Antara Gedung Miring dan Penghunikah Yang Miring?
Posted by mochihotoru | Posted in Indonesia, News, Politics | Posted on 6:48:00 PM
Jujur saja, cukup terkejut juga mendengar berita bahwa Gedung Nusantara DPR akan dirubuhkan dan diganti dengan yang baru karena: kemiringan gedung sudah 7-8 derajat, sehingga membahayakan penghuninya. Kemiringan ini dianggap sama dengan gedung menyimpang 8 meter? Kemudian yang kedua, karena sudah sempit dan tidak memadai lagi untuk kegiatan para anggota DPR yang terhormat (?). Biaya yang dibutuhkan Rp1,8 triliun, Rp1,05 triliun untuk bangunan dan Rp0,75 triliun atau 750 miliar untuk asesoris gedung. Sebagai jelata yang tidak mengerti urusan rumit seperti ini, penulis hanya bisa menghitung-hitung saja.
Yang terasa aneh adalah soal kemiringan yang diberitakan: 7-8 derajat? Penulis langsung mengecek lewat Google berapa kemiringan Menara Pisa Italia yang ngetop ini. Ternyata cuma 3,97 derajat atau hampir 4 derajat. Jadi sudah dua kali kemiringan Menara Pisa. Pertanyaan penting berikutnya: yang miring itu gedungnya, yang memberitakan, atau penghuninya? Semua punya konotasi yang berbeda. Tapi, sebagai humor karena kawalan kasus Bank Century tidak kelar-kelar dan nyaris gagal total, ini termasuk humor segar nan menyakitkan.
Berikutnya, harga sebesar Rp1,8 triliun. Saya tidak punya bayangan apa-apa tentang bilangan ini. Namun, sekedar membandingkan dengan Hotel Sheraton yang dibangun 31 lantai yang memiliki 1000 kamar dibangun di Phoenix Arizona biayanya kurang lebih US$350 juta atau kurang lebih 3200 miliar. Kita bisa bandingkan lagi dengan rencana pembangunan Menara Jakarta yang akan menelan biaya Rp2,7 triliun, lihat fasilitas dan luas dan kelengkapannya. Bandingkan dengan rencana Gedung DPR.
Jumlah anggota DPR anggap saja 3000 orang. Artinya, per satuan biaya Rp1,8 triliun dibagi 3000 adalah Rp600 juta. Lalu mari kita kira-kira berapa sesungguhnya biaya diperlukan untuk membangun rumah—membangun lho, bukan beli tanah—sebuah apartemen mewah! Kalau anggota DPR 600 orang, biayanya menjadi Rp3 miliar per satuan anggota DPR? Masuk akal sehatkah biaya ini atau tidak masuk akal sehat. Atau tidak masalah sama sekali, karena bilangan bisa muncul tanpa perlu menggunakan akal sehat? Logika ini tentunya bukan hanya untuk para pengambil keputusan yang mengusulkan, tetapi juga yang menyetujuinya, yaitu Pemerintah!
Tugas Membanding-Bandingkan
Tugas melakukan komparasi dan kewajaran bukan bidang kita, namun kewajaran tempat untuk rakyat bersidang adalah bagian dari sistem nilai yang layak kita lihat kewajarannya. Kewajaran ini bukan hanya datang dari para ahli yang bergelut pada bidangnya, tapi juga dari para wakil rakyat dan Pemerintah Negera Republik Indonesia untuk menetapkan dan menyetujui kewajaran sebuah anggaran yang seluruhnya dibiayai dan dibebankan kepada usaha bangsa ini untuk menata bangsanya menjadi bangsa yang bermartabat.
Adakah kemudian, kita mencaci maki, mengoreksi, mengingatkan, tidak peduli, atau menangis melihat perilaku yang sulit diterima oleh akal sehat ketika masih puluhan juta saudara sebangsa dan setanah air berada pada garis kemiskinan, hidup dan mati di antara tumpukan sampah yang dikaisnya?
Comments (0)
Post a Comment