DENOMINASI KEKRISTENAN YANG MENOLAK DOKTRIN TRINITAS

Posted by mochihotoru | Posted in , , | Posted on 9:46:00 PM

Sebuah doktrin bernama Trinitas (Tritunggal) merupakan sentral bagi hampir seluruh denominasi Kekristenan dan beberapa aliran-aliran kepercayaan. Dengan tujuan perbandingan, doktrin Trinitas didefinisikan sebagai berikut: “Hanya ada satu Allah, terdiri dari tiga Pribadi yang berbeda yang hadir dalam kesetaraan dan keintiman yang kekal sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus.”

Istilah “Trinitas” tidak ditemukan secara harfiah dalam Alkitab, memperkenalkan sebuah konsep Kekristenan yang tidak mudah untuk dipahami atau dimengerti. Umat kristiani yang memegang doktrin yang diresmikan dalam Konsili Nicea 325 M dan Konsili Konstantinopel 381 M ini, terutama jemaat awam, mengaku bahwa mereka memahami ini dengan “iman”, bukan dengan “akal budi”. Sementara, para sarjanawan Alkitab evangelis yang konservatif setuju bahwa doktrin Trinitas dinyatakan secara jelas dalam Kitab Suci.

Konsep seperti ini ditolak oleh banyak sarjanawan dan ahli Alkitab liberal sehingga memunculkan denominasi-denominasi yang sama sekali berbeda dari denominasi gereja pada umumnya. Karena penolakannya terhadap dogma Trinitas, maka gereja-gereja ini dimasukkan sebagai ajaran-ajaran menyimpang (bidaat) dalam Kekristenan arus utama dan dianggap sebagai aliran-aliran kultus (cult). Kemunculan gereja-gereja ini yang hampir serentak di saat ilmu pengetahuan mulai berkembang pesat membuat gereja Trinitaris menamakan masa tersebut sebagai Kemurtadan Besar.

Rumpun Gereja yang menolak ajaran Trinitas berbeda dengan rumpun gereja Katolik Roma, Ortodoks, maupun Protestan. Karena banyak denominasi gereja yang menolak doktrin Trinitas percaya bahwa mereka telah memulihkan (merestorasi) Kekristenan ke dalam bentuknya yang asli dan otentis, meskipun sebagian lagi percaya bahwa mereka masih mencari-cari bentuk yang asli itu, maka gereja mereka dimasukkan ke dalam rumpun gereja Restorasionisme. Karakter seperti itu termasuk gereja-gereja pra-Reformasi (seperti Albigensis, Hussit, Lollard, Waldensis), Reformasi (seperti Anabaptis, Anglikanisme, Calvinisme, Lutheranisme, Reform, Socinianisme, dan Zwinglianisme), maupun pasca-Reformasi atau disebut jaga Nonkonformisme (seperti Amish, Baptis, Kongregasional Mennonit, Methodisme, Pietisme, Presbyterianisme, Quakerisme, Puritanisme, dan Universalisme) yang bermaksud memulihkan hal-hal yang dianggap menyimpang dalam “induk” mereka, Gereja Katolik. Hanya saja, tidak seperti upaya Protestantisme yang tersendat karena tidak berani menyentuh beberapa hal yang dianggap sangat pokok dari dogma Katolik, upaya pemulihan Restorasionisme untuk mendirikan kembali Kekristenan ke bentuknya yang aslinya lebih jauh lebih radikal, sampai meliputi kredo-kredo dan doktrin-doktrin tradisional yang diajarkan Kekristenan arus utama, sehingga menuai banyak pertentangan baik dari pihak Protestantisme maupun Katolik Roma. Selain itu, Restorasionisme bisa disebut sebagai gerakan protes terhadap Protestantisme—seperti Protestantisme yang merupakan gerakan protes terhadap Gereja Katolik sehingga menuai anggapan sesat dan rasionalisme memikat yang sesaat.

Istilah Restorasionisme digunakan secara umum khususnya untuk gerakan-gerakan yang muncul di bagian timur Amerika Serikat dan Kanada pada awal dan pertengahan abad ke-19 pada permulaan Kebangunan Besar Kedua (merujuk pada gerakan Kebangunan Besar yang memunculkan denominasi seperti Injili, Pentakosta, dan Revivalisme).

Keyakinan-keyakinan Restorasionis, yang kadang disebut juga dengan Nontrinitarianisme, kadang-kadang dirujuk sebagai primitivisme Kekristenan (berusaha mencari Kekristenan yang murni atau asli) yang menggambarkan motif dari sejumlah gerakan untuk kembali kepada struktur etika atau pengalaman dari Kekristenan Perdana. Kebangunan Besar Kedua ini didorong oleh kerinduan yang kuat untuk memberikan tempat yang penting kepada Allah Yang Tunggal dan Sejati dalam kehidupan manusia, sebuah sikap liberal baru terhadap penafsiran-penafsiran segar Alkitab, usaha untuk lebih memandang Yesus secara benar dengan mata dan hati, serta semangat spritualitas yang otentis seperti pengikut Kristus awal mula.

Berikut merupakan rangkuman sebagian denominasi Kekristenan dan aliran kepercayaan terbesar yang menolak konsep Trinitas, termasuk penjelasan singkat dari setiap kelompok kepercayaan mengenai sifat Allah:

Unitarianisme (Gereja Kristen Tauhid)

Dipelopori oleh: Andrew Norton, 1813; William Ellery Channing, 1819.

Umat kristiani Tauhid percaya bahwa Yahweh (YHVH) adalah satu-satunya Allah Yang Benar, Tunggal, dan Sejati, Allahnya Abraham dan Israel, yang diperkenalkan Yesus Kristus sebagai Bapa. Yesus Kristus adalah sang Anak Allah, permulaan ciptaan, malaikat perjanjian, yang lahir dari perawan Maria, hidup tanpa dosa, mati disalib, dikuburkan, dan dibangkitkan, yang ditinggikan Bapa menjadi Tuhan (Lord), Juruselamat (Savior), dan Kristus (Christ), naik ke surga, dan datang kembali dalam kemuliaan. Roh Kudus merupakan kuasa Allah yang menyanggupkan manusia melakukan kehendak Allah. Di Indonesia juga dikenal sebagai Jemaat Allah Global Indonesia yang dipelopori Aryanto Nugroho (?) pada tahun 1998.

Saksi-Saksi Yehuwa (Murid-Murid Alkitab)

Dipelopori oleh: Charles Taze Russell, 1879.

Diteruskan oleh: Joseph F. Rutherford, 1917.

Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa Allah adalah Pribadi yang Satu, Yehuwa (YHVH). Yesus adalah ciptaan pertama Yehuwa. Yesus bukanlah Allah (Yang Sejati), maupun bagian dari Keallahan. Dia lebih tinggi dari para malaikat, namun lebih rendah dari Allah. Yehuwa menggunakan Yesus untuk menciptakan sisa alam semesta. Sebelum Yesus dibawa-Nya ke dunia, Ia dikenal sebagai sang penghulu malaikat, Mikhael. Roh Kudus merupakan sebuah kekuatan atau kekuasaan impersonal dari Yehuwa, namun bukanlah Allah. Di Indonesia juga dikenal sebagai Murid-Murid Alkitab.

Pentekostal Keesaan

Dipelopori oleh: Frank Ewart, 1913.

Penganut Oneness Pentecostal percaya bahwa hanya ada satu Allah dan Allah adalah satu. Sepanjang zaman, Allah menunjukkan diri-Nya dalam tiga Jalan (bukan Pribadi), sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Jemaat Kristadelfia

Dipelopori oleh: John Thomas, 1864.

Christadelphian percaya bahwa Allah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dibagi, bukan tiga pribadi berbeda yang terbentuk dalam satu Allah. Mereka menolak kealahan Yesus, dan percaya bahwa Ia sepenuhnya manusia dan datang sebagai manusia yang terpisah sama sekali dengan Allah (Sejati). Mereka tidak percaya bahwa Roh Kudus merupakan Pribadi ketiga dalam Tritunggal seperti yang dirumuskan dalam konsili-konsili ekumenis, namun hanyalah merupakan suatu kekuatan—kekuatan dan kekuasaan yang tidak terlihat dari Allah Yang Tunggal, Bapa.

Mormonisme (Latter-day Saints)

Dipelopori oleh: Joseph Smith, Jr., 1830.

Penganut Mormon percaya bahwa Allah dahulu seorang manusia, yang kemudian menjadi Allah. Dia memiliki tubuh fisik, daging, yang abadi dan sempurna. Setiap orang juga memiliki potensi untuk menjadi allah. Yesus adalah anak Allah secara harfiah, sosok terpisah dari Bapa dan “kakak” bagi semua orang. Roh Kudus juga merupakan sosok yang terpisah dari Tuhan Allah dan Tuhan Yesus. Roh Kudus dihormati sebagai kekuatan impersonal atau makhluk roh. Ketiga sosok terpisah ini adalah “satu” dalam tujuan mereka dan ketiganya membentuk ketuhanan (bukan keallahan).

Sains Kristen

Dipelopori oleh: Mary Baker Eddy, 1875.

Saintis Kristen (Christian Scientists) percaya bahwa Allah adalah hidup, kebenaran, dan kasih. Sebagai suatu dasar yang impersonal, Allah merupakan satu-satunya yang benar-benar ada. Segala yang lain (alam fisik) hanyalah sebuah ilusi. Yesus, meskipun bukan Allah sejati, merupakan Anak Allah. Dia bukanlah satu-satunya Juruselamat, namun, gagasan Juruselamat atau gagasan konseptual mengenai Allah. Roh Kudus merupakan ajaran sentral dari Sains Kristen.

Armstrongisme (Philadelphia Church of God, Global Church of God, United Church of God)

Dipelopori oleh: Herbert W. Armstrong, 1934.

Armstrongisme tradisional menolak Tritunggal Mahakudus, yang melukiskan Allah sebagai “sebuah keluarga dari pribadi-pribadi” seperti yang diajarkan Kekristenan arus utama. Ajaran intinya mengajarkan bahwa Yesus tidak mengalami kebangkitan badan dan Roh Kudus adalah suatu kekuatan impersonal.

Gereja Unifikasi

Dipelopori oleh: Sun Myung Moon, 1954.

Jemaat Unification Church percaya bahwa Allah adalah positif dan negatif, laki-laki dan perempuan. Alam semesta merupakan tubuh Allah, diciptakan oleh-Nya. Yesus bukanlah Allah Yang Sejati, namun seorang manusia. Dia tidak mengalami kebangkitan badan. Faktanya, misinya ke bumi tidak sepenuhnya berhasil sehingga digenapkan melalui Sun Myung Moon, yang lebih besar daripada Yesus. Roh Kudus adalah perempuan secara alami. Ia berkolaborasi dengan Yesus di alam roh untuk menarik jemaat kepada Sun Myung Moon.

Saintologi - Dianetika

Dipelopori oleh: L. Ron Hubbard, 1954.

Saintologi (Scientology) mendefinisikan Allah sebagai Yang Tak Terbatas dan Dinamis. Yesus bukanlah Allah yang Sejati, Juruselamat Sejati, atau bahkan Pencipta, dan dia tidak memiliki kendali atas kekuatan supernatural. Dia biasanya tidak dijadikan sentral dalam Dianetika (Dianetics). Roh Kudus juga tidak masuk dalam sistem kepercayaan sentral mereka. Manusia merupakan “thetan”—makhluk roh yang kekal dengan kemampuan dan kekuatan yang tak terbatas, meskipun mereka sering tidak sadar akan potensi ini. Saintologi mengajarkan orang-orang bagaimana caranya untuk mendapatkan “keadaan tertinggi dari kesadaran dan kemampuan " dengan mempelajari menjalankan Dianetika.

Unity School of Christianity (Gereja Kesatuan)

Dipelopori oleh: Charles and Myrtle Fillmore, 1889.

Sama seperti Sains Kristen, penganut Unity percaya bahwa Allah itu merupakan sebuah dasar yang tidak terlihat dan impersonal, bukan suatu Pribadi. Allah merupakan sebuah kekuatan dalam setiap orang dan segala sesuatu. Yesus hanyalah seorang manusia, bukanlah satu-satunya Kristus. Dia hanya mencapai identitas spiritualnya sebagai Kristus dengan menjalankan potensi kesempurnaan dan keilahiannya. Ini merupakan sesuatu yang bisa dicapai semua oleh semua orang: yaitu untuk menjadi segambar dan serupa dengan Allah seperti yang dilakukan Yesus. Yesus tidak mengalami kebangkitan dari kematian, namun, dia dilahirkan kembali. Roh Kudus merupakan pernyataan aktif dari hukum Allah. Hanya bagian roh dari kita yang nyata, sementara tubuh kita tidaklah nyata.

Sumber:

(www.sammy-summer.co.cc)

Comments (1)

Shalom bapak, ibu saudara/i di manapun berada. Apakah Sudah ada yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael? Ini adalah kalimat pengakuan iman orang Yahudi yang biasa diucapkan pada setiap ibadah mereka baik itu di rumah ibadat atau sinagoga maupun di rumah. Yesus juga menggunakan Shema untuk menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Kita dapat baca di Ulangan 6 ayat 4 dan pernah juga dikutip oleh Yesus di dalam Injil Markus 12 : 29. Dengan mengucapkan Shema, orang Yahudi mengakui bahwa YHWH ( Adonai ) Elohim itu esa dan berdaulat dalam kehidupan mereka. Berikut teks Shema Yisrael tersebut dalam huruf Ibrani ( dibaca dari kanan ke kiri seperti huruf Arab ) beserta cara mengucapkannya ( tanpa bermaksud untuk mengabaikan atau menyangkal adanya Bapa, Roh Kudus dan Firman Elohim yaitu Yeshua haMashiakh/ ישוע המשיח, yang lebih dikenal oleh umat Kristiani di Indonesia sebagai Yesus Kristus ) berikut ini

Teks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שְׁמַ֖ע ( Shema ) יִשְׂרָאֵ֑ל ( Yisrael ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֱלֹהֵ֖ינוּ ( Eloheinu ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֶחָֽד ( ekhad )


Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו, לעולם ועד ” ( " barukh Shem kevod malkuto, le’olam va’ed " ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya " ). Apakah ada yang mempunyai pendapat lain?.
🕎✡️👁️📜🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️☁️☀️⚡🌧️🌈🌒🌌🔥💧🌊🌬️🏞️🗺️🏡⛵⚓👨‍👩‍👧‍👦❤️🛐🤲🏻🖖🏻🌱🌾🍇🍎🍏🌹🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍₪🇮🇱⛪

Post a Comment