WHAT'S UP PEOPLE?!

Berikut adalah mitos-mitos yang diyakini oleh orang-orang Yahudi sepanjang sejarah:

Mitos #1: Yesus Kristus (Isa Almasih) bukanlah anak Allah yang diurapi sebagai Mesias (Almasih) untuk menggenapi nubuat Taurat.

Mitos #2: Orang Yahudi tidak mungkin menganggap Yesus sebagai Mesias karena Elia (Ilyas) tidak kembali lebih dulu sebelum kedatangan Mesias seperti yang ada tertulis dalam Taurat.

Mitos #3: Karena Orang Yahudi bukan pengikut Kristus, mereka tidak memiliki alasan sama sekali untuk tertarik kepada Yesus dan ajaran-Nya.

Mitos #4: Pembunuhan 6,000,000 orang Yahudi dalam peristiwa Holocaust, yang mereka anggap nyata, mungkin merupakan bukti bahwa Allah telah mati.

Mitos #5: Alasan bahwa Allah tidak bisa mencegah tragedi mengerikan Holocaust, atau peristiwa penindasan lain yang terjadi kepada mereka, tidak ada hubungannya sama sekali dengan fakta bahwa para pemimpin Yahudi masa lalu telah menghasut umat untuk berusaha menyalibkan Yesus Kristus dan membunuh para nabi yang datang kepada mereka.

Mitos #6: Masyarakat Yahudi bisa mengharapkan datangnya perdamaian dan kebahagiaan tanpa secara aktif mencari usaha rekonsiliasi dan kerjasama dengan umat kristiani dan muslim yang juga menjadikan Abraham (Ibrahim) sebagai leluhur bersama.

Mitos #7: Sangat tepat apabila menggunakan Taurat untuk melegitimasi semua klaim dan aksi kekerasan terhadap rakyat Palestina, baik muslim atau kristiani, oleh para Zionis.

Mitos #8: Bukanlah suatu kepentingan yang besar bagi bangsa Yahudi, terutama di Israel, melakukan apapun yang penting untuk berdamai dengan rakyat Palestina dan hidup bersama secara damai sebagai saudara.

Mitos #9: Israel tidak kehilangan statusnya (kontraknya dengan Allah) sebagai bangsa yang terpilih dan diberkati Allah setelah usaha penyaliban Yesus (bagi kristiani) dan penolakan kepada Muhammad (bagi muslim).

Mitos #10: Mesias baru dalam era modern akan datang dari Tanah Terjanji, yaitu Negara Israel dengan wilayah yang sama seperti di masa lalu di mana hanya ditinggali oleh umat Yahudi—tanpa keberadaan “Filistin”, “Samaria”, ataupun bangsa kotor (goyim) lain.

(sumber: tenbiggestmyths.net)