Betulkah Alpukat Bikin Gemuk?
Posted by mochihotoru | Posted in Food and Agriculture, Healthy Life, Medicine, Myth | Posted on 5:07:00 PM
Meski banyak mengandung lemak, alpukat justru menurunkan kadar kolesterol, serta mencegah kanker, penyakit jantung, dan gangguan hati. Buah ini juga mambuat kulit dan rambut lebih indah, serta meningkatkan libido.
Alpukat (Persea Americana Mill) termasuk ke dalam famili tumbuhan lauraceae. Tanaman ini dikenal dengan nama asing advocaat atau avocado pear. Tanaman alpukat berasal dari Amerika Tengah (Meksiko, Peru, Venezuela) dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18.
Tanaman ini berupa pohon yang tingginya dapat mencapai lebih dari 20 meter. Pohon alpukat sangat cocok tumbuh pada ketinggian antara 200-1.000 m di atas permukaan laut. Curah hujan yang diperlukan tumbuhan ini antara 1.500-3.000 mm per tahun.
Negara-negara penghasil alpukat dalam skala besar adalah Amerika Serikat (Florida, California, Hawaii), Meksiko, Brasil, Peru, Australia, Kuba, Argentina, dan Afrika Selatan.
Di Indonesia, tanaman alpukat masih merupakan tanaman pekarangan, belum dibudidayakan dalam skala usaha tani. Walaupun bisa ditanam di seluruh wilayah Indonesia, daerah sentral produksi alpukat masih terbatas di Pulau Jawa, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bali, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Tinggi Lemak
Alpukat dikenal sebagai sumber lemak yang sangat tinggi, yaitu 14,66 g per 100 g. Kandungan lemak alpukat melebihi durian, yaitu mencapai dua kali lipatnya. Hal itu yang menyebabkan sebagian masyarakat menjadi khawatir untuk mengonsumsinya, terutama kaum wanita, karena alasan takut menjadi gemuk.
Benarkah? Konsumsi alpukat 200 gram per hari terbukti tidak meningkatkan berat badan.
Pendapat bahwa alpukat adalah buah yang banyak mengandung lemak dan karena itu tidak sehat, memang sudah lama sekali beredar di masyarakat. Faktanya, alpukat memang mengandung lemak yang tinggi, tetapi umumnya terdapat dalam bentuk lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acids, MUFA).
Kandungan asam lemak jenuh pada alpukat adalah 2,13 g/100 g, sedangkan lemak tidak jenuh tunggalnya (MUFA) mencapai 9,8 g/100 g. Konsumsi asam lemak dalam bentuk MUFA, seperti yang ada dalam alpukat, justru dapat memperbaild kadar kolesterol dan memproteksi kenisakan arteri (pembuluh darah).
Lemak alpukat juga mengandung asam lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acids, PUFA) dengan kadar 1,82g/100g daging buah. Manfaat PUFA pada alpukat sama dengan yang ada pada ikan laut. Konsumsi MUFA dan PUFA dalam jumlah yang cukup akan memberikan manfaat kesehatan yang optimal bagi tubuh.
Asam lemak MUFA yang banyak terkandung dalam alpukat adalah asam oleat (seperti asam lemak yang terdapat dalam almond dan minyak zaitun). Asam oleat merupakan asam lemak omega-9 yang dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat), tetapi sebaliknya meningkatkan HDL (kolesterol baik).
Hasil sebuah penelitian, pria yang mengonsumsi alpukat selama tiga bulan berturut-turut akan mengalami penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 12 persen. Hal tersebut dapat melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat aterosklerosis.
Penelitian yang dilakukan para kardiolog di Queensland, Australia, menemukan bahwa konsumsi alpukat (satu buah per hari) dapat menggantikan diet rendah lemak untuk menurunkan kolesterol. Penelitian tersebut dilakukan dengan membandingkan wanita yang diberi diet tinggi karbohidrat tetapi rendah lemak dengan wanita lain yang diberi diet tinggi alpukat selama tiga minggu. Alpukat dimakan atau dioleskan pada roti atau biskuit.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan kolesterol turun rata-rata sebesar 4,9 persen pada kelompok pertama dan 8,2 persen pada kelompok kedua. Diet rendah lemak ternyata tidak menurunkan kadar kolesterol LDL dan malah menurunkan kadar kolesterol HDL sampai 14 persen. Hal ini terutama terjadi pada diet sangat rendah lemak. Sebaliknya, makan alpukat dapat menurunkan kolesterol LDL.
Perindah Kulit
Alpukat juga dapat meningkatkan penyerapan senyawa-senyawa karotenoid di usus, seperti betakaroten dan alfakaroten, yang merupakan antioksidan. Jadi, anggapan bahwa alpukat itu harus dihindari bagi orang yang kolesterolnya tinggi atau gemuk tidaklah benar.
Alpukat itu sendiri ternyata sangat bermanfaat bad tubuh. Jadi, yang harus diperhatikan adalah cara penyajiannya, misalnya hindari penambahan susu kental manis, gula atau sirop, jika Anda mengonsumsi alpukat.
Alpukat justru sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Alpukat mengandung vitamin A, C, dan E, niasin, asam pantotenat, zat besi, kalium, serta protein yang tidak biasanya terdapat dalam buah. Semua zat gizi tersebut berguna bagi keindahan dan kesehatan kulit.
Berbeda dari buah-buahan lain, alpukat hampir tidak mengandung pati, sedikit mengandung gula buah, tetapi berlimpah serat selulosa. Faktor ini menjadikan alpukat dianjurkan sebagai bagian dari menu untuk mengendalikan diabetes.
Zat besi dan zat tembaga yang berlimpah membuat alpukat penting dalam pembentukan sel darah merah dan pencegahan anemia gizi. Paduan antara vitamin C, vitamin E, zat besi, dan mangan menjadikan alpukat baik untuk menjaga kesehatan kulit dan rambut.
Dengan adanya asam folat dan vitamin B, serta vitamin-vitamin lainnya, alpukat ideal untuk merangsang pembentukan jaringan kolagen.
Tingkatkan Libido
Alpukat kaya akan mineral kalium (485 mg/100g buah), tetapi rendah kandungan natrium (7 mg/100g buah). Perbandingan tersebut mendorong suasana basa di dalam tubuh kita.
Meningkatnya kebasaan tubuh akan menekan munculnya penyakit akibat kondisi tubuh yang terlalu asam seperti alergi, pusing, panik, serta gangguan pernapasan serta pencernaan. Kandungan kalium yang tinggi dapat membantu mengatur regulasi tekanan darah, sehingga membantu pencegahan penyakit darah tinggi, jantung, maupun stroke.
Selain itu, alpukat juga kaya akan asam folat (81 mkg/100 g buah). Konsumsi satu cangkir alpukat cukup untuk memenuhi 23 persen kebutuhan tubuh akan asam folat.
Sebuah penelitian yang melibatkan 80.000 wanita selama 14 tahun menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi asam folat secara teratur mempunyai risiko 55 persen lebih rendah untuk terkena serangan jantung. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa konsumsi asam folat dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Kandungan vitamin K pada alpukat juga cukup baik (81 mcg/100 g buah). Menurut The George Mateljan Foundation, konsumsi satu cangkir alpukat dapat memenuhi 36,5 persen kebutuhan tubuh akan vitamin K.
Vitamin K sangat penting bagi pembentukan protrombin. Kadar protrombin yang tinggi di dalam darah merupakan indikasi baiknya daya penggumpalan darah. Karena itu, vitamin K juga dikenal sebagai vitamin koagulasi (penggumpal darah untuk penyembuhan luka).
Alpukat juga dapat meningkatkan gairah seksual. Kandungan vitamin B6 (0,26 mg/100 g buah) pada alpukat dapat meningkatkan produksi hormon pria, sedangkan kaliumnya dapat membantu mengatur kerja kelenjar tiroid pada wanita. Kedua hal tersebut akan berkontribusi positif terhadap peningkatan libido seseorang.
Alpukat juga sangat baik untuk menjaga kesehatan hati. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hirokazu Kawagishi dan Kimio Sugiyama dari Shizouka University, alpukat sangat bermanfaat bagi kesehatan hati. Dalam penelitian tersebut, ditemukan lima senyawa aktif yang efektif untuk mengurangi kerusakan hati. Eksperimen dengan tikus percobaan menunjukkan bahwa sari alpukat sangat efektif untuk mengobati virus hepatitis yang menyerang hati.
Buah ini efektif pula untuk melawan sel kanker. Menurut publikasi Journal of Nutritional Biochemistry, ekstrak alpukat mengandung karotenoid dan tokoferol yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker prostat.
Alpukat juga mengandung glutation yang sangat berguna untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan sel. Glutation juga dapat membersihkan radikal bebas berbahaya pada makanan berlemak, sehingga dapat mencegah penyakit kanker lebih dini.
Comments (0)
Post a Comment