Puasa dalam Ajaran Yudaisme

Posted by mochihotoru | Posted in , , , | Posted on 6:12:00 PM

Hal yang paling terlihat dengan jelas pada saat menjalankan puasa (tzam, צָם) yaitu berpantang atau menahan diri dari makan dan minum selama waktu tertentu. Pada tingkatan yang lebih jauh, hari puasa (yom tzom, יֹום צֹום) merupakan hari yang penuh berkat; sebuah hari ketika Allah (Elohim) dekat dengan umat-Nya dan menanti kita untuk merendahkan diri dan bertobat.

Tujuan berpuasa adalah untuk membawa seseorang kepada tshuvah (pertobatan). Makanan adalah salah satu kebutuhan yang paling dasar manusia. Ketika kita kekurangan makanan, kita menyadari betapa rapuhnya dan tak berartinya kita.

Anak-anak di bawah usia bar atau bat mitzvah (13 untuk laki-laki dan 12 untuk perempuan) tidak melakukan puasa. Namun, di beberapa komunitas, menjadi kebiasaan bagi anak-anak untuk mulai berpuasa menjelang usia bar/bat mitzvah.

Asal-Usul Puasa

Asal usul puasa masih menjadi perdebatan di antara para ahli. Beberapa ahli, seperti Herbert Spencer, berpendapat bahwa puasa muncul dari kebiasaan menyediakan minuman dan makanan kepada orang mati; sedangkan para ahli lain seperti W. R. Smith berpendapat bahwa puasa tadinya hanya sebuah persiapan untuk menyantap hidangan korban; sedangkan Smend menghubungkan kebiasaan dengan keinginan di mana para penganut kepercayaan merendahkan diri mereka di hadapan Tuhan untuk memunculkan rasa simpati-Nya; sementara ahli lainnya berpikir bahwa “puasa berasal dari sebuah kerinduan manusia primitif untuk sesuka hati mereka memunculkan kondisi takut yang abnormal mereka yang cocok dengan impian-impian mereka yang dianggap untuk memberi jiwa akses langsung menuju kenyataan objektif dari dunia spiritual” (Tylor, dikutip dari “Encyclopedia Britannica.” s.v.). Para Rabbi membandingkan puasa dengan pengorbanan, dan menganggap penderitaan tubuh seseorang sebagai persembahan tubuh dan darah seseorang di atas altar (Ber. 17a). Contoh mungkin dikutip dari Alkitab (Tanakh) untuk menguatkan opini-opini yang berbeda ini.

Pada zaman yang lebih tua, puasa dilaksanakan sebagai tanda berkabung (I Sam. 31.13; II Sam. 1.12), atau ketika bahaya mengancam (II Sam. 12.16; bdk. I Raj. 21.27), atau ketika pelihat (peramal) menyiapkan dirinya untuk sebuah wahyu ilahi (Kel. 34.28; Ul. 9.9, 18; Dan. 9.3; bdk. B. M. 85a). Puasa individual tersebut merupakan hal umum di antara umat Yahudi mula-mula di mana ketentuannya dibuat (Bil. 30.14) yaitu bahwa setiap nazar dan setiap janji sumpah perempuan “untuk merendahkan diri dengan berpuasa”, dapat dinyatakan berlaku oleh suaminya atau dapat dibatalkan oleh suaminya. Akan tetapi, sering juga puasa diwajibkan bagi seluruh bangsa, khususnya ketika bangsa itu percaya bahwa mereka sedang berada di bawah penghukuman atau ketidaksenangan Allah (Raj. 20.26; I Sam. 7.6, ketika puasa digabung dengan menimba air dan mencurahkannya di hadapan Tuhan; Yer. 36.9; Neh. 9.1), atau ketika bencana besar menimpa negeri (Yoel 1.14, 2.12), seperti ketika penyakit sampar menyebar atau ketika kekeringan melanda; dan terkadang juga ketika sebuah tindakan penting akan dilaksanakan oleh pejabat suatu negeri (I Raj. 21.12; bdk. I Sam. 14.24). Dalam Yunus 3.6-7 hal itu dapat dilihat dengan kekerasan apa puasa dilaksanakan, sementara dalam Yes. 58.5 diberikan gambaran hari puasa yang dilaksanakan umat Yahudi. Untuk melihat pendirian para nabi dan para Rabbi mengenai puasa lihat Pantang; Asketisisme.

Berikut hari-hari puasa yang tercatat dalam Tanakh:

1. Puasa Musa: 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel. 24.16 dan Kel. 34.28),

2. Puasa Daud: tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Sam. 12.16),

3. Puasa Elia: 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj. 19.8),

4. Puasa Ester: 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est. 4.16),

5. Puasa Ayub: 7 hari 7 malam tidak bersuara (Ay. 2.13),

6. Puasa Daniel: 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan. 1.12), doa dan puasa (Dan 9.3), berkabung selama 21 hari (Dan. 10.2),

7. Puasa Yunus: 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1.17),

8. Puasa Niniwe: 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3.7).

Jenis-Jenis Puasa

Ada beberapa jenis hari puasa. Beberapa di antaranya untuk mengenang kejadian sedih atau tragedi dalam sejarah Yahudi. Lainnya secara sederhana untuk membawa kita ke dalam pertobatan.

Salah satu hari puasa Yahudi adalah hari puasa Yom Kippur (Hari Pendamaian). Yom Kippur dimulai sejak malam menjelang tanggal 10 bulan Tisyri. Saat itu pula puasa mulai dilaksanakan. Puasa tersebut dilakukan selama dua puluh lima jam (sama seperti puasa Tishah B’Av).

Yom Kippur merupakan puncak bulan pencarian jiwa. Dimulai sejak Rosh Chodesh Elul, kita membaca Selichot (syair ratapan), dan meniup shofar (terompet dari tanduk biri-biri) sebagai tanda bahwa hari penghakiman tepat di depan. Tiga puluh hari kemudian, Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi yang berlangsung selama dua hari, dirayakan dengan pesta doa untuk memohon kepada Tuhan agar memaafkan dosa-dosa kita dan memberi kita tahun baru yang baik. Jika kita merasa belum benar-benar yakin, kita memiliki sepuluh hari berikutnya untuk menunjukkan kepada Tuhan bahwa kita sungguh-sungguh melakukannya. Kombinasi dari Tshuvah (pertobatan), tefilah (doa) and tzedakah (sedekah) merupakan obat yang sudah ditentukan untuk menjauhkan diri kita dari ketetapan yang buruk.

Dalam tradisi Yahudi Talmud, di samping Yom Kippur, Talmud (Tractat Rosh Hashana 18b, lihat juga Beit Yosef Orach Chaim 549) membicarakan Empat Hari Puasa yang diwajibkan untuk mengenang penghancuran Bait Allah Pertama dan Kedua, dan pembuangan bangsa Israel dari tanah air mereka, Eretz Yisroel (Tanah Israel). Empat Hari Puasa tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tzom Gedalia (3 Tisyri)

Tzom Gedalia (Puasa Gedalia), dipelopori oleh para Rabbi untuk mengenang pembunuhan gubernur Yehuda, yang ditunjuk Nebukadnezar. Kejadian kritis ini merupakan tamparan akhir bagi harapan di mana negeri Yahudi akan bertahan dari penguasaan Babel dan membawa ke arah penghancuran persemakmuran pertama.

2. Asara B’tevet (10 Tevet)

Asara B’Tevet, menandai dimulainya pengepungan Yerushalayim (Yerusalem), selama pemerinthan Nebukadnezar, yang berujung pada penghancuran Bait Hamikdash (Bait Allah) Pertama.

Saat ini, Asara B’Tevet memiliki makna tambahan. Hari tersebut juga dikenal sebagai Yom Ha-Kaddish Ha-Klali, yaitu hari peringatan orang-orang Yahudi yang tewas selama peristiwa Holocaust yang hari kematiannya (Yahrzeit) tidak diketahui, dan bagi korban Holocaust tersebut dibacakanlah Kaddish.

3. Shiva Asar B’tamuz (17 Tamuz)

Shiva Asar B’Tamuz merupakan tanggal ketika dinding Yerusalem diterobos, dan kejadian tragis lain dalam sejarah Yahudi terjadi.

4. Tishah B’av (9 Av)

Tishah B’Av merupakan hari paling menyedihkan dalam penanggalan Yahudi, mengingatkan pada penghancuran Bait Allah Pertama dan Kedua. Tradisi selanjutnya menghubungkan puasa Av dengan kejadian tragis yang terjadi dalam sejarah bangsa Yahudi.

http://www.lifeinmessiah.org/images/tishabav.jpg

Selain empat hari puasa bersama yang wajib tersebut, terdapat juga hari puasa lain seperti:

Ta’anit (Puasa) Esther dilaksanakan pada hari sebelum Purim, 13 Adar (lihat Ester 9.31). Puasa Ester memberi kita pandangan berbeda tentang puasa. Hari puasa ini bisa dianggap hari raya paling menyenangkan sepanjang tahun. Puasa tersebut menambah kegembiraan hari-hari Purim dan membuat kita mengingat kembali tangan Allah dalam penghancuran Haman.

Puasa Ester, yang dimulai sejak subuh tanggal 13 Adar, memperingati tiga hari ketika Ester berpuasa sebelum menghadap Raja Ahasyweros atas nama bangsa Israel. Puasa ini juga merupakan hari peringatan ketika orang Israel berperang menghadapi musuh mereka dari Kekaisaran Persia.

Ta’anit Bechorim, (Puasa Anak Sulung) dilaksanakan pada tanggal 14 Nisan, hari sebelum Pesakh (Paskah Yahudi). Puasa ini dilaksanakan hanya oleh anak laki-laki sulung. Puasa ini memperingati saat-saat di mana anak-laki-laki sulung Yahudi diselamatkan dari wabah anak sulung di Mitzrayim (Mesir).

Banyak hari puasa lain, untuk mengenang kejadian-kejadian buruk yang menimpa Israel, ditambahkan seiring perjalanan waktu, di mana daftar lengkapnya diberikan di akhir Megillat Ta’anit. Puasa-puasa ini tidak dianggap sebagai kewajiban, dan hanya sedikit ditunaikan oleh umat. Daftarnya, dengan sedikit perubahan seperti yang tertulis dalam Shulḥan ‘Aruk, Oraḥ Ḥayyim, 580, 2, yang ditandai dalam kurung, adalah sebagai berikut:

1. 1 Nisan: anak-anak Harun dihancurkan di dalam Kemah Suci.

2. 10 Nisan: Miriam sang nabiah meninggal; mata air yang mengikuti bangsa Israel di padang gurun menghilang.

3. 26 Nisan: Yosua bin Nun meninggal.

4. 10 Iyyar: Eli sang Imam Besar dan dua anaknya meninggal, dan Tabut Perjanjian direbut oleh orang-orang Filistin.

5. 29 (28) Iyyar: Samuel sang nabi meninggal.

6. 23 Siwan: bangsa Israel berhenti membawakan anak sulung ke Yerusalem pada masa Yerobeam.

7. 25 Siwan: Rabbi Simeon bin Gamaliel, Rabbi Ishmael bin Elisha, dan Rabbi Hanina sang pimpinan (“segan”) para imam dieksekusi.

8. 27 Siwan: Rabbi Hanina bin Teradion dibakar sambil memegang gulungan Torah.

9. 17 Tammuz: loh-loh batu pecah rusak; korban harian berhenti dipersembahkan; Apostemus membakar Torah, dan memperkenalkan berhala di tempat kudus; pendudukan kota oleh orang Romawi (Ta’an. 28b).

10. 1 Ab: Harun sang Imam Besar meninggal.

11. 9 Ab: diputuskan bahwa orang Yahudi yang keluar dari Mesir tidak boleh memasuki Palestina; Bait Allah dihancurkan untuk kali pertama dan kedua; Bether ditaklukan, dan Yerusalem dibajak dengan mata bajak (ib. 29a).

12. 18 Ab: api di barat dipadamkan pada masa Ahaz.

13. 7 (17) Elul: para mata-mata meninggal karena penyakit sampar.

14. 3 Tishri: Gedaliah dan kawan-kawannya dibunuh di Mizpah (II Raj. 25.25).

15. 5 Tishri: dua puluh orang Israel meninggal, dan Akiba dijadikan tawanan lalu dieksekusi.

16. 7 Tishri: diputuskan bahwa orang Israel harus mati dengan pedang dan dengan kelaparan oleh karena peristiwa lembu emas (see Meg. Ta’an. ad loc., ed. princeps, Mantua, 1514).

17. 6 (7) Marḥeshwan: Nebukadnezar membutakan Raja Zedekia setelah ia membantai anak-anaknya di hadapannya.

18. 7 (28) of Kislew: Yoyakim membakar gulungan sehingga Baruch menulis melalui pendiktean Yeremiah.

19. 8 Ṭebet: Torah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani pada masa Ptolemus; kegelapan menyelimuti dunia selama tiga hari.

20. 9 Ṭebet: peristiwa tidak diterangkan (kematian Ezra, seperti yang dijelaskan dalam “Kol Bo”).

21. 10 Ṭebet: pengepungan Yerusalem oleh Nebukadnezar dimulai (II Raj. 25.1; Yer. 52.4).

22. 8 (5) Shebaṭ: tua-tua saleh yang hidup pada masa Yosua meninggal.

23. 23 Shebaṭ: suku-suku Israel bersatu untuk berperang dengan suku Benyamin (Raj. 20).

24. 7 Adar: Musa meninggal.

25. 9 Adar: kontroversi antara suku Shammai dan suku Hillel.

Peraturan Puasa

Yom Kippur dan Tishah B’Av merupakan masa puasa terpanjang sepanjang tahun, yaitu berlangsung selama lebih dari 25 jam dari mulai matahari terbenam hingga sekitar satu jam setelah matahari terbenam pada petang hari berikutnya, seperti Shabbat (Sabat). Keduanya memiliki aturan pelaksanaan paling ketat. Jika kita memiliki pertanyaan mengenai kesehatan atau kemampuan berpuasa, kita harus selalu bertanya pada Rabbi setempat. Tidak diperkenankan untuk berpuasa jika dirasa akan membahayakan diri.

http://lawanddisorder.org/wp-content/uploads/TananitTzedek.JPG

Berikut merupakan peraturan puasa dasar yang diterapkan pada semua jenis puasa kecuali puasa Yom Kippur (Hari Pendamaian), puasa Tishah B’Av, dan puasa Anak Sulung:

  • Puasa dimulai sejak subuh (72 menit sebelum matahari terbit) dan berakhir ketika matahari terbenam (lihat di sini untuk lebih tepatnya; lihat Hak 20.26; 1 Sam 14.24; 2 Sam 1.12; 3.35). Antara waktu tersebut, orang dewasa dalam usia bar atau bat Mitzvah dilarang untuk mengonsumsi makanan atau minuman.
  • Perempuan hamil dan menyusui tidak diwajibkan untuk berpuasa pada hari-hari tersebut. Orang yang sakit harus berkonsultasi dengan rabbi. Bahkan mereka yang dibebaskan dari kewajiban puasa, seperti orang sakit atau anak-anak, tidak diperbolehkan memanjakan diri dengan makanan lezat atau permen pada waktu tersebut.
  • Diperbolehkan untuk bangun lebih cepat sebelum dimulainya waktu puasa untuk mengambil sedikit makanan—setelah mempersiapkannya sebelum tidur, seseorang harus ingat untuk bangun dan melakukan sarapan.
  • Selama ibadah Shacharit (ibadah pagi), kita membaca Selichot. Selichot dicetak di belakang Siddur (Kitab Doa). “Avinu Malkeinu panjang” juga dibacakan baik ketika Shacharit maupun Minchah.
  • Torah dikeluarkan dari tabut dan dibaca selama Shacharit dan ibadah Minchah. Setelah pembacaan Torah saat Minchah (ibadah siang), Haftorah hari puasa khusus dibacakan.
  • Selama Amidah dalam ibadah Minchah, semua yang betul-betul berpuasamenambah sedikit bagian, aneinu (doa pendamaian), ke dalam pemberkatan Shema Koleinu.

Kecuali Yom Kippur, yang dilaksanakan bahkan ketika jatuh pada hari Sabat, jika hari puasa jatuh pada hari Sabat (yom Shabbat), hari puasa dialihkan ke hari Minggu (yom Rishon). Kecuali Ta’anit Esther, jika 13 Adar jatuh pada hari Jumat (yom Ha-Shishi) atau Sabat, Ta’anit Esther dialihkan ke hari Kamis (yom Khamisi) sebelumnya, karena hari tersebut tidak bisa dialihkan ke hari setelahnya atau hari tersebut akan jatuh ke hari Purim.

Sumber: askmoses.com, torahtots.com, jewishencyclopedia.com, gemawarta.wordpress.com

Comments (1)

terima kasih referensinya, sangat membantu

Post a Comment