Mengapa Zionis Menyebut Diri Mereka Yahudi?

Posted by mochihotoru | Posted in , , , , | Posted on 1:21:00 AM

Sampai saat ini, masih banyak orang yang kebingungan membedakan antara Yahudi dan Zionis. Mereka pikir keduanya sama saja—tidak ada bedanya. Bersifat meterialistis, kejam, jahat, dan sebagainya. Sama seperti anggapan mereka terhadap Yudaisme dan Zionisme. Padahal keduanya sangat berbeda.

Seorang Yahudi belum tentu seorang Zionis, begitu pula seorang Zionis juga belum tentu Yahudi. Pengikut paham Zionisme bahkan bisa saja berasal dari penganut agama lain, seperti Kekristenan. Semua kaum Zionis mendukung penciptaan Negara Israel, sedangkan hanya sebagian Yahudi yang mendukungnya. Namun, memang kebanyakan Zionis memang mengaku bahwa mereka adalah Yahudi. Lalu, sebelah mana dalam kitab Taurat (Torah) yang melarang penciptaan Negara Israel? Mengapa pula kaum Zionis yang keturunan Israel kuna memanggil diri mereka Yahudi?

Talmud dalam traktat Kesubos, hlm. 111a, mengatakan bahwa ketika orang-orang Yahudi berada dalam pembuangan, Allah membuat mereka berjanji untuk tidak mencapai ke Tanah Suci sebagai sebuah rombongan (en mass) dan tidak memaksakan agar akhir masa pembuangan segera datang. Ini merupakan larangan spesifik atas apa yang telah dilakukan kaum Zionis: datang ke Tanah Suci dalam massa yang banyak, membuat sebuah negara, dan mengumpulkan orang-orang Yahudi buangan (diaspora), sesuatu yang secara tradisional akan mengakhiri akhir pembuangan tanpa kehendak ilahi.

Sebenarnya, dalam Taurat dan keseluruhan Alkitab (Tanakh) penuh dengan pernyataan bahwa Allah akan mengumpulkan kembali orang-orang Israel dari pembuangan. Contohnya Ulangan 30:3 mengatakan, “maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, telah menyerakkan engkau.” Ayat lain dalam Alkitab ialah: Yesaya 27:12, 40:9, 41:14, 43:5-6, 52:12, 54:7, 56:8, Yeremiah 16:15, 23:3, 30:10, 31:9, 33:7, Yehezkiel 11:17, 20:34, 28:25, 34:13, 37:21, 36:24. Hosea 1:7, Mikha 2:12, Zakharia 4:6, 8:7, Mazmur 53:7, 106:47.

Terhadap Ulangan 30, Abarbanel, salah satu dari penafsir Alkitab paling penting, mengatakan: “Kita lihat dari sini bahwa Hashem [YHVH] Sendiri akan memulangkan orang-orang tawanan kita, dan itu tidak akan seperti awal masa Bait Suci Kedua, ketika orang-orang Yahudi kembali ke tanah mereka atas izin Koresh, raja Persia.”

Juga ada bagian-bagian panjang dalam Taurat yang menggambarkan pembuangan sebagai sebuah penghukuman (Imamat 26 dan Ulangan 28). Jika seseorang percaya bahwa pembuangan itu merupakan penghukuman Allah seperti yang dijelaskan Alkitab, bukan sebuah akibat dari kelemahan militer Yahudi, tentu tidak akan terpikir oleh kita bahwa pembuangan itu bisa diakhiri dengan kekuatan militer Yahudi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil4n_ltHpHUweH4XMOy7JHz97q_yTt3gz07e7XDHqwHjIp63vooa2nufgUWyGE26wWNY4HLoErKdGqW-jP0VZJTJmQUgN01v0pEuofDXDfD6vn8sboVXfr6tyABLtR2-JXWXeZLUeH64Fs/s400/zionists_are_not_jews.jpg

Kaum Zionis telah membuat perkara dengan Yudaisme, dengan mengutip Alkitab sebagai sumber (legitimasi) bahwa Tanah Suci telah diberikan kepada orang-orang Yahudi semata. Mereka memprovokasi dunia agar menerima propaganda bahwa semua ini adalah masalah agama dan kepercayaan, bukan sekedar masalah politik. Jadi tentu saja penting bagi mereka untuk menyebut diri mereka “Yahudi” dan untuk mengklaim bahwa tidak ada perbedaan antara kaum Zionis dan kaum Yahudi. Namun, kebenarannya adalah bahwa meskipun tanah itu memang benar diberikan kepada Israel (Yakub) dan keturunannya, namun tanah itu sudah diambil kembali oleh Allah Mahakuasa, dan hanya bisa diberikan kembali oleh Allah, ketika ia mengirimkan sang Mesias dan menebus dunia melalui utusan-Nya—bukannya diambil kembali oleh kekuatan militer kaum Zionis.

Sumber: Jews Against Zionism

Comments (0)

Post a Comment