KITA BERBEDA, TERUS KENAPA?

Posted by mochihotoru | Posted in , | Posted on 6:21:00 PM

Oleh Limandibrata, K Fabian

Beberapa hari yang lalu ketika pulang bekerja dari VicMart, saya mendapati sepasang ibu berbincang mengenai anak mereka. Menguping? Ya, mungkin bisa dibilang begitu. Dalam pembicaraan mereka, salah seorang ibu mengeluhkan anaknya yang menurutnya introvert sehingga kurang bergaul dengan teman-teman sebaya. Ucapan ini membawa saya pada kenangan bertahun tahun lalu ketika diberikan tes psikologi (istilah yang mungkin lebih tepat: alat ukur psikologi) dan mengetahui saya adalah seorang yang introvert. Permasalahan muncul ketika kata introvert diasosiasikan dengan ketertutupan dan ketidakmampuan untuk bergaul. Hmm, benarkah? Rasanya saya dan teman-teman yang dikategorikan sebagai introvert masih bisa bergaul dengan cukup baik.

Pada tahun 2003, saya bersentuhan pertama kali dengan teori kepribadian milik Carl Gustav Jung, yang salah satu bagiannya membahas ekstraversi dan intorversi. Teori Jung digunakan sebagai dasar untuk membuat berbagai alat ukur kepribadian, misalnya MBTI, MajorsPTI (dan tes-tes lain yang menghasilkan “tipe kepribadian empat huruf”—four letter personality type).

Teori Jung: Empat Preferensi Pembentuk Kepribadian

Teori Jung membahas mengenai empat preferensi/ kecenderungan dalam kepribadian (maka alat-alat ukur kepribadian yang menggunakan teori Jung akan menghasilkan tipe kepribadian empat huruf). Satu hal yang mendasar adalah bahwa Jung hanya menjelaskan empat kecenderungan saja, sementara ada banyak kecenderungan lain yang juga membentuk kepribadian manusia. Dengan demikian tipe kepribadian ini tidak menjelaskan seluruh kepribadian manusia.

Teori kepribadian yang dikemukakan oleh Jung dipopularkan oleh Katherine C Briggs dan Isabel Briggs Myers. Ibu dan anak ini membahas teori Jung dalam bahasa yang lebih mudah dipahami dan kemudian juga mengembangkan teori kepribadian Jung untuk kemudian membuat alat ukur kepribadian yang dinamakan Myers Briggs Type Indicator. Dalam teori kepribadian Jung dan penjabaran oleh Myers dan Briggs, dijelaskan mengenai empat preferensi yang membentuk kepribadian:

1. Ekstraversi (E) dan Introversi (I)

E dan I berbicara mengenai bagaimana seseorang berhubungan dengan dunia dan bagaimana pengelolaan energi psikis. Mudahnya, ada orang yang sangat butuh untuk berinteraksi dengan orang lain, namun ada juga orang yang lebih suka menyendiri. Seseorang dengen kecenderungan E cenderung suka berinteraksi dengan orang lain karena mereka menyerap energi psikis dari orang orang di sekitarnya, sementara individu dengan kecenderungan I mendapatkan energi dari dirinya sendiri, sehingga kebutuhan interaksi mereka cenderung lebih sedikit. Ciri yang bisa dilihat dari orang dengan kecenderungan E antara lain ekspresif dan memiliki banyak minat tetapi tidak begitu mendalam, sementara orang dengan kecenderungan I lebih menahan ekspresi emosinya dan hanya memiliki sedikit minat namun mendalam.

2. Sensing (S) dan Intuition (N)

S dan N berbicara mengenai bagaimana individu menyerap informasi dan pengelolaan informasi tersebut. Orang dengan kecenderungan S akan cenderung untuk melihat detail, menyukai hal-hal yang terukur dan nyata, serta menyukai rutinitas. Sementara orang dengan kecenderungan N cenderung untuk melihat pola besar dalam mengerjakan sesuatu, suka berpikir mengenai kemungkinan kemungkinan, dan tidak menyukai rutinitas.

3. Thinking (T) dan Feeling (F)

T dan F merupakan kecenderungan yang membahas mengenai cara pengambilan keputusan yang disukai oleh seseorang. Satu hal yang patut diluruskan adalah pengambilan keputusan oleh orang dengan kecenderungan F juga merupakan proses yang rasional, walaupun dengan landasan yang berbeda dari orang dengan kecenderungan T. Individu dengan kecenderungan T mengambil keputusan dengan dasar analisis yang logis dan objektif, sementara individu dengan kecenderungan F mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai yang diembannya dan empati. Sebagai contoh: seseorang dengan kecenderungan T biasanya akan menyampaikan kritik dengan bahasa yang apa adanya. Individu dengan kecenderungan F juga bisa memberikan kritik, tetapi dengan cara yang lebih halus, memberikan kemasan pada kritiknya.

4. Judging (J) dan Perceiving (P)

Kecenderungan J dan P berbicara mengenai cara individu untuk mengorganisasikan hidupnya. Individu dengan kencederungan J cenderung untuk melakukan pengaturan dan organisasi dalam aktivitas hidupnya, sementara individu dengan kecenderungan P cenderung untuk bersikap fleksibel dan spontan. Contoh yang biasanya cukup menggambarkan J dan P adalah cara mengatur kegiatan liburan. Individu dengan kecenderungan J biasanya akan merinci jadwal kegiatan yang akan dilakukan selama liburan, objek wisata apa saja yang akan dikunjungi, sarana transportasi dan sebagainya. Sementara individu dengan kecenderungan P cenderung untuk lebih fleksibel dengan pengaturan yang lebih longgar atau menekankan pada garis besar.

Semua individu menggunakan delapan preferensi ini (I, E, S, N, T, F, J, P), tetapi akan ada kecenderungan untuk tiap preferensi yang kemudian menghasilkan tipe kepribadian empat huruf yang biasanya digunakan.

Semuanya baik, semuanya dibutuhkan

http://commonground.edrnet.com/files/5063659611/Different_People.jpg

Sebuah hal yang sangat ditekankan adalah setiap fungsi dibutuhkan untuk menghadapi berbagai situasi dalam hidup. Dengan demikian tidak ada satu preferensi yang lebih baik daripada yang lain, ataupun tipe kepribadian yang lebih baik dibandingkan dengan tipe kepribadian lain. Masing-masing preferensi membutuhkan sisi lainnya. Beberapa contoh, misalnya:

  • Individu dengan kecenderungan E perlu untuk mengembangkan sisi I-nya (atau membutuhkan orang dengan kecenderungan I) untuk memberikan refleksi mengenai suatu tindakan. Demikian pula orang dengan kecenderungan I membutuhkan E.
  • Individu dengan kecenderungan S perlu untuk mengembangkan sisi N-nya (atau membutuhkan orang dengan kecenderungan N) untuk memberikan kemungkinan lain mengenai suatu keadaan dan memberikan masukan mengenai cara lain untuk melakukan sesuatu. Demikian pula sebaliknya.
  • Individu dengan kecenderungan T perlu untuk mengembangkan sisi F-nya (atau membutuhkan orang dengan kecenderungan I) untuk membangun hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain dan memberikan masukan mengenai efek suatu keputusan terhadap hubungan dengan orang lain. Demikian pula orang dengan kecenderungan F membutuhkan T.
  • Individu dengan kecenderungan J perlu untuk mengembangkan sisi P-nya (atau membutuhkan orang dengan kecenderungan P) untuk memberikan fleksibiltas dalam hidup. Demikian pula orang dengan kecenderungan P membutuhkan J.

Tetapi kemudian muncul pertanyaan mengapa ada preferensi yang dianggap lebih baik? Ada beberapa hal yang menyebabkan ini dan yang paling menonjol adalah harapan masyarakat dan keluarga. Sebagai contoh, dalam banyak budaya, introversi diartikan sebagai ketidakmampuan untuk bergaul. Contoh lain lagi adalah dalam dunia kerja, acapkali individu dengan kecenderungan F dianggap tidak cakap menjadi penyelia karena mementingkan harmoni.

Akhir kata (dan Sebuah Harapan)

Tentu saja tulisan kecil ini tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui preferensi dan kepribadian kita. Observasi semata juga bukan suatu teknik yang disarankan untuk mengukur kepribadian kita. Ada berbagai macam alat ukur kepribadian yang lebih baik dan memang khusus dibuat untuk mengetahui tipe kepribadian. (Silakan tanya psikolog, konselor, atau praktisi SDM di sekitar Anda mengenai alat yang dapat digunakan untuk mengukur kepribadian).

Apapun tipe kepribadian kita menurut dalam teori Jung, semoga bisa kemudian menggunakannya sebagai sarana untuk mengembangkan diri dan memecahkan permasalahan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Semoga di lain hari tidak perlulah ada seorang yang mengeluh ketika anaknya memiliki preferensi introvert (tentu sepanjang tidak ada gangguan psikologis yang menyertai).

Sumber Bacaan

Myers, Isabel Briggs dan Myers Peter. 1980. Gifts Differing: Understanding Personality Type. Davies Black Publishing: California

Myers, Isabel Briggs, et.al. 2003. MBTI Manual 3rd Ed. CPP: California

Myers, Isabel Briggs. 1998. Introduction to Type 6th Ed. CPP: Australia

Page, Earle C. 2005. Looking at Type 6th Ed. CPP: Australia

*) Penulis adalah staf di Bagian Psikologi Umum dan Eksperimental Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Sedang menjalankan tugas belajar di program Master of Education (Education Management) Faculty of Education, University of Melbourne. Saat ini melakukan adaptasi Dalbert’s Belief in Just World Scale bersama Christiany Suwartono (Unika Atma Jaya, Jakarta)

Sumber: popsy.wordpress.com

Comments (0)

Post a Comment