SINETRON INDONESIA DAN PEMBODOHAN

Posted by mochihotoru | Posted in , , , , , , | Posted on 8:47:00 PM

Mungkin bahasan tentang sinetron ini sudah tidak asing lagi dan sudah usang di telinga. Mungkin juga, banyak orang yang sudah jengah dengan sinetron-sinetron tak bermutu di Indonesia saat ini—sampai-sampai ada grup di Facebook yang secara khusus dibuat untuk mempropagandakan “Say-No-to-Sinetron”. KPI pun sepertinya tidak bisa berbuat banyak (lihat ini).

http://odie70.files.wordpress.com/2008/10/say-no-to-sinetron.jpg

Melihat belum adanya perkembangan berarti dalam dunia pertelevisian kita selama beberapa tahun terakhir, baik dalam segi edukasi, kreativitas cerita, maupun sinematografinya sendiri, serta lebih banyaknya tindak kejahatan dan lebih bebasnya perilaku seksual remaja yang “dicontohkan” dalam televisi kita, tidak ada salahnya jika mengulas kembali hal ini agar kita bisa lebih memahami dampak buruknya secara psikologis—yang sering kali kita abaikan. Berikut adalah artikel bagus (meskipun termasuk artikel lama) mengenai sinetron yang kuambil dari situs lain. Semoga bermanfaat.

***

Sebenarnya, sinetron itu memang bagus lho. Cukup membuat dunia televisi menjadi lebih berwarna—untuk tidak menyebut hadirnya bintang-bintang muda yang cantik/ tampan dan berbakat. Memang, penulis termasuk orang yang cukup malas (baca: tidak sempat) menonton tayangan televisi. Namun, karena banyaknya komentar soal tayangan televisi kita ini, penulis jadi tertarik untuk menulis tentang ini.

Namun sebelum mengulas lebih lanjut, mari kita lihat daftar 100 program televisi dengan rating tertinggi berdasar survei yang dilakukan oleh AC Nielsen pada periode 10-16 Desember 2006 berikut ini.

No

Programs

Station

Genre

Rating

Share

1

Pengantin Remaja

RCTI

Series: Drama

10.1

30.1

2

Pintu Hidayah: Suami Buta

RCTI

Movie: Drama

8.5

27.7

3

Putri yang Terbuang

RCTI

Series: Drama

8.5

27.4

4

Idola

RCTI

Series: Drama

8.4

25.6

5

Intan

RCTI

Series: Drama

8.1

31.6

6

Maha Kasih 2

RCTI

Series: Drama

8

24.1

7

Benci Bilang Cinta

SCTV

Series: Drama

7.9

23.2

8

Benci Jadi Cinta

RCTI

Series: Drama

7.3

22.6

9

Cinta Remaja

SCTV

Series: Drama

7.2

23.2

10

Pengorbanan Cinta

Indosiar

Movie: Drama

6.9

21.1

11

Penta 5 Trans TV

Trans TV

Special: Special Event

6.7

23

12

Kawin Muda

RCTI

Series: Drama

6.7

18.8

13

Pangeran Penggoda

RCTI

Series: Drama

6.6

20

14

Makin Sayang

RCTI

Series: Drama

6.2

19.1

15

Buku Harian Nayla

RCTI

Series: Drama

6.2

21

16

Kau Masih Kekasihku

SCTV

Series: Drama

6

18.5

17

Shaolin Soccer

SCTV

Movie: Action/Adventure

5.9

18.4

18

Cowok Impian

SCTV

Series: Drama

5.9

17.4

19

Panggung Emas

RCTI

Entertainment: Music

5.8

25.9

20

Bukan Diriku

RCTI

Series: Drama

5.7

17

21

Ajal Seorang Peselingkuh

Trans TV

Movie: Drama

5.6

16.7

22

Extravaganza

Trans TV

Entertainment: Variety Show

5.5

16.8

23

Misteri Dua Dunia

Indosiar

Series: Horror/Mystery

5.5

17

24

Tikus & Kucing Mencari Cinta

SCTV

Series: Drama

5.3

15.7

25

Penjaga Hati

SCTV

Series: Drama

5.1

15.7

26

Misteri Ilahi

Indosiar

Series: Horror/Mystery

5

15.8

27

Seven Days Without Money

Indosiar

Movie: Drama

5

15.1

28

Sumpah Gue Sayang Loe!

RCTI

Series: Drama

5

14.9

29

Inikah Cinta…?

SCTV

Series: Drama

5

15.7

30

The Lord of the Rings

Trans TV

Movie: Action/Adventure

4.8

22.4

31

Orang Desa Jadi Perampok

Trans TV

Movie: Drama

4.8

14.7

32

Pengen Jadi Bintang

SCTV

Series: Drama

4.7

14.3

33

Anaconda

Trans TV

Movie: Action/Adventure

4.7

18

34

Wulan

RCTI

Series: Drama

4.6

22.3

35

Penyihir Cinta

SCTV

Series: Drama

4.5

12.6

36

I Love U Boss

RCTI

Series: Drama

4.4

12.3

37

Rumah Pondok Indah

TPI

Movie: Horror/Mystery

4.4

13

38

Gagal Haji Karena Korupsi

TPI

Movie: Drama

4.3

13

39

The Man with the Golden Gun

Trans TV

Movie: Action/Adventure

4.2

18.7

40

Beri Aku 5 Hari

SCTV

Movie: Drama

4.2

19.8

41

Mimpi Manis

SCTV

Series: Drama

4.1

12.3

42

Telekuis Campeone

RCTI

Filler: Quiz

4.1

17.3

43

Kiss of the Dragon

Trans TV

Movie: Action/Adventure

4.1

18.5

44

Mat Jiung

SCTV

Series: Drama

4.1

13.5

45

Emak Gue Jagoan!

TPI

Series: Drama

4.1

12.3

46

Mr Bean

Trans TV

Series: Sitcom/Comedy

4

12.9

47

The Myth

Indosiar

Movie: Action/Adventure

4

14.4

48

Rindu Rindu Asmara

TPI

Series: Drama

3.9

11.5

49

GG Bang Yos GC: Persik vs PSIS (L)

Trans 7

Sport: Match

3.9

12.1

50

Pengantin Kecil

SCTV

Series: Drama

3.9

12.2

51

Hidayah-Mu

TPI

Series: Drama

3.8

12.1

52

Janji Jaya

Indosiar

Series: Drama

3.8

14.6

53

Pacarku Cowok Dolphin

SCTV

Movie: Drama

3.8

27.3

54

Kontak Jodoh

SCTV

Entertainment: Reality Show

3.8

15.4

55

Sinetron Asyik

TPI

Series: Drama

3.8

11.4

56

Dangdut Mania

TPI

Entertainment: Music

3.7

13.1

57

The Spy Who Loved Me

Trans TV

Movie: Action/Adventure

3.7

16.6

58

Talak Tiga

Indosiar

Movie: Drama

3.6

11.4

59

Gong Show

Trans TV

Entertainment: Game Show

3.6

13.3

60

Jerat Iblis

TPI

Movie: Horror/Mystery

3.6

11.4

61

Akibat Pergaulan Bebas 2

SCTV

Series: Drama

3.6

12.1

62

Kusebut Nama Mu 2

TPI

Series: Drama

3.6

13.3

63

Ungu-Naff Yang Terbaik

SCTV

Entertainment: Music

3.5

17.3

64

Silet

RCTI

Information: Infotainment

3.5

23.6

65

GG Bang Yos GC: PSMS vs PSIS (L)

Trans 7

Sport: Match

3.5

19.3

66

Mat Toing

TPI

Series: Drama

3.5

11.3

67

Anak Mami Jatuh Cinta

SCTV

Series: Drama

3.4

10.4

68

Cucu Menganiaya Neneknya

Trans TV

Movie: Drama

3.4

9.9

69

Deadline Cinta

SCTV

Movie: Drama

3.4

22.8

70

Romance

Indosiar

Series: Drama

3.4

10.3

71

Nowhere to Run

Trans TV

Movie: Action/Adventure

3.3

16.2

72

My Prince ‘n My Monster

SCTV

Series: Drama

3.3

13.2

73

Mencari Cinta

Indosiar

Series: Drama

3.2

10.9

74

Sumpah Pocong

Indosiar

Movie: Horror/Mystery

3.2

23.1

75

Ambil Deh Semua, Kecuali Cinta

SCTV

Movie: Drama

3.1

14

76

Boa vs Python

Trans TV

Movie: Action/Adventure

3.1

29.3

77

Si Yoyo 3

SCTV

Series: Drama

3.1

12.5

78

Bibir Plus

SCTV

Information: Infotainment

3.1

21.6

79

Bagi-Bagi Dong

RCTI

Movie: Sitcom/Comedy

3

20.2

80

The Mummy Returns

SCTV

Movie: Action/Adventure

3

17.9

81

Bajaj Bajuri

Trans TV

Series: Sitcom/Comedy

2.9

11.4

82

Bisnis Anda

Trans TV

Filler: Others

2.9

18.8

83

Say I Love You

SCTV

Series: Drama

2.9

10.6

84

Say I Love You

SCTV

Movie: Drama

2.9

22.9

85

Reportase Sore

Trans TV

News: Hard News

2.8

17.4

86

Super Deal 2 Milyar

ANTV

Entertainment: Quiz

2.8

8.3

87

Penganten Sunat

SCTV

Movie: Drama

2.8

15.4

88

Masquerade

RCTI

Entertainment: Light Entertainment

2.8

17.6

89

Missing

Indosiar

Movie: Horror/Mystery

2.8

9

90

Koi Mil Gaya

SCTV

Movie: Drama

2.7

13.1

91

Bunga Bunga Cinta

TPI

Series: Drama

2.7

8.5

92

Buletin Siang

RCTI

News: Hard News

2.7

19.6

93

Cek & Ricek

RCTI

Information: Infotainment

2.7

22

94

Hot Shot

SCTV

Information: Infotainment

2.7

17.7

95

Pengantin Bukit Kera

Indosiar

Movie: Horror/Mystery

2.7

21.1

96

Sepatu Kaca

SCTV

Series: Drama

2.6

8.2

97

Asal Plesetan

ANTV

Entertainment: Comedy

2.6

8.3

98

Cinta Pantang Mundur

SCTV

Movie: Drama

2.6

19.8

99

Cinta Lama Bersemi Kembali

SCTV

Entertainment: Reality Show

2.6

19.2

100

Idola(R)

RCTI

Series: Drama

2.6

19.2

Berdasar jumlah pembuat program di daftar tersebut, SCTV memegang posisi tertinggi dengan 33 program, disusul kemudian RCTI (23), Trans TV (17), Indosiar (12), TPI (11), ANTV (2), dan Trans 7 (2).

Sementara berdasar stasiun televisinya, RCTI masih memegang dominasi dengan 18,9%, disusul SCTV (14,7%), dan Trans TV (16,2%). TPI, Indosiar, Lativi (sekarang Trans7), ANTV, dan Global TV menyusul kemudian. Di urutan terakhir secara berturut-turut adalah Metro TV dan TVRI.

Sepuluh peringkat teratas ternyata dihuni oleh tayangan sinetron. Tayangan sinetron (drama series) juga mendominasi daftar tersebut dengan 43%. Bandingkan dengan tayangan berita yang hanya 2%. Portofolio sinetron ternyata masih dipegang oleh SCTV dengan 18 judul, disusul RCTI dengan 15 judul, TPI (7 judul), dan Indosiar (3 judul).

Penulis menyebut fenomena ini sebagai sinetron domination, atau, mungkin lebih tepatnya sinetron invasion.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVQjGgEBWvlTlaJlDAvGJwNrk8nZLx2OipcIEeKxMEsS5lfznwG3C84NuMtdURsP-bbCA0-fQiNtJlwZHnz-HcpSs0sD5-ujbpmyK9F2QDj5kI_xkDZQ-yYBVctB8Pf2aIgv2C_C9ykc9C/s1600/agfagharehtwshsaeh.jpg


Sinetron dan Plagiarisme

Entah disadari atau tidak, sinetron yang mendominasi layar kaca di Indonesia sebenarnya merupakan adaptasi (baca: jiplakan) dari berbagai tayangan drama yang popular di negeri asalnya seperti Korea, Jepang, Taiwan, dan sebagainya. Berikut daftarnya:

  1. Dua Hati (Snow Angel)
  2. Benar-Benar Cinta (Devil Beside You)
  3. Benci Bilang Cinta (Goong/ Princess Hours)
  4. Benci Jadi Cinta (My Girl)
  5. Berani Tampil Beda (The Magicians of Love/ Ai Qing Mo Fa Shi)
  6. Bintang (Huan Zhu Ge Ge)
  7. Bukan Diriku (Anything for You)
  8. Buku Harian Nayla (Ichi Rittoru No Namida/ 1 Litre of Tears)
  9. Cincin (Beautiful Days)
  10. Cinta Remaja (My Sassy Girl Choon Hyang)
  11. Cowok Impian (It Started With a Kiss)
  12. Darling (My Name is Kim Sam Soon)
  13. Dua Hati Satu Cinta (Qin Shen Shen Yu Meng Meng)
  14. I Love You, Boss! (Bright Girl’s Success Story)
  15. Intan (Be Strong Geum Soon)
  16. Janji Jaya (My Name is Kim Sam Soon)
  17. Katakan Kau Mencintaiku (Sad Love Song)
  18. Kawin Muda (My Little Bride)
  19. Liontin (Glass Shoes)
  20. Pacarku Besar Sekali – FTV (My Name is Kim Sam Soon)
  21. Pangeran Penggoda (Devil Beside You)
  22. Pengantin Remaja (My Little Bride)
  23. Rahasia Pelangi (Love Apart a Moment)
  24. Sumpeh Gue Sayang Loe (Smiling Pasta)
  25. Siapa Takut Jatuh Cinta (Meteor Garden)
  26. Wulan (Term of Endearment)

Termasuk beberapa sinetron yang dibuat dengan meminta lisensi dari pembuat drama aslinya, seperti:

  1. Impian Cinderella (Prince Who Turns into Frogs)
  2. Kau Masih Kekasihku (At the Dolphin Bay)
  3. Penyihir Cinta (Magician of Love)
  4. Putri Kembar (100% Senorita/ Twins)

Ada yang berani memasang soal ini di koran nasional? Atau setidaknya mengajukan proposal ke MURI dengan predikat penjiplak sinetron terbanyak?


Lebih Baik Menjiplak daripada Membuat

Secara ekonomis, menjiplak jelas lebih murah daripada memproduksi sendiri. Menjiplak tidak melibatkan unsur kreativitas, idealisme, risiko pasar, dan pengorbanan waktu dan tenaga yang begitu besar. Dibanding film yang berkualitas, membuat sinetron membutuhkan biaya tak lebih dari Rp500-Rp700 juta. Dunia Tanpa Koma (DTK) yang termasuk bagus saja menelan tak kurang dari Rp800 juta.

http://buntomijanto.files.wordpress.com/2008/05/diet-tv-analisa.jpg

Kalau dilihat sepintas, produsen sinetron plagiat terbesar adalah Sinemart. Kemudian disusul production house lain seperti MD Entertainment, Multivision, Frame Ritz, Soraya Intercine, dan seterusnya. Tapi konyolnya, di ending credit-nya mereka menyatakan “Cerita ini bla.. bla.. adalah fiktif/ karangan. Apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, alur cerita, bla.. bla.. adalah kebetulan semata.” Very funny!

Buku Harian Nayla, misalnya. Dialog pemainnya, adegannya, 90% lebih sama persis dengan Ichi Rittoru No Namida (One Litre of Tears)—kecuali kualitas pemainnya yang (maaf) amatiran dan nyaris tanpa ekspresi. Film bagus yang “diadaptasi” jadi sampah.

Aslinya, dorama ini diangkat dari kisah nyata berdasar buku harian Kitou Aya, yang berjuang menghadapi penyakit spinocerebellar degeneration yang dideritanya sejak umur 14 tahun sampai ia meninggal saat umur 25 tahun. Penuh air mata? Ya. Ichi Rittoru No Namida juga banyak menyimpan adegan menyentuh yang sangat indah. Pada ending credit juga diperlihatkan foto asli Aya, diiringi lagu Only Human dari K, yang makin membuat sedih.

Contoh lain, Benci Jadi Cinta, juga sangat persis dengan My Girl. Sinetron ini menceritakan cewek ABG yang centil dan pandai berakting. Suatu ketika, cewek tersebut (Zouyulin) tinggal serumah dengan si cowok (Gongchan) untuk berpura-pura sebagai sepupunya yang lama menghilang. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan kakek yang sedang sakit parah. Tapi lama kelamaan, timbul rasa cinta di antara keduanya—klise. Bedanya, di My Girl, cewek keduanya adalah pemain tenis, sementara di Benci Jadi Cinta diganti sebagai pemain bulutangkis.

Menurut kabar yang didapat, sinetron Gue Sihir Lu (Nia Ramadhani) yang bercerita tentang penyihir juga diadaptasi dari komik serial cantik Throbbing Tonight, yang bercerita tentang Ranze dan Makabe, anak raja setan yang dibuang ke bumi. Juga sinetron Si Yoyo yang ternyata adaptasi dari film Indiamaaf, penulis lupa judulnya.

Ada juga sinetron Sissy, Putri Duyung, yang ditayangkan setiap hari Senin jam 19.00 sebagian besar meniru film produksi luar negeri yang berjudul Aquamarine. Kedua film ini menceritakan tentang seorang putri duyung yang tiba-tiba berubah menjadi manusia dan jatuh cinta pada manusia. Sedangkan sinetron Olivia ternyata juga jiplak dari film Barat remaja She’s The Man yang diperankan Amanda Bynes. Cinderela Boy juga dari drama Taiwan Hanazakarino Kimitachihe.

Sinetron Candy juga merupakan adaptasi/jiplakan komik/ anime lawas berjudul Candy-Candy. Lalu film Guruku Idolaku yang sempat tayang di RCTI pukul 16.00 ceritanya mirip dengan kartun anime Gokusen. Beberapa sketsa Extravaganza ABGyang sudah lama nggak beredar—persis dengan sketsa komedi All That di Nickelodeon.

Bagaimana Sinetron Menjajah Dunia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVRhVmfjqfXyFxXPlxPpZp5LIY7Z4n5zXVBanBWMNo7qNdfI2WhyXfiwPAcWbuzzmI9skw2psSwzK0PVEKj-MvgaoqU9VSSDQce5q2NVV0bxKA_PnmuMMt_Gi6AbV7YvNX7goEe_bRwHE/s1600/televisi.jpg


Pertanyaannya sekarang, mengapa sinetron bisa begitu merajalela? Kalau menurut penulis:

  • Masyarakat Indonesia secara umum belum bisa menilai mutu/ kualitas suatu tayangan dengan akurat. Misalnya, banyak tayangan asing yang sangat laku di negara asalnya tetapi justru jeblok ratingnya ketika ditayangkan di Indonesia. Begitu juga sebaliknya.
  • Banyak masyarakat kita yang menonton televisi hanya untuk pleasure, menghibur diri. Apalagi kaum pria, yang kebanyakan menonton hanya untuk menghibur mata—selain mencari informasi dan tayangan olahraga (sepakbola).
  • Penonton dari strata kelas menengah atas yang “sulit dibohongi” oleh sinetron-sinetron murahan—mungkin seperti Anda, yang lebih memilih untuk membaca, surfing internet, menyaksikan berita nasional dan internasional, menonton DVD, bermain console game, atau hang out sebagai sarana hiburan. Kalaupun menonton televisi, pasti menggunakan satelit/ TV kabel yang pilihannya jauh lebih beragam dan berkualitas.

Penulis tidak bermaksud iri hati (jealous) dengan Raam Punjabi yang kian tajir karena dagangannya laris manis di pasaran. Penulis juga tidak bermaksud menyalahkan orang-orang production house yang mungkin menyangka bahwa orang-orang kita tidak pernah menonton serial luar. Barangkali memang mereka berniat membuat karya bermutu, namun terpaksa harus realistis dan mengikuti “selera pasar”.

Masalahnya, sinetron sebenarnya mengajarkan kita dengan hedonisme dan mengajak kita untuk bermimpi tentang gaya hidup yang serba wahalias berkhayal jadi “orang kaya” yang selalu disanjung-sanjung sanak keluarga dan tetangga. Lebih parah lagi, televisi ditonton mayoritas oleh kalangan yang kurang terpelajar, ibu-ibu rumah tangga, atau pembantu yang butuh waktu lama untuk menyadari bahwa mereka sedang dikibulin dengan impian kalangan atas.

Begitulah selera mereka. Mereka gampang terbuai dengan kemewahan, berkhayal menjadi orang kaya (tapi tanpa usaha dan hanya menanti warisan atau pemberian orang lain); tenar/ terkenal sebagai artis (tapi tanpa intelegensia dan bakat yang terasah); berpenampilan keren dan elite (walau biaya hidup pas-pasan); bermimpi dipersunting pangeran kaya, tampan, gagah, dan tentunya “lebih tinggi” derajatnya; membayangkan memperistri perempuan cantik dan seksi; memiliki rumah mewah dan mobil belasan; menyombongkan diri kepada orang-orang yang tidak mampu (baca: miskin); dan sebagainya. Yang lebih disayangkan lagi, ada juga dari mereka yang menjadi curigaan kepada orang yang dianggap lebih rendah derajatnya, yaitu orang-orang yang mereka anggap “tidak berguna” (baca: tidak bisa dimanfaatkan secara materi)—tepat seperti tokoh-tokoh antagonis yang sombong khas sinetron. Sikap tidak tahu terima kasih/ lupa balas budi pun merupakan dampak psikologis yang kadang muncul dalam diri mereka yang tidak mengerti tersebut.

Hasilnya, kebanyakan orang Indonesia lebih suka berkhayal. Anggun, penyanyi Perancis kelahiran Bandung, pernah menjawab “bermimpi” sebagai kunci sukses kariernya saat ini. Tapi, put-it-into-action-lah yang membuat perbedaan. Antara pemenang dan pecundang. Antara kesuksesan dan fantasi tak berujung.

Penulis yakin Anda mungkin bisa melindungi dari serangan sinetron yang bertubi-tubi. Tapi bagaimana dengan jutaan penduduk Indonesia lainnya?

Bahaya Laten Sinetron

Sampai kapan fenomena ini bertahan? Sulit ditentukan. Selama jumlah penontonnya masih bejibun, selama production house masih produktif memproduksi (baca: menjiplak), dan sampai kita masih belum tersadarkan diri, fenomena ini masih akan berlangsung lama.

Yang jelas, kalau fenomena ini dibiarkan berlarut-larut, serial bagus dan membumi seperti Bajaj Bajuri atau Office Boy mungkin akan segera punah. Sinetron berkualitas seperti Dunia Tanpa Koma (DTK) bakal tak laku lagi. Bahkan, tayangan berita seperti Liputan 6 dan Headline News mungkin akan segera dilikuidasi—sama seperti acara Who Want’s to be a Millionaire atau Are you Smarter than A Fifth Grader? (karya sang duta baca Indonesia, Tantowi Yahya) ataupun acara mencerdaskan lain yang eksistensinya selalu terdesak menuju kepunahan. Pembuat film/ FTV indie mulai menggadaikan idealismenya. Divisi in-house production akan di-merger. Pimpinan kreatif berganti nama menjadi pimpinan copy-paste.

Dan setiap televisi akan berlomba-lomba menayangkan sinetron setiap saat.

http://bincangmedia.files.wordpress.com/2010/03/6416_109547936381_539441381_2094707_3030898_n.jpg

Penulis tidak bermaksud mengatakan bahwa semua yang menonton sinetron sama sekali tidak cerdas. Namun, sebelum perekonomian bangsa ini benar-benar pulih dan sebelum para orang tua benar-benar bisa mengajarkan anak-anaknya hal-hal yang lebih mendidik sehingga bisa menciptakan generasi intelek yang bisa menyadari bahwa dirinya sedang ditipu sinetron-sinetron tersebut, penulis hanya bisa menyarankan: Mari kita sama-sama untuk tidak menonton sinetron! Sadarkan para pembisnis (pembuat sinetron) itu bahwa “selera pasar” menginginkan acara yang jauh lebih mendidik, bernilai edukasi tinggi, kreatif, berkualitas, dan tidak menjiplak!

(Sumber: nofieiman.com, dengan perubahan)

Comments (1)

Yep...
Btw, remember this, dude... Raam Punjabi itu sekarang sudah mengambil alih produksi TV kita sejak 70 tahun yang lalu~ bersama si Gope M Samtani... #CMIIW

Post a Comment