Manusia, Makhluk yang Dipercaya Allah

Posted by mochihotoru | Posted in , , , | Posted on 5:03:00 PM

Oleh: Bigman Sirait

Apakah Allah tahu bahwa manusia akan jatuh ke dalam dosa? Jawabnya “ya”, kalau Dia tidak tahu, bukan Allah namanya. Dia mahatahu melintasi segala apa yang ada. Lalu kenapa Allah membuat pohon di tengah taman, yang gara-gara pohon itu manusia jadi berdosa, terpisah dari Allah? Apakah Allah patut dipersalahkan karena sengaja menaruh pohon itu? Tentu tidak!

Karena melanggar perintah Allah. Itulah yang membuat manusia jatuh ke dalam dosa. Bebal, tidak taat pada firman. Manusia melanggar firman Allah karena kurang percaya kepada Allah. Godaan ular, bahwa mereka akan menjadi sama dengan Allah kalau memakan buah di tengah taman itu, sangat simpatik luar biasa. Tawaran itu seakan-akan sebuah misteri yang ditutup-tutupi Allah, dan sekarang tersingkap bagi manusia, dan kesempatan besar untuk menjadi sama dengan Allah. Suatu godaan yang sangat luar biasa.

Maka Hawa mengambil keputusan dan Adam menyetujui. Ketika Hawa menawarkan Adam tak menolak. Dan mereka sepakat memakan buah pohon itu dengan harapan supaya menjadi sama dengan Allah. Mereka lebih percaya kepada iblis daripada Allah. Maka inti keberdosaan manusia adalah: kurang percaya pada Allah. Manusia lebih percaya kepada setan, mendengarkan kata setan, dan itu membuat manusia hancur.

Ini sering terjadi dalam hidup kita sehari-hari. Kita lebih “percaya” kepada para pengkhotbah yang mengkhotbahkan hal-hal yang mungkin menyenangkan kuping, sekalipun itu tidak ada di Alkitab. Maklum, mental kebanyakan orang adalah mental mendengar khotbah, bukan mental membaca Alkitab. Padahal seharusnya mental kita terbentuk membaca Alkitab berhubungan pribadi dengan Allah. Khotbah menjadi penumbuhan, penambahan atau semacam penyaringan terhadap seluruh pemikiran kita. Tetapi kita memanjakan diri dengan berbagai khotbah. Dan celakanya khotbah itu bisa jadi datang seperti tawaran setan yang membawa pada kehancuran.

Oleh karena itu jemaat Allah harus bangun, menemukan kesejatian kebenaran, jangan mencari penawaran-penawaran seperti yang ditawarakan si setan kepada Adam dan Hawa. Sehingga tawaran itu sepertinya berhikmat, memberikan pencerahan. Hasilnya, kemudian hancur luluh lantak tak karuan. Kebenaran yang menyenangkan diri, kebenaran yang bisa membuat manusia sama dengan Allah, yang meninabobokkan. Bahwa jika ikut gereja ini maka Anda tidak akan miskin, tidak akan sakit, memang adalah tawaran yang sangat menyenangkan.

Bagaimana kita menyikapi keseharian hidup kita supaya sesuai dengan kehendak Dia? Allah percaya manusia mampu untuk menaati ketetapan-Nya, karena manusia dicipta seturut dan segambar dengan kehendak Allah. Karena manusia dicipta dengan potensi yang luar biasa itu, maka seharusnyalah pada tempatnyalah manusia itu bersyukur karena dihargai dan dipercaya oleh Allah sebagai makhluk yang mampu untuk menerima peraturan-peraturan ketetapan Allah.

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:5mf0R3FZZeEHmM::www.fusion.uk.com/Images/content/422/212595.jpg&t=1&h=198&w=256&usg=__1G-bLhLoCBOtKXK05mrCiumBDgk=

Beda dengan binatang

Binatang-binatang yang ada di taman tidak pernah diminta Allah sebuah pertanggungjawaban dalam bentuk sebuah perintah. Kepada manusia, Allah memberi perintah, “Jangan kau makan!” Kenapa diberi perintah? Karena manusia bukan robot. Perintah itu mewujudkan satu proyek yang Allah percayakan kepada manusia untuk dijalankan, dilaksanakan. Sebuah proyek yang membuat manusia itu menjadi manusia Karena memang berbeda dari ciptaan lainnya. Manusia menjadi ciptaan unggulan, ciptaan yang pertama dan terutama di dalam kehidupan. Tetapi sayang, kepercayaan Allah justru disalah mengerti. Kepercayaan Allah justru dijungkirbalikkan, dilanggar, karena tawaran setan dianggap sangat menggiurkan dan menyenangkan.

Dalam hidup ini Allah sangat menghargai keberadaan kita. Allah memberikan kepada kita berbagai kepercayaan untuk kita jalankan supaya kita jangan berdosa kepada-Nya. Supaya kita melakukan apa yang menjadi ketetapannya dan melakukan kesejatian.

Pikirkan dan camkan betapa berharganya kita sebagai manusia dicipta oleh Allah. Betapa hebatnya keadaan kita, sangat mengagumkan dan luar biasa. Ia tidak menganggap kita robot, tetapi manusia yang mampu memahami kebenaran sejati. Dia menciptakan manusia yang bisa bertanggung jawab, karena itu Dia menuntut tanggung jawab dari kita.

Bagaimana dengan hidup kita? Apakah hidup kita persembahkan kepada Allah dan kita bertanggung jawab atas hidup yang kita lalui dan itu bisa kita pertanggungjawabkan kepada Allah supaya jangan sampai Dia datang dalam murka amarah seperti kepada Hawa dan Adam?

Oleh karena itu mari kita melihat bahwa cinta kasih Allah sebetulnya panjang buat manusia. Kesempatan dan peluang penghargaan justru dikerjakan oleh Allah untuk manusia. Jadi, pohon itu ada bukan untuk menjebak manusia supaya manusia jatuh ke dalam dosa.

(Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

Comments (0)

Post a Comment