus ditangani secara serius. Karena kalau seorang remaja atau mahasiswa sudah sekali melakukan hubungan seks di luar nikah akan mengulang menjadi sekian kali karena jebakan dorongan seksual mereka sejak melakukannya pertama kali seperti layaknya narkoba. Berikutnya akan mencoba dengan yang lain.

Begitulah fakta yang terjadi sekarang ini di kalangan remaja. Moral pergaulan remaja di era teknologi ini tampaknya semakin merosot. Hal ini terbukti dengan sudah tidak adanya rasa malu dan etika ketika sedang berada di depan publik.

Sebut saja namanya Ayu (bukan nama sebenarnya), gadis belia yang masih berusia belasan itu mengaku pernah berhubungan intim dengan mantan kekasihnya. Sikap Ayu di depan publik pun berubah drastis dari hari ke hari. Tatakrama layaknya seorang gadis sudah tidak lagi ditunjukkannya. Selidik demi selidik, apa yang membuat Ayu sedemikian berubah? Jawabannya adalah pergaulan. Pergaulan Ayu bersama dengan teman-temannya sungguh sangat mengagetkan. Mereka senang berkumpul di sebuah warung yang terletak di gang sempit sambil duduk seenaknya, merokok, hingga berpelukan dan berciuman.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs510.ash1/30121_1393569173543_1661595284_30912072_6168114_n.jpg

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs550.snc3/30121_1393563733407_1661595284_30912045_7227304_n.jpg

Pergaulan yang mencerminkan degradasi moral semacam inilah yang akan membawa seorang remaja masuk ke dalam sisi gelap kehidupan remaja, tidak hanya di kota besar tetapi juga sampai ke pelosok kampung. Dari contoh pergaulan remaja di atas saja, mungkin kita sudah bisa menebak, masih ada berapa banyak remaja yang melewati masa remajanya dengan baik sesuai norma agama dan norma sosial.

Jika sudah terjangkit perilaku seks yang tidak sehat akan diikuti pemakaian narkoba. Masri juga menyebutkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) 1,2 juta adiktif. Artinya mereka tidak bisa lagi hidup tanpa narkoba dan 75 persennya adalah remaja dan mahasiswa.

Foto dan Video Mesum

Maraknya video porno (bokep) berformat .3gp, .flv, bahkan .mpeg dengan pemeran utama anak ABG, siswa-siswi SD, SMP, SMU, hingga mahasiswa dan mahasiwi di internet dianggap sebagian kalangan asyik dan menyenangkan. Koleksi mereka bisa terus bertambah banyak hampir setiap hari terkadang sampai melampaui batas kapasitas harddisk mereka.


http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs510.ash1/30121_1393561693356_1661595284_30912036_4583748_a.jpg

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata dua video porno baru diproduksi secara ilegal setiap hari oleh anak muda di Indonesia, kemudian disebarluaskan melalui internet dan telepon genggam. Menurut Seno Set, penulis buku “500+ Gelombang Video Porno Indonesia”, saat ini telah beredar lebih dari 500 judul film porno buatan lokal, 90 persennya dibuat oleh anak-anak muda di Indonesia.

Seperti yg kita tahu, pada zaman sekarang akses porno mudah didapatkan di mana-mana. Setiap situs porno yang berada di internet menyediakan antara 300 hingga 400 koleksi video yang bisa diakses para pengguna internet. Ada yang gratis, namun ada pula yang diperjualbelikan. Semua itu mampu memengaruhi anak muda yang membuat mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang romantis, tangguh, keren, nikmat, menyenangkan, dan lainnya (padahal salah). Karena itu mereka yang tidak mengerti lalu merasa penasaran untuk mencobanya.

Dari sekian ribu pengakses video porno, gambar porno atau yang berbau porno, di antaranya adalah anak usia sekolah dasar. Yayasan Kita dan Buah Hati pada tahun 2008 melakukan survei pada 1.625 siswa kelas 4-6 sekolah dasar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Pada survei ini terungkap bahwa 66% dari mereka telah menyaksikan materi pornografi lewat berbagai media. Sebanyak 24% di antaranya lewat komik (manga), 18% melalui games, 16% lewat situs porno, 14% melalui film, dan sisanya melalui VCD dan DVD, telepon selular, majalah, dan koran.

Mereka umumnya menyaksikan materi pornografi itu karena iseng (27%), terbawa teman (10%), takut dibilang kuper (4%). Ternyata anak-anak itu melihat materi pornografi di rumah atau kamar pribadi (36%), rumah teman (12%), warung internet (18%), rental (3%). Itu baru di tingkat SD. Belum lagi dengan pelajar SMP, SMA, atau mahasiswa yang berebut menyaksikan video mesum.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs510.ash1/30121_1393562573378_1661595284_30912042_3363035_n.jpg

Kemudian, menurut Seno Set, ada beberapa motif yang melatarbelakangi pembuatan video porno oleh kalangan muda, di antaranya hanya sekadar iseng, karena perasaan “cinta” antara dua orang, adanya kamera tersembunyi, untuk tujuan komersial, dan untuk kejahatan. Kondisi sekarang semakin hari semakin parah, serta mulai ada indikasi motif pedofilia yaitu melibatkan anak-anak dalam pembuatan video porno.

Seringkali masyarakat terkejut saat mengetahui terdapat rekaman video syur yang pelakunya ternyata masih sekolah. Apalagi terjadi di daerah mereka. Anak-anak ingusan ini begitu bebas, merdeka, dan mungkin bahagia (walau sesaat) untuk merekam aktivitas seks (termasuk hubungan seks atau senggama) yang mereka lakukan dengan berbagai gaya, dari gaya anjing, gaya ayam, gaya monyet, dan banyak gaya lainnya, atau sekadar merekam dengan ponsel keadaan mereka yang bertelanjang bulat di kamar mandi.

Sejak teknologi ponsel makin canggih dan dilengkapi fitur kamera, tampaknya heboh beredarnya video mesum lokal baik melalui berita-berita di media ataupun di internet tidak pernah berhenti. Selain itu, penggunaan telepon genggam sebagai media pembuatan dan penyebaran video porno tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi hampir di seluruh wilayah negeri ini.

Mulai dari video mesum anggota dewan yang terhormat, pegawai negri, polisi hingga mahasiswa. Rata-rata diambil melalui kamera ponsel. Memang wajar, dalam setiap perkembangan teknologi pasti ada sisi-sisi negatif yang ikut berkembang.

Yang namanya teknologi itu diciptakan memang dibuat untuk memudahkan kerja manusia. Tetapi karena sifat manusia pada dasarnya penuh dengan rasa penasaran, berbagai ulah aneh-aneh, norak, dilarang, atau mencelakakan diri seperti ini pun bisa manusia lakukan lewat teknologi. Seperti yang tadi dikatakan, misalnya merekam daerah pribadinya sendiri atau merekam hubungan seksual dengan sang pacar.

Sudah sangat banyak penyalahgunaan teknologi yang dapat dilihat. Hal tersebut tentu membuat banyak orang menjadi merasa tidak aman atau bahkan bisa menjadikan siapapun berpotensi menjadi pelaku hal yang negatif. Lalu seperti apa saja penyalahgunaan teknologi yang perlu kita waspadai? Berikut contohnya:

1. Memotret atau merekam.

Banyak orang yang terheran-heran, kok ada orang yang dengan bodohnya mau merekam atau mengambil foto area pribadinya sendiri. Perbuatan seperti ini termasuk ekshibisionisme (exhibitionism), artinya suka memamerkan daerah pribadinya sendiri kepada orang lain. Entah mungkin karena narsis berlebih-lebihan, atau ingin mengundang orang lain menikmati tubuhnya secara gratis, atau mengundang orang memerkosanya. Belum lagi ada yang sampai merekam hubungan seksual dengan sang pacar. Niatnya mungkin hanya ingin iseng atau sekadar “mengabadikan” saja. Tapi, coba kita amati, sudah berapa orang yang terlibat kasus akhirnya ulahnya terbongkar juga karena melakukan hal tersebut? Ada yang disebar lewat internet oleh pacarnya sendiri atau orang tak bertanggung jawab lainnya, ada yang ketahuan saat ponselnya dirazia guru, ada yang disalin oleh temannya yang meminjam ponselnya, ada yang dibuka oleh orang tuanya sendiri, ada yang dicuri oleh galeri ponsel saat ponselnya diperbaiki karena rusak atau diisi pulsa, ada juga yang lupa menghapusnya saat menjual ponselnya, ada yang diretas (di-hacking) oleh orang lain, dan lainnya. Mereka akhirnya malu sendiri karena orang-orang mengetahuinya, terutama pihak perempuan (tubuh si perempuan biasanya paling banyak disorot pada setiap gambar atau video porno sebagai objek seks). Yang paling parah, jika gambar/ video berupa file seperti itu tersebar karena si pemilik ponsel sendirilah yang menyebarkannya.


http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs510.ash1/30121_1393563053390_1661595284_30912043_1850564_s.jpg


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs550.snc3/30121_1393563413399_1661595284_30912044_10648_n.jpg

2. Menggunakan webcam atau 3G.

Dua teknologi ini, webcam dan 3G, sebenarnya diciptakan untuk memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan orang lain di tempat berbeda dan bahkan jauh dari kita. Di Jepang sendiri, teknologi 3G bahkan memudahkan para tunarungu dan tunawicara untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tapi lain halnya di Indonesia. Teknologi ini malah dipakai buat melakukan aktivitas seksual lewat teknologi. Biasanya, orang yang memanfaatkan teknologi ini untuk hal negatif melakukannya dengan menunjukkan daerah tubuh pribadinya kepada orang lain dengan melalui webcam saat mengobrol (chatting) atau menggunakan fasilitas 3G. Parahnya, tanpa mereka sadari, sering ada salah satu pihak yang merekam aktivitas itu. Bahkan ia menyimpan dan menyebarluaskannya. Jadi sebenarnya, jika berwawasan luas, orang yang melakukan itu tidak perlu kaget lagi jika sekarang banyak beredar video mesum melalui ponsel atau beberapa situs porno yang salah satunya adalah dia sendiri.

3. Penyuntingan foto.

Mungkin hampir semua orang pernah mendengar tentang selebritas-selebritas yang terpergok foto-fotonya dengan gaya mesum atau tanpa busana di dunia maya padahal mereka sendiri mengaku jika ia tidak pernah melakukan pemotretan/ pengambilan video seperti itu sama sekali—meski sebagian ternyata memang benar-benar melakukannya. Setelah diteliti, ternyata foto-foto tersebut merupakan hasil rekayasa. Bukan hanya di kalangan selebritas, hal tersebut banyak pula terjadi di kalangan pelajar dan mahasiswa.

Mereka mungkin baru akan menyesalinya pada masa tua nanti. Terutama saat mereka hidup bermasyarakat dan ia akan dipandang rendah oleh kerabat dan tetangganya (salah satu faktor terjadinya sakit jiwa dan kasus bunuh diri). Anak-anak muda itu melakukan hal tersebut karena ingin mencoba tanpa mengetahui risikonya. Walaupun tahu risiko, tapi mereka akan tetap melakukannya, karena walaupun secara harfiah mereka merasa diri mereka sadar dan telah dewasa, tapi mereka sebenarnya tetap belum dewasa (dalam pemikiran dan sikap). Perlu ditekankan, kedewasaan seseorang itu berbeda-beda. Bukan usia yang mengukur kedewasaan tersebut, melainkan perilaku.

Melihat kondisi yang semakin parah, sejak April 2007 muncul sebuah kampanye bernama “Anak Muda Indonesia: Jangan Bugil di Depan Kamera” yang dibangun Seno Set beserta rekan-rekannya sebagai wujud keprihatinan mereka terhadap fenomena ini.

Sebenarnya, pertanyaan paling penting dalam melihat fenomena yang semakin merebak saat ini adalah: Bagaimana para remaja sekarang memandang cinta dan seks sehingga sebagian dari mereka berani melakukan berbagai penyalahgunaan teknologi seperti yang telah dibahas?

Masalah Keperawanan

Pentingnya keperawanan1 itu bukan dilihat dari selaput dara yang sudah robek saja (keperawanan menurut masyarakat umum saat ini). Tetapi, lebih karena mengapa hal tersebut terjadi (keperawanan secara normatif). Artinya, keperawanan yang sebenarnya dilihat dari kemampuan seorang perempuan menjaga dirinya dari perbuatan yang melanggar norma sosial dan agama.

Perempuan yang sudah tidak perawan karena kecelakaan, tentu tidak akan menjadi masalah. Misalnya karena menjadi korban perkosaan. Namun yang menjadi masalah adalah jika seorang perempuan sudah tidak perawan lagi sebelum menikah karena melakukan hubungan seksual (making love) atas dasar suka-sama-suka dengan pacarnya. Tentu jika dinilai dari hukum sosial dan agama, perempuan tersebut tentu akan dikatakan sebagai perempuan sangat murahan oleh sebagian besar laki-laki—bahkan mungkin oleh pacarnya sendiri (berdasarkan banyak percakapan laki-laki yang sering penulis dengar). Hal itu karena perempuan tersebut bisa dengan gampangnya melepaskan keperawanannya—sebelum mengikat perjanjian bersama dengan tulus dan kesetiaan di hadapan Tuhan—dengan alasan “cinta”.

Mungkin hal tersebut terdengar ekstrem. Tapi itulah faktanya. Berdasarkan pendapat umum, berikut alasannya:

1. Ketika seorang perempuan sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya, apakah hanya sekali itu saja? Kebanyakan tidak. Bahkan sampai berkali-kali. Pada saat inilah, hubungan seksual akan menjadi sebuah kebutuhan. Nah, ketika seorang perempuan berpisah dan menjalin hubungan dengan pacar yang baru, perempuan tersebut biasanya akan melakukan hubungan seksual lagi dengan pacar barunya. Pada saat inilah, secara psikologis perempuan tersebut akan menganggap hubungan seksual tersebut adalah hal yang biasa. Menurut norma, pada titik inilah seorang perempuan bisa dianggap lebih murahan bahkan dibanding perempuan tunasusila atau PSK sekalipun. Seorang tunasusila biasanya memiliki harga, rata-rata Rp300 ribu per jam. Sedangkan, perempuan tersebut memberikan tubuhnya secara gratis—di mana sebagian dengan lugunya beralasan bahwa itu adalah balasan bagi “perhatian” dan “cinta” yang diberikan pacarnya.

2. Ketika ia telah menjalani pernikahan, beruntung jika suaminya menerima perempuan yang sudah tidak perawan tersebut. Namun, ada kalanya sang suami akan merasa cemas kalau-kalau istrinya itu selingkuh karena ketidakmampuan istrinya menjaga diri waktu sebelum mereka menikah. Selain itu, yang menjadi masalah besar adalah jika perempuan tersebut mulai membandingkan antara suaminya sahnya dengan mantan-mantan pacarnya yang pernah melakukan hubungan seksual dengannya. Apalagi ketika suami tidak bisa memuaskannya. Inilah titik rawan selingkuh dimulai. Perempuan itu akan berusaha mencari kepuasan lain. Mungkin ia akan menghubungi mantan-mantan kekasihnya, sahabatnya, atau berhubungan dengan orang-orang baru, bahkan mungkin sahabat suaminya yang baginya memiliki pesona fisik.

Perempuan belum menikah yang diketahui sering berhubungan seksual dengan pacarnya, biasanya mudah dimanfaatkan oleh laki-laki, baik yang mengejarnya atau dikejarnya. Laki-laki itu bisa saja memanfaatkan rasa “sayang” atau “cinta” perempuan itu kepadanya agar memberikan tubuhnya bahkan tanpa meminta hal itu dengan jelas sekalipun kepada sang perempuan, misalnya hanya dengan memanfaatkan situasi “romantis” yang sengaja diciptakan. Banyak perempuan yang langsung terjebak dan tidak sadar niat buruk pacarnya itu bahkan jauh setelah memutuskan hubungan.

Penulis juga bercakap-cakap dengan banyak teman laki-laki atau mendengar percakapan orang lain mengenai perempuan yang mudah melepaskan keperawanan dan memberikan tubuhnya kepada pacar-pacarnya dengan alasan “cinta”. Banyak di antara mereka yang menjawab bahwa perempuan seperti itu mungkin memang asyik dijadikan pacar, tapi jangan sampai perempuan ini dijadikan istri. Di samping alasan agama, beberapa dari mereka menjawab bahwa perempuan seperti ini termasuk perempuan yang tidak bisa menjaga dirinya sehingga rentan terhadap perselingkuhan dan sangat diragukan kesetiaannya. Ada pula yang, secara kasar, menganggap perempuan seperti itu merupakan pelacur yang hanya cocok dengan laki-laki yang lebih mementingkan nafsu seks sehingga apabila keduanya bercerai, tidak lagi menjadi hal yang “aneh”.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs510.ash1/30121_1393566173468_1661595284_30912061_2478538_n.jpg

Bagaimanapun, banyak yang berpendapat, masalah keperawanan (dalam pengertian umum, bukan dalam pengertian normatif) itu tidaklah penting karena hanya masalah selaput dara yang sudah robek. Hal yang masalah bagi kebanyakan orang adalah alasan robeknya selaput dara tersebut. Jika keperawanan hilang karena sesuatu hal yang tidak diinginkan (kecelakaan, pemerkosaan, dan lainnya), biasanya tidak menjadi masalah bagi kebanyakan orang. Namun, jika hilangnya karena disengaja, tentu disebabkan oleh pengetahuan yang rendah dan sikap moral yang tidak baik (baca: murahan) karena gampangnya berhubungan seksual dengan orang yang bukan suami sahnya.

Mungkin benar bahwa setiap orang pasti bisa berubah. Tapi, apakah ada yang bisa menjamin jika nanti menikah seorang perempuan yang sudah pernah sering melakukan hubungan seksual di luar nikah tidak akan berselingkuh seandainya pasangan dianggap tidak bisa “memuaskan”, apalagi jika perempuan tersebut tiba-tiba teringat “kenangan indah” dengan mantan kekasih? Sanggupkah perempuan itu bisa menahan diri tidak selingkuh seperti yang diyakininya saat membaca tulisan ini, mengingat keadaan psikologis setiap orang yang pasti akan berubah sewaktu-waktu, apalagi pada saat seks sudah menjadi kebutuhan primer? Meskipun ada yang mengatakan sanggup, tetapi keyakinan itu diragukan karena bagaimanapun ia belum menjalaninya. Apalagi jika mengatakannya pada usia yang terlalu muda (remaja) untuk bisa berpikir.

Membuktikan Cinta dengan Seks?

Di kalangan muda atau mungkin di kalangan dewasa sekalipun ada satu pandangan yang dipraktikkan sebagian orang, yakni, membuktikan “cinta” kepada pasangan mereka dengan hubungan seks. Dalam kasus ini biasanya yang ditodong adalah pihak perempuan. Perempuan memang kerap menjadi korban dalam berbagai kesempatan, termasuk pada saat berpacaran. Sulit dibayangkan apabila kita ada di posisi sang perempuan, yang mana notabenenya dia masih perawan (belum pernah melakukan aktivitas seksual maupun perzinahan), apa yang ada dalam benak kita? Lalu, apa keputusan yang akan kita ambil?

Berbicara masalah keperawanan (bukan selaput dara; tetapi kesucian, harga diri, dan kemampuan menjaga diri seorang perempuan), dalam adat dan norma kita sebagai orang Timur, bahkan dari sisi agama, sangatlah sakral dan juga merupakan harta yang paling berharga bagi perempuan yang mewakili harga dirinya. Menjaga keperawanan hingga menikah, mungkin adalah pesan dari setiap orang tua. Namun apa yang terjadi sekarang ini? Keperawanan dijadikan bukti “cinta”. Apakah seimbang dan pantas?

Yang menjadi pertanyaan adalah: Mengapa cinta harus dibuktikan dengan hubungan seks? Pantaskah cinta dibayar dengan hubungan seks? Apakah si perempuan yakin pacarnya akan menjadi pendamping hidupnya selamanya? Yang paling parah adalah, apabila perempuan itu hamil, maukah laki-laki itu bertanggung jawab? Seandainya mau, apakah itu hanya berpura-pura untuk mengakali sang perempuan yang dirayunya, seperti yang sering terjadi?

Masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain lagi. Coba kita jawab satu per satu. Cinta tidak harus dibuktikan dengan hubungan seks. Masih banyak cara kita membuktikan cinta kita kepada pasangan kita, misalnya dengan kesetiaan, perhatian, kasih sayang. Seks bukanlah segalanya, apalagi masih dalam tahap pacaran.

Cinta tidak pantas dibayar dengan hubungan seks. Mengapa? Hubungan seks adalah sakral—suci, di dalam semua agama juga diajarkan demikian. Karena itu hubungan seks harus direstui oleh Tuhan sendiri melalui pernikahan yang tulus serta penuh kesetiaan dan janji abadi. Jadi, tidak ada alasan bagi pacar kita untuk menuntut (atau mengancam) kita untuk berbuat demikian—dengan bujuk rayu yang halus sekalipun.

Dalam tahap pacaran, apalagi masih berusia belasan (masa-masa labil), terlalu dini bagi seorang remaja untuk meyakini bahwa pacarnya akan menjadi pendamping hidupnya kelak. Orang yang telah berpacaran lebih dari 10 tahun pun bisa berpisah dan tidak jadi menikah. Mungkin beberapa orang akan bilang, “Tapi saya cinta mati sama dia, dan dia juga ga bisa hidup tanpa saya.” Secara psikologis, ucapan itu hanya berdasakan emosi sesaat. Istilah cinta itu buta, ya seperti itulah. Karena rasa cintanya, membuat dia tidak bisa berpikir rasional. Orang yang tidak bisa menjaga diri akan mudah terjebak karena hal ini.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs550.snc3/30121_1393564893436_1661595284_30912053_4593480_n.jpg

Dua pertanyaan terakhir tadi yang cukup tragis sebenarnya. Sering kita baca, dengar dan lihat di media, banyak terjadi kasus remaja hamil di luar nikah. Jawabannya sederhana, karena hubungan intim sebelum menikah dengan pacar mereka, dan biasanya banyak di antara para korban hamil itu ditinggal pacarnya, bahkan ada korban yang menyesali, mereka berbuat seperti itu karena pacar mereka berjanji akan bertanggung jawab. Dari sini kita sudah bisa membuktikan bahwa, meski sudah berjanji akan bertanggung jawab, pernyataan itu sebenarnya sama sekali tidak bisa perempuan jadikan jaminan untuk mau berhubungan intim dengan sang pacar. Selain itu, kebanyakan laki-laki seperti itu berjanji—dengan wajah penuh kesungguhan—hanya untuk mengakali perempuan yang ia anggap bodoh dan mudah terbujuk rayuan demi memuaskan birahi atau rasa penasarannya. Seandainya memang nyata pun, secara psikologis, ia pun akan menghadapi berbagai masalah rumit yang pastinya belum siap ia hadapi—terutama dalam hal menafkahi perempuan dan anaknya.

Ada pula orang yang tidak menganggap bahwa cinta kepada pacar atau suami artinya tidak boleh melakukan hubungan seks dengan orang lain. Ia memang tidak menganggap bahwa seks merupakan bukti bahwa seseorang mencintai pasangannya. Tetapi ia berprinsip bahwa berhubungan seksual dengan orang lain, tidak berarti bahwa ia tidak mencintai pasangannya. Menurut mereka, seks dan cinta adalah dua hal yang berbeda dan terpisah. Mungkin anggapannya bahwa hubungan seksual tidak berarti cinta memang tidak salah. Hal itu karena memang dorongan seksual tidak sama dengan perasaan cinta kepada seseorang. Artinya, hubungan seksual dapat dilakukan tanpa harus dilandasi perasaan cinta.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs550.snc3/30121_1393572973638_1661595284_30912083_85313_n.jpg

Dalam hubungan seksual faktor yang utama ialah dorongan seksual. Namun, jangan lupa, dorongan seksual dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk faktor psikis. Rasa ketertarikan secara fisik dan rasa senang karena ada persamaan tertentu memang merupakan contoh faktor psikis yang memengaruhi dorongan seksual. Berarti, ketika seseorang tertarik secara fisik kepada lawan jenis, dorongan seksual itulah yang ikut muncul dan ingin melakukan hubungan seksual.

Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, seks tetap merupakan hal yang sangat sakral. Meskipun seseorang tidak menganggapnya sebagai bukti cinta, tidak berarti ia boleh melakukannya dengan sembarangan orang. Apalagi sampai hubungan seksualnya dengan orang lain tidak diketahui pasangan yang ia cintai. Aktivitas seksual hanya diperbolehkan bagi pasangan yang sudah mengikat janji tulus, setia, dan abadi di hadapan Tuhan.

Tidak Hanya Sekadar Hamil

Ada pertanyaan, mengapa kita tidak boleh pacaran sampai berhubungan seksual? Kebanyakan jawaban dari pertanyaan tersebut adalah biar si perempuan tidak sampai hamil. Jawaban itu memang ada benarnya. Tapi sebenarnya bahaya yang muncul itu tidak hanya sekadar hamil.

Berikut contoh-contoh bahaya yang dimaksud:

1. Terkena Penyakit Menular Seksual.

Seseorang yang melakukan aktivitas seksual pada usia belum matang, apalagi dengan berganti-ganti pasangan, sangat rentan terkena penyakit menular yang biasanya bisa melalui hubungan seksual. Misalnya gonorrhea, chlamydia, sifilis (penyakit raja singa), herpes, Hepatitis B, kanker rahim, tumor, sampai HIV/ AIDS. Rata-rata, penyakit kelamin ini masih sulit untuk disembuhkan.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs530.snc3/30121_1393570893586_1661595284_30912079_2113144_n.jpg


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs550.snc3/30121_1393571293596_1661595284_30912080_5396841_n.jpg

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs550.snc3/30121_1393571573603_1661595284_30912081_273207_n.jpg

2. Hamil.

Saat berhubungan seksual di mana perempuannya sedang mengalami masa subur, kemungkinan terjadinya kehamilan menjadi sangat besar. Meskipun memakai alat kontrasepsi atau pakai pil pencegah kehamilan, hal itu tidak bisa menjadi jaminan hilangnya risikonya kehamilan pada perempuan.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs550.snc3/30121_1393565773458_1661595284_30912060_931121_n.jpg

3. Jadi Bahan Pembicaraan Orang Lain.

Ketika sudah melakukan hubungan seksual dengan sang pacar, lalu hal itu diketahui oleh orang lain (termasuk aktivitas tersebut direkam diam-diam oleh orang lain seperti yang banyak terjadi), atau mungkin satu di antara pasangan tersebut membeberkan rahasia kepada orang lain secara sengaja atau tidak, maka bukan tidak mungkin mereka akan dijadikan bahan cibiran bagi orang lain. Selain itu, mereka bisa dijauhi oleh teman akrab atau kerabatnya. Bisa juga dikeluarkan dari institusi pendidikan tempat mereka belajar. Perlu diketahui, kebanyakan laki-laki yang biasanya bersikap lepas sering menceritakan perbuatan yang sudah dilakukannya itu ke teman-temannya dengan bangga. Banyak juga di antara laki-laki dan teman-temannya itu yang akhirnya menganggap si perempuan rendahan dan gampang “dipakai”. Akhirnya, yang paling dirugikan adalah pihak perempuan yang tidak sadar dirinya dimanfaatkan. Apalagi jika adegan hubungan seksual tersebut direkam oleh ponsel atau kamera, lalu tersebar di masyarakat atau di sekolahnya. Bukan hanya dijadikan bahan pembicaraan di kalangan laki-laki yang pasti memandang rendah dan mungkin berniat memakai perempuan tersebut, tetapi seluruh masyarakat akan mempergunjingkannya. Akhirnya, terjadi banyak kasus orang yang menjadi gila atau bunuh diri karenanya.

4. Menyesal.

Hal ini terkadang muncul di belakang ketika seseorang sudah melakukannya—itu pun jika seseorang tersebut masih tunduk pada norma. Biasanya terjadi karena kita baru saja pertama kali melakukannya atau karena awalnya kita melakukannya karena pertimbangan nafsu semata atau mengalami paksaan. Perasaan tidak enak seperti itu karena telah melakukannya memang wajar ada. Soalnya, orang tersebut terbiasa dengan norma di masyarakat dan keyakinan kita kalau melakukan itu bisa dosa. Tapi ada juga orang yang walaupun menyesal di awal, ia tetap bersedia melakukannya—walaupun dipaksa—karena merasa “sayang”, “takut kehilangan”, “takut dimarahi”, atau “takut mengecewakan pasangan” (orang seperti inilah yang biasanya dianggap bodoh). Ia akan benar-benar merasa menyesal ketika sudah menginjak masa dewasa saat pemikirannya mulai matang atau di masa tua saat ia menerima “ganjaran” perbuatannya dari lingkungannya sendiri.

Bertanyalah pada Orang yang Mengerti

Mereka yang baru menginjak usia remaja dan sempat melihat aktivitas seksual termasuk berciuman biasanya akan bertanya seperti ini, “Gimana sih, kok ada orang bisa hamil?” atau “Ciuman aja bisa bikin hamil nggak, ya?” Mereka biasanya merasa malu dan bingung harus bertanya ke mana.

Gara-gara rasa penasaran dan terdistorsi media, termasuk sinetron, saat ini yang banyak “membicarakan” dan “mencontohkan” aktivitas seksual—walau dengan dalih untuk dijadikan bahan renungan seperti film The Virgin atau sinetron Akibat Pergaulan Bebas, para ABG (anak baru gede) ini akhirnya ingin tahu dan mencoba mencari tahu kepada sumber-sumber yang, bisa jadi, malah salah tempat. Sedangkan perempuan yang masih lugu biasanya dibohongi oleh pacarnya sendiri mengenai “pendidikan seksual” yang salah sehingga terjadilah hal yang tidak diinginkan.

Belajar mengenai apa itu hubungan seksual sebenarnya tidak salah asalkan orang tersebut mengetahui cara dan sumber yang tepat. Anak-anak muda seharusnya berani bertanya kepada orang tua mereka sendiri. Sayangnya, sampai sekarang masih ada saja orang tua yang malu buat menjelaskan hal-hal seperti itu kepada anaknya sendiri dengan alasan “tabu” atau “tidak sopan”. Padahal informasi dari mereka sangat penting agar anak-anak ini tidak salah melangkah atau bertanya kepada teman mereka yang bisa saja malah menjerumuskannya secara sadar atau tidak (sering kita jumpai teman yang sok belaga tahu terus memberi tahu informasi seks tapi isinya belum tentu benar atau cocok bagi remaja). Selain itu, peran pendidik, terutama yang berhubungan dengan biologi, juga memiliki peranan yang sangat penting dalam meluruskan informasi salah mengenai seks yang berkembang di kalangan remaja.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs530.snc3/30121_1393571813609_1661595284_30912082_7218654_n.jpg

Memang belajar dari internet atau buku juga sangat baik. Tetapi sayangnya, tidak sedikit yang akhirnya malah melihat hal-hal yang seharusnya belum boleh dilihat. Banyak juga informasi salah serta mitos-mitos yang berkembang di internet yang malah semakin meningkatkan minat remaja kepada aktivitas seksual. Jadi, ada baiknya jika ingin mengetahui tentang apa itu seks lewat internet atau buku, ajaklah juga orangtua atau orang dewasa yang memang bisa menerangkan kepada kita dengan jelas, baik, dan ilmiah beserta dampak-dampak yang mungkin terjadi.

Perlu diingat, belajar mengenai aktivitas seksual juga tidak berarti seseorang harus menonton video porno atau bahkan melakukannya sendiri dengan pacar atau teman. Jangan sampai belajar mengenai seks dari tempat yang salah. Jangan pula sampai menjadi remaja yang kurang pendidikan seks yang akhirnya ditertawakan dan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Kalau Sudah Terjadi, Apa yang Harus Dilakukan?

Nasi sudah menjadi bubur, selalu pepatah itu yang keluar untuk mengumpamakan sesuatu yang telanjur terjadi. Begitu juga ketika seseorang sudah telanjur melakukan sesuatu yang telah/ akan membuat orang tersebut menyesal, seperti berhubungan seksual (ML, making love) dengan pacar atau berhubungan seksual sebelum menikah (MBA, married by accident), membuat gambar atau video bagian pribadi tubuh sendiri sampai tersebar ke orang lain. Apa yang harus dilakukan jika semua itu sudah terjadi sedangkan kita sudah menyesal melakukannya?

Apakah tidak bisa mengubah bubur menjadi nasi kembali? Meskipun memang bisa mengeras seperti nasi, tapi tentunya tidak akan bisa seperti nasi yang umumnya. Seperti itulah amsalnya. Begitu juga jika seseorang ingin mengembalikan kondisi agar tidak lagi malu karena berbagai aib tadi. Caranya hanya satu: hadapilah berbagai macam masalah rumit yang sudah terlanjur dibuat. Selain itu, yang terpenting adalah, seseorang harus benar-benar menyesal dan tidak lagi melakukan kebodohan yang sama

Jika telanjur hamil di luar nikah gara-gara itu, atau pernah merekam video syur, baik itu badan sendiri atau dengan orang lain, tempat mengadu yang tepat mungkin orangtua sendiri. Bisa juga mengadu ke guru, psikolog (jika merasa faktor gangguan jiwa dirasa mulai muncul), atau orang yang dapat dipercaya untuk meminta saran tentang apa yang harus dilakukan. Lari dari masalah sama sekali tidak akan menyelesaikan, justru membuatnya semakin rumit.

Kesimpulan

Tulisan ini tidak ditulis untuk merendahkan pihak manapun. Justru tulisan ini dibuat agar menjadi renungan dan pelajaran bagi kita semua agar kita mengerti bahwa kita memiliki sesuatu yang benar-benar berharga. Terutama para perempuan yang diberikan karunia yang besar oleh Tuhan. Jangan sampai karunia itu dilepaskan untuk laki-laki brengsek yang berusaha merayu dan mengubah jalan pikiran melalui media (termasuk sinetron dan film) yang menginginkan karunia tersebut secara cuma-cuma tanpa melakukan janji setia terlebih dulu di hadapan-Nya.

Selain itu, inti tulisan ini adalah imbauan bagi para remaja, baik remaja putra maupun putri agar berpacaran secara sehat. Jangan terpengaruh oleh godaan-godaan nafsu untuk melakukan aktivitas seksual, apalagi sekarang ini akses untuk mendapatkan materi pornografi begitu gampang.

Karena biasanya pihak perempuan yang selalu dijadikan objek seks (seperti yang di hampir semua video porno), maka sekadar mengingatkan perempuan: apabila Anda dijebak dengan suasana “romantis” yang diciptakan oleh laki-laki seperti dalam film atau sinetron (yang juga dikuasai doktrin laki-laki) sehingga Anda hampir mau melepaskan keperawanan, ingatlah wajah ayah atau ibu Anda, saudara Anda, kerabat Anda, atau siapapun yang sebenarnya jauh lebih tulus mencintai Anda (tanpa menginginkan karunia terbesar yang Anda miliki) daripada pacar Anda. Ingat juga apa yang akan dikatakan oleh teman-teman, kerabat, tetangga, atau suami dan mertua Anda kelak jika mengetahui Anda telah melepaskan begitu saja keperawanan Anda kepada laki-laki brengsek. Jangan sampai Anda terjebak dengan ulah orang-orang yang ingin memanfaatkan diri Anda untuk kesenangan laki-laki semata tanpa sedikit pun Anda sadari. Beranilah menolak secara halus, terang-terangan, atau langsung secara kasar saat terdapat indikasi laki-laki mengajak Anda untuk melakukan aktivitas seksual.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs550.snc3/30121_1393564293421_1661595284_30912047_2654548_n.jpg

Solusinya, bukan dengan membalas dendam perbuatan mereka dengan meniru perbuatan mereka, seperti “memerkosa” laki-laki atau berselingkuh dari pacar yang telah mengkhianati Anda. Tapi sebaliknya, perempuan harus bisa lebih menjaga diri dan tidak membiarkan laki-laki manapun yang tidak berhak menikmati tubuh Anda sedikit pun, walau dengan alasan profesionalitas, karena memang itu harapan laki-laki—bahkan bisa jadi harapan pacar Anda sendiri.

Lalu, untuk apa sebenarnya para remaja melakukan hubungan seksual di luar nikah sampai merekam video intim mereka segala? Jika alasannya ingin mencontoh teman-temannya agar dianggap gaul, modern, mengikuti tren, hebat seperti remaja-remaja Barat, takut diputuskan pacar dan ditinggalkan teman, hanya sekadar coba-coba, ingin mencoba kenikmatan seperti yang digembar-gemborkan media seperti internet, atau karena “cinta mati”, itu hanya alasan-alasan yang hanya memperlihatkan kebodohan seseorang. Yang ada mereka malah mendapat malu, terkena penyakit mematikan, dijauhi orang-orang, merasakan sulitnya menjadi seorang ibu sebelum waktunya, menghadapi risiko kematian karena aborsi, dan lainnya. Lagipula, masih banyak cara yang positif yang tetap bisa dikatakan gaul dan beken, mengikuti tren, atau hebat seperti bangsa Barat seperti meningkatkan pengetahuan serta kemampuan kita dalam berbagai bidang yang diperlukan masyarakat.

Lebih baik buat aman badan sendiri. Tujuannya bukan buat apa atau siapa. Karena, yang terpenting, tentu saja buat diri dan masa depan kalangan muda di hari nantinya. Sayangi diri Anda yang masih remaja. Terutama untuk perempuan, jangan biarkan orang lain menikmati keuntungan dari tubuh Anda. Jangan juga mudah terbujuk rayuan laki-laki yang Anda anggap baik dan setia. Jangan pula terjebak penggambaran media, seperti sinetron, film, majalah, novel, internet karena, tanpa disadari banyak perempuan, seluruh sektor itu dikuasai laki-laki sehingga penggambaran cinta dan romantisisme pun berdasarkan keinginan laki-laki. Jangan sampai mau terus dibodohi laki-laki dari zaman ke zaman. Kenikmatan sesaat? Lebih baik mencari aman daripada mengundang bahaya besar yang akan datang cepat atau lambat.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs550.snc3/30121_1393565373448_1661595284_30912054_3101973_n.jpg

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs530.snc3/30121_1393563933412_1661595284_30912046_7276_n.jpg


Sekali lagi, seks bukanlah segalanya. Seks itu sakral. Seks hanya boleh diberikan jika Tuhan sendiri yang mengizinkan, yaitu dengan mengucapkan janji tulus dan setia dalam sebuah pernikahan. Namun begitu, seks bukanlah yang utama. Karena itu janganlah menjadikan seks sebagai alasan atau bukti bahwa kita mencintai kekasih kita. Kesetiaan, perhatian, pengorbanan (bukan seks), rasa hormat, tekad menjaga harta dan harga diri pasangan, serta keinginan menjauhkan pasangan dari aib dan dosa merupakan bukti nyata dari rasa cinta. Bukan kesediaan memberikan tubuh. Bukan kesediaan berhubungan seksual. Bukan pula kesediaan tubuh direkam kamera.

Sumber

belajars.netai.net

berita8.com

forum.detik.com

ikapunyaberita.wordpress.com

kaskus.us

opinikita2010.blogspot.com

rileks.com

1 Istilah keperawanan yang dipahami saat ini oleh masyarakat, terutama anak muda, lebih didasarkan pada pemahaman masyarakat Barat terhadap istilah “virginity” yang berasal dari kata “virgin”, artinya seseorang yang belum pernah mengadakan hubungan seksual (senggama, bersetubuh) saja sehingga selaput daranya masih dalam keadaan utuh dan ditandai dengan keluarnya darah dari vagina saat mengadakan hubungan seksual pertama kali.

(www.sammy-summer.co.cc)

Comments (0)

Post a Comment