40 HADIS NAWAWI (HADITS ARBA’IN AN NAWAWI) bagian pertama

Posted by mochihotoru | Posted in , , | Posted on 8:36:00 PM

PENGANTAR*)

Hadis Arba’in an Nawawiyah adalah kumpulan 40 hadis Nabi Muhammad yang dikumpulkan oleh Imam Nawawi dan merupakan kitab yang tidak asing bagi kita umat Islam, bukan hanya di Indonesia namun di seluruh dunia. Umat Islam mengenalnya dan akrab dengannya, karena banyak dibahas oleh para ulama dan menjadi rujukan dalam menyebarkan ajaran Islam kepada kaum muslim berkaitan dengan kehidupan beragama, ibadah, muamalah, dan syariah.

Mungkin Nawawi dalam mengumpulkan hadis-hadis ini terinspirasi dengan hadis Rasul Allah yang diriwayatkan oleh Imam Ali, Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Abi Darda, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah, Abu Sa’id Al-Khudhr—dari berbagai metode periwayatan—bahwa Rasul Allah bersabda, “Barangsiapa yang menghafal dari umatku 40 hadis-–yang berisi di dalamnya—tentang perkara agamanya, maka Allah akan membangkitkannya di hari kiamat nanti bersama golongan fuqaha [para ahli hukum Allah] dan ulama [para sarjanawan Islam]”. Dalam riwayat lain disebutkan, “Allah akan membangkitkannya sebagai seorang faqih [ahli hukum Allah] dan alim [sarjanawan Islam]”. Dan dalam riwayat Abu Darda, “Aku pada hari kiamat akan menjadi pemberi syafaat dan saksi.” Dan dalam riwayat Ibnu Mas’ud, “Dikatakan kepadanya: Masuklah kamu pada pintu mana yang kamu suka”. Dan dalam riwayat Ibnu Umar, “Akan ditulis bersama golongan para ulama dan dibangkitkan bersama para syuhada [para martir]”.

Walaupun para huffazh al-hadits [ahli hadis] melemahkan kedudukan hadis di atas seperti Abdullah bin Al-Mubarak, Ad-Daruqutni, Al-Hakim, Abu Nu’aim dan para ulama lainnya dari ulama terdahulu dan sekarang, namun Nawawi tetap mengambilnya karena-–seperti yang disepakati oleh ulama lainnya—boleh mengambil hadis daif (lemah) jika hanya berkaitan dengan fadlail a’mal (perbuatan yang diutamakan). Meskipun demikian Nawawi tidak hanya bersandar pada hadis tersebut di atas namun berpedoman pada hadis lainnya, sebagaimana sabda Rasul Allah dalam hadis sahih, “Agar dapat disampaikan orang yang menyaksikan kepada orang yang tidak menyaksikan”. Dan hadis Rasul lainnya, “Allah memberkati seseorang yang mendengar sabdaku, lalu dia sadar dan menunaikannya seperti yang didengarnya”. Karena itulah Nawawi mencoba mengumpulkan 40 hadis, mengikuti dan meneladani apa yang disampaikan Rasul Allah dan yang banyak dilakukan oleh para ulama terdahulu.

Karena sebelumnya para ulama banyak mengumpulkan 40 hadis berkaitan dengan ushuluddin (dasar-dasar agama), sebagian lainnya mengumpulkan pada hadis yang berkaitan dengan cabang-cabang ilmu, sebagian lainnya pada masalah jihad [perjuangan], sebagian lainnya pada masalah adab (etika, estetika, dan akhlak) dan sebagian lainnya juga ada yang mengumpulkan pada hadis-hadis tentang khotbah Rasul Allah, semuanya memiliki tujuan yang baik, karena itu Nawawi juga ingin berkecimpung dalam mengumpulkan 40 hadis yang mencakup segala aspek kehidupan, berkaitan dengan kaidah agama yang agung, akidah dan syariah, ibadah dan muamalah. Namun demikian, untuk melegalisasikan kebenaran hadis ini, Imam Nawawi tidak mengambil hadis dari yang [saat itu ada kemungkinan] daif kecuali berusaha mengambil atau mengumpulkan 40 hadis dari hadis-hadis yang sahih, lebih banyak dari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Imam Nawawi mengumpulkan 40 hadis dengan tidak menyebutkan secara lengkap sanad-sanadnya; guna mempermudah menghafal dan lebih luas manfaatnya. Dan bagi kita sebagai umat disarankan untuk mengambil, mempelajari, dan menghafal, serta merenungkan hadis-hadis tersebut [untuk diterapkan dalam kehidupan damai sejahtera kita], karena memiliki komprehensivitas dalam kehidupan agama dan akhirat, ketaatan dan urusan duniawi.

TEKS

Hadis 1

Ikhlas

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.

[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Dari Amirul Mukminin (Pemimpin Orang-Orang Percaya), Abi Hafs Umar bin Al Khattab, dia berkata: Aku mendengar Rasul Allah bersabda:

“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan kasih) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya (adalah) kepada (kasih) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita (lawan jenis) yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”

It is narrated on the authority of Amirul Mukminin, Abu Hafs ‘Umar bin al-Khattab, radiyallahu ‘anhu, who said: I heard the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, say:

“Actions are (judged) by motives (niyyah), so each man will have what he intended. Thus, he whose migration (hijrah) was to Allah and His Messenger, his migration is to Allah and His Messenger; but he whose migration was for some worldly thing he might gain, or for a wife he might marry, his migration is to that for which he migrated.”

[Bukhari & Muslim]

Hadis 2

Iman, Islam, Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ: صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ: يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ. قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ.

[رواه مسلم]

Dari Umar juga dia berkata:

“Ketika kami duduk-duduk di samping Rasul Allah suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh. Tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya.

Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasul Allah) seraya berkata: “Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?” maka bersabdalah Rasul Allah: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa Ramadan dan pergi berhaji apabila mampu.” Kemudian dia berkata: “Engkau benar.”

Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang iman”. Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk,” kemudian dia berkata: “Engkau benar”.

Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan (kebaikan)”. Lalu beliau bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau”. Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Dia berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya,” beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya, dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya,” kemudian orang itu berlalu.

Aku berdiam sebentar, kemudian beliau (Rasul Allah) bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya?” Aku berkata: “Allah dan orang yang diutus-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (dengan maksud) mengajar tentang agama kalian.”

Also on the authority of ‘Umar, radiyallahu ‘anhu, who said:

“While we were one day sitting with the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, there appeared before us a man dressed in extremely white clothes and with very black hair. No traces of journeying were visible on him, and none of us knew him.

He sat down close by the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, rested his knee against his thighs, and said, O Muhammad! Inform me about Islam.” Said the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, “Islam is that you should testify that there is no deity save Allah and that Muhammad is His Messenger, that you should perform salah (ritual prayer), pay the zakah, fast during Ramadan, and perform Hajj (pilgrimage) to the House (the Ka’bah at Makkah), if you can find a way to it (or find the means for making the journey to it).” Said he (the man), “You have spoken truly.”

We were astonished at his thus questioning him and telling him that he was right, but he went on to say, “Inform me about iman (faith).” He (the Messenger of Allah) answered, “It is that you believe in Allah and His angels and His Books and His Messengers and in the Last Day, and in fate (qadar), both in its good and in its evil aspects.” He said, “You have spoken truly.”

Then he (the man) said, “Inform me about Ihsan.” He (the Messenger of Allah) answered, “ It is that you should serve Allah as though you could see Him, for though you cannot see Him yet He sees you.” He said, “Inform me about the Hour.” He (the Messenger of Allah) said, “About that the one questioned knows no more than the questioner.” So he said, “Well, inform me about the signs thereof (i.e. of its coming).” Said he, “They are that the slave-girl will give birth to her mistress, that you will see the barefooted ones, the naked, the destitute, the herdsmen of the sheep (competing with each other) in raising lofty buildings.” Thereupon the man went off.

I waited a while, and then he (the Messenger of Allah) said, “O ‘Umar, do you know who that questioner was?” I replied, “Allah and His Messenger know better.” He said, “That was Jibril. He came to teach you your religion.””

[Muslim]

Hadis 3

Rukun Islam

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ: بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.

[رواه الترمذي ومسلم ]

Dari Abu ‘Abdurrahman Abdullah bin Umar bin al Khattab, dia berkata: Aku mendengar Nabi bersabda:

“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tiada ilah di samping Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah; menegakkan salat, membayar zakat (persembahan), berhaji ke Bait Allah, dan berpuasa Ramadan.”

On the authority of Abu ‘Abd al-Rahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin al-Khattab, radiyallahu ‘anhuma, who said: I heard the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, say:

“Islam has been built upon five things - on testifying that there is no god save Allah, and that Muhammad is His Messenger; on performing salah; on giving the zakah; on Hajj to the House; and on fasting during Ramadan.”

[Bukhari & Muslim]

Hadis 4

Nasib Manusia telah Ditetapkan

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

[رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata: Rasul Allah menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan:

Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan saat penciptaan di perut ibunya: sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya roh, dan malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan empat perkara: menetapkan rezekinya, ajalnya, perbuatan-perbuatannya, dan penderitaan atau kebahagiaannya.

Demi Allah, yang tidak ada ilah selain Dia, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan (yang dilakukan) Ahli Surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta, akan tetapi apabila telah ditetapkan baginya ketentuan: dia melakukan perbuatan (yang dilakukan) Ahli Neraka, maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan (yang dilakukan) Ahli Neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta, akan tetapi apabila telah ditetapkan baginya ketentuan: dia melakukan perbuatan (yang dilakukan) Ahli Surga, maka masuklah dia ke dalam surga.

Abu ‘Abd al-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud, radiyallahu ‘anhu, reported: The Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, the most truthful, the most trusted, told us:

“Verily the creation of any one of you takes place when he is assembled in his mother’s womb; for forty days he is as a drop of fluid, then it becomes a clot for a similar period. Thereafter, it is a lump looking like it has been chewed for a similar period. Then an angel is sent to him, who breathes the ruh (spirit) into him. This Angel is commanded to write Four decrees: that he writes down his provision (rizq), his life span, his deeds, and whether he will be among the wretched or the blessed.

I swear by Allah - there is no God but He - one of you may perform the deeds of the people of Paradise till there is naught but an arm’s length between him and it, when that which has been written will outstrip him so that he performs the deeds of the people of the Hell Fire; one of you may perform the deeds of the people of the Hell Fire, till there is naught but an arm’s length between him and it, when that which has been written will overtake him so that he performs the deeds of the people of Paradise and enters therein.”

[Bukhari & Muslim]

Hadis 5

Perbuatan Bidat Tertolak

عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]

Dari Ummul Mukminin (Bunda Orang-orang Percaya); Ummu Abdillah, Aisyah, berkata: bahwa Rasul Allah bersabda:

“Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan (yang berkaitan dengan agama) kami ini, yang bukan (berasal) darinya, maka ia tertolak.

It is narrated on the authority of the Mother of the Believers, Umm ‘Abdullah ‘Aishah, radiyallahu ‘anha, that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Whosoever introduces into this affair of ours (i.e. into Islam) something that does not belong to it, it is to be rejected.”

[Bukhari]

“Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan perintah (agama) kami (yaitu ibadah dengan cara yang bukan diajarkan para nabi), maka ia tertolak.

“Whosoever works a work which has for it no command of ours is to be rejected.”

[Muslim]

Hadis 6

Dalil Halal dan Haram sudah Jelas

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

[رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir, dia berkata: Aku mendengar Rasul Allah bersabda:

Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas (tertulis dalam kitab-kitab-Nya). Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (meragukan), yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka barangsiapa yang takut terhadap syubhat, berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya (pada Hari Penghakiman). Dan barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan, sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalanya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk dimasuki, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan, dan larangan Allah, (Raja di atas segala raja,) adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh ini; dan jika ia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati.”

On the authority of Abu ‘Abdullah al-Nu’man bin Bashir, radiyallahu ‘anhu, who said: I heard the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, say:

“Truly, what is lawful is evident, and what is unlawful is evident, and in between the two are matters which are doubtful which many people do not know. He who guards against doubtful things keeps his religion and honour blameless, and he who indulges in doubtful things indulges in fact in unlawful things, just as a shepherd who pastures his flock round a preserve will soon pasture them in it. Beware, every king has a preserve, and the things Allah has declared unlawful are His preserves. Beware, in the body there is a flesh; if it is sound, the whole body is sound, and if it is corrupt, the whole body is corrupt, and behold, it is the heart.”

[Bukhari & Muslim]

Hadis 7

Agama adalah Nasihat

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ. قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ: لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ.

[رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Ruqayah Tamim Ad-Dari, bahwa sesungguhnya Rasul Allah bersabda:

Agama adalah nasihat.” Kami berkata: “Kepada siapa?” Beliau bersabda: “Kepada Allah, dan kitab-Nya, dan utusan-Nya, dan kepada pemimpin kaum yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan rakyatnya.”

On the authority of Tamim Al-Dari that the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Religion is nasihah.” We said: “To whom?” The Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, said: “To Allah and His Book, and His messenger, and to the leaders of the Muslims and their common folk.”

[Muslim]

Hadis 8

Perintah Memerangi Manusia yang Tidak Bersalat dan Tidak Berzakat

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ: أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ

[رواه البخاري ومسلم ]

Dari Ibnu Umar sesungguhnya Rasul Allah bersabda:

Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah (lain) selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan salat, menunaikan zakat (persembahan). Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan aku lindungi, kecuali [mereka melakukan perbuatan yang berlawanan hukum dan perjanjian] menurut Islam, dan perhitungan mereka ada pada Allah Mahakudus dan Mahatinggi.”

Abdullah bin Omar narrated that the messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“I have been ordered to fight against people until they testify that there is no god but Allah and that Muhammad is the messenger of Allah and until they perform the prayers and pay the zakat, and if they do so they will have gained protection from me for their lives and property, unless [they do acts that are punishable] in accordance with Islam, and their reckoning will be with Allah the Almighty.”

[Bukhari & Muslim]

Hadis 9

Melaksanakan Perintah sesuai Kemampuan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.

[رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr, dia berkata: Aku mendengar Rasul Allah bersabda:

Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya, dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka.

Abu Hurairah ‘Abd al-Rahman bin Sakhr, radiyallahu ‘anhu, reported: I heard the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, say:

“Avoid that which I forbid you to do and do that which I command you to do to the best of your capacity. Verily the people before you were destroyed only because of their excessive questioning and their disagreement with their Prophets.”

[Bukhari & Muslim]

Hadis 10

Mempersembahkan yang Terbaik kepada Allah dan Mengonsumsi Makanan Halal

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى: ,يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً - وَقاَلَ تَعَالَى:, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ - ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ.

[رواه مسلم]

Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasul Allah bersabda:

“Sesungguhnya Allah Yang Mahatinggi itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para utusan-Nya dengan firman-Nya: ‘Wahai para rasul, makanlah yang baik-baik dan lakukanlah pekerjaan saleh (bdk. Al-Mukminun 23:51a).’ Dan Dia berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rezekikan kepada kalian (bdk. Al-Baqarah 2:172a).’” Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalanan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: “Tuhanku, Tuhanku,” padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan?

Abu Hurairah, radiyallahu ‘anhu, reported that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Verily Allah the Exalted is pure. He does not accept but that which is pure. Allah commands the believers with what He commanded the Messengers. Allah the Almighty has said: “O you Messengers! Eat of the good things and act righteously” [23:51-53]. And Allah the Almighty also said: “O you who believe! Eat of the good things that We have provided you with” [2:167-172]. Then he (the Prophet) mentioned (the case of) the man who, having journeyed far, is disheveled and dusty and who stretches out his hands to the sky (saying): “O Lord! O Lord!” (while) his food was unlawful, his drink was unlawful, his clothing was unlawful, and he is nourished with unlawful things, so how can he be answered?”

[Muslim]

Hadis 11

Tinggalkanlah Keragu-raguan

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ عَلِي بْنِ أبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ.

[رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح]

Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Talib, cucu Rasul Allah dan kesayangannya dia berkata: Aku menghafal dari Rasul Allah (bahwa sabdanya):

Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.

On the authority of Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Taib, the grandson of the Messenger of Allah, sallallahu ëalayhi wasallam, and who is dearest to him, radiyallahu ëanhuma, who said: ìI committed to memory from the Messenger of Allah, sallallahu ëalayhi wasallam, (the following words):

“Leave that about which you are in doubt for that about which you are in no doubt.”

[Tirmizi dan Nasai, dan Tirmizi berkata: hadisnya hasan sahih]

Hadis 12

Meninggalkan yang Tidak Bermanfaat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

[حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا]

Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasul Allah bersabda:

Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, apabila ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.

On the authority of Abu Hurairah, radiyallahu ‘anhu, who said: The Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Part of the perfection of someone’s Islam is his leaving alone that which does not concern him.”

[Hadis hasan, riwayat Tirmizi dan lainnya]

Hadis 13

Aturan Emas: Mencintai Saudaranya seperti Diri Sendiri

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِه

[رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, hamba Rasul Allah, meriwayatkan bahwa Nabi berkata:

“Tidak seorangpun di antara kamu yang beriman hingga hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.

Abu Hamzah Anas bin Malik, radiyallahu ‘anhu, who was the servant of the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, reported that the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“None of you truly believes (in Allah and in His religion) until he loves for his brother what he loves for himself”

[Bukhari & Muslim]

Hadis 14

Larangan Berzinah, Membunuh, dan Murtad

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنِّي رَسُوْلُ اللهِ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ: الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ

[رواه البخاري ومسلم]

Dari Ibnu Mas’ud dia berkata: Rasul Allah bersabda:

Tidak halal darah seorang muslim, yang bersaksi bahwa tidak ada ilah lain di samping Allah dan bahwa aku (Rasul Allah) adalah utusan Allah, kecuali dengan tiga sebab: Orang tua yang berzinah, membunuh orang lain (dengan sengaja dan tanpa hukum), dan meninggalkan agamanya, berpisah dari jemaahnya.

On the authority of Ibn Mas’ud, radiyallahu anhu, who said: The Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“The blood of a man who is a Muslim is not lawful (i.e. cannot be lawfully shed), save if he belongs to one of three (classes): a married man who is an adulterer; life for a life (i.e. for murder); one who is a deserter of his religion, abandoning the community.”

[Bukhari & Muslim]

Hadis 15

Berkata yang Baik atau Diam

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

[رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasul Allah bersabda:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.”

Abu Hurairah, radiyallahu ‘anhu, reported that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Let whosoever believes in Allah and in the Last Day either speak good or be silent. Let whosoever believes in Allah and in the Last Day honour his neighbour. Let whosoever believes in Allah and in the Last Day honour his guest.”

[Bukhari & Muslim]

Hadis 16

Jangan Marah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ

[رواه البخاري]

Dari Abu Hurairah sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasul Allah:

“(Ya Rasul Allah,) nasihatilah aku”. Beliau bersabda: “Jangan kamu marah.” Orang itu meminta hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda pula berkali-kali: “Jangan engkau marah.”

Abu Hurairah, radiyallahu ‘anhu, reported that a man said to the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam:

“Advise me! “The Prophet said, “Do not become angry and furious.” The man asked (the same) again and again, and the Prophet said in each case, “Do not become angry and furious.”

[Bukhari]

Hadis 17

Berbuat Baik dalam Segala Hal

عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ. [رواه مسلم]

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus dari Rasul Allah bersabda:

Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.

Abu Ya’la Shaddad ibn Aus, radiyallahu ‘anhu, reported that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Verily, Allah has enjoined excellence (ihsan) with regard to everything. So, when you kill, kill in a good way; when you slaughter, slaughter in a good way; so everyone of you should sharpen his knife, and let the slaughtered animal die comfortably.”

[Muslim]

Hadis 18

Kebaikan Menghapus Kesalahan

عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]

Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal dari Rasul Allah, beliau bersabda:

Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada; iringilah (balaslah) keburukan dengan kebaikan, niscaya itu akan menghapus (dosamu); dan gaulilah manusia dengan akhlak yang baik.”

Abu Dhar Jundub bin Junadah and Abu Abdul Rahman Mu’adh bin Jabal, radiyallahu anhuma, reported that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Fear Allah wherever you may be; follow up an evil deed with a good one which will wipe (the former) out, and behave good-naturedly towards people.”

[Tirmizi, dia berkata hadisnya hasan. Pada sebagian cetakan dikatakan hasan sahih.]

Hadis 19

Mintalah Pertolongan kepada Allah

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ: يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ

[رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].

Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas, beliau berkata: Suatu saat aku berada dibelakang Nabi, maka beliau bersabda:

Wahai ananda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu; Jagalah Allah, niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu; dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.”

Abu al-’Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas, radiyallahu anhuma, reported: One day I was behind the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, and he said to me:

“O young man, I shall teach you some words [of advice]: Be mindful of Allah, and Allah will protect you. Be mindful of Allah, and you will find Him in front of you. If you (have need to) ask, ask of Allah; and if you seek help, seek help from Allah. Know that even if the Nation (or the whole community) were to gather together to benefit you with something, they would not benefit you with anything except that which Allah has already recorded for you, and that if they gather together to harm you with something, they would not be able to harm you with anything except that which Allah has already recorded against you. The pens have been lifted and the pages have dried.”

[Tirmizi, dan dia berkata: hadisnya hasan sahih]

Dalam sebuah riwayat selain Tirmizi dikatakan:

Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di depanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang, niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan.”

In a version other than that of Tirmidhi it reads:

“..Be mindful of Allah, you will find Him before you. Get to know Allah in prosperity and He will know you in adversity. Know that what has passed you by was not going to befall you; and that what has befallen you was not going to pass you by. And know that victory comes with patience, relief with affliction, and ease with hardship.”

Hadis 20

Milikilah Sifat Pemalu

عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

[رواه البخاري ]

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry dia berkata: Rasul Allah bersabda:

Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan para nabi terdahulu adalah: Jika engkau tidak malu, berbuatlah apapun yang engkau suka.’”

Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr al-Ansari al-Badri, radiyallahu ‘anhu, reported that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Among the things that people have found from the words of the previous prophets was: ‘If you feel no shame, then do as you wish.’”

[Bukhari]


[Bagian Selanjutnya]

Comments (2)

Alhamdulillah sangat bermanfaat,
syukron ya.
Silahkan mampir ke toko herbal online abadi herbal.

Jazakallohu khairan katsiro.

Ane izin memakai kontennya yaa,


Jazakillah, semoga mendapat balasan dari Alloh,
Amin yaa Rabb

Post a Comment