Bahaya Sampah Dibakar
Posted by mochihotoru | Posted in Culture, Healthy Life, Science, Social | Posted on 11:25:00 PM
1
Sebuah keluarga di daerah yang jauh dari kota besar di Amerika (daerah rural) yang beranggotakan empat orang membakar sampah rumah tangga mereka di dalam drum di pekarangan belakang rumah mereka. Asap pembakaran sampah ini (catat: dari satu rumah tangga) menghasilkan racun udara dioksin dan furan yang sama banyaknya dengan racun udara yang dikeluarkan oleh mesin pembakar sampah rumah tangga (biasa disebut Municipal Waste Combustor atau MWC, atau incinerator) yang sanggup melayani puluhan ribu rumah tangga. Ini adalah praktik biasa sehari hari yang dilakukan oleh masyarakat Amerika di daerah rural.
Laporan dari U.S. Environmental Protection Agency (US-EPA) dan Departemen Kesehatan Negara Bagian New York mengatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga di dalam pekarangan adalah salah satu sumber polusi yang paling parah di Amerika. Dari hasil penelititan yang intensif dalam beberapa tahun terakhir ini dikatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga pada kondisi pembakaran dan suhu yang rendah dapat menimbulkan gas racun dioksin dan furan, demikian dikatakan oleh Paul Lemieux, Ph.D., salah seorang peneliti dari National Risk Management Research Laboratory, US-EPA.
Pengukuran emisi dari pembakaran sampah rumah tangga di dalam sebuah drum berukuran 200 liter telah dilakukan di Carolina Utara ditempat percobaan fasilitas pembakaran dari EPA. Sampah yang dibakar adalah sampah yang biasanya dibakar oleh sebuah rumah tangga yang terdiri dari surat kabar bekas, buku, majalah, surat, karton, karton susu, sampah makanan, beberapa jenis plastik, kaleng dan botol. Oli gemuk, minyak bekas, ban bekas, dan bahan cat atau bahan rumah tangga yang bersifat bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak diikutsertakan di dalam percobaan tersebut.
Sesudah itu, hasil pembakaran percobaan ini dibandingkan dengan hasil pembakaran dari alat pembakaran rumah tangga yang terkendali (MWC/incinerator) yang menghasilkan dioksin yang lebih kecil daripada yang ditetapkan oleh EPA. Ternyata hasil pembakaran rumah tangga ini menghasilkan senyawa polychlorinated seperti dioksin di dalam jumlah yang sangat jauh lebih besar daripada hasil pembakaran alat MWC yang sanggup melayani puluhan ribu sampah rumah tangga.
Di banyak daerah di Amerika Serikat, pembakaran sampah di udara terbuka sudah dilarang. Daerah yang masih diperbolehkan membakar sampah di udara terbuka adalah daerah rural. Racun udara dioksin dengan jelas memperlihatkan efek kesehatan terhadap binatang percobaan seperti pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal.
Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan kimia beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma peracunan yang sama. Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk (a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (PCDD); (b) Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan (c) Dua belas Polychlorinated Biphenyls (PCB). PCDD dan PCDF bukanlah produk kimia yang dikomersilkan, tetapi produk sampingan yang secara tidak sengaja terjadi di dalam banyak proses pembakaran dan beberapa proses industri kimia.
PCB dengan sengaja diproduksi secara komersil dalam jumlah besar sampai produksi tersebut dilarang di tahun 1977. Di Amerika Serikat, tingkat dioksin sudah menurun terus sejak awal tahun 1970-an sebagai akibat dari aksi aksi pembersihan serta peraturan dari negara bagian dan pusat. Meskipun begitu, tingkat dioksin yang ada sekarang masih harus tetap menjadi perhatian.
Dioksin bersifat ada terus-menerus (persistent) dan terakumulasi secara biologi (bioaccumulated), dan tersebar di dalam lingkungan dalam konsentrasi yang rendah. Tingkat konsentrasinya rendah, sampai parts per trilyun (satu per 10 pangkat 12), terakumulasi sepanjang kehidupan dan ada terus bertahun tahun, walaupun tidak ada penambahan lagi ke dalam lingkungan.
Hal ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker dan efek lainnya terhadap binatang dan manusia. Dioksin termasuk ke dalam kelas bahan yang bersifat carcinogen (yang
menyebabkan kanker). Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistem hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut chloracne.
Dioksin dapat terdeteksi di udara, tanah, lapisan sedimen dan makanan. Dioksin ditranspor terutama melalui udara dan terkumpul di permukaan tanah, bangunan, jalanan, kaki lima, air dan daun daunan. Kebanyakan dioksin berasal dari produksi sampingan dari suatu pembakaran. Dioksin banyak dikeluarkan oleh sumber-sumber sebagai berikut:
· Tempat pembakaran sampah perumahan (MWC, incinerator)
· Pembakaran sampah rumah tangga dipekarangan/udara terbuka
· Pemakaian kayu bakar untuk masak
· Kebakaran hutan
· Tempat pembakaran bekas alat alat kedokteran
· Peleburan tembaga tahap kedua
· Tempat pengeringan semen di pabrik semen (cement kiln)
· Pembangkit listrik tenaga batubara
· Pemutihan (dengan bahan khlor) bubur kayu dipabrik pembuatan kertas
Kebanyakan kita terekspos (terkena) dengan dioksin dari makanan yang kita makan khususnya dari lemak binatang yang berhubungan dengan daging sapi, babi, unggas, ikan, susu, dan produk produk susu. Di samping dioksin dan furan, pembakaran sampah didalam udara terbuka juga menimbulkan kabut asap yang tebal yang mengandung bahan bahan lainnya seperti partikel debu yang kecil kecil yang biasa disebut particulate matter (PM) serta bahan bahan racun lainnya. Particulate Matter ini bisa berukuran 10 mikron (kira kira sama dengan rambut kita yang dibelah tujuh), biasa disebut PM10. Alat saring pernapasan kita tidak sanggup menyaring PM10 ini, sehingga PM10 ini bisa masuk ke dalam paru-paru kita dan bisa mengakibatkan sakit gangguan pernapasan (astma dan paru paru).
Kita masih banyak melihat pembakaran sampah di pekarangan rumah tangga setiap hari, dan ini kelihatannya merupakan hal yang biasa. Apabila kita terbang dengan pesawat udara dari Jakarta ke daerah lain, ketika pesawat mau naik atau mau mendarat, kita melihat banyak sekali halaman-halaman rumah penduduk membakar sampah mereka. Bisa kita bayangkan berapa banyak polusi udara yang ditimbulkan setiap harinya dari hasil pembakaran sampah ini.
Di dalam jangka waktu yang pendek, kelihatannya cara-cara ini lebih praktis dan lebih mengirit ketimbang harus menjalankan proses daur ulang yang panjang. Di dalam jangka waktu yang panjang, cara-cara seperti ini sebenarnya lebih merugikan individu yang bersangkutan, komunitas, dan negara secara keseluruhan. Polusi yang kelihatannya sedikit ini, lama lama menjadi bukit.
Polusi ini perlahan lahan akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit, antara lain sakit gangguan pernapasan (astma dan paru paru). Orang-orang tersebut yang seharusnya bisa bekerja 8 jam per hari tanpa sakit sepanjang tahun, bisa bekerja kurang dari 8 jam per hari dan sakit beberapa hari per tahunnya.
Kehilangan sejenis ini, kalau kita mau, masih bisa digambarkan dalam bentuk uang. Secara keseluruhan negara juga dirugikan karena mempunyai rakyat yang sebagian tidak bisa kerja efisien karena sakit. Ditambah lagi negara harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengurus dan mengobati rakyat yang sakit gangguan pernapasan. Belum lagi dihitung biaya pengobatan untuk rakyat yang menderita kanker paru paru.
Jadi, kalau dilihat secara kasarnya (tanpa perhitungan ekonomi yang detail), lebih banyak ruginya ketimbang untungnya. Sekadar sebagai informasi tambahan, penyakit paru-paru adalah penyakit penyebab kematian nomor tiga di Amerika Serikat dengan total penduduk sekitar 280 juta jiwa, dan setiap tahun ada sekitar 335.000 orang meninggal karena sakit paru paru dan ada sekitar 30 juta orang yang menderita sakit paru-paru kronis.
Biaya untuk menanggulangi penyakit pneumonia, influenza, kondisi pernapasan akut, dan asthma adalah 34.2 milyar dolar per tahunnya, atau Rp 324.900 milyar dengan nilai tukar US$ 1.00 = Rp 9500.00. Angka di dalam rupiah ini mungkin tidak 100 persen tepat, tetapi paling tidak cukup mendekati, karena banyak obat-obatan dan alat-alat pengobatan yang diproduksi masih mengandung banyak komponen impor yang dinilai di dalam dolar. Di samping itu jumlah penderita penyakit yang sama di Indonesia kemungkinan besar jumlahnya lebih besar dari jumlah penderita penyakit yang sama di Amerika Serikat.