Yahudi Menguasai Dunia?

Posted by mochihotoru | Posted in , , , , , | Posted on 9:13:00 PM

Oleh Adian Husaini*)

Wacana tentang “Yahudi menguasai dunia” kini mengemuka kembali, menyusul pidato Perdana Manteri Malaysia Mahathir Mohamad dalam KTT Organisasi Konferensi Islam ke-10 (16 Oktober 2003) di Kuala Lumpur. Kata Mahathir: “The European killed six million Jews out of 12 million. But today the Jews rule this world by proxy.” Ungkapan Mahathir ini kemudian menjadi heboh. Reaksi keras berdatangan dari para pemimpin Barat dan Yahudi. Mahathir dituduh anti-Semit dan mengobarkan kebencian terhadap Yahudi.

Benarkah Yahudi kini menguasai dunia? Sebagian ilmuwan menyatakan tidak. Huntington, misalnya, tidak memasukkan “peradaban Yahudi” (Jewish civilization) ke dalam deretan peradaban besar (major civilization). Arnold Toynbee malah menyebut peradaban Yahudi merupakan “arrested civilization” (peradaban yang tertawan). Jumlah Yahudi sangat kecil. Dalam Atlas of The World’s Religions disebutkan, jumlah pemeluk agama Yahudi 15.050.000. Pemeluk Islam adalah 1.179.326.000, dan pemeluk Kristen 1.965.993.000 orang.

C.M. Pilkington, dalam bukunya, Judaism, malah menyebut jumlah Yahudi hanya 13 juta. Mereka kini tersebar utamanya di 10 negara, yaitu Amerika Serikat (5.800.000), Israel (5.300.000), bekas Uni Soviet (879.800), Prancis (650.000), Kanada (362.000), Inggris (285.000), Brasil (250.000), Argentina (240.000), Hongaria (100.000), dan Australia (97.000).

Dalam pidatonya, Mahathir sebenarnya lebih menekankan agar umat Islam belajar dari sejarah Yahudi. Bagaimana bangsa kecil yang mengalami penindasan selama ribuan tahun berhasil survive dan bahkan kemudian menjadi salah satu kekuatan dunia. Ia menekankan bahwa Yahudi selamat lebih karena menggunakan “otak”, bukan hanya kekuatan fisik.

Di Eropa, Yahudi mengalami pembantaian yang panjang. Selain faktor agama dan ras, prestasi Yahudi di bidang sains dan ekonomi juga memancing kecemburuan. Tahun 1900, populasi Yahudi di Jerman adalah 497.000 atau 0,95% dari 50.626.000 penduduk Jerman. Tapi, Yahudi meraih sukses di berbagai bidang. (Tahun 1930-an, 30% pemenang Nobel di Jerman adalah Yahudi).

Sederet ilmuwan dan tokoh berdarah Yahudi dapat dicatat, seperti Einstein, Karl Marx, dan Lenin. Namun, prestasi ilmiah bukanlah monopoli bangsa Yahudi. Kehebatan Yahudi terkadang terlalu dimitoskan. Hanya, kini, Yahudi di Amerika Serikat memegang sejumlah sektor penting yang memungkinkan mereka “mengendalikan” kebijakan politik Amerika. Namun, ini pun bukan mitos dan tidak ada hubungannya dengan doktrin “the chosen people”.

Dominasi Yahudi dalam politik internasional, misalnya, adalah sesuatu yang terbuka dan dapat dipelajari. Ini bisa dilihat dalam kasus hubungan spesial antara Israel dan Amerika. Hampir setiap Presiden Amerika selalu membuat komitmen melindungi kepentingan Israel.

Gabriel Sheffer, dalam bukunya, US-Israeli Relations at The Crossroad (1997), melihat hubungan spesial Israel-Amerika dengan tiga pendekatan. Pertama, pendekatan “realis” dan “neorealis”, memandang bahwa sumber utama dari afinitas hubungan itu adalah kesamaan pandangan dan kepentingan kedua negara.

Kedua, pendekatan “politik dalam negeri” (domestic-politics approach) Amerika, yang menekankan pada peran besar “lobi Yahudi yang tak terkalahkan” (the unbeatable Jewish lobby), donasi keuangan Yahudi dalam kampanye para politikus Amerika, kampanye kelompok-kelompok pro-Israel, seperti kaum Protestan fundamentalis, dan kekuatan-kekuatan Yahudi lain, terhadap politik dalam negeri Amerika.

Ketiga, pendekatan baru yang disebut pendekatan “idealis” atau “ideasionis” (idealist or ideationist approach), yang memfokuskan pada basis kerja sama Amerika-Israel, seperti (a) afinitas alamiah antara dua negara demokrasi, (b) akar budaya Yudeo-Kristen antara masyarakat kedua negara.

Dari berbagai pendekatan itu, bisa dilihat bahwa kekuatan Yahudi bukan hal mistis. Yahudi telah bekerja keras untuk mencapai posisi sekarang. Tokoh Zionis, Theodore Herzl, adalah seorang “penulis skenario”, “sutradara”, sekaligus “aktor utama” gerakan zionis.

Meskipun ditentang mayoritas Yahudi ketika itu, ia tetap berjuang mewujudkan sebuah negara Yahudi dalam tempo 50 tahun setelah Kongres Zionis I, 1897. Dan itu terbukti 50 tahun tiga bulan kemudian, berdirilah negara Yahudi Israel.

Jika muslim kalah dalam soal Palestina, kata Mahathir, maka mereka harus introspeksi. “We cannot fight them through brawn alone. We must also use our brains,” kata Mahathir.

[Neturei_karta2.jpg]


http://omadeon.files.wordpress.com/2009/01/jews_against_israeli_apartheid0011.jpg

Setiap hari, dunia disuguhi tontonan kejahatan Israel di Palestina. Kini, dokumen-dokumen Yahudi yang mengungkap kerja sama zionis-Nazi banyak diungkap. Dalam bukunya, Zionist Relations with Nazi Germany (1979), Faris Glubb, seorang sastrawan dan sejarawan Inggris, mencatat, jika soal hubungan Nazi-Zionis belum menjadi perhatian dunia, ini adalah akibat suksesnya propaganda Zionis. Tahun 1955, dalam KTT Asia-Afrika di Bandung, Zionis sudah dicap sebagai “the last chapter in the book of old colonialism, and the one of the blackest and darkest chapter in human history”.

Karena bukan mitos itulah, maka Mahathir ingin menegaskan bahwa Yahudi bukan tidak bisa dikalahkan: “It is surely time that we pause and think. If We had paused to think, than We could have devised a plan, a strategy that can win us final victory.” Maka, Yahudi dan Barat pun marah terhadap Mahathir.

*) Mahasiswa PhD di International Institute of Islamic Thought and Civilization-International Islamic University Malaysia

Sumber: Gatra.com

Comments (2)

Coy, yahudi dibantai sama Nazi coy. kenape bisa2 lu bilang Nazi sama Yahudi ada hubungan. nyang bener ajeloh. belajar lagi sejarah sono. yg dukung sama doain Hitler sape???

Yahudi dan Zionisme itu dua perspektif yang berbeda. Yahudi memang dibantai oleh NAZI pada masa PD2, tapi Zionis TIDAK. Organisasi Zionis Sedunia tetap bekerja membangun Negara Israel di Timteng tanpa peduli sesama Yahudi mereka di Eropa. Ini yang banyak dikemukakan sejarawan saat ini. Pada akhirnya Zionis menarik simpati orang Yahudi diaspora yang dianiaya di Eropa dan mencuci otak mereka dg Zionisme. Jadi, intinya, apa yang dikatakan Faris Glubb di atas adalah: bahwa Zionis bekerja sama dg NAZI Jerman agar NAZI Jerman melakukan apapun yang dirasa perlu untuk memaksa seluruh orang Yahudi (termasuk para refusenik atau kaum Yahudi yang menolak mendirikan Negara Israel) pergi ke Tanah Palestina demi berdirinya Negara Israel yang dinubuatkan Alkitab (menurut tafsiran kaum Zionis). Sehingga bukan hal yang aneh bukan jika NAZI ternyata punya hubungan dengan Yahudi (Zionis)? Lebih jauh, silakan lihat http://www.sammy-summer.co.cc/2010/06/garis-waktu-sejarah-gerakan-zionisme.html...

Post a Comment