40 HADIS NAWAWI (HADITS ARBA’IN AN NAWAWI) bagian kedua

Posted by mochihotoru | Posted in , , | Posted on 8:41:00 PM

[Bagian Sebelumnya]


Hadis 21

Istiqamah (Berpegang Teguh)

عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ: أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ

[رواه مسلم]

Dari Abu Amrada juga yang mengatakan Abu ‘Amrah Suufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi, dia berkata:

Aku berkata: Wahai Rasul Allah, katakan kepadaku tentang Islam, sebuah perkataan yang tidak aku tanyakan kepada seorang pun selain engkau. Beliau bersabda: Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah (Yang Satu dan Sejati);” kemudian berpegang teguhlah (padanya).

On the authority of Abu ‘Amr, though others call him Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdullah, radiyallahu anhu, who said:

I said: “O Messenger of Allah, tell me something about Islam which I could not ask anyone about save you.” He answered: “Say: ‘I believe in Allah’, and then stand firm and steadfast.”

[Muslim]

Hadis 22

Melaksanakan Hukum Allah dengan Sebenar-benarnya

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرْ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ: نَعَمْ

[رواه مسلم]

Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary: Seseorang bertanya kepada Rasul Allah, seraya berkata:

Bagaimana pendapat engkau, apabila aku melaksanakan salat yang wajib, berpuasa pada bulan Ramadan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram dan aku tidak menambah-nambahi sedikit pun; apakah aku akan masuk ke dalam Kerajaan Surga? Beliau bersabda: Ya.

Abu ‘Abdullah Jabir bin ‘Abdullah al-Ansari, radiyallahu anhuma, reported that a man questioned the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, saying:

“Do you see, if I pray the prescribed (prayers), fast during Ramadan, treat the lawful as permissible and treat the forbidden as prohibited, but do nothing more than that, shall I enter Paradise?” He (the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam) answered: “Yes.”

[Muslim]

Hadis 23

Bersuci adalah Bagian dari Iman

عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي ابْنِ عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ – أَوْ تَمْلآنِ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ. كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَباَئِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا

[رواه مسلم]

Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary dia berkata: Rasul Allah bersabda:

“Bersuci adalah bagian dari iman. Berkata: “Alhamdulillah, (artinya: Segala puji bagi Allah)” dapat memenuhi timbangan. Berkata: “Subhanallah walhamdulillah, (artinya Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah)” dapat memenuhi (ruang) antara langit dan bumi. Salat adalah cahaya; sedekah adalah bukti; Alquran dapat menjadi saksi yang meringankanmu atau yang memberatkanmu. Semua manusia berangkat menjual dirinya: ada yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan hukuman), ada juga yang menghancurkan dirinya.”

On the authority of Abu Malik al-Harith bin ‘Asim al-Ash’ari, radiyallahu ‘anhu, who said: The Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Purification is half of iman (faith). Saying ‘Al-Hamdulillah’ (Praise be to Allah) fills the scales. Saying ‘Subhanallah wa al-Hamdulillahi’ (Exhalted be Allah and Praise be to Allah) fills the space between the heavens and the earth. Salah (prayer) is a light. Sadaqah (charity) is a proof. Sabr (patience) is a shining glory. The Qur’an is an argument either for you or against you. Everybody goes out in the morning and sell themselves, thereby setting themselves free or destroying themselves.”

[Muslim]

Hadis 24

Larangan Melakukan Perbuatan Zalim (Keji dan Dilarang)

عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا. يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ. يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ. يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي أَكْسُكُمْ. يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنِي. يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً. يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً. يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ. يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعَمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ.

[رواه مسلم]

Dari Abu Dzar Al Ghifari, dari Rasul Allah, sebagaimana beliau riwayatkan dari Tuhannya Yang Mahaperkasa dan Mahaagung bahwa Dia berfirman:

“Hai hamba-Ku, sesungguhya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian; maka janganlah kalian saling melakukan perbuatan zalim. Hai hamba-Ku, semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang telah Aku beri petunjuk; maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian petunjuk. Hai hamba-Ku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang telah Aku beri makanan kepadanya; maka mintalah makanan kepada-Ku saja niscaya Aku berikan kalian makanan. Hai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang telah Aku beri kepadanya pakaian; maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Hai hamba-Ku kalian semuanya melakukan dosa pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya; maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni. Hai hamba-Ku, sesungguhnya tidak ada keburukan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kebaikan yang kalian berikan kepada-Ku. Hai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin (setan), semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa di antara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah Kerajaan-Ku sedikit pun. Hai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin (setan) di antara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka di antara kalian, niscaya hal itu mengurangi Kerajaan-Ku sedikit pun juga. Hai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, semuanya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan. Hai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan balasannya; barangsiapa yang banyak mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah, dan barangsiapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah ada yang dihujat (dipermalukan) kecuali dirinya.”

It was relayed on the authority of Abu Dhar al-Ghifari, radiyallahu ‘anhu, that the Prophet, sallallahu alayhi wasallam, said, of what he related from his Lord, magnified and exhalted be He, Who said:

“O My servants, I have made oppression unlawful for Me and unlawful for you, so do not commit oppression against one another. O My servants, all of you are liable to err except for those whom I guide on the right path, therefore seek guidance from Me so that I should direct you to the right path. O My servants, all of you are hungry (needy) except for those whom I feed, therefore seek food from Me so that I may feed you. O My servants, all of you are naked (need clothes) except for those whom I provide garments, therefore seek clothing from Me so that I should clothe you. O My servants, you sin by night and by day and I am there to pardon your sins, therefore seek forgiveness from Me so that I should grant you pardon. O My servants, you can neither do Me any harm nor can you do Me any good. O My servants, even if the first amongst you and the last amongst you and the whole human race of yours and that of Jinns become as pious as the most pious heart of any one amongst you, it will not add anything to My Power or Kingdom. O My servants, even if the first amongst you and the last amongst you and the whole human race of yours and that of Jinns become as wicked as the most wicked heart of anyone amongst you, it will not decrease anything from My Power or Kingdom. O My servants, even if the first amongst you and the last amongst you and the whole human race of yours and that of Jinns gather together on a sector of land and all ask of Me and if I were to give everyone of them what they asked, that will not in any way decrease what I have anymore than a needle decreases what is in the ocean when it is put into it. O My servants, these deeds of yours which I am recording for you I shall reward you for them, so he who finds good should praise Allah and he who finds other than that should not blame anyone but himself.”

[Muslim]

Hadis 25

Sedekah

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ: أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ: إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ.

[رواه مسلم]

Dari Abu Dzar: Sesungguhnya sejumlah orang dari sahabat Rasul Allah berkata kepada Rasul Allah:

“Wahai Rasul Allah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka salat sebagaimana kami salat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasul Allah) bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah? Sesungguhnya setiap tasbih (syukur dan puji-pujian kepada Allah) merupakan sedekah, setiap takbir (membesarkan nama Allah) merupakan sedekah, setiap tahmid (menguduskan nama Allah) merupakan sedekah, setiap tahlil (meneguhkan bahwa tiada yang lain di samping Allah) merupakan sedekah, amar makruf nahi munkar (mengajak melakukan perbuatan baik dan mencegah melakukan perbuatan buruk) merupakan sedekah, dan setiap kemaluan kalian (yang diberikan istri yang kalian kasihi—tanpa paksaan) merupakan sedekah.” Mereka bertanya: “Ya Rasul Allah, masakah dikatakan berpahala seseorang di antara kami yang menyalurkan syahwatnya?” Beliau bersabda: “Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan yang haram (berzinah), bukankah baginya dosa (besar)? Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal (bersama istri yang sah), maka baginya mendapatkan pahala.

Abu Dharr, radiyallahu ‘anhu, reported that some of the Companions of the Messenger of Allah, sallallahu alayhi wasallam, said to him:

“O Messenger of Allah, the rich have taken away all the rewards. They observe the prayer as we do, and they keep the fasts as we do, and they give sadaqah (charity) from their surplus riches.” Upon this he (the Prophet) said: “Has Allah not prescribed for you (a course) by following which you can also do sadaqah? Verily in every tasbih (i.e. saying Subhanallah) there is a sadaqah, every takbir (i.e. saying Allahu Akbar) is a sadaqah, every tahmid (i.e. saying Alhamdulillah) is a sadaqah, every tahlil (i.e. saying Lailaha illallah) is a sadaqah, enjoining of good is a sadaqah, forbidding of evil is a sadaqah, and having sexual intercourse with your wife is a sadaqah. They (the Companions) said: “O Messenger of Allah, is there reward for him who satisfies his sexual passion among us?” He said: “Tell me, if he were to devote it to something forbidden, would it not be a sin on his part? Similarly, if he were to devote it to something lawful, he should have a reward.”

[Muslim]

Hadis 26

Perbuatan Baik adalah Sedekah

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ

[رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasul Allah telah bersabda:

“Setiap anggota badan manusia adalah sedekah baginya pada setiap hari apabila terbit matahari; engkau berlaku adil (yaitu mendamaikan) antara dua orang (yang bertengkar) adalah sedekah; engkau membantu seseorang naik kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah; perkataan yang baik adalah sedekah; setiap langkah yang engkau ayunkan kaki untuk pergi beribadah adalah sedekah; dan menghilangkan sesuatu bahaya (apabila diinjak orang lain) di jalanan adalah sedekah.”

On the authority of Abu Hurairah, who said: The messenger of Allah said:

“Each person's every joint must perform a charity every day the sun comes up: to act justly between two people is a charity; to help a man with his mount, lifting him onto it or hoistingd up his belongings onto it is a charity: a good word is a charity, every step you take to prayers is a charity and removing a harmful thing from the road is a charity.”

[Bukhari
& Muslim]

Hadis 27

Jauhilah Perbuatan yang Meresahkan

عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ: الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ. [رَوَاهُ مُسْلِم].

وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ

[حديث حسن رويناه في مسندي الإمامين أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد حسن]

Dari Nawwas bin Sam’an, dari Rasul Allah beliau bersabda:

“Kebaikan adalah akhlak yang baik; dan dosa adalah apa yang terasa menganggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia.”

Al-Nawwas bin Sam’an, radiyallahu ‘anhu, reported that the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Righteousness is good character, and sin is that which wavers in your heart and which you do not want people to know about.”

[Muslim]

Dan dari Wabishah bin Ma’bad, dia berkata: Aku mendatangi Rasul Allah, lalu beliau bersabda:

Engkau datang untuk menanyakan kebaikan? Aku menjwab: “Ya.” Beliau bersabda: “Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa (keputusan hukum) kepadamu dan mereka membenarkannya.”

According to Wabisah bin Ma’bad, radiyallahu ‘anhu, who said:

I came to the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, and he said: “You have come to ask about righteousness?” “ Yes,” I answered. He said: “Consult your heart. Righteousness is that about which the soul feels tranquil and the heart feels tranquil, and sin is what creates restlessness in the soul and moves to and fro in the breast, even though people give you their opinion (in your favour) and continue to do so.”

[Hadis hasan, diriwayatkan dari dua musnad: Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan]

Hadis 28

Berpegang Teguh kepada Sunah (Tradisi Nabi)

عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ: وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

[رَوَاه داود والترمذي وقال: حديث حسن صحيح]

Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah dia berkata:

Rasul Allah memberikan kami nasihat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Maka kami berkata: “Hai Rasul Allah, seakan-akan ini merupakan nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat.” Rasul Allah bersabda: “Aku wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah Yang Mahatinggi, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin (para sahabat kepercayaanku) yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bidah (yang buruk dan melenceng dari hukum) adalah sesat.”

It was narrated on the authority of Abu Najih al-Irbad bin Sariyah, radiyallahu ‘anhu, who said:

The Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, delivered an admonition that made our hearts fearful and our eyes tearful. We said, “O Messenger of Allah, it is as if this were a farewell sermon, so advise us.” He said, “I enjoin you to have Takwa of Allah and that you listen and obey, even if a slave is made a ruler over you. He among you who lives long enough will see many differences. So for you is to observe my Sunnah and the Sunnah of the rightly-principled and rightly-guided successors, holding on to them with your molar teeth. Beware of newly-introduced matters, for every innovation (bidah) is an error.”

[Abu Daud dan Tirmizi, dia berkata: hasan sahih]

Hadis 29

Menjaga Lisan

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ: لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ: } تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ- يَعْمَلُوْنَ{ُ ثمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ: بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ. فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ: عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ. [رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح]

Dari Mu’az bin Jabal dia berkata: Aku berkata:

“Ya Rasul Allah, beritahukan aku tentang perbuatan yang dapat memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka, beliau bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah Yang Mahatinggi,: Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikit pun, menegakkan salat, menunaikan zakat, puasa Ramadan dan pergi berhaji ke Bait Suci.”

Kemudian beliau (Rasul Allah) bersabda: “Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu surga? Puasa adalah benteng; Sedekah akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api; dan salatnya seseorang di tengah malam (qiyam al layl), kemudian beliau membacakan (ayat): Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harapan, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat karunia) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan (bdk As-Sajadah 32-16-17).

Kemudian beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya?” Aku menjawab: “Mau ya Nabi Allah.” Dia berkata: “Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah salat dan puncaknya adalah jihad (perjuangan dalam nama Allah).” Kemudian beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu?” Aku berkata: “Mau, ya Rasul Allah.” Maka Rasul Allah memegang lisannya lalu bersabda: “Jagalah ini (dari perkataan buruk dan dusta).” Aku berkata: “Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan?” Beliau bersabda: “Sungguh ibumu akan kehilanganmu! Adakah yang menyebabkan seseorang terjungkal wajahnya dalam api neraka [atau sabda beliau: di atas hidungnya] selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka?”

From Mu’adh bin Jabal, radiyallahu ‘anhu, who said: I said:

“O Messenger of Allah, tell me of a deed which will take me into Paradise and will keep me away from the Hell-fire.” He said: “You have asked me about a great matter, yet it is, indeed, an easy matter for him to whom Allah Almighty makes it easy. (It is ) that you worship Allah without associating anything with Him, that you perform the prayers, that you pay the zakat, that you fast during Ramadan, and that you make the pilgrimage to the House.”

Then he said: “Shall I not guide you to the gates of goodness? Fasting is a shield; charity extinguishes sin as water extinguishes fire; and a man’s prayer in the middle of the night.” Then he recited: “Who forsake their beds to cry unto their Lord in fear and hope, and spend of that We have bestowed on them. No soul knoweth what is kept hid for them of joy, as a reward for what they used to do”. [Qu’ran, Surah al-Sajdah (32): Ayah 16-17]

Then he said: “Shall I not also tell you of the peak of the matter, its pillar, and its topmost part?” I said: “Yes, O Messenger of Allah.” He said: “The peak of the matter is Islam (submission to Allah), the pillar is prayer; and its topmost part is jihad.” Then he said: “And shall I not tell you of the controlling of all that?” I said:” Yes, O Messenger of Allah”. So he took hold of his tongue and said: “Restrain this.” I said: “O Prophet of Allah, will we be held accountable for what we say?” He said: “May your mother be bereft of you! Is there anything that topples people on their faces (or he said, on their noses) into the Hell-fire other than the jests of their tongues?”

[Tirmizi, dan dia berkata: hadisnya hasan sahih]

Hadis 30

Patuhilah Perintah dan Larangan Agama

عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا عَنْهَا.

[حديث حسن رواه الدارقطني وغيره].

Dari Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir, dari Rasul Allah dia berkata:

“Sesungguhnya Allah Yang Mahatinggi telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya; dan telah menetapkan batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya; Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya; Dia mendiamkan sesuatu sebagai cinta kasih untuk kalian dan bukan karena lupa, sebab itu jangan kalian mencari-cari tentangnya.”

It was narrated on the authority of Abi Tha’labah Al-Khushani Jurthum bin Nashir, radiyallahu ‘anhu, that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Verily Allah the Almighty has prescribed the obligatory deeds, so do not neglect them; He has set certain limits, so do not go beyond them; He has forbidden certain things, so do not indulge in them; and He has said nothing about certain things, as an act of mercy to you, not out of forgetfulness, so do not go enquiring into these.”

[Hadis hasan Daruqutni dan lainnya; Nawawi berkata: hadis hasan]

[Dalam kajian selanjutnya: Hadis ini dikategorikan sebagai hadis daif (lemah). Lihat Qowa’id wa Fawa’id Minal Arbain An Nawawiah, karangan Nazim Muhammad Sulthan, hal. 262. Lihat pula Misykatul Mashabih, takhrij Syaikh Al Albani, hadis no. 197, juz 1. Lihat pula Jami’ Al Ulum wal Hikam, oleh Ibnu Rajab]

Hadis 31

Zuhud (Menjauhi Perkara Duniawi dan Hidup secara Rohani)

عَنْ أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: ياَ رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ: ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ.

[حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]

Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi dia berkata:

Seseorang mendatangi Rasul Allah, maka beliau berkata: “Wahai Rasul Allah, tunjukkan kepadaku sebuah pekerjaan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku.” Maka beliau bersabda: “Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah; dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia.”

On the authority of Abu al-’Abbas Sahl bin Sa’d al-Sa’idi, radiyallahu ‘anhu, who said:

A man came to the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, and said: “O Messenger of Allah, direct me to an act which if I do it, [will cause] Allah to love me and people to love me.” He, sallallahu ‘alayhi wasallam, answered: “Be indifferent to the world and Allah will love you; be indifferent to what people possess and they will love you.”

[Hadis hasan Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan]

Hadis 32

Tidak Boleh Berbuat Kerusakan

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ: لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ

[حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَالدَّارُقُطْنِي وَغَيْرُهُمَا مُسْنَداً، وَرَوَاهُ مَالِك فِي الْمُوَطَّأ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضاً]

Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri, sesungguhnya Rasul Allah bersabda:

“Tidak boleh melakukan perbuatan (buruk) yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain.”

It was related on the authority of Abu Sa’id Sa’d bin Malik bin Sinan al-Khudri, radiyallahu ‘anhu, that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“There should be neither harming nor reciprocating harm.”

[Hadis hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta yang lainnya dengan sanad yang bersambung, juga diriwayatkan oleh Malik dalam Muwattha’ secara mursal, dari Amr bin Yahya, dari bapaknya, dari Rasul Allah, tetapi dia tidak menyebutkan Abu Sa’id. Hadis ini memiliki jalan-jalan yang menguatkan sebagiannya atas sebagian yang lain.]

Hadis 33

Wajib Menunjukkan Bukti

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم: لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ، لاَدَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ وَدِمَاءَهُمْ، لَكِنَّ الْبَيِّنَةَ عَلَى الْمُدَّعِيْ وَالْيَمِيْنَ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ

[حديث حسن رواه البيهقي وغيره هكذا، وبعضه في الصحيحين]

Dari Ibnu Abbas ma, sesungguhnya Rasul Allah bersabda:

“Seandainya setiap pengaduan manusia diterima, niscaya setiap orang akan mengadukan harta suatu kaum dan darah mereka, karena itu (agar tidak terjadi hal tersebut) maka bagi pendakwa agar mendatangkan bukti dan sumpah bagi yang mengingkarinya.”

Ibn ‘Abbas, radiyallahu ‘anhu, said that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Were people to be given according to their claims, some would claim the wealth and blood of others. But the burden of proof is upon the claimant and the taking of an oath is upon the one who denies (the allegation).”

[Hadis hasan Baihaqi dan lainnya, yang sebagiannya terdapat dalam As Shahihain]

Hadis 34

Amar Makruf Nahi Munkar (Mengajak pada Kebaikan dan Mencegah Keburukan)

عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

[رواه مسلم]

Dari Abu Sa’id Al Khudri berkata: Aku mendengar Rasul Allah bersabda:

“Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.”

On the authority of Abu Sa’id al-Khudri, radiyallahu ‘anhu, who said: I heard the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, say:

“When any one of you sees anything that is disapproved (of by Allah), let him change it with his hand. If he is not able to do so, then let him change it with his tongue. And if he is not able to do so, then let him change it with his heart, though that is the weakest (kind of) faith.”

[Muslim]

Hadis 35

Jangan Saling Mendengki

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً. الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَهُنَا –وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

[رواه مسلم]

Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasul Allah bersabda:

“Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim (orang yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah) adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (ia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya (menghujatnya). Takwa itu ada di sini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.”

Abu Hurairah, radiyallahu ‘anhu, reported that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Do not be envious of one another; do not artificially inflate prices against one another; do not hate one another; do not shun one another; and do not undercut one another in business transactions; and be as fellow-brothers and servants of Allah.

A Muslim is the brother of a Muslim. He neither oppresses him, nor humiliates him, nor lies to him, nor looks down upon him. Piety is here - and he pointed to his chest three times. It is evil enough for a Muslim to hold his brother Muslim in contempt. All things of a Muslim are inviolable for another Muslim: his blood, his property and his honour.”

[Muslim]

Hadis 36

Membantu Sesama Muslim

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

(رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah, dari Nabi bersabda:

“Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang percaya dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya Hari Penghakiman. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim (orang yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah Yang Satu), Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut nama mereka kepada makhluk di sisi-Nya. Dan siapa yang lambat pekerjaan baiknya (dalam menunjukkan iman), hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya (garis keturunannya).”

On the authority of Abu Hurairah that the Prophet said:

“Whosoever removes a worldly grief from a believer, Allah will remove from him one of the griefs of the Day of Judgment. Whosoever alleviates [the lot of] a needy person, Allah will alleviate [his lot] in this world and the next. Whosoever shields a Muslim, Allah will shield him in this world and the next. Allah will aid a servant [of His] so long as the servant aids his brother. Whosoever follows a path to seek knowledge therein, Allah will make easy for him a path to Paradise. No people gather together in one of the houses of Allah, reciting the Book of Allah and studying it among themselves, without tranquility descending upon them, mercy enveloping them, the angels surrounding them, and Allah making mention of them amongst those who are with Him. Whosoever is slowed down by his actions will not be hastened forward by his lineage.”

[Muslim]

Hadis 37

Upah Kebaikan Berlipat Ganda

عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً “

[رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]

Dari Ibnu Abbas ma, dari Rasul Allah sebagaimana dia riwayatkan dari Tuhannya Yang Mahakudus dan Mahatinggi:

“Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut: Barangsiapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengerjakannya, maka dicatat di sisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya, maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan, hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan apabila dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya, Allah mencatatnya sebagai satu keburukan.”

Ibn Abbas, radiyallahu ‘anhu, reported that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, related from his Lord (glorified and exalted be He):

“Verily Allah has recorded the good deeds and the evil deeds.” Then he clarified that: “Whosoever intends to do a good deed but does not do it, Allah records it with Himself as a complete good deed; but if he intends it and does it, Allah records it with Himself as ten good deeds, up to seven hundred times, or more than that. But if he intends to do an evil deed and does not do it, Allah records it with Himself as a complete good deed; but if he intends it and does it, Allah records it down as one single evil deed.”

[Bukhari & Muslim]

Hadis 38

Wali Allah (Orang-Orang Suci yang Dikasihi Allah)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ

[رواه البخاري]

Dari Abu Hurairah berkata: Rasul Allah bersabda:

“Sesungguhya Allah Yang Mahatinggi berfirman: ‘Siapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada mendekat diri seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara baik sampingan di luar yang diwajibkan), maka Aku akan mencintainya; dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul, dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan, dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.’”

Abu Hurairah, radiyallahu ‘anhu, reported that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Allah the Almighty has said: ‘Whosoever acts with enmity towards a closer servant of Mine (wali), I will indeed declare war against him. Nothing endears My servant to Me than doing of what I have made obligatory upon him to do. And My servant continues to draw nearer to Me with supererogatory (nawafil) prayers so that I shall love him. When I love him, I shall be his hearing with which he shall hear, his sight with which he shall see, his hands with which he shall hold, and his feet with which he shall walk. And if he asks (something) of Me, I shall surely give it to him, and if he takes refuge in Me, I shall certainly grant him it.’”

[Bukhari]

Hadis 39

Perbuatan yang Diampuni

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ: إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي: الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ

[حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]

Dari Ibnu Abbas ma: Sesungguhnya Rasul Allah bersabda:

“Sesungguhnya Allah Yang Mahatinggi memaafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal): kesalahan, kelupaan, dan segala sesuatu yang di bawah paksaan.”

Ibn Abbas, radiyallahu ‘anhu, reported that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“Truly Allah has for my sake pardoned the mistakes and forgetfulness of my community, and for what they have done under force or duress.”

[Hadis hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya]

Hadis 40

Laksana Pengembara

عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ: كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ. وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ.

[رواه البخاري]

Dari Ibnu Umar berkata: Rasul Allah memegang pundak kedua pundakku seraya bersabda:

“Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara,” Ibnu Umar berkata: “Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan di saat) sakitmu, dan kehidupanmu untuk kematianmu.”

On the authority of Ibn ‘Umar, radiyallahu ‘anhuma, who said: The Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, took me by the shoulder and said:

“Be in this world as though you were a stranger or a traveler/wayfarer.” Ibn ‘Umar used to say: “When evening comes, do not expect (to live till) morning, and when morning comes, do not expect (to live till) evening. Take from your health (a preparation) for your illness, and from your life for your death.”

[Bukhari]

Hadis 41

Menundukkan Hawa Nafsu

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ

[حَديثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَرَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الْحُجَّة بإسنادٍ صحيحٍ ]

Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin ‘Ash ma dia berkata: Rasul Allah bersabda:

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”

Abu Muhammad ‘Abdullah bin Amr bin al-’As, radiyallahu ‘anhu, reported that the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, said:

“None of you (truly) believes until his desire or inclination is in accordance with what I have brought or subservient to what I came with.”

[Hadis hasan sahih, dan diriwayatkan dari kitab Al Hujjah dengan sanad yang sahih]

[Dalan kajian selanjutnya: Hadis ini tergolong hadis daif (lemah). Lihat Qowa’id Wa Fawa’id minal Arba’in An-Nawawiyah, karangan Nazim Muhammad Sulthan hal. 355, Misykatul Mashabih takhrij Syaikh Al Albani, hadis no. 167, juz 1, Jami’ Al Ulum wal Hikam oleh Ibn Rajab]

Hadis 42

Allah Mengampuni Dosa Orang yang tidak Berbuat Syirik

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

[رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]

Dari Anas dia berkata: Aku mendengar Rasul Allah bersabda:

“Allah Yang Mahatinggi berfirman: ‘Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan Aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosa yang telah kauperbuat). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit, kemudian engkau minta ampun (bertobat) kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun, maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan.’”

From Anas, radiyallahu ‘anhu, who said: I heard the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, say:

“Allah the Almighty has said: ‘O son of Adam, so long as you call upon Me, and hope in Me, I shall forgive you for what you have done, and I shall not mind. O son of Adam, were your sins to reach the clouds in the sky and were you then to ask forgiveness of Me, I shall forgive you. O son of Adam, were you to come to Me with an earthful of sins and were you then to face Me, without having associated anything with Me, I shall grant you an earthful of pardon.’”

[Tirmizi, dan dia berkata: hadisnya hasan sahih]

*) Pendahuluan oleh Syarifuddin Mustafa, MA.

sumber: dakwatuna.com, haditsarbain.wordpress.com, islamicemirate.com, islamworld.net

(www.sammysummer.co.cc)

Comments (0)

Post a Comment