INIKAH ISLAM?

Posted by mochihotoru | Posted in , , | Posted on 9:50:00 PM

Suatu saat kita sekeluarga beseta istri serta anak semata wayang yang berumur lima tahun, berjalan-jalan di sebuah mall di kota. Dengan lincahnya gadis kecil berambut poni itu berlari-lari kecil mengikuti kita menyusuri konter demi konter toko di mall. Namun tiba-tiba, BLAAARR!!!” Sebuah ledakan hebat terjadi yg berasal dari kotak kardus bekas minuman mineral yang diletakkan di pojok tembok dekat tempat sampah konter toko di mall itu.

Kita terluka parah dengan kaki remuk sedangkan anak serta istri kita tewas dengan tubuh hancur lebur. Darah mereka bereceran di mana-mana. Sebuah pesan jihad pun telah disampaikan. Inikah Islam? Sementara itu, sekarang sebagian/ sekelompok Islam sedang membangun suatu gerakan teroris baru pasca tokoh tiga pahlawan Islam.

Atau kita sedang berangkat kerja tiba-tiba di tengah perjalanan, “Blaarrrr!!!” Sebuah bom mobil meledak persis di dekat kita. Sungguh ironi semangat “jihad dengan mengorbankan nyawa yang tidak berdosa yang tidak tahu sama sekali atau bersentuhan dengan dendam yang dikobarkan para pejuang “mujahid”. Mereka lantas meneriakkan nama TUHAN dengan lantang, “ALLAHU AKBAR!” Inikah Islam?

Sebuah bom bunuh diri yang dilakukan muslim atas dasar jihad tetap salah. Apapun alasan dan landasannya tetap dimurkai ALLAH. Yang namanya bunuh diri adalah dosa besar dan neraka tempatnya.

http://atlasshrugs2000.typepad.com/atlas_shrugs/images/2007/08/23/islam.jpg

Bila diperhatikan, asal mula perjuangan dengan bunuh diri mungkin banyak terinspirasi oleh bangsa Jepang dengan KAMIKAZE milik mereka. Di samping itu pemberontak Macan Tamil di Srilanka dengan bom bunuh dirinya yang lebih dilandasi karena ingin merdeka.

Faktor pendorong utama terorisme bunuh diri (suicide terrorism) dalam kurun waktu 1980-2003, bukanlah fundamentalisme agama. Ia lebih didorong oleh spirit nasionalisme suatu kelompok masyarakat untuk mengusir orang yang mereka anggap menjajah ibu pertiwi mereka. Demikian hasil diskusi buku Dying To Win: The Strategic Logic of Suicide Terrorism karangan Robert Pape (2006) antara Jaringan Islam Liberal (JIL) dengan Ihsan Ali Fauzi, mahasiswa Ilmu Politik di Ohio State University Amerika Serikat.” (Sumber Ihsan Ali-Fauzi, http://islamlib.com)

Dakwah Islam bukan dengan kekerasan, tapi dengan hati dan budi pekerti (hikmat), kita harus ingat bagaimana Rasul Allah, Muhammad, tidak marah saat seorang kaum musyrik (pagan) meludahi beliau setiap pergi ke masjid. Suatu hari, ketika Muhammad pergi ke masjid, beliau merasakan keanehan karena orang yang setiap saat meludahi beliau setiap akan pergi ke masjid tidak ada. Sesampainya di masjid, Muhammad menanyakan kepada para sahabat di mana orang itu berada. Lalu beliau memperoleh jawaban bahwa orang yang meludahi beliau sedang jatuh sakit. Setelah mendengar jawaban itu, Rasul Allah pun datang membesuk orang tersebut dan mendoakan kesembuhan baginya. Akhirnya, orang tersebut kemudian menyatakan diri sebagai muslim.

Contoh lain keluhuran perilaku Rasul Allah adalah kisah seorang pengemis Yahudi buta di pojok pasar Madinah yang selalu menjelek-jelekkannya. Setelah Rasul Allah meninggal dunia, Abu Bakar as-Shiddiq mengunjungi Aisyah, anaknya yang juga isteri Muhammad. Sesampainya di rumah Aisyah, Abu Bakar bertanya kepada anaknya apa sunnah (kebiasaan) Rasul Allah yang belum ikut dikerjakan olehnya. Aisyah menjawab bahwa Rasul Allah setiap hari memberi makan pengemis Yahudi buta di pasar Madinah.

Abu Bakar pun bergegas menuju pasar Madinah menemui orang Yahudi tersebut yang tak henti-hentinya menjelek-jelekkan Muhammad. Namun, karena ingin mengikuti sunnah sang Nabi, Abu Bakar tetap memberi makan Yahudi buta tersebut dengan cara menyuapinya. Namun alangkah kaget Abu Bakar karena saat menyuapi, orang Yahudi tersebut berkata sambil membentak, Siapa kamu? Orang yang biasa menyuapiku makan tiap hari terlebih dahulu melembutkan makanan sehingga mulutku tidak perlu mengunyah makanan.

Kemudian Abu Bakar berkata kepada pengemis Yahudi buta itu bahwa orang yang bisa memberinya makan tiap hari telah tiada. Abu Bakar juga mengatakan bahwa orang yang biasa memberinya makan tiap hari adalah Muhammad sang Utusan Allah. Betapa terkejut orang Yahudi itu tersebut mengetahui bahwa orang yang menyuapinya adalah Muhammad—orang yang setiap hari selalu dijelek-jelekkan olehnya. Akhirnya pengemis Yahudi buta itu masuk Islam.

Atau kisah Khalifah Umar bin Khattab dengan pesan sebuah tulang yang ditujukan kepada gubernur Amr bin Ash yang hendak menggusur sebidang tanah yang berdiri sebuah gubuk reyot milik seorang Yahudi tua. Gubernur Amr bin Ash tersebut memaksa mendirikan sebuah masjid dilahan milik Yahudi tua tersebut. Karena itulah Yahudi tua itu protes dan sang Khalifah pun menolongnya dengan memperingatkan sang gubernur dengan mengirimkan tulang tersebut.

Sesungguhnya tulang ini membawa sebuah pesan peringatan. Garis lurus, artinya Khalifah Umar memintaku agar aku sungguh-sungguh menegakkan keadilan terhadap siapapun. Dan gambar pedang, artinya kalau aku tidak berlaku adil, maka Khalifah akan bertindak. Aku harus menjadi penguasa yang adil sebelum aku yang menjadi tulang belulang,” ujar Gubernur menceritakan isi pesan yang terkandung dalam tulang unta itu.

Dari berbagai kisah Sang Nabi serta sahabatnya, Islam ditampilkan dengan budi pekerti serta akhlak mulia menarik minat seseorang untuk hidup di bawah naungan ajaran Islam.

Sumber: Islamlib.com

(www.sammy-summer.co.cc)

Comments (0)

Post a Comment