MENGENAL LEBIH DEKAT SOSOK HANTU

Posted by mochihotoru | Posted in , , , , , , | Posted on 9:08:00 PM

Oleh Sandy Arifiadie

Dunia hantu dan kisah-kisah misteri memang selalu menarik perhatian, lantaran ada lorong-lorong misteri yang membuat orang penasaran. Banyak yang tidak percaya, tetapi tak sedikit yang percaya adanya hantu. Yang takut mungkin lebih banyak walau tidak percaya.

Sebuah dunia yang tidak terang benar tetapi mengusik keingintahuan, itulah yang kini banyak diekspos oleh media cetak dan elektronik. Acara-acara di televisi, seperti Kismis (Kisah-Kisah Misteri), Gentayangan, O Seram, Misteri, Pemburu Hantu, Percaya Nggak Percaya, The Scariest Places in The World, Would You Believe It, Misteri Kisah Nyata, atau yang terbaru [Masih] Dunia Lain, Scary Job, digemari pemirsa. Kendati mereka menikmatinya dengan cara aneh, menonton sambil menjerembapkan bantal ke muka.

Dalam buku Why People Believe Weird Things (1997), pada kata pengantarnya Stephen Jay Gould menulis, konstruksi pikiran manusia seperti tanaman ilalang. Gampang diombang-ambingkan. Itu membuat manusia skeptis terhadap segala sesuatu yang dihadapi. Ragu tapi percaya. Tak terkecuali soal hantu.

Istilah hantu sendiri secara umum merujuk pada kehidupan setelah kematian. Hantu juga dikaitkan dengan roh atau arwah yang meninggalkan badan karena kematian. Definisi dari hantu pada umumnya berbeda untuk setiap agama, peradaban, maupun adat istiadat. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan hantu sebagai “roh jahat (yang dianggap terdapat di tempat-tempat tertentu).”

Meskipun secara umum hantu merujuk pada suatu zat yang mengganggu kehidupan duniawi, dalam banyak kebudayaan, hantu sesungguhnya tidak didefinisikan sebagai zat yang baik maupun jahat. Sebutan setan, iblis, genderuwo, dan sebagainya, lebih umum digunakan untuk merujuk kepada hantu yang jahat. Sedangkan hantu yang baik yang dianggap mempunyai kemampuan untuk menolong manusia, disebut dengan bermacam nama yang berbeda, seperti sebutan untuk Datuk, Te Cu Kong (penguasa tanah, dalam agama Kong Hu Cu), dan lainnya. Tetapi di dalam kebanyakan agama, meminta hantu untuk membantu manusia adalah dilarang.

Hantu dipercaya keberadaannya oleh hampir semua umat manusia yang memercayai adanya Tuhan (Allah, Dewa), meskipun hanya sebagian kecil yang mengakui pernah melihat hantu secara langsung. Keberadaan hantu menjadi pro dan kontra di banyak negara maju. Sebagian ilmuwan beranggapan hantu hanyalah ilusi ataupun khayalan mereka yang memercayainya, sementara sebagian ilmuwan lain berusaha membuktikannya secara ilmiah adanya zat yang terkandung dalam hantu.

Jika kita sadari, mereka lebih suka tinggal di tempat-tempat angker, gelap dan tak berpenghuni, tidak terawat dan sebagainya. Sesekali kita atau teman kita mungkin pernah merasakan dan melihat penampakan hantu di sekeliling mereka. Memang banyak orang yang mengaku memiliki pengalaman melihat hantu, seperti dialami oleh penyair Jerman, Goethe. Dalam autobiografinya ia mengisahkan bagaimana suatu malam saat hujan turun di Weimar, ia melihat dirinya sendiri. Meski akunya, ia melihat dengan mata pikirannya. Fenomena bilokasi tampaknya cocok dengan pemahaman berdasarkan banyak bukti bahwa sebagian dari diri kita—yang sering disebut tubuh astral—bisa memisahkan diri dari tubuh fisik kita. Kadang-kadang tubuh astral itu pun terlihat orang lain.

Di Amerika Serikat, fenomena hantu ditelaah secara terbuka. Ada yang bilang, mereka punya sifat seperti manusia, ada yang baik, ada yang buruk. Bahkan sering dikatakan, kita bisa “hidup damai” bersama para hantu.

Kepercayaan mengenai Hantu atau Arwah

Hantu sering digambarkan berukuran dan berbentuk manusia. Ada pula yang menyebutnya menyerupai hewan. Hantu biasanya digambarkan “berkilauan”, “berbayang”, “seperti kabut”, atau bayangan. Hantu tidak mempunyai tubuh kasar seperti manusia, hanya bayangan badan (astral body). Kadang kala tidak tampak bila dilihat tetapi dalam fenomena lain seperti pergerakan objek, lampu hidup dan mati dengan sendiri, bunyi, dan lainnya, yang tidak mempunyai penjelasan logis.

Di Barat mereka yang memercayai hantu terkadang menganggap mereka sebagai roh yang tidak aman selepas mati, dan dengan itu berkeliaran di Bumi. Ketidaksanggupan mendapat keamanan dijelaskan sebagai ada pekerjaan yang belum selesai, seperti mangsa yang mencari keadilan atau membalaskan dendam setelah mati. Menurut nonortodoks doktrin Katolik, hantu dikatakan berada di antara Surga dan Neraka di mana roh bayi yang tidak dibaptis tinggal. Penting bagi kita mengetahui bahwa Protestan dan Injili merupakan aliran utama Kekristenan yang percaya perwujudan hantu secara prinsip (principalities), tetapi mereka tidak memercayai hantu sebagai semangat orang mati dan meletakkan hantu ganas, seperti poltergeist, kepada tindakan jembalang, sama seperti Islam. Dalam Katolik dan Kristen Anglikan (dan Spiritualisme Kristen/ Kristen Esoteris), memercayai hantu adalah diterima dan boleh dibicarakan dengan pastur/ pendeta (clergy).

Dalam kebudayaan Asia (seperti di Tiongkok), banyak orang yang percaya kepada reinkarnasi (reincarnation). Hantu merupakan roh yang tidak mau “direinkarenasi” karena mereka mempunyai masalah yang belum selesai, sama seperti di Barat. Pengusir hantu (exorcist) boleh membantu mengusir atau mereinkarnasi hantu (reincarnated). Dalam tradisi Tiongkok, selain direinkarnasi, hantu boleh menjadi abadi (immortal) dan menjadi setengah dewa (demigod), atau dia boleh pergi ke neraka dan menderita selamanya, atau dia boleh mati sekali lagi dan menjadi “hantu kepada hantu”. Orang Tiongkok juga percaya bahwa sebagian hantu, terutamanya mereka yang mati lemas, membunuh manusia untuk menghalangi hak mereka untuk direinkarnasi. Mangsa “pembunuh” paranormal dikenali sebagai Ti Si Gui (替死鬼), yaitu bagi Tiongkok sama seperti kambing hitam.

Masyarakat Jepang, yang merupakan salah satu masyarakat dari sebuah negara yang mempunyai latar belakang sejarah yang berpijak pada hal supranatural, meyakini adanya kekuatan batin manusia yang dapat memasuki dimensi lain yang penuh dengan kekuatan luar biasa. Dunia supranatural Jepang cara baik untuk menjelaskan yang tidak dapat dijelaskan dan sebuah cara untuk masuk lebih dalam lagi. Hal itu bisa dikatakan sebagai sebuah pencarian spiritual bagi para pencari hal mistik. Keajaiban ada di mana-mana dan kejadian ajaib yang supranatural mungkin sedang menunggu di sudut berikutnya. Dalam pemikiran orang Jepang, ketika seseorang meninggal dunia rohnya akan meninggalkan kehidupan ini menuju ke dunia yang kekal, setelah mencapai tempat tujuan ini rohnya harus menghabiskan beberapa waktu di antara tingkat keberadaan dalam sebuah tempat yang tidak jelas dan tidak pasti. Di tempat inilah roh dapat menjadi hantu penasaran yang dapat menghantui atau mengganggu orang-orang yang masih memiliki hubungan yang kuat dengannya. Para roh tersebut terus menghantui orang-orang di dunia sampai ada seseorang atau sesuatu yang bisa membebaskan mereka untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju keabadian. Secara singkat, konsep orang Jepang terhadap alam gaib adalah sebagai berikut:

  • Bagi orang Jepang, semua fenomena alam yang hidup (animate) maupun yang tidak hidup (inanimate) bahkan benda buatan manusia sekalipun mempunyai potensi untuk menjadi hidup jika dimasuki oleh roh gaib.
  • Tenaga gaib khusus atau fungsi dari roh atau dewa dapat mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan sifat dari wadah tempat bersemayamnya. Bukti dari disosiasi antara dewa dengan tempat persemayamannya itu, terletak pada adanya keyakinan bahwa suatu dewa dengan fungsi tertentu dapat saja mempunyai beberapa tempat persemayaman dan fungsi berbeda.

Dalam agama Hindu, pembahasan terperinci mengenai hantu terdapat dalam Garuda Purana, kitab suci dari tradisi Vedic (Hindu).

Baik Timur maupun Barat mempunyai pendapat yang sama mengenai hantu. Mereka berkeliaran di tempat mereka biasa pergi sewaktu hidup atau tempat mereka meninggal. Tempat demikian dikenali sebagai “rumah berhantu”; hal yang mereka lakukan disebut “menghantui”. Mereka sering kali menggunakan pakaian yang sering mereka pakai semasa hidup.

Samsara Buddhisme juga memasukkan konsep alam hantu lapar. Sentient being dalam alam tersebut dirujuk sebagai Hantu Lapar karena ikatan mereka kepada dunia ini. Dalam ajaran Buddha disebutkan adanya 31 alam kehidupan, seperti alam manusia, alam binatang, alam neraka, alam surga, dan sebagainya, termasuk alam para mahluk halus yang disebut sebagai alam peta maupun asura. Asura dirujuk sebagai “hantu pengganggu”.

Hantu dalam Agama-Agama Monoteis

Dalam ajaran Islam, hantu dikelompokkan sebagai jin yang mengganggu manusia. Setan yang juga tergolong dalam kelompok jin, dan jin dikenali sebagai makhluk halus yang tinggal di dalam alam lain. Bagaimanapun, kumpulan jin ini mempunyai sedikit ‘kelebihan’ untuk dapat masuk dan dapat melihat dimensi manusia, sedangkan manusia tidak. Penghulu para jin ini adalah Iblis (Lucifer)—di mana setelah berbeda pendapat dengan Allah karena tidak mau tunduk dan menyembah Adam, maka ia dikutuk untuk memerintah dunia bawah. Terdapat jin yang membuat hubungan dengan manusia dan patuh terhadap manusia dengan tujuan menyesatkan manusia seperti merusakkan akidah (kepercayaan teologis) dan sesama manusia. Persahabatan ini dikenali sebagai saka.

Adanya dua macam dimensi roh yaitu dimensi untuk roh manusia yang masih hidup dan dimensi untuk roh manusia yang telah mati sebagaimana tertulis dalam Alquran surat Azzumar 39:42 juga dapat diartikan bahwa roh manusia yang telah mati tidak gentayangan entah satu hari atau 40 hari di sekitar rumahnya sebagaimana dipercaya sebagian masyarakat tetapi berada di tempat lain terpisah dari kehidupan manusia sehari-hari. Dalam Alquran digambarkan adanya semacam dinding pemisah yang mengurung roh manusia yang telah mati.

“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, ia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia. Agar aku melakukan pekerjaan yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan kembali. (Almukminun 23:99-100)

Dalam Alkitab Kristen, mengacu pada kitab Yesaya dan Wahyu, hantu bisa dirunut asal-usulnya sebagai malaikat berdosa pengikut Lucifer yang jatuh ke bumi. Berdasar kitab Wahyu jumlah mereka disimbolkan sepertiga jumlah bintang. Lebih jelas dalam Injil roh-roh jahat digambarkan dapat berbicara dan berpikir. Sebuah teori mengatakan bahwa kepercayaan di masyarakat Barat akan roh baru menyebar secara luas pada abad pertengahan, di mana pada saat itu Kekristenan mulai berkembang pesat di daratan Eropa. Kemudian lambat laun kepercayaan tersebut menjadi kepercayaan bahwa hantu yang merupakan roh orang mati dapat juga dilihat oleh manusia, selain hantu juga bisa berbicara.

“Ketika roh yang jahat keluar dari tubuh seorang manusia, dia akan hilir mudik ke sana kemari di tempat-tempat yang kering mencari tempat istirahat namun tidak menemukannya. Kemudian ia berkata, “Aku akan kembali ke rumah dari mana aku keluar.” Ketika ia sampai, ia menemukan rumah itu sudah bersih dan teratur rapi. Kemudian ia pun keluar dan mengajak tujuh roh lainnya yang lebih jahat darinya, mereka pun masuk dan berdiam di dalamnya. Oleh karenanya keadaan orang itu menjadi lebih parah dari sebelumnya. Demikian juga akan berlaku atas generasi yang jahat ini.” (Matius 12:43-45, Lukas 11:24-26)

“Dari banyak orang keluarlah setan-setan sambil berteriak-teriak “Engkau adalah anak Allah” lalu ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara karena mereka tahu bahwa ia adalah Mesias.” (Lukas 4:41)

Dalam tradisi Yahudi, terutama mengacu pada kitab-kitab Aprokipa (nonkanonik), hantu dan setan berasal dari roh-roh Nefilim yang terbunuh akibat banjir Nuh. Nefilim berasal dari perkawinan 200 malaikat berdosa dengan gadis-gadis manusia. Tuhan Allah bermaksud mengikat roh-roh jahat itu, tapi Mastema menawarkan agar 1/3 roh itu dibebaskan dan menjadi penguji keimanan manusia. Tuhan setuju dan sejak itu dunia mengenal roh jahat.

Makhluk Gaib antara Ada dan Tiada

Sementara sebagian orang menerima hantu sebagai realitas, banyak yang lainnya tetap mempersoalkan keberadaan hantu. Dalam zaman serba modern ini, memang sudah banyak orang yang tidak percaya pada adanya makhluk-makhluk gaib seumpama malaikat, setan, jin, dan sebagainya. Bahkan eksistensi Tuhan pun terkadang tidak diakui.

Jika ditanya sebabnya? Mereka akan menjawab: “Mana buktinya?” Mereka meyakini bahwa “sesuatu yang ada pasti ada bukti empirisnya”. Namun perlu kita akui juga bahwa tidak semua “yang ada” dapat dibuktikan keberadaannya secara empiris.” Sebab memang ada batas. Begitulah apa yang dikatakan ilmuwan seperti Heisenberg.

Memang belum ada cara bagi ilmu pengetahuan untuk mengenal yang “gaib” (tidak terlihat). Einstein sendiri menyadari, setiap besaran-besaran fisik yang kita ukur senantiasa akan tersandung di bawah kerelatifan. Broglie pun akhirnya melontarkan gagasan dualisme zarah-gelombang. Tiada cara buat mengenal kegaiban, tiada cara mengukur yang hakikat, tiada cara buat mengamati kemutlakan. Satu-satunya cara untuk mengenal hakikat, untuk mengenal yang mutlak, untuk mengenal alam gaib hanyalah terbukanya hijab (pembatas).

Penampakan merupakan sebuah pengalaman yang dialami seseorang berupa mengindera (melihat, merasakan, atau membaui) kehadiran sesuatu di luar nalar sensorik manusia. Salah satu bentuk penampakan paling popular adalah melihat hantu. Istilah “penampakan” kini adalah kata yang selalu dikaitkan dengan segala hal yang bersifat mistik atau gaib. Peralihan makna itu terjadi terutama setelah maraknya tayangan mistik di televisi. Jika kita merasa melihat hantu namun tidak ada efek yang ditimbulkan terhadap benda-benda fisik di sekitar kita, maka mungkin saja kita sebenarnya hanya mengalami halusinasi. Meskipun tetap yang kita lihat adalah hasil dari kekuatan psi, berupa hantu.

Orang skeptis mencoba untuk menjelaskan hantu yang terlihat dengan menggunakan prinsip pencukur Occam (Occam’s razor), yang menyatakan bahwa penjelasan yang mudah dan memadai bagi sembarang keadaan atau fenomena adalah yang penjelasan yang paling mungkin.

Ini berarti bahwa motif dan kejujuran orang yang melaporkannya dipersoalkan. Sebagai contoh, hantu yang berkeliaran biasanya dikaitkan dengan dendam atau mencari keadilan. Memberikan kekuatan dan motif sedemikian kepada orang mati boleh diartikan sebagai taktik menakutkan mereka yang mungkin sedang berpikir untuk membunuh seseorang.

Kedua, kemungkinannya penipuan, di mana mereka yang melaporkan dianggap sebagai mangsa. Dengan menceritakan cerita hantu, mungkin itu merupakan suatu cara untuk menghindarkan masyarakat terpencil dari orang luar. Jika taktik ini gagal, dapat dibuat seseorang dari masyarakat tersebut berperan sebagai hantu.

Ketiga, penjelasan berasaskan pengetahuan mengenai psikologi manusia. Sebagai contoh, kemunculan hantu sering dikaitkan dengan gambaran bayangan, kelam, pudar, dan hawa dingin. Tetapi respons terhadap rasa takut adalah merinding, yang dapat juga diakibatkan oleh hawa dingin.

Faktor psikologi sering kali disebut sebagai penjelasan bagi kejadian melihat hantu: mereka yang lemah semangat cenderung membesar-besarkan apa yang dilihat. Gambaran tertentu seperti gambar dan film mungkin mendorong seseorang mengaitkan struktur tertentu atau kawasan sebagai berhantu karena apa yang dilihatnya dalam film atau apa yang didengarnya.

Aspek penglihatan hantu boleh dijelaskan melalui fisiologi: penglihatan sisi amat sensitif menangkap gerakan, tetapi tidak bagi warna atau memfokus bentuk; dengan itu, tirai yang bergerak atau pergerakan apa saja di luar penglihatan fokus boleh menghasilkan ilusi bentuk.

Keberadaan infrasound, di mana berlaku pada frekuensi di bawah pendengaran manusia (di bawah 20 hertz), mampu menjelaskan kecenderungan “kehadiran” dalam kamar, atau menjelaskan perasaan gelisah atau takut, karena frekuensi infrasonik tertentu diketahui dapat menimbulkan perasaan yang sedemikian rupa terhadap tubuh manusia.

Beberapa gambaran mengenai hantu pernah ditangkap secara tidak sengaja oleh masyarakat setempat. Kebanyakan gambar yang diambil adalah di pinggir jalan, kuburan, dan rumah-rumah sakit. Bayangan di dalam sebuah gambar hantu di Wikipedia.org menunjukkan bayangan hitam, kepulan asap, rupa wajah, dan juga cahaya yang terang. Tetapi kebenarannya masih belum diketahui.

Pola-pola penampakan hantu yang tertangkap manusia hampir mudah ditebak. Bentuk serupa awan, bola, atau pusaran paling sering ditangkap oleh para pemburu hantu di Amerika. Ini sangat berbeda dengan gambaran masyarakat kita tentang hantu yang didominasi oleh bentuk-bentuk yang menakutkan. Ghostweb.com mencatat tujuh pola keberadaan hantu.

Yang pertama, hantu ala Hollywood. Secara tradisional masyarakat Hollywood percaya hantu berbentuk seperti manusia transparan. Sayangnya, bentuk seperti itu sering tak cocok dengan bentuk hantu yang sebenarnya.

Bentuk berikut, vortex atau pusaran. Dalam foto ia tampak seperti lajur atau kolom melingkar dalam posisi vertikal atau horizontal. Warnanya bisa beraneka, tetapi biasanya putih. Karena letaknya tak jarang ada di kanan, maka sering ditafsirkan sebagai gambaran tangan si pemotret.

Bentuk bulatan atau bola sering juga dijumpai dan dipercaya sebagai roh (spirit) orang yang baru saja meninggal. Roh itu bisa saja mewakili satu atau beberapa orang. Terkadang bentuk itu dapat dilihat sedang menembus dinding atau melewati ruangan.

Sosok lain berupa pusaran angin putih seperti awan. Atau serupa asap dari batang rokok, dan partikel-partikel debu berbentuk bola.

Selain melihat hantu, terdapat beragam bentuk penampakan. Misalnya dari rumah kosong terdengar alunan suara musik dan suara orang bercakap-cakap dalam pesta. Di jalanan tertentu, pada malam hari sering terdengar suara orang melangkah dan munculnya bau-bauan khas tertentu. Atau di rumah tertentu diselimuti udara sangat dingin, padahal di sekitarnya udaranya hangat.

Terkadang terdapat laporan bahwa di suatu tempat tertentu, mungkin rumah kita, terjadi lampu berkedip-kedip atau listrik mati berulang-ulang. Kadangkala benda-benda bergerak sendiri. Hal-hal tersebut diistilahkan poltergeist dalam parapsikologi, dan sering dianggap sebagai manifestasi dari kehadiran hantu. Namun hasil penelitian intensif dari William G. Roll, menyimpulkan bahwa fenomena tersebut adalah psikokinesis spontan. Jadi bukan pekerjaan hantu.

Mengapa ada yang bisa melihat hantu dan ada yang tidak? Apakah hantu benar-benar ada? Bagi orang skeptik, mungkin hantu itu tidak ada. Barangkali, hantu yang dilihat orang adalah proyeksi dari psi yang dimiliki seseorang saja. Jadi, hantu berasal dari pikiran seseorang. Bukan sesuatu yang independen berada di luar sana. Itu sebabnya hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihat hantu. Lagipula, gerakan benda-benda yang sering dianggap sebagai kerjaan hantu, ternyata merupakan psikokinesis spontan.

Perlu Ditakuti atau Tidak?

Selama ini kita dipaksa untuk percaya bahwa hantu itu menyeramkan, tidak bersahabat, dan usil. Melalui media sebaran layaknya koran, film, dan televisi yang memang sangat ampuh dalam menjangkau setiap kalangan masyarakat. Di Indonesia, sepertinya kita familiar dengan hantu pocong, kuntilanak, suster ngesot, dan sebagainya dengan wajah yang seram. Kuntilanak misalnya digambarkan dengan wanita yang berwajah pucat tanpa ekspresi dengan rambut terurai dan ada pula hantu suster ngesot yang begitu popular di kalangan pencinta film horor yang konon daerah operasi sang suster di salah satu rumah sakit di Jakarta. Ada pula hantu (buatan) bernama kolor ijo yang katanya bakal memerkosa perempuan yang tidur sendirian. Pendeknya, citra para hantu selalu “dijelekkan” dan “direndahkan”.

Namun sekarang ini, ada suatu kelompok yang menamakan dirinya Ghost Hunter Association yang katanya bisa membuktikan kalau sosok hantu itu tidak seperti yang di katakan di film-film Hollywood atau film-film hantu lainnya.

Berkat kemajuan teknologi, makhluk yang di definisikan sebagai hantu mulai bisa di tampakkan dalam bentuk yang ramah, atau berbentuk bola cahaya. Yang biasa di sebut orb.

Entah kapan awalnya para pemburu hantu sepertinya mulai berhasil mendapatkan gambar penampakan hantu berupa orb (cahaya) dengan berbagai bentuk. Baik dengan kamera foto biasa maupun dengan kamera inframerah atau dengan handycam.

Lalu adakah sosok hantu itu terlihat tertangkap kamera?

Menurut pengakuan sekelompok orang yang ikut dalam jalan malam di puluhan lokasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah, termasuk lokasi terkenal macam Lawang Sewu (Semarang), Tugu Suharjo (Semarang), mereka cuma mendapatkan orb (cahaya dengan berbagai bentuk).

Mereka mengaku akan sangat senang apa bila mendapatkan gambar tentang pocong, kuntilanak, dan penampakan lainnya. Rasanya sesosok arwah bakal memerlukan energi yang besar dan kreativitas yang tinggi bila ingin berubah menjadi wujud manusia. Sehingga mereka umumnya hanya berwujud sebuah bola cahaya.

Bisa jadi makhluk halus yang ada di bumi sekadar makhluk kebingungan dan telah kehilangan pengaruh atas bumi dan telah di hadapi oleh kenyataan bahwa mereka telah kehilangan pengaruh terhadap isi bumi dan manusia.

Mereka justru perlu simpati oleh kita yang masih hidup, karena siapa tahu dengan kemajuan zaman sosok mereka bakal jauh terlihat lebih sempurna dan lebih manusiawi sehingga tidak ada alasan untuk membenci atau takut terhadap mereka.

Dr. Tb. Erwin Kusuma, Sp.KJ. kembali menjelaskan bahwa hantu termasuk kategori makhluk halus. Setiap masyarakat seperti di Jawa punya sebutan yang kaya untuk makhluk halus tersebut. Baik genderuwo, wewe gombel, banaspati, tuyul, dan sebagainya. Tidak seperti manusia yang punya badan kasar dan badan halus, hantu cuma memiliki badan halus, sehingga sering disebut makhluk halus. Dengan energi sinarnya makhluk halus dapat menggetarkan diri dan masuk dalam gelombang sinar tampak. Pada saat itulah pancaindera kita bisa menangkapnya.

Orang yang meninggal, setelah badan kasarnya membusuk, dipercaya akan menjadi makhluk halus juga. Sama dengan sifat manusia yang beragam, makhluk halus pun bisa baik atau jahat. “Kan kita boleh memilih, mau jahat atau mau baik,” ujar psikiater yang juga mendalami hipnoterapi ini.

Menurut Erwin, golongan orang waskita bisa melihat makhluk halus dengan menggunakan badan halusnya. Demikian pula mereka yang terlatih atau berbakat. “Saat melihat itu bukan berarti mata yang melihat, tetapi badan halus dengan extra sensory perception (ESP). Kalau kita pakai sensory perception (SP), ya enggak akan kelihatan,” tutur Erwin.

Soal wujud yang menakutkan, Erwin yang berpraktik di Klinik Prorevital Jakarta itu mengungkapkan, semua itu lantaran manusia jarang melihatnya. “Kalau Anda seumur-umur enggak pernah melihat sapi lantas tiba-tiba ada sapi besar di depan Anda, pasti Anda takut, padahal sapi itu diam saja,” katanya menganalogikan.

Karena itulah ia berpendapat, kita sebenarnya tak usah takut dengan makhluk halus, karena diri kita juga makhluk halus yang jauh lebih sempurna karena punya badan kasar. Malah disarankan untuk hidup berdampingan secara damai. “Kalau ia iseng tinggal dibicarakan, asal jangan diusir. Caranya dengan omong lisan atau dengan niat,” jelas Erwin.

Anak Melihat Hantu, Imajinasi atau Nyata?

Ada anak-anak yang dipercayai mempunyai kelebihan untuk melihat makhluk gaib (anak indigo). Terkadang mereka ini terlihat mempunyai teman main yang sepertinya berupa makhluk halus. Ada juga orang lain yang kadang melihat makhluk itu menempel di kepalanya. Sebagian masyarakat percaya, hal itu akan menyebabkan transfer perintah dari otak yang merupakan pusat saraf terganggu sehingga terkadang ada anak yang memiliki kemampuan tersebut memiliki kesulitan untuk berbicara dan sulit sekali untuk dinasihati, bahkan cenderung hiperaktif.

Menurut ahli spiritual, setiap orang tua yang memiliki anak yang diduga indigo perlu mewaspadai dan terus mengamati perilaku anaknya. Terutama jika memang ada yang janggal pada diri si anak, misalnya suka bicara sendiri, tertawa sendiri dan asyik bermain dengan sesuatu yang tidak terlihat. Anak mungkin saja diganggu atau memiliki teman main dari dunia gaib. Itu memang bisa berdampak negatif pada anak tersebut. Dampaknya bermacam-macam, seperti yang dialami oleh anak yaitu susah bicara, cenderung menyendiri atau ketakutan bermain dengan teman-temannya, memiliki kemampuan meramal dan melihat, bahkan hiperaktif.

Namun, secara psikologis, anak-anak usia 4-5 tahun memang tertarik pada hal-hal gaib seperti hantu atau tokoh-tokoh imajiner. Istilah dalam psikologi, imajinasi anak usia ini memang sedang berkembang. Hal ini sejalan dengan perkembangan daya pikir (kognitif) dan daya nalarnya yang cukup tinggi. Mereka menjadi sensitif terhadap hal-hal yang tak kasat mata.

Kondisi tersebut bisa dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya, orang tua yang menakut-nakuti anak saat gelap dengan mengatakan seram atau reaksi terhadap tontonan yang menyeramkan. Anak bisa saja menanggapi keadaan gelap maupun hal yang menyeramkan secara hiperbola atau berlebihan.

Bila ditinjau dari konteks spiritual, anak-anak balita dianggap masih bersih atau suci dan belum memiliki dosa. “Mereka masih murni sehingga dapat melihat apa pun yang sifatnya sewaktu-waktu dan tidak intensif. Meski begitu, tidak semua anak bisa melakukannya,” ujar Dra. Hj. Fitriani Fauzi Syahrul, Msi. Psi.

Contohnya, sedang dilakukan pengusiran jin dari tubuh seseorang melalui rukyah (eksorsisme) atau pembacaan doa tertentu, anak-anak dapat melihat wujud berwarna putih yang keluar dari tubuh itu lalu terbang.

Anak yang mampu melihat makhluk gaib (anak indigo) bisa juga memiliki kelebihan yang diturunkan dari leluhurnya. Ia pun bisa melihat makhluk gaib yang ada di sekitarnya dengan lebih intensif. Keintensifan ini juga bisa terjadi manakala ada jin yang “mampir” ke dalam tubuh anak.

Anak-anak berkebutuhan khusus biasanya memiliki kemampuan melihat makhluk gaib. Menurut psikolog perkembangan lulusan UI ini, anak-anak itu cenderung melihat sesuatu apa adanya, terutama anak autis.

Kembali ke tinjauan psikologis, anak yang dapat melihat makhluk gaib dikategorikan sebagai imajinasi semata. Memang, diakui Fitri, tinjauan tersebut agak lemah. Lain dengan tinjauan spiritual.

Saat anak mengutarakan melihat sosok “lain”, orang tua sebaiknya tidak menepisnya. Jangan menuduh anak berbohong. Sebaliknya, orang tua berupaya menggali informasi atas sesuatu yang dilihat anak.

Manajer Divisi Penelitian, Pelayanan Psikologis dan Terapi di Lentera Insani Child Development and Education Center tersebut mencontohkan kasus yang ditanganinya. Pernah ada seorang ibu yang berkonsultasi tentang anaknya yang histeris dan ketakutan melihat sosok dengan tangan sepanjang rumah. Lalu ibunya berupaya menanyakan sosok yang dimaksud. Lama kelamaan, karena dirasa mengganggu, si ibu mengacuhkan hantu tersebut. Ia mencoba mengalihkan perhatian sang anak dengan melakukan permainan.

Pada umumnya, di usia prasekolah, anak-anak berimajinasi tentang hantu yang dihubungkan dengan ketakutan maupun kegelapan. Hal ini tergantung pada lingkungan.

“Seberapa besar lingkungan memberi dampak. Bila orang tua berupaya menakut-nakuti atau memang penakut, jadilah si anak ikut jadi penakut,” tambah ibu tiga anak ini.

Tontonan film maupun sinetron yang banyak mengekspos cerita hantu, juga bisa membuat anak tambah takut. Semestinya orang tua menjelaskan isi dari tontonan tersebut. Lebih baik lagi, melarang anak menonton film atau sinetron serupa itu.

“Anak usia prasekolah maupun sekolah belum saatnya menonton film seperti itu. Saya sangat tidak menyarankan tontonan seperti itu,” ujar Fitri.

Orang tua bisa mengalihkan ketertarikan anak terhadap alam gaib dengan mengenalkan tokoh imajiner superhero seperti Superman atau Spiderman. Hal ini terutama bisa dilakukan pada mereka yang mendapat stimulasi cukup.

Tontonan tentang superhero dapat mengalihkan perhatian mereka atas ketertarikan terhadap makhluk gaib.

Pahlawan super, dikatakan Ketua Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia (APSI) wilayah Jakarta ini, mempunyai peluang baik juga untuk mengajarkan kebaikan bagi anak, seperti membela kebenaran. Dari hal tersebut dapat dikembangkan rasa percaya diri serta kepekaan anak terhadap lingkungan.

Meski demikian, tetap harus ditegaskan bahwa pahlawan itu tidak nyata alias khayalan, sehingga mereka tidak melakukan hal-hal yang membahayakan, misalnya melompat dari atas meja atau tempat tinggi bagai Superman.

Pandangan Ilmiah

Sebenarnya, dalam era globalisasi yang semakin berkembang seperti di zaman ini, setan merupakan sesuatu yang sangat aneh namun kerap terjadi. Para ilmuwan sendiri semakin yakin, detail paling halus dalam kosmos memang diliputi kekaburan. Seolah ada tirai pembatas antara pengetahuan manusia dengan hakikat semesta. Ilmu pengetahuan semakin terbukti tak sanggup menembus dunia di balik batas itu. Begitulah cara alam memperlihatkan dirinya pada manusia.

Dalam konsep ilmu pengetahuan modern dewasa ini, alam semesta dengan segala isinya tersusun dari materi dan energi. Materi (benda) tersusun pula atas partikel-partikel halus yang lazim disebut atom. Sedangkan atom, dapat pula kita bagi atas sebuah inti atom bersama sejumlah elektron pada jarak yang relatif jauh.

Sebetulnya istilah-istilah atom, proton, dan sebagainya, semua hanyalah “model”. Artinya, nama-nama tersebut dikaitkan dengan suatu gejala tertentu, sedemikian rupa sehingga dengan model itu para ilmuwan akan lebih mudah bekerja.

Sebab itu “model” atom bisa bermacam-macam. Dalam sejarah fisika atom, dikenal model-model atom mulai dari Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr, dan sebagainya.

Jadi pernahkah para ilmuwan melihat elektron? Gelombang? Cahaya? Tidak pernah! Ia bahkan tidak akan pernah tahu apa persisnya semua itu.

Thomson, misalnya, sekalipun dikatakan sebagai penemu elektron, ia sebetulnya tidak pernah tahu seperti apakah elektron itu. Yang dia lakukan hanyalah membuat eksperimen. Lalu ia perhatikan gejala-gejala atau sifat-sifat hasil eksperimennya. Dari sana disusunlah konsep yang dianggap bisa menerangkan gejala tersebut. Namun, apabila suatu konsep tersebut ternyata gagal, yang salah bukan gejalanya, tapi konsep itulah yang perlu disempurnakan.

Mari kita coba-coba melakukan eksperimen khayal. Istilahnya “Gedunken Experiment” alias eksperimen dalam pikiran. Maksud kita hendak melihat elektron.

Kita anggap kita mempunyai semua peralatan yang dibutuhkan. Kita perkirakan ada sebuah mikroskop elektron yang sangat luar biasa. Daya uraiannya kita anggap akan sanggup menembus “kabut atomik”. Ditunjang lagi dengan daya pembesaran mencapai 100 miliar kali. Memang dengan perbesaran begitu, secara teoritis dapat diramalkan elektron akan terlihat oleh mata.

Akan tetapi, apa yang terjadi? Ternyata tak semudah apa yang dibayangkan. Masalahnya, dalam kehidupan sehari-hari biasanya kita bisa melihat karena pertolongan cahaya visual (kasat mata). Cahaya ini mempunyai panjang gelombang antara 3800 angstrom sampai 7500 angstrom; di mana 1 angstrom = 10-8 cm.

Kita tentu tahu bahwa elektron jauh lebih kecil dari itu. Diameternya sepertiga miliar milimeter. Tentu akibatnya malah elektron tersebut akan “tertutupi”. Ibarat mau melihat bola, lalu bola itu kita tutup dengan sehelai kain hitam yang panjang, tidak mungkin akan terlihat.

Lalu kita cari cahaya lain, tapi panjang gelombangnya mesti yang lebih pendek dari diameter (garis tengah) elektron. Risikonya, kita terpaksa melihat bukan dengan mata. Sebab mata hanya mampu bekerja pada rentang gelombang optis (cahaya tampak).

Ketika kita gunakan alat detektor supercanggih, yang berfungsi laksana “mata”, ternyata kesulitan tetap saja tak teratasi. Begitu pula ketika kita pakai sinar-X, panjang gelombangnya masih sedikit besar ketimbang elektron. Akhirnya elektron tetap tidak akan terlihat.

Jika kita ganti dengan sinar lain, akhirnya satu-satunya pilihan cuma sinar gamma. Sinar itu dipancarkan oleh radium hingga sering disebut sinar radium. Sinar ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi. Itu berarti energinya pun sangat tinggi.

Namun, apa yang terjadi sewaktu pas alat detektor kita corongkan ke lensa supermikroskop? Bentuk apakah yang terlihat jauh di kedalaman sana? Kita sama sekali tak menemukan apapun. Mengapa? Bukankah tadi elektron masih ada? Mengapa tiba-tiba bisa lenyap tanpa jejak begitu saja? Apa yang telah terjadi? Sewaktu sinar gama datang menghampiri elektron, ternyata elektron malah tidak sanggup memantulkan sinar itu kembali ke mata detektor. Ia tak sanggup menahan hantaman sinar gamma berenergi sangat tinggi itu. Elektron malah terhambur, terpental entah ke mana. Kecepatan gerak elektron jadi luar biasa. Tentu saja detektor tak akan sanggup mencari keberadaannya.

Persisnya elektron, tak berposisi sama sekali. Usaha untuk menemukan elektron saja menendangnya ke luar lapangan pengamatan. Usaha menemukan tempatnya, baik dilakukan secara eksperimen atau cuma dikhayalkan saja, sama persis dengan memberinya kecepatan serta arah yang tidak dapat diketahui.

Mustahil bisa ditentukan kedudukannya dalam ruang-waktu. Dilematika yang ditimbulkan oleh sebutir elektron pada indera manusia ini, langsung ditangani oleh ahli fisika kuantum, Werner Heisenberg, pemenang hadiah Nobel tahun 1932. Ia mengumumkan apa yang disebutnya asas ketidakpastian.

Menurut asas ini, mustahil mempertautkan pada indera manusia semua sifat deskriptif sehari-hari dalam dunia “gaib” subatomis. Bahkan sampai waktu kapan pun!

Memang, kini dikenal elektron punya deskriptif tertentu, seperti spin, massa, muatan, dan sebagainya. Tapi semua itu tak lain hanyalah pendefinisian sifat gejala alam, ketimbang betul-betul observasi langsung. Kita tak mungkin memungut sebiji atom lalu kita lakukan percobaan, kita ukur, dan sebagainya!

Percobaan hanya mungkin dilakukan dalam jumlah yang banyak. Semisal satu gram unsur yang terdiri dari berjuta-juta atom. Akibatnya hasil perhitungan hanyalah “kira-kira”. Pendekatan statistik, sebab ia hanya merupakan kesimpulan rata-rata dari sejumlah besar angka-angka.

Jika ilmu pengetahuan coba-coba melakukan eksperimen pada suatu satuan dasar, seperti halnya menyelidiki satu atom, apalagi satu elektron. Maka ia akan berhadapan dengan suatu kemustahilan yang maha mutlak!

Banyak para ilmuwan merasa asas ketidakpastian Heisenberg adalah sifat hakiki alam semesta. Mereka yakin, detail paling halus dalam kosmos sering diliputi kekaburan. Ia takkan pernah dapat diterangkan atau diatasi oleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan takkan sanggup mengenal hakikat segala sesuatu.

Seolah Heisenberg berkata, “Ada batas, di mana di luar batas itu kita mustahil bisa mengukur proses alam secara tepat pada waktu yang bersamaan. Batas itu bukan disebabkan keterbatasan alat-alat pengamatan kita. Bukan pula akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kita. Tetapi … memang, begitulah cara alam “memperlihatkan” dirinya pada manusia …

Jelasnya, apa yang disebut “dimensi lain” itu kemungkinan memang besar ada, walaupun secara ilmiah masih sulit untuk dibuktikan. Sebuah teori turunan dari mekanika kuantum yang dinamakan super string theory, menjelaskan terdapat sebuah perhitungan yang memaksa kita untuk menggunakan “dimensi lain” agar perhitungan tersebut konsisten, memang dimensi lain ini masih imajiner, tetapi bisa menjadi sebuah titik untuk menerangkan keberadaan “dimensi lain”.

Itulah penjelasan mengenai visualisasi hal-hal di luar kemampuan mata manusia. Sehingga kita mengerti bahwa saat ini kita belum bisa mendapatkan penjelasan ilmiah sehubungan dengan dengan hantu keterbatasan sains yang ada. Semua visualisasi hantu yang dapat sering orang tangkap, cenderung subjektif karena kita belum dapat mengetahui bagaimana sosok hantu yang sesungguhnya.

Meskipun demikian, usaha untuk menjelaskan fenomena hantu tidaklah berakhir sampai di situ. Seperti sebagian ahli sains yang berhasil memberikan penjelasan sederhana seperti mengenai sosok hantu yang terbang atau melayang. Kita tahu, sebagian masyarakat percaya bahwa hantu seperti pocong, kuntilanak, dan sebagainya “tidak menapak ke bumi”. Mengapa bisa demikian? Apakah bisa dijelaskan secara ilmiah?

Mungkin kita pernah mendengar dari para agamawan bahwa hantu adalah perihal negatif. Bukan hanya hantu yang bermuatan negatif, bumi pun sebenarnya bermuatan negatif. Mari kita hubungkan dengan rumus fisika pada masa SMP atau SMA tentang Hukum Coulomb bahwa muatan yang memiliki jenis yang sama akan saling tolak menolak, sedangkan muatan yang berbeda akan saling tarik menarik. Rumusnya seperti ini:


F = K * ((Q1*Q2)/R^2)

F = gaya tarik menarik

K = Konstanta

Q1, Q2 = muatan

R = jarak

Begitulah jawaban ilmiah mengenai mengapa hantu bisa terbang. Karena makhluk halus itu memiliki energi negatif, dan planet bumi pun pada dasarnya negatif, maka bukan mustahil mereka bisa terbang dan melayang seperti yang banyak dipercayai masyarakat. Pertanyaannya sekarang, apakah manusia bisa melakukan hal semacam itu tanpa bantuan alat apapun?

Alat Pendeteksi Hantu

Seperti yang dikatakan sebelumnya, usaha untuk membuktikan keberadaan hantu terus dilakukan. Sampai-sampai perangkat canggih pun dikerahkan. Yang paling sederhana, hantu ditangkap lewat kamera, meski hasilnya gampang digugat sebagai suatu kesalahan atau rekayasa pemprosesan. Bisa demikian, karena gambar hantu yang terdokumentasi ternyata sangat bervariasi bentuknya. Bisa berupa noktah cahaya, bola bercahaya, atau pusaran angin bercahaya, yang pada saat pengambilan gambar tidak terlihat oleh si pemotret.

Namun, fenomena itu menurut banyak pemburu hantu, umumnya terjadi di tempat yang diganggu hantu. Randy Liebec, pemburu hantu dari New Jersey, pernah mengirimkan sepuluh lembar foto polaroid semacam itu ke Pusat Polaroid di Cambridge, Massachusetts, untuk dianalisis. Kesimpulannya, citra-citra bercahaya itu disebabkan oleh medan elektromagnetik atau efek kabut karena ionisasi.

Untuk membuktikan bahwa makhluk halus memang mengeluarkan medan elektromagnetik yang tak terdeteksi oleh mata manusia, para ghost hunter memanfaatkan film sinar ultraviolet dan inframerah untuk memotret. Hasilnya boleh juga, seperti diakui oleh Loyd Aurbach dari American Society for Psychical Research. Kira-kira ia mengatakan, “Di lokasi yang berhantu, instrumen merekam terjadinya lonjakan medan elektromagnetik. Ada yang melompat dari level normal sebesar satu atau dua miligauss ke 100 miligauss. Lokasi terjadinya lonjakan pun berpindah-pindah. Begitu pun ukurannya, dari sebesar bola basket hingga bola baseball. Lebih signifikan lagi penjelasan Liebeck bahwa komponen listrik dari medan magnet biasanya bersifat arus searah, seperti yang terpancar dari tubuh mamalia dan sistem biologi lainnya. Bukan tipe AC atau arus bolak-balik seperti pada sirkuit listrik.”

Termometer inframerah juga merekam adanya lokasi-lokasi dingin, apabila dihadiri makhluk halus. Biasanya, hanya orang yang sensitif yang dapat merasakan hawa dingin itu. Suhunya bisa anjlok sampai 20-30 derajat Celcius, menurut Dave Oester dari International Ghost Hunters Society di Crooked River, Oregon.

Lucunya, walau oleh sementara orang makhluk halus disebut sebagai dingin, ada investigator hantu yang menyatakan panas, setidaknya dalam konteks radioaktif. Sebagai bukti, William Roll, parapsikolog terkenal dari State University of West Georgia di Carrolton, AS, mengukur keberadaan hantu dengan alat pengukur Geiger. Tercatat, ada kegiatan radioaktif apabila ada hantu, sebagaimana Liebeck yang mengklaim telah merekam hadirnya sinar gamma dari hantu tertentu.

Salah satu detektor yang direkomendasikan adalah magnetic field ghost detector. Alat itu dapat mengukur anomali aliran magnet. Instrumen penunjuk arah, kompas, bisa pula dipakai. Penyimpangan jarum sebesar 30-45 derajat dari arah utara-selatan akan terjadi bila kompas mendeteksi ada energi tersembunyi. Sementara bagi yang menggunakan kamera disarankan menggunakan film Kodak ASA 400 gold. Waktu pengambilan antara pukul 15.00-03.00 pada saat bulan purnama.

Jepang pun tidak mau kalah. Mereka mengeluarkan alat bernama Baketan Ghost Detector (BGD) atau Baketan yang dibuat dengan menggunakan bahan algoritma yang kompleks untuk menganalisis data penyensor, menambah respons biometris dari kulit, dan pencocokan pola penyebaran energi secara nyata. Jika alat ini menemukan hantu atau arwah, maka sensornya akan bekerja dan mendeteksi dengan menggabungkan beberapa perubahan yang berarti pada turbulensi (medan) electromagnetik, panas, cahaya, dan biometrik. Ketika alat itu bekerja, maka dapat dipercaya bahwa ada hantu di sekitar tempat Baketan.

Alat yang juga sudah diperjualbelikan di Indonesia sejak beberapa tahun lalu itu diproduksi Solid Alliance and GRX, sebuah organisasi virtual dan paranormal di Jepang yang meneliti medan energi. Bentuknya yang simpel membuat Baketan cukup mudah untuk dibawa. Satu Baketan terdiri dari sebuah alat berbentuk gantungan kunci biasa, gantungan kunci dengan bentuk bayi, dan hiasan gantungan ponsel. Alat tersebut akan tetap mencari Hantu secara otomatis setiap 10 menit sekali meskipun pengguna tidak memegangnya.

Lalu, Bob Schott, produser eksekutif Adventures Beyond, menggunakan kamera khusus malam yang memperkuat cahaya yang diterimanya sampai 70.000 kali. Ketika sedang menginvestigasi sebuah situs pemakaman Indian dekat Bell Wicth Cave di Adams, Tennessee, kameranya sempat merekam pola energi terpancar dari sebuah celah batu. Ini tercatat dalam R dan D Magazine, sebuah majalah teknologi, pada 1998. Beberapa menit kemudian muncul citra seperti awan. Angka pada termometernya langsung anjlok. Belakangan semua rekaman itu dianalisis oleh para ahli fotografi dan teknik, tapi tak satu pun dari mereka dapat memberi penjelasan.

Rumah Hantu

Rumah hantu, rumah berhantu, atau rumah setan adalah rumah yang diperkirakan dihuni makhluk-makhluk halus dan sering menjadi tempat penampakan fenomena supranatural atau paranormal.

Dalam konsep hiburan, rumah hantu (rumah setan) merupakan salah satu wahana permainan di taman bermain berupa bangunan “berhantu” berisi berbagai karakter menyeramkan berupa pemeran hantu dengan riasan efek khusus, manekin, atau boneka animatronik untuk menakut-nakuti pengunjung. Hantu dan karakter menyeramkan yang berada di dalam wahana permainan disesuaikan dengan konsep hantu menurut kebudayaan tempat taman hiburan tersebut berada.

Di berbagai lokasi taman bermain Disney terdapat rumah hantu bernama The Haunted Mansion yang kemudian diangkat menjadi sebuah film berjudul sama. Di Indonesia, wahana permainan rumah hantu terdapat di taman-taman bermain seperti Taman Safari dan Taman rekreasi Wonderia.

Konsep rumah hantu bisa berbeda-beda sesuai dengan kebudayaan dan zaman. Di dalam kisah horor dari Barat, bangunan atau rumah berhantu bisa berupa kastil zaman feodal di Eropa yang terlihat angker hingga rumah yang baru dibangun di pinggir kota. Bangunan dengan gaya arsitektur abad ke-19 atau abad sebelumnya merupakan bahan latar belakang cerita horor misteri yang paling umum. Literatur zaman gotik biasanya lebih banyak menceritakan tentang kastil berhantu atau rumah besar yang berhantu.

Legenda tentang rumah hantu sudah ada dalam kesusastraan sejak zaman kuna. Pengarang zaman Romawi seperti Plautus, Plinius Muda, dan Lucian sudah banyak menulis tentang rumah-rumah berhantu. Pengarang zaman modern seperti Henry James dan Stephen King juga banyak menulis cerita rumah berhantu.

Di Indonesia, legenda urban atau kisah berbagai versi tentang rumah hantu bisa terdapat di berbagai lokasi. Sebuah rumah di Pondok Indah Jakarta Selatan sempat diangkat menjadi film horor dengan judul Rumah Pondok Indah. Masyarakat Ibu Kota sempat geger karena rumah yang berada di kawasan elite tersebut. Orang dari berbagai sudut kota berduyun-duyun datang sekadar melihat wujud bangunan itu. Jalan di seputaran Pondok Indah itu jadi macet. Polisi sigap melingkarkan garis polisi di sekeliling rumah dan melarang siapa pun masuk ke dalam.

Benarkah rumah yang sedang dalam sengketa itu dihuni hantu? “Percaya enggak percaya, sih,” begitu umumnya jawaban pengunjung. Tak cuma orang awam, beberapa paranormal sering nampak mondar-mandir di lokasi rumah tersebut. Mereka rupanya penasaran dan menjajal kedigdayaan supranaturalnya, menelisik keberadaan hantu.

Sebagaimana dilansir oleh banyak media di Jakarta, heboh rumah hantu itu berawal dari, konon, raibnya penjual nasi goreng. Alkisah si tukang nasi goreng itu mendapat pesanan dari penghuni rumah itu. Anehnya, ia tidak kunjung kembali setelah mengantar pesanan. Ia lenyap bak ditelan bumi. Temannya, sesama penjual nasi goreng, hanya menemukan gerobaknya parkir di depan rumah kosong itu.

Ada pula kabar lain mengenai sebuah toilet wanita di lantai 5 Gedung Sarinah, Jln. M.H. Thamrin, Jakarta, yang dihuni oleh hantu wanita. Sedangkan Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) menjadi tempat tinggal hantu wanita berbusana pengantin putih.

Di Amerika Serikat, negara yang sanggup mengirimkan misi ke angkasa luar, kepercayaan pada hal-hal yang aneh tak kalah tinggi. Fenomena hantu dipercaya oleh 38% responden. Sebanyak 40% tidak percaya. Sisanya, 17% tidak yakin. Sementara mereka yang percaya adanya rumah hantu mencapai 50%, 20% tidak yakin, dan 27% tidak percaya.

Situs di jagat maya yang mengupas soal hantu pun bukan main banyaknya. Kelompok ini bahkan telah melangkah jauh. Misalnya, membuat daftar gedung atau rumah paling berhantu di berbagai negara. Juga mendeteksi keberadaan hantu dan mendokumentasikannya dengan cara-cara tertentu. Ghostweb.com, misalnya, telah diklik oleh 3,2 juta orang sejak diluncurkan pada Juli 1996.

Berangkat dari perburuan hantu ini, hauntedhouse.com mencatat sebuah rumah tepat di persimpangan jalan raya San Diego dan jalan Harney sebagai rumah paling berhantu di Amerika. “The Whaley House,” kata Hans Holver, pemburu hantu beken yang mengamati rumah itu. Rumah di “kota tua” San Diego itu kini menjadi museum dan dibuka setiap hari dari pukul 10.00-17.30.

Sejumlah hantu menempati rumah itu. Seperti Yankee Jim, Whaley dan istrinya, serta beberapa hantu lain yang tidak dikenal. Ada juga anak kecil, anak Whaley yang meninggal karena demam tinggi.

Rumah Whaley dibangun oleh Thomas Whaley pada 1856. Thomas yang berwatak sosial sangat dikenal di San Diego. Sebelum dijadikan museum rumah hantu, salah satu lantainya digunakan sebagai gedung teater, sementara ruang tamu di lantai satu menjadi kantor kehakiman.

Corinne Lilian Whaley, keturunan terakhir Whaley yang menempati rumah itu. Ia putri bungsu Keluarga Whaley yang berjumlah enam orang. Ia meninggal dalam usia 89 tahun pada 1953. Thomas wafat pada 14 Desember 1890 pada usia 67 tahun. Istrinya, Anna, meninggal pada 24 Februari 1913. Mereka berdua dimakamkan di Mount Hope, San Diego.

Sejak itu Whaley House merana selama bertahun-tahun. Untuk memulihkan kondisinya pemerintah kota San Diego membentuk Historical Shrine Foundation. Whaley House dibeli dan dijadikan museum sejarah dengan merestorasi sesuai kondisi aslinya.

Tahun 1960, ketika Whaley House dibuka untuk umum, banyak peristiwa aneh dialami oleh para penjaga dan pengunjung. Mereka mengaku, merasa ada hantu di sana.

Sebagian besar pengunjung mengaku, mendengar musik dan suara sejumlah orang mendendangkan lagu. Ada juga suara anak-anak yang tertawa atau menangis di lantai atas. Kadang kala tercium bau asap rokok, minyak wangi, atau aroma masakan dari dapur pada minggu-minggu menjelang Natal. Anak kecil yang sedang menangis itu barangkali adalah anak yang meninggal terenggut demam tinggi.

The International Ghost Hunters Society mencatat, hantu memang ada di mana-mana. Juga di rumah tua atau kuburan tua. Namun, juga tidak menafikan kalau hantu terdapat di bangunan atau rumah baru. Kenyataan yang barangkali sulit diterima bagi yang belum pernah memergokinya.

Penyelidikan terawal tentang rumah hantu mungkin yang dilakukan oleh filsuf Yunani Athenodorus. Pemikir yang hidup pada abad pertama itu sedang mencari-cari rumah di Athena. Kebetulan ia mendengar ada rumah dijual supermurah. Ternyata belakangan pemiliknya mengakui, rumah itu berhantu. Athenodorus bukan filsuf, kalau langsung jeri. Ia membeli rumah itu dengan tekad akan memecahkan misteri itu.

Malam sudah larut ketika ia asyik bekerja. Athenodorus benar didatangi sang hantu yang menampakkan dirinya sebagai pria berjubah dengan dua tangan dirantai. Athenodorus tidak menjerit dan lari terbirit-birit, ia malah bangkit dan membuntuti si makhluk halus! Gerak hantu dan bunyi rantainya yang bergemerincing tak menciutkan nyalinya. Ternyata hantu itu melayang ke kebun, lalu lenyap.

Esok harinya Athenodorus menyuruh orang menggali tempat di mana hantu itu menghilang. Mereka menemukan seonggok tulang belulang dan rantai. Kemudian Athenodorus menguburkannya dengan upacara yang pantas, dan sejak itu sang hantu tak muncul lagi.

Yang sering terjadi, hantu berkaitan dengan rumah dan gedung tua, tak terkecuali Gedung Putih, di Washington D.C. Semasa Walter Mondale masih menjabat wakil presiden di masa kepresidenan Jimmy Carter, suatu malam, putrinya, Eleanor, dikunjungi seseorang. Saking takutnya, ia pun pingsan! Begitu siuman ia segera menelepon posko Secret Service. Datanglah dua agen rahasia bersenjata lengkap. Celakanya, begitu ia mengatakan telah melihat hantu, mereka dengan kesal menjawab, “Jangan pernah melakukan hal itu lagi!”

Soal makhluk halus memang bukan urusan bagian keamanan, meski itu tidak menepis kenyataan munculnya Presiden Abraham Lincoln dan James Garfield di Gedung Putih setelah mereka wafat. Bahkan Thomas Jefferson, presiden ke-3 AS dan salah satu penyusun Deklarasi Kemerdekaan Amerika di abad ke-18, konon suka muncul juga di Gedung Putih, tengah bermain biola.

Lalu, pernahkah kita berpikir bahwa makhluk halus tak selalu “sosok” dari orang yang meninggal? Fenomena “hantu” dari orang hidup bahkan sudah dijuluki khusus sebagai “phantasms of the living” oleh British Society of Psychical Research pada 1886 (The Field Guide to Ghosts and Other Appiritions, 2002).

Dikisahkan pengalaman sejati seseorang bernama Ny. Boulton. Selama bertahun-tahun ia sering bermimpi mengunjungi sebuah rumah. Demikian sering sampai ia mampu menggambarkan sosok rumah itu luar-dalam. Namun, ia tak tahu di mana lokasi rumah itu.

Suatu hari tahun 1883 ia dan suaminya memutuskan menyewa rumah di Skotlandia sepanjang musim gugur. Suaminya berangkat lebih dulu untuk meneken perjanjian sewa-menyewa dan mempersiapkan rumah itu. Istrinya menyusul kemudian. Si pemilik rumah, Lady Beresford, memberi peringatan bahwa kamar tidurnya berhantu, “Tapi hantu seorang perempuan kecil yang baik, kok.”

Ketika Ny. Boulton tiba di rumah itu, segera ia mengenali rumah itu sebagai rumah yang sering tampak dalam mimpinya, meski ada sedikit perbedaan pengaturan ruangan. Yang paling aneh, saat ia berjumpa dengan Lady Beresford, sang nyonya segera berseru, “Lho, Anda kan wanita yang menghantui kamar tidur saya!”

Begitu banyak kisah lain mengenai rumah hantu, bahkan banyak di antaranya difilmkan, seperti rumah hantu Amityville yang terkenal. Berikut beberapa film tentang rumah hantu atau kastil hantu:

Pengusiran Setan

Sering kali muncul dalam kehidupan masyarakat kita fenomena hantu yang mengganggu. Sehingga masyarakat merasa perlu mengadakan ritual-ritual untuk mengusir hantu. Ritual seperti ini dikenal dengan istilah eksorsisme.

Eksorsisme (dari Bahasa Latin akhir exorcismus, yang berasal dari Bahasa Yunani exorkizein, mendesak) adalah sebuah praktik untuk mengusir jin, setan, atau makhluk halus (roh) jahat lainnya dari seseorang atau suatu tempat yang dipercaya sedang kerasukan setan. Praktik ini sudah sangat tua dan menjadi bagian dari sistem kepercayaan (agama) di berbagai negara.

Orang yang melakukan eksorsisme, dikenal dengan sebutan eksorsis, seringkali adalah seorang rohaniwan atau seseorang yang dipercaya memiliki kekuatan atau kemampuan khusus. Eksorsis bisa menggunakan doa-doa dan hal-hal religius lainnya, seperti mantra, gerak-gerik, simbol, gambar/ patung orang suci, jimat, dan yang lainnya. Sang eksorsis seringkali memohon bantuan Allah, Yesus, atau beberapa malaikat dan malaikat agung lainnya untuk ikut campur di dalam upacara pengusiran.

Dalam Kekristenan, pengusiran Setan adalah bagian tak terpisahkan dan pewartaan Yesus mengenai Kerajaan Allah. Injil Sinoptik menempatkan eksorsisme dalam peristiwa-peristiwa penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Ditekankan suatu realitas kejahatan yang berada di balik penderita sakit (lihat peristiwa kerasukan setan di Gerasa, Matius 8:28-34:. Markus 5:1-20; Lukas 8:26-39; orang bisu yang kerasukan, Matius 9:32-33; orang buta sekaligus bisu yang kerasukan, Matius 12:22-37; peristiwa kerasukan setan di Kapernaum, Markus 1:21-28; Lukas 4:31-37). Kisah Para Rasul pun menceritakan eksorsisme dalam kerangka pelayanan para rasul padajemaat (misalnya perempuan yang mempunyai roh tenung, Kisah 16: 16-18; kisah anak-anak Skewa, Kisah 19: 11-17). Selain itu, terdapat lagu rohani khusus mengenai pengusiran setan dalam tradisi kristiani:

“Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus

Ada kemenangan

Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus

Iblis dikalahkan

Dalam nama Tuhan Tesus, siapa dapat melawan

Dalam nama Tuhan Yesus ada kemenangan.”

Dalam ajaran Islam, eksorsisme dikenal pula dengan istilah ruqiyah. Dalam praktiknya, ruqyah ini merupakan upaya untuk mengusir jin dan segala macam gangguannya dengan membacakan ayat-ayat Alquran. Menurut muslim, bacaan Alquran yang dibaca demi nama Allah dengan baik dan benar oleh orang yang saleh, suci, dan bersih imannya dipercaya akan sangat ditakuti oleh setan-setan yang mengganggu dan jahat dan menyembuhkan orang sakit. Mereka akan merasakan panas yang membakar dan pergi. Di antaranya yang paling sering digunakan adalah Ayat Kursi, Albaqarah 2:1-5, 284-286, Ali Imran 3:1-9, 18-19, Annisa 4: 115-121, Al-aaraf 7:54-55, Almukminun 23:115-118, Yasin 36:1-12, Asshaffat 37:1-10, Aljin 72, Alfalaq 13, Annaas 114, banyak ayat dan doa-doa lain yang diriwayatkan untuk dibacakan kepada orang yang kerasukan setan. Pembacaan ayat-ayat khusus tersebut dipercaya membuat setan yang merasuki merasa kesakitan sehingga ia pergi dan berhenti dari menganggu.

Gejala kerasukan setan kerap terjadi ketika seseorang, berada pada tempat dan waktu yang salah. Biasanya seseorang yang kerasukan setan tersebut pikirannya dalam keadaan kosong, kondisi tubuhnya sedang lelah serta iman yang kurang kuat. Keadaan ini akan dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh kekuatan gaib yang biasanya tidak dapat terkendali oleh orang yang kesurupan itu. Pada umumnya orang yang kemasukan setan memiliki prilaku aneh dengan ciri-ciri seperti di bawah ini:

  • Tatapan mata tajam, kosong lurus kedepan;
  • Suaranya berubah menjadi datar tanpa intonasi;
  • Mampu menjawab pertanyaan yang berbau paranormal;
  • Kekuatan fisiknya melebihi kekuatan yang sebenarnya;
  • Pada tingkatan tertentu, orang yang kemasukan setan mampu berbuat sesuatu yang tak lazim seperti terbang, melempar orang yang ada di sekitarnya dengan sekali gerakan tangan dan lain sebagainya;
  • Biasanya mereka mengeluarkan buih (busa) dari mulutnya dengan mata mendelik hingga terlihat putihnya saja.

Banyak alasan mengapa mahluk halus merasuki tubuh manusia. Menurut ahli spiritual, biasanya mahluk gaib tersebut akan merasuk ke tubuh manusia jika lingkungan atau tempat tinggalnya diusik oleh makhluk lain, baik manusia atau binatang. Sebutan untuk mahluk gaib yang mendiami suatu tempat adalah “penunggu”. Tujuannya hanya sekedar mengingatkan bahwa tingkah laku orang yang dirasuki oleh penunggu tempat, dianggap telah mengusik ketenangannya. Ada juga yang ingin sekedar menyampaikan suatu pesan yang tidak sempat ia ungkapkan ketika masih hidup di dunia, yang kerap disebut “arwah gentayangan”.

Kemungkinan bahwa kerasukan setan itu direkayasa bukan pula tidak mungkin terjadi, tapi biasanya bukan dari orang yang kerasukan itu sendiri. Biasanya dilakukan oleh pihak luar (orang lain dengan maksud negatif) dan itu bisa dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan kekuatan gaib (mistik). Sebutan untuk “orang ahli” ini biasa disebut “dukun santet”.

Secara umum, orang yang sedang kerasukan jin tidak dianggap sebagai jin itu sendiri, termasuk juga sama sekali tidak bertanggung-jawab akan tindakan orang itu sendiri. Oleh karena itu, para pelakunya menganggap eksorsisme lebih sebagai suatu penyembuhan daripada suatu hukuman. Ritual-ritual yang umum akan hal ini biasanya memperhatikan unsur tersebut, memastikan bahwa tidak akan terjadi kekerasan terhadap diri orang yang kerasukan itu. Apabila ada potensi terjadinya kekerasan, maka orang yang sedang kerasukan itu biasanya hanya direbahkan dan diikat.

Yang harus diketahui terlebih dulu adalah tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin yang menampakkan diri pada seseorang di rumah atau di tempat-tempat tertentu. Atau anggota rumah/ kantor yang sering kehilangan uang sementara menurut perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang mencuri. Atau orang sering kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah bagian dari indikasi gangguan jin atau setan di tempat tersebut.

Hantu/ setan yang telah berada di dalam tubuh manusia harus segera dikeluarkan karena keberadaan jin di dalam tubuh dipercaya merupakan kejahatan untuk setan tersebut, dan menjahati diri orang yang dirasuki, yang akan berdampak pada rasa sakit atau timbul masalah dalam dirinya. Misalnya mempunyai kepribadian ganda yang bertolak, ini menjadikan siksaan bagi diri kita, karena terkadang seseorang menjadi baik dan terkadang menjadi buruk.

Untuk itu, setan tersebut harus dikeluarkan, apapun alasan setan itu. Sebab setan bisa jadi memiliki berbagai macam alasan. Jika ada kasus setan yang mengaku sebagai diri orang yang dirasuki atau mempunyai nama yang sama dengan orang tersebut, biasanya mempunyai beberapa kemungkinan: pertama, bisa jadi jin itu hanya pura-pura saja, untuk mengelabui manusia bahkan pengusir setan (eksorsis, pengrukyah) sendiri juga bisa saja dikelabui. Padahal, sesungguhnya setan masuk dan dia tahu bahwa itu adalah dirinya sendiri, karena setan dipercaya mempunyai kepribadian sendiri, jadi tidak mungkin ia adalah orang yang dirasukinya.

Kedua, terdapat jenis setan bodoh. Ia mungkin sudah masuk ke dalam tubuh manusia sejak kecil, yang salah satu penyebabnya karena faktor keturunan atau mungkin waktu kecil kita berada di satu rumah yang banyak gangguannya, sehingga ada setan yang masuk dan dibiarkan sampai orang yang dirasuki mencapai dewasa. Akhirnya setan yang bodoh ini merasa dia sudah bersatu dengan orang tersebut, maka ketika dilakukan pengusiran, setan itu mengaku memiliki nama yang sama dengan yang dirasukinya. Jenis makhluk halus ini mungkin saja “qarin”.

Apapun alasannya, setan tersebut dipercaya harus dikeluarkan dari tubuh, karena akan mengganggu keseimbangan tubuh dan aktivitas orang yang dirasuki. Kalau setan itu sudah keluar, disarankan untuk mengecek kembali apakah benar setan tersebut sudah keluar melalui doa-doa, yang tidak hanya dilakukan sekali. Ini untuk memastikan sudah tidak ada lagi reaksi, sebab jangan-jangan dia berbohong dengan pura-pura keluar.

Berbeda dengan itu, dalam ajaran Buddhisme, para mahluk halus tersebut adalah termasuk mahluk menderita. Karena itu, mereka yang tinggal di dekat kita sebisa mungkin tidak perlu diusir maupun disakiti. Mereka justru perlu ditolong agar mereka dapat terlahir kembali di alam yang lebih baik dan bahagia. Oleh karena itu, memang sudah seharusnya setiap umat Buddha berdoa untuk kebahagiaan para makhluk yang pernah berhubungan kamma agar mereka semua terlahir kembali di alam bahagia.

Hantu dalam Tradisi Indonesia

Masyarakat Indonesia mengenal berbagai jenis hantu/ makhluk spiritual. Jenis-jenis hantu yang dikenal di Indonesia yaitu: kuntilanak, sundel bolong, tuyul, pocong, genderuwo, kemangmang, wewe, orang bunian, siluman, leyak, rangda, jin, jenglot.

Ada juga beberapa urban legend juga mengenal berbagai macam bentuk hantu yang biasanya terkait dengan riwayat sebab-akibat kematian orang yang menjadi hantu. Meskipun bukan merupakan hantu, beberapa bentuk makhluk supranatural dikenal pula dalam mitos masyarakat, yang dianggap sebagai cara seseorang dalam menempuh ilmu tertentu atau mencari kemuliaan, seperti: babi ngepet, jenglot.

Menurut kepercayaan umum masyarakat Indonesia, bagi orang yang telah mencapai ilmu sejati seperti dalam kejawen atau mungkin yang sudah menguasai metafisika juga menguasai Kitab Suci secara mendalam, dunia makhluk halus itu biasa adanya, bukannya omong kosong. Berikut digambarkan informasi dari dunia-dunia mereka versi Kejawen, di mana (lebih dari satu dunia) paling tidak yang terjadi di tanah Jawa.

Banyak ahli Kejawen mempunyai pendapat yang sama bahwa di dalam dunia yang satu dan sama ini, sebenarnya dihuni oleh tujuh macam alam kehidupan, termasuk alam yang dihuni oleh manusia. Menurut mereka, di dunia ini memiliki tujuh saluran kehidupan yang ditempati oleh bermacam-macam makhluk. Makhluk-makhluk dari tujuh alam tersebut, pada prinsipnya mereka mengurusi alamnya masing-masing, aktivitas mereka tidak bercampur setiap alam mempunyai urusannya masing-masing. Dari tujuh alam itu hanyalah alamnya manusia yang mempunyai matahari dan penduduknya yang terdiri dari manusia, binatang, dan lain-lain mempunyai badan jasmani.

Penduduk dari enam alam yang lain mereka mempunyai badan dari cahaya (badan cahaya) atau yang secara popular dikenal sebagai makhluk halus, wong alus, atau makhluk yang tidak kelihatan (gaib). Di enam alam itu tidak ada hari yang terang berderang karena tidak ada matahari. Keadaannya seperti suasana malam yang cerah di bawah sinar bulan dan bintang-bintang yang terang, maka itu tidak ada sinar yang menyilaukan seperti sinar matahari atau bagaskoro (Jawa halus).

Konon ada dua macam makhluk halus:

  1. Makhluk halus asli yang memang dilahirkan-diciptakan sebagai makhluk halus.
  2. Makhluk halus yang berasal dari manusia yang telah meninggal. Seperti juga manusia ada yang baik dan jahat, ada yang pintar dan bodoh.

Makhluk-makhluk halus yang asli mereka tinggal di dunianya masing-masing, mereka mempunyai masyarakat. Beberapa dunia tersebut ada yang sangat mirip dengan dunia kita baik itu alamnya, mahluknya sampai tingkah laku dan perbuatannya pun mirip. Dimensi lainnya memiliki alam yang berbeda dengan dimensi lainnya, begitupun mahluk dan tingkah lakunya. Maka itu ada makhluk halus yang mempunyai kedudukan tinggi seperti Raja-raja, Ratu-ratu, Menteri-menteri, dan lainnya, sebaliknya ada yang berpangkat rendah seperti prajurit, pegawai, pekerja, dan lainnya. Inilah kenyataannya yang bukan hanya merupakan ilusi atau bayangan semata, alam lain itu, antara lain:

1. Merkayangan

Kehidupan di saluran ini hampir sama seperti kehidupan di dunia manusia, kecuali tidak adanya sinar terang seperti matahari. Dalam dunia merkayangan mereka merokok dengan rokok yang sama seperti dunia manusia, membayar dengan uang yang sama, memakai macam pakaian yang sama, ada banyak mobil yang jenisnya sama di jalan-jalan, ada banyak semacam pabrik-pabrik persis seperti di dunia manusia. Yang mengherankan adalah, mereka itu dipercaya memiliki teknologi yang lebih canggih dari manusia, kota-kotanya lebih modern ada pencakar langit, pesawat-pesawat terbang yang ultramodern, dan lainnya.

Ada juga hal-hal yang mistis di dunia Merkayangan ini, kadang-kadang bila perlu ada juga manusia yang diundang oleh mereka antara lain untuk: melaksanakan pertunjukkan wayang kulit, menghadiri upacara perkimpoian, bekerja di batik, rokok, dan manusia-manusia yang telah melakukan pekerjaan di dunia tersebut, mereka itu dibayar dengan uang yang sah dan berlaku seperti mata uang di dunia manusia.

2. Jin-Siluman

Makhluk halus ini konon suka tinggal didaerah yang berair seperti di danau-danau, laut, samudera, dan lainnya, masyarakat siluman diatur seperti masyarakat zaman kuna. Mereka mempunyai Raja, Ratu, Golongan Aristokrat, Pegawai-pegawai Kerajaan, pembantu-pembantu, budak-budak, dan lainnya. Mereka bisa tinggal di keraton-keraton, rumah-rumah bangsawan, rumah-rumah yang bergaya kuna, dan lainnya.

Kalau orang pergi berkunjung ke Solo-Yogyakarta atau Jawa Tengah, orang akan mendengar cerita tentang beberapa siluman antara lain: Kanjeng Ratu Kidul-Ratu Laut Selatan, Ratu legendaris, berkuasa dan amat cantik, yang tinggal di istananya di Laut Selatan, dengan pintu gerbangnya Parangkusumo. Parangkusumo ini terkenal sebagai tempat pertemuan antara Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul, dalam pertemuan itu, Kanjeng Ratu Kidul berjanji untuk melindungi semua raja dan kerajaan Mataram.

Dia dipercaya mempunyai seorang patih wanita yang setia dan sakti yaitu Nyai Roro Kidul, kerajaan laut selatan ini terhampar di Pantai Selatan Pulau Jawa, di beberapa tempat kerajaan ini mempunyai Adipati. Seperti layaknya disebuah negeri kuna di kerajaan laut selatan ini juga ada berbagai upacara, ritual, dan lainnya dan mereka juga mempunyai angkatan perang yang kuat. Sarpo Bongso-Penguasa Rawa Pening.

Sebuah danau besar yang terletak di dekat kota Ambarawa antara Magelang dan Semarang. Sarpo Bongso ini siluman asli, yang telah tinggal di telaga itu untuk waktu yang lama bersama dengan penduduk golongan siluman. Sedangkan kanjeng Ratu Kidul bukanlah asli siluman, beberapa abad yang lalu dia adalah seorang Gusti di kerajaan di Jawa, tetapi patihnya Nyai Roro Kidul adalah siluman asli sejak beberapa ribu tahun yang lalu.

3. Kajiman

Mereka hidup di rumah-rumah kuna di dalam masyarakat yang bergaya aristokrat, hampir sama dengan bangsa siluman tetapi mereka itu tinggal di daerah-daerah pegunungan dan tempat-tempat yang berhawa panas. Orang biasanya menyebut Merak Jim.

4. Demit

Bangsa ini bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang hijau dan lebih sejuk hawanya, rumah-rumah mereka bentuknya sederhana terbuat dari kayu dan bambu, mereka itu seperti manusia hanya bentuk badannya lebih kecil.

Di samping masyarakat yang sudah teratur seperti Merkayangan, Siluman, Kajiman, dan Demit masih ada lagi dua menjelaskannya lebih detail, secara singkat kedua masyarakat itu adalah untuk mereka yang jujur, suci, dan bijak. Makhluk halus yang tidak sempurna.

Selain itu, di samping tujuh macam alam permanen tersebut, ilmu Kejawen juga mengatakan bahwa ada sebuah saluran yang terjepit, di mana roh-roh dari manusia-manusia yang jahat menderita karena kesalahan yang telah mereka perbuat pada masa lalu, ketika mereka hidup sebagai manusia.

Manusia yang salah itu pasti menerima hukuman untuk kesalahan yang dilakukannya, hukuman itu bisa dijalani pada waktu dia masih hidup di dunia atau lebih jelek pada waktu sesudah kehidupan (afterlife) diterima oleh orang-orang yang sudah melakukan: fitnah, tidak jujur, prewangan (orang yang menyediakan raganya untuk dijadikan medium oleh makhluk halus), sihir hitam (blackmagic), guna-guna yang membuat orang lain menderita, sakit atau mati, dan lainnya, pengasihan supaya dikasihi oleh orang lain dengan cara-cara yang tidak wajar, membunuh orang, dan lainnya perbuatan yang nista.

Memuja berhala untuk menjadi kaya (pesugihan) yang dimaksud dengan berhala dalam Kejawen bukanlah patung-patung batu, tetapi adalah sembilan macam Makhluk halus yang katanya, “suka menolong” manusia supaya menjadi kaya dengan kekayaan meterial yang berlimpah. Pemujaan terhadap kesembilan makhluk jahat itu merupakan kesalahan fatal, mereka itu bila dilihat dengan mata biasa kelihatan seperti:

  1. Jaran Penoreh, kuda yang kepalanya menoleh ke belakang,
  2. Srengara Nyarap, anjing menggigit,
  3. Bulus Jimbung, bulus yang besar,
  4. Kandang Bubrah, kandang yang rusak,
  5. Umbel Molor, ingus yang menetes,
  6. Kutuk Lamur, sebangsa ikan, penglihatannya tidak terang,
  7. Gemak Melung, gemak, semacam burung yang berkicau,
  8. Codot Ngising, kelelawar berak,
  9. Bajul Putih, buaya putih.

Bagi mereka yang telah melakukan kesalahan dengan jalan memuja atau menggunakan “jasa-jasa baik” berhala di atas, mereka tentu akan mendapat hukuman sesudah “kematiannya” badan dan jiwa mereka mendapat hukuman persyaratan sangkan paraning dumadi (datang dari suci, di dunia ini hidup suci dan kembali lagi ke suci).

Berbagai macam hukuman sesudah kehidupan ini merupakan hukuman yang teramat berat, tidak ada penderitaan yang seberat ini, maka itu setiap orang harus berusaha untuk menghindarinya. Bagaimana caranya? Menurut Kejawen, mudah saja, yaitu bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa dengan melakukan perbuatan yang baik dan benar, berkelakuan baik, jujur, suka menolong, jangan menipu, jangan mencuri, jangan membunuh, jangan menyiksa, jangan melakukan hal-hal yang jelek, dan nista. Ini hampir sama seperti perintah umum dalam kitab suci agama-agama monoteis (Sepuluh Perintah Allah). Ada pepatah Jawa yang bunyinya “Urip iku mung mampir ngombe”, artinya hidup di dunia ini hanyalah untuk mampir minum, itu artinya orang hidup didunia ini hanya dalam waktu singkat maka itu berbuatlah yang pantas.

Agar lebih jelas, berikut merupakan penjelasan mengenai beberapa jenis hantu yang paling umum dibicarakan dalam masyarakat Indonesia:

  1. Kuntilanak

Kuntilanak (bahasa Melayu: puntianak, pontianak) adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Ada kemungkinan bahwa nama “kuntilanak” atau “pontianak” tersebut berasal dari gabungan kata “bunting” yang artinya hamil dan “anak” dalam kepercayaan Melayu.

Dalam folklor Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik yang punggungnya berlubang. Kuntilanak biasanya digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kamboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak juga senang menyantap bayi dan melukai wanita hamil.

Adanya perbedaan pendapat dalam penggambaran dari kuntilanak tersebut, karena tidak adanya teori yang pasti mengenai hal-hal gaib ini. Seperti halnya dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia. Kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.

Agak berbeda halnya dengan gambaran menurut tradisi Melayu, di mana kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu dengan penampakan saja. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut Sundel Bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat “bersemayam”, misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (popular disebut “waru doyong”).

Dalam tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa, kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum dan pisau di dekat tempat tidur bayi.

Lain halnya dengan kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam seperti paku bisa menangkal serangan kuntilanak. Ketika kuntilanak menyerang, paku ditancapkan di lubang yang ada di belakang leher kuntilanak. Sementara dalam kepercayaan masyarakat Indonesia lainnya, lokasi untuk menancapkan paku bisa bergeser ke bagian atas ubun-ubun kuntilanak.

Sebenarnya di samping kuntilanak itu kepercayaan orang Melayu dan Thailand kita dapat menemuinya dalam cerita-cerita rakyat yang ada di negara lain di dunia, misalnya: banshee di daratan Eropa, dan Jenny Greenteeth di Inggris. Kuntilanak juga kadang dianggap sama dengan lilith, atau hantu malam yang tertulis dalam Yesaya 34:14. Dilihat ciri-cirinya, banshee dan kuntilanak sangatlah mirip, seperti:

  • Tertawa melengking,
  • Suka menangis,
  • Suka puing-puing bangunan atau yang setengah jadi,
  • Sering bertempat di muara sungai atau pinggiran danau atau kolam,
  • Menyukai daging anak-anak (karena itu sering dibilang mereka suka menculik bayi).

  1. Sundel Bolong

Sundel bolong, digambarkan dengan wanita berambut panjang dan bergaun panjang warna putih dalam mitos hantu Indonesia, terutama Sunda. Sundel bolong ini diceritakan memiliki bentukan bolong pada bagian punggung yang sedikit tertutup rambut panjangnya sehingga organ-organ tubuh bagian perut terlihat. Dalam tradisi Melayu, sundel bolong dan kuntilanak merupakan sosok yang sama. Dimitoskan bahwa hantu sundel bolong mati karena diperkosa dan melahirkan anaknya dari dalam kubur. Biasanya sundel bolong juga diceritakan suka mengambil bayi-bayi yang baru saja dilahirkan.

Perwujudan ini sangat kuat digambarkan dalam film horor Indonesia tahun 80-an di mana banyak diperankan oleh aktris kawakan Suzanna.

  1. Tuyul

Tuyul (Jawa: thuyul) adalah makhluk yang sering ditampilkan dalam cerita fiksi Indonesia. Dalam berbagai film atau gambar tuyul digambarkan sebagai makhluk halus berwujud anak kecil yang kerdil (konon sekitar 1-2 kaki), berkepala gundul, dan suka mencuri. Tuyul juga kadang-kadang digambarkan bekerja pada seorang majikan manusia untuk alasan tertentu. Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial (dalam pengertian memiliki masyarakat dan pemimpin), serta bersuara seperti anak ayam. Tuyul adalah salah satu folklor dari pulau Jawa di samping kuntilanak, genderuwo, banaspati, dan sebagainya.

Makluk jahil tapi penakut ini memiliki sifat yang sama dengan balita pada umumnya. Adapun tuyul memiliki sifat yang sama seperti anak-anak normal biasa di mana dia harus mencari induk semangnya sebagai ibu kandungnya. Tuyul diceritakan sebagai bayi yang mati baru beberapa bulan lalu dibangkitkan oleh dukun untuk tujuan-tujuan tertentu yang tidak baik, seperti pesugihan. Inilah mengapa dalam berbagai macam film, tuyul dijelaskan sebagai sebuah roh suruhan dari induknya guna mencari kekayaan dengan cara mencuri dari orang-orang kaya atau yang disuruh induk semangnya. Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu (ketam/ kepiting berkaki enam dan bersepit, hidup di lumpur di tepi pantai, parit, atau pematang sawah) di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia bisa melupakan begitu saja tugas yang diberikan induk semangnya. Karena berasal dari bayi, karakter tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain (seperti laporan orang melihat sejumlah tuyul bermain pada tengah malam, dan sebagainya). Sosok tuyul ini mirip dengan imp dalam tradisi Eropa.

Dalam dunia hiburan, tuyul muncul dalam berbagai film horor atau komedi. Salah satu sinetron popular yang melibatkan tuyul adalah Tuyul dan Mbak Yul yang popular pada tahun 1990-an dan Tuyul Milenium yang popular pada tahun 2004.

  1. Pocong

Pocong, adalah sejenis hantu yang berwujud pocong. Di Malaysia, hantu semacam ini dikenal pula sebagai hantu bungkus karena tubuhnya tertutup atau dibungkus rapat kain putih.

Penggambaran pocong bervariasi. Dikatakan, pocong memiliki wajah berwarna hijau dengan mata yang kosong. Penggambaran lain menyatakan, pocong berwajah “rata” dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. Mereka yang percaya akan adanya hantu ini beranggapan, pocong merupakan bentuk “protes” dari si mati yang terlupa dibuka ikatan kafannya sebelum kuburnya ditutup. Meskipun di film-film pocong sering digambarkan bergerak melompat-lompat, mitos tentang pocong malah menyatakan pocong bergerak melayang-layang. Hal ini bisa dimaklumi, sebab di film-film pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga berjalannya harus melompat-lompat. Keadaan ini pula yang menimbulkan suatu pernyataan yang biasa dipakai untuk membedakan pocong asli dan pocong palsu di masyarakat:

“Lihat saja cara berjalannya. Bila berjalannya melompat-lompat, lempar saja dengan batu, pasti akan teriak-teriak”

Kepercayaan akan adanya hantu pocong hanya berkembang di Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatera. Walaupun penggambarannya mengikuti tradisi Islam, umat beragama lain pun ternyata dapat mengakui eksistensi hantu ini.

Pocong sering kali mewarnai cerpen atau roman bertema misteri. Dalam sinema nasional Indonesia bergenre horror, pocong bahkan sering dihadirkan. Beberapa bahkan menggunakannya sebagai judul.

Dalam parade ogoh-ogoh sebelum perayaan Nyepi di Bali, wujud pocong kerap dimunculkan, biasanyaoleh kelompok masyarakat non-Hindu.

  1. Genderuwo

Genderuwa (Bahasa Jawa: genderuwo, bahasa Sunda: gandaruwo) adalah makhluk halus yang menyerupai kera tapi berbadan tinggi dan besar, makhluk ini suka tinggal di pepohonan, sepeti pohon beringin dan pohon-pohon besar lainnya karena wujudnya yang seperti kera raksasa. Habitat hunian kegemarannya yang lain adalah batu berair, bangunan tua, atau sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap. Genderuwa tidak dapat dilihat oleh orang biasa tapi pada saat tertentu dia mau menampakkan dirinya, terutama jika ia merasa terganggu. Makhluk ini dilaporkan dapat berkomunikasi dengan manusia dan juga bisa menyukai bangsa manusia. Cerita-cerita misteri menyebutkan bahwa genderuwa dapat mengubah penampakan dirinya mengikuti wujud fisik seseorang. Menurut cerita pula, genderuwa hanyalah berkelamin laki-laki dan dapat menghamili perempuan, bahkan menghasilkan keturunan dari hubungan tersebut. Konon, asal-usul genderuwa dikatakan berasal dari arwah orang meninggal yang belum naik ke akhirat.

Makhluk ini mirip dengan troll dalam tradisi Eropa (banyak orang yang beranggapan troll itu kecil, tapi dalam legendanya troll itu cukup besar). Ciri-ciri umum genderuwa adalah:

  • Memiliki tinggi 7-8 kaki,
  • Memiliki rambut lebat hampir di seluruh tubuhnya (karena itu sering digambarkan berambut sangat gondrong),
  • Biasanya berdiam di tempat yang pohon atau semak2nya lebat atau berbatu (seperti bagian bawah jembatan tempo dulu).

Menurut mitos, pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di daerah hutan seperti Hutan Jati Cagar Alam Danalaya, kecamatan Slogohimo, sekitar 60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari, Girimulyo di Kulon Progo, sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.

  1. Kemangmang

Istilah kemangmang mungkin sudah tercetus sejak berabad-abad silam. Berbeda dengan jin jenis lain yang memiliki karakter dan bentuk penampakannya menyerupai fisik manusia, wujud penampakan fisik kemangmang disebutkan berupa sosok katak air dalam ukuran jumbo. Setidaknya, kepercayaan semacam ini tumbuh subur di kalangan masyarakat Pantura, Jawa Bara, khususnya di daerah Indramayu dan sekitarnya. Selain ukurannya ratusan kali lipat dari ukuran bangkong atau katak air biasa yang hanya sekepalan tangan orang dewasa, pada bagian antara kepala dengan punggung, atau persisnya di sekitar tengkuk kemangmang, akan muncul api yang berkobar-kobar.

Api pada tengkuk kemangmang ini bukan halusinasi ataupun hanya api fatamorgana, melainkan api yang sanggup membakar kayu-kayu kering. Konon, karena ulah kemangmanglah di sejumlah lokasi rawa-rawa dan pertambakan di wilayah Pantai Utara, Jawa Barat, kerap terjadi insiden kebakaran hutan bakau. Uniknya lagi, api pada tengkuk kemangmang ini tidak akan padam walau terkena air sekalipun. Tiap kali muncul ke permukaan air rawa, secara spontan, api pada tengkuknya akan berkobar-kobar.

Sama seperti makhluk gaib pada umumnya, jin berwujud katak raksasa ini tidak pernah berani muncul pada siang hari. Kemangmang hanya melakukan penampakan pada malam hari, khusus di sekitar areal rawa yang jauh dari permukiman.

Karena keganasannya yang dapat membinasakan manusia akibat kobaran apinya, tak heran bila berpuluh-puluh tahun silam, keberadaan kemangmang menjadi momok di kalangan penggembala kerbau di kawasan Pantura, khususnya di wilayah perdesaan Kabupaten Indramayu.

  1. Wewe Gombel

Wewe gombel, dikenal dalam tradisi Jawa yang artinya roh jahat atau hantu yang suka menculik anak-anak tapi tidak mencelakainya. Anak yang dicuri biasanya anak-anak yang ditelantarkan dan diabaikan oleh orang tuanya. Wewe Gombel biasanya akan memberi pelajaran dengan cara menakut-nakuti orang tua si anak atas sikap dan perlakuannya kepada anaknya sampai mereka sadar. Bila mereka telah sadar, Wewe Gombel akan mengembalikan anaknya. Wewe ini terkadang disamakan dengan nymph yang terkenal daerah-daerah Eropa.

Menurut cerita, Wewe Gombel adalah roh dari seorang wanita yang meninggal bunuh diri lantaran dikejar masyarakat karena telah membunuh suaminya. Peristiwa itu terjadi setelah suami dari wanita itu berselingkuh dengan wanita lain. Sang suami melakukan hal itu karena istrinya tak bisa memberikan anak yang sangat diharapkannya. Akhirnya ia dijauhi dan dibenci suaminya lalu dikucilkan sampai menjadi gila dan gembel.

Wewe gombel biasanya digambarkan sebagai sosok perempuan yang berwajah buruk/ kasar, berrambut panjang, berpakaian dari kain minimalis, memiliki payudara panjang hingga paha, dan terkadang bertelinga panjang runcing (seperti nymph). Ia juga disebutkan sebagai makhluk liar, suka berisik, cekikikan, jahil, suka menculik anak kecil, tapi jarang membunuh. Biasanya tinggal berkelompok, di pohon-pohon yang tinggi dan besar, di hutan-hutan.

Menurut mitos, di daerah Gombel, Semarang penampakan Wewe Gombel kerap muncul. di sana pulalah kisah tentang hantu ini berasal. Jika kita berkendaraan dari arah Jatigaleh ke arah Banyumanik, maka akan terlihatbekas iklan Bir Bintang. Di situlah konon lokasi Wewe Gombel berada. Beberapa orang menyebutkan bahwa lokasi tersebut merupakan “kerajaan hantu”. Menurut mitos pula, hal itulah yang menyebabkan sebuah hotel yang terletak di lokasi Bukit Gombel mengalami kebangkrutan.

  1. Orang Bunian

Orang bunian adalah sejenis makhluk halus yang dikenal di wilayah Minangkabau, Sumatera Barat. Bentuknya menyerupai manusia, tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggal penghuninya.

Sebagian masyarakat menganggap bahwa masyarakat mahluk bunian itu adalah masyarakat dalam kampung yang bernama Bunian (kampung para mahluk halus) dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menjumpainya. Dalam alam bunian ada beberapa alam yang mirip dengan dimensi kita namun ada juga yang berbeda.

Istilah ini dikenal di wilayah Istilah “orang bunian” juga terkadang dikaitkan dengan istilah dewa di Minangkabau, pengertian dewa dalam hal ini sedikit berbeda dengan pengertian dewa dalam agama-agama Hindu maupun Buddha. Dewa dalam istilah Minangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di hutan atau di rimba, di pinggir bukit, di dekat perkuburan. Biasanya bila hari menjelang magrib di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang biasa dikenal dengan nama masakan dewa atau samba dewa. Aromanya mirip bau kentang goreng. Hal ini boleh ditanyakan langsung kepada masyarakat Minangkabau. Satu hal lagi, dewa lebih dikonotasikan bergender perempuan, yang cantik rupawan, bukan laki-laki seperti persepsi yang umum di agama lain. Selain itu, masyarakat juga meyakini bahwa ada peristiwa orang hilang disembunyikan dewa; ada juga istilah orang dipelihara dewa, yang semenjak bayi sudah dilarikan oleh dewa. Cerita ini masih masyhur sampai sekarang.

Setiap daerah memiliki kepercayaan tentang mahluk-mahluk bunian ini, di daerah Bengkulu, orang Bunian disebut juga sebabah yang merupakan satu bentuk yang mirip dengan manusia hanya saja mereka bertubuh kecil dan berkaki terbalik. Lebih ke daerah pedalamannya lagi ada juga kisah tentang mahluk gugua, yang mempunyai perawakan berbulu lebat, pemalu dan suka menirukan tingkah laku dan perbuatan manusia. Konon pada zaman dahulu mahluk ini bisa ditangkap. Masyarakat dahulu menangkap mahluk ini dengan menyiapkan sebuah perangkap. Ada juga kisah tentang perkawinan mahluk ini dengan penduduk lokal dan mempunyai keturunan (seperti nefilim yang diceritakan dalam Alkitab).

Dalam kepercayaan masyarakat Batak, khususnya Mandailing, dipercaya orang bunian dahulunya dari manusia biasa juga. Hanya karena peristiwa yang memalukan, mereka lalu menghilangkan diri ke dimensi lain. Orang Bunian sering mengadakan pesta dengan iringan musik. Keramaian dan pesta ini bisa memikat seorang manusia untuk bergabung dan menjadi penduduk bunian, atau seorang pria yang tertarik dengan gadis bunian dan tidak pernah pulang lagi. Kalaupun ditemukan biasanya sudah tidak waras atau gila.

  1. Siluman

Siluman dalam folklor Indonesia merupakan makhluk halus yang tinggal dalam komunitas dan menempati suatu tempat. Mereka melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari layaknya manusia biasa. Mereka juga mengenal peradaban. Siluman dapat berasal dari manusia biasa yang kemudian meninggalkan alam kasar atau setelah orang meninggal ruhnya masuk dalam masyarakat itu, atau memang sudah merupakan makhluk halus sejak awalnya. Pertemuan antara manusia dengan siluman sering menjadi bagian dari cerita-cerita misteri yang digemari.

Siluman dianggap sama dengan orang bunian dalam tradisi masyarakat Sumatera. Mitos tentang Kanjeng Ratu Kidul merupakan satu mitos tentang masyarakat siluman yang sangat dikenal suku-suku di Jawa, bahkan digunakan sebagai legitimasi kekuasaan raja-raja pewaris Mataram.

Beberapa mitos tentang siluman lain:

  1. Leak

Leak atau leyak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat, leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak sedangkan di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ manusia (jeroan) yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi, atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.

Diceritakan juga bahwa Leak dapat berupa kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut. Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian menghisap darah bayi yang masih di kandungan. Ada tiga leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki.

Menurut kepercayaan Leak adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, inilah sebabnya Leak hanya ditemukan di Bali.

Di film, seseorang yang hendak mempelajari sihir hitam akan mempersembahkan berlian, tumbal kepada Leak sebagai ganti untuk pengetahuan akan ilmu sihir. Leak itu kemudian akan membubuhkan tato kepada orang tersebut dalam bahasa Sanskerta atau Pali.

Apabila seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati.

Topeng leak dengan gigi yang tajam dan lidah yang panjang juga terkadang digunakan sebagai hiasan rumah.

  1. Rangda

Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.

Diceritakan bahwa kemungkinan besar Rangda berasal dari ratu Manendradatta yang hidup di pulau Jawa pada abad yang ke-11. Ia diasingkan oleh raja Dharmodayana karena dituduh melakukan perbuatan sihir terhadap permaisuri kedua raja tersebut. Menurut legenda ia membalas dendam dengan membunuh setengah kerajaan tersebut, yang kemudian menjadi miliknya serta milik putra Dharmodayana, Airlangga. Kemudian ia digantikan oleh seseorang yang bijak. Nama Rangda berarti juga janda.

Rangda sangatlah penting bagi mitologi Bali. Pertempurannya melawan Barong atau melawan Airlangga sering ditampilkan dalam tari-tarian. Tari ini sangatlah popular dan merupakan warisan penting dalam tradisi Bali. Rangda digambarkan sebagai seorang wanita dengan rambut panjang yang acak-acakan serta memiliki kuku panjang. Wajahnya menakutkan dan memiliki gigi yang tajam.

  1. Kala Rau

Kala Rau atau Batara Kala adalah setan dalam mitologi Bali. Setan ini hanya terbentuk dari sebuah kepala tanpa badan. Pada suatu ketika, ia hendak minum air dari Tirta Amertha (air kehidupan abadi), walau sesungguhnya air ini hanya diperuntukkan bagi para dewa-dewi. Dewi Ratih yang mengetahui hal itu memberitahukannya kepada dewa Wisnu, yang kemudian melemparkan cakramnya dan memenggal kepala setan itu. Tetapi pada waktu itu juga kepala itu hingga di bagian leher telah menyentuh Tirta Amertha, sehingga dapat hidup abadi. Kepala itu kemudian hendak membalas dendam kepada dewi Ratih dan mengejarnya di kahyangan. Terkadang dewi Ratih tertangkap dan menurut mitos ini terjadilah gerhana bulan.

  1. Banaspati

Hantu ini digambarkan mirip dengan manusia biasa hanya tidak mempunyai hidung, kepercayaan pada hantu ini banyak tersebar di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura. Hantu ini sering mengeluarkan bunyi “oek-oek” dan selalu berjalan selalu mendongak keatas karena malu memperlihatkan lubang hidungnya. Hantu ini ditakuti karena dianggap membawa malapetaka. Bila suaranya terdengar, maka itu merupakan tanda akan datangnya bencana.

  1. Kuyang

Kuyang merupakan siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk mencari darah bayi. Makhluk ini dikenal masyarakat di Kalimantan. Kuyang sebenarnya adalah manusia (perempuan) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi. Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup sehari-hari sebagaimana orang biasa, namun biasanya ia mengenakan pakaian jubah. Pada malam hari kuyang akan terbang untuk mencari darah bayi atau darah persalinan untuk dihisap sebagai sarana menambah kekuatan ilmunya. Orang yang melihat kuyang terbang biasanya melihatnya seperti burung besar. Untuk menghadapinya korban perlu menggunakan sapu ijuk atau memukulkan perabot rumah tangga seperti panci atau wajan.

  1. Jin

Jin, secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras makhluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api. Sedangkan dalam tradisi Yahudi-Kristen dan mitologi Ibrani, jin sama dengan bangsa malaikat yang terusir karena membangkang perintah Tuhan (fallen angel).

Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan setan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia, atau hewan. Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia.

Jika ada manusia yang dapat melihat jin, maka kaum agamawan percaya bahwa jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Artinya, makhluk-makhluk aneh yang konon sering dilihat manusia, seperti pocong, wewe, dan lainnya, sebenarnya adalah wujud lain dari jin.

Jin dan manusia sama-sama mendiami bumi. Bahkan konon jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia itu di rumah manusia, tidur di ranjang, dan makan bersama manusia. Tempat yang paling disenangi jin adalah WC dan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Sebabnya mungkin karena kuburan dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang sihir (paranormal).

  1. Sedulur Papat (Jin Qarin)

Qarin adalah jin yang diciptakan sebagai pendamping atau kembaran kepada setiap insan yang dilahirkan (manusia). Jin Pendamping itu dalam tradisi Jawa dinamakan Sedulur Papat Limo Pancer. Dia dikatakan sebagai “setan” bagi manusia yang raganya ditumpangi. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini dipercaya pasti ada qarinnya sendiri. Pada umumnya qarin mencobai “tumpangannya” agar berbuat kejahatan dan melupakan perintah Tuhan. Untuk mengimbangi usaha qarin ini, dipercaya bahwa Tuhan mengutuskan malaikat pendamping (guardian angel, muaqqibat). Malaikat inilah yang akan membisikkan hal-hal kebenaran dan mengajak membuat kebaikan.

Konon jin ini dilahirkan bersama-sama manusia, akan tetapi ia ikut tidak mati bersama manusia tersebut. Qarin akan berpisah dengan kembarannya apabila manusia meninggal dunia. Lalu jin qarin akan menirukan kembali perilaku semasa hidup atau menjelang kematian manusia yang ditumpanginya. Jin qarin tersebut yang menampakan diri seperti manusia pendamping yang mati tersebut dan menyampaikan “pesan terakhir” kepada orang yang ditinggalkan. Jin qarin ini pula yang menyamar menjadi potongan tubuh manusia yang mati seperti dibom hanya untuk sekedar menakuti manusia dengan tujuan melemahkan iman. Dengan kata lain, jin inilah yang menjadi “arwah gentayangan” atau “roh penasaran” seperti yang banyak dipercayai masyarakat.

  1. Lelepah

Makhluk besar dengan wajah buruk, dipercaya suka membawa senjata seperti gada atau golok besar. Wataknya agak lamban dan tolol, tapi sebenarnya ganas. Lelepah dipercaya sebagai jin karnivora yang doyan manusia. Tinggal di pohon-pohon besar, hutan. Ia termasuk makhluk yang kebanyakan berada di hutan, liar, berburu apa saja termasuk manusia. Lelepah juga sering dipersamakan dengan makhluk bernama troll yang dikenal di daerah Celt, Skandinavia.

  1. Onggo-Inggi

Adalah makhluk misterius yang tinggal di perairan. Berwatak jahat karena konon suka memakan korban manusia. Jin ini tinggal di tempat seperti sungai besar atau danau. Secara kasat wujudnya berupa kepala tanpa badan, dan berambut sangat panjang, berkelana di dalam air. Onggo-Inggi sering memakan korban orang yang sedang berenang di perairannya. Caranya menyerang adalah dengan membelit korbannya dengan rambut panjangnya, lalu orang itu dibawa ke tengah sampai kelelahan baru kemudian ditarik ke dalam air. Kalau sudah begitu, korban tak akan kembali lagi ke dunia. Orang-orang percaya Onggo-Inggi memakan korbannya. Dan jasad korban Onggo-Inggi jarang sekali bisa ditemukan. Selalu hilang. Apabila perairan kering, Onggo-Inggi juga tak akan bisa ditemukan karena pada dasarnya ia adalah makhluk gaib. Air adalah medianya untuk masuk ke dunia manusia dan mencari mangsa.

  1. Hantu Banyu

Hantu Banyu merupakan makhluk aneh, ular berkepala dan berambut seperti manusia. Badannya seperti ular, namun memiliki dua kaki. Namanya sendiri berarti setan sungai. Makhluk ini dikenal di kalangan masyarakat Samarinda zaman dahulu (sekitar 1960-an). Hingga sekarang, mandi di sungai Mahakam merupakan momok apabila dilakukan malam hari.

  1. Uwel

Uwel merupakan jin air yang hampir mirip dengan Onggo-Inggi. Hanya saja sejauh ini belum ada orang yang bisa menggambarkan wujud kasat Uwel. Makhluk ini juga suka memangsa korban, tak hanya manusia tapi juga hewan yang berada di perairannya. Salah satu kesaksian tentang aksi Uwel, adalah ketika makhluk ini memangsa kerbau yang sedang dimandikan di sungai. Tiba-tiba ada pusaran air di tengah sungai dan kerbau itu terseret ke tengah. Badan kerbau itu berputar-putar mengikuti pusaran, dengan posisi kaki di atas dan kepala terbenam ke air. Setelah pusaran itu berhenti, kerbau itu sudah mati mengambang. Setelah bangkai kerbau itu dibawa ke pinggir sungai, kepala kerbau itu berlubang tepat di bagian ubun-ubun. Orang-orang memercayai bahwa kerbau itu telah dibunuh Uwel, dan dihisap darahnya.

  1. Wilwo

Wilwo adalah makhluk yang berwujud seperti manusia berwajah bopeng, tapi tangannya panjang hampir menyamai tinggi badannya. Wilwo suka menggoda anak-anak. Kalau ada anak-anak yang bermain di luar rumah sampai melebihi magrib, bisa-bisa didatangi makhluk ini. Anak itu diajak main, digendong, ditimang-timang, dan sebagainya. Tapi si bocah tak akan menangis karena pengaruh gaib makhluk ini. Meskipun sering membuat para orang tua cemas, tapi sebenarnya Wilwo tak pernah menyakiti.

Dia tak sejahat Wewe atau Genderuwo yang kalau sudah menculik anak terkadang tak mau memulangkannya. Wilwo selalu memulangkan anak yang diajaknya bermain. Kadang dia juga mendatangi anak-anak pada waktu malam saat semua orang sudah tidur, dan mengajak anak-anak itu bermain. Wilwo katanya sering muncul di daerah lereng Gunung Merapi. Dan keberadaannya dimaklumi oleh penduduk sekitar.

  1. Memedi Colok

Tujuan Memedi Colok biasanya hanya menakut-nakuti orang. Wujudnya adalah nyala api seperti lilin, bergerak mengambang di udara. Kadang juga mengecoh orang yang sedang keluar malam, dari kejauhan seperti rombongan orang membawa obor tapi begitu dekat ternyata cuma obor tanpa orang yang membawa. Kadang juga mengejar orang sampai ketakutan. Tapi tidak ada kasus orang sampai mati gara-gara makhluk ini.

  1. Bolosewu

Bolosewu adalah jin dalam jumlah banyak. Ada cerita dari seseorang ketika hiking di gunung Lawu, dia membabati semak-semak untuk mencari jalur baru. Ketika pulang dari gunung, dia baru terasa tidak bisa berjalan, bahkan berdiri saja tidak mampu. Kakinya itu terasa sangat sakit. Sebulan lebih akhirnya dia jatuh sakit. Baru setelah didatangkan orang pintar, diketahui ternyata kakinya itu konon dirasuki jin jenis Bolosewu. Gara-garanya karena ia telah merusak tempat tinggal jin ini saat dia membabati semak di gunung. Setelah diobati secara magis, baru orang tersebut itu bisa sembuh.

Adapun cerita dari seorang penganut ilmu Kejawen, di mana ia malah memanfaatkan jin Bolosewu untuk bela diri. Jin tersebut diundang melalui sebuah mantra dan dirasukkan ke dalam tubuh. Efeknya, tubuh dipercaya menjadi lebih kuat, kebal, dan serangan menjadi penuh tenaga.

  1. Kuncung dan Gombak

Dua jenis jin ini dipercaya berkerabat. Belum ada yang bisa menjelaskan wujud kasat dari makhluk ini. Tapi yang jelas makhluk ini tergolong jin yang nakal. Mereka hobi merasuki orang, membuat orang tiba-tiba meracau, teriak-teriak, tidak senonoh, lalu sakit selama berhari-hari. Menurut masyarakat, untuk mengusir jin ini harus dengan berkomunikasi. Jin yang merasuki itu harus ditanyai apa maunya. Biasanya jin ini akan meminta makanan tertentu, salah satunya gecok, makanan khas Jawa yang katanya juga disukai makhluk ini. Konon Kuncung dan Gombak ini banyak tinggal di Hutan Roban. Mungkin mereka juga tinggal di hutan-hutan lain.

  1. Kanthong Kiwil

Kanthong Kiwil jin yang wujudnya mirip manusia. Memakai pakaian kemeja jawa hitam, memanggul buntelan besar dari kain. Dia suka muncul malam hari saat sudah sepi, lalu meminta kepada tukang ojek atau tukang becak untuk mengantar ke tempat tertentu. Tapi makhluk ini tak pernah bicara, cuma memakai isyarat tangan kalau berkomunikasi dengan manusia. Tapi hati-hati, makhluk ini dikenal cukup kejam. Kalau sampai orang yang ditemuinya mengatakan atau menggumam hal yang buruk tentang makhluk itu, dia akan melakukan sesuatu yang berbahaya bagi keselamatan orang tadi.

Pernah ada sebuah kesaksian dari seorang tukang becak yang mengantar makhluk ini, karena si tukang becak ini berbincang mengenai hal yang buruk tentang si Kanthong Kiwil, tiba-tiba makhluk gaib ini turun dari becak dan melemparkan becak itu ke sungai padahal si tukang becak masih duduk di sadel. Untung tukang becak itu tidak menemui maut, dan dia baru sadar siapa yang sedang dia hadapi. Tapi makhluk itu sudah menghilang entah ke mana.

Ada yang menyamakan Kanthong Kiwil dengan makhluk gaib Jawa lainnya yang disebut Kurcaca. Keduanya sama-sama membawa buntelan besar yang entah isinya apa. Tapi ada keyakinan bahwa barang siapa bisa merebut buntelan yang dibawa makhluk itu, akan menjadi kaya raya.

  1. Engklek-Engklek

Makhluk ini konon sangar yang ditakuti orang Jawa sejak zaman dulu. Makhluk ini berwujud menyeramkan, menyerupai monster tinggi kurus, berkeliaran di daerah kuburan membawa bangkai. Ada yang bilang bangkai yang dibawa itu adalah mayat yang diambil makhluk ini dari kuburan. Makhluk itu apabila muncul selalu bersuara, “Klek… klek… klek!” dengan nyaring memecah keheningan malam.

Tapi sekarang sudah jarang orang yang bercerita tentang makhluk ini. Makhluk ini kisahnya sudah tertelan kemajuan zaman, seperti halnya dengan Lelepah. Makhluk ini konon masih menghantui daerah-daerah terpencil, dan tentu saja yang ada kuburannya.

  1. Setan Gundul Pringis

Dalam bahasa Jawa, ‘gundul’ berarti kepala, dan ‘pringis’ berarti seringai. Makhluk ini merupakan setan yang berupa kepala orang yang lagi tertawa meringis, kepala orang itu menyambung ke usus dan jantungnya menurut orang-orang hantu ini jenis hantu yang ganas.

Di kalangan masyarakat Jawa Tengah, terutama bagian selatan, nama hantu ini sudah lama dikenal. Wujudnya mirip buah kelapa. Kalau dipegang tiba-tiba menyeringai! Buah kelapa itu punya mata, hidung, mulut, dan telinga, bahkan mirip kepala manusia. Biasanya menggoda orang pada malam hari. Diawali dari bunyi jatuhnya buah kelapa, orang lalu tertarik untuk mencari di kebun yang gelap. Begitu ketemu dan diangkat, ‘buah’ tersebut tiba-tiba menyeringai.

  1. Biyung Tulung

Makhluk ini tak memiliki wujud, hanya suara, tapi diyakini ada hubungannya dengan roh-roh orang yang mati penasaran. Biyung Tulung ini suka menakut-nakuti, meneror, menyebabkan orang yang diganggu menjadi sakit jiwa. Biyung Tulung tinggal di tempat-tempat yang pernah terjadi kematian tragis, seperti area kecelakaan, tempat-tempat pembunuhan. Dia dianggap roh-roh penasaran yang menjadi jahat karena masa lalu yang sangat tragis. Makhluk ini hampir sama dengan fenomena poltergeist di Inggris-Amerika.

  1. Jelangkung

Jelangkung adalah salah satu permainan di Indonesia yang sebenarnya tabu untuk dilakukan. Hanya orang-orang nekatlah yang melakukannya, sekaligus orang-orang yang tak tahu risiko apa yang akan mereka petik setelah bermain Jelangkung.

Melibatkan roh-roh penasaran, yang di dunianya sendiri kebingungan mencari jalan yang sesungguhnya, gelap dalam perjalanan, mendadak terseret oleh panggilan manusia yang berkumpul memanggil namanya. Yang akhirnya roh penasaran tersebut menginginkan lebih, karena manusia-manusia yang telah memanggilnya menyentakkannya dari perjalanannya menuju alam baka, meminta untuk pertanggungjawaban manusia. Mantera rahasianya yang terkenal adalah: “datang tak dijemput, pulang tak diantar.”

  1. Bahu Laweyan

Dalam perspektif Jawa dikenal istilah Bahu Laweyan. Yaitu, perempuan yang memiliki ciri-ciri khusus pembawa sial. Siapa saja yang melakukan hubungan intim dengan perempuan ini bakal mati dengan cara mengenaskan.

Perempuan Bahu Laweyan adalah perempuan yang memiliki ciri khusus berupa toh (tompel) sebesar uang logam yang terletak pada bahu kiri. Ada kepercayaan bahwa kehidupan perempuan Bahu Laweyan berjalan tidak normal. Hal ini disebabkan perempuan Bahu Laweyan dipengaruhi oleh aura makhluk halus yang sangat jahat.

Mitos seperti ini mulai berkembang pada abad IX, seperti digambarkan dalam Serat Witaradya karya Raden Ngabehi Ronggowarsito yang dikutip ulang oleh Misteri: Perawan Bahu Laweyan itu sesungguhnya memang ada, tetapi jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Keberadaannya mulai diperhitungkan sejak abad sembilan (921 M) saat kejayaan Keraton Pengging Witaradya.

Kisah itu dimulai ketika kerajaan mengadakan upacara wilujengan (ulang tahun penobatan) sang raja. Ternyata sang raja memiliki sahabat yang sangat banyak, bukan hanya dari kalangan manusia tetapi juga dari para lelembut. Dia memiliki sahabat seorang Raja Brahala (raja setan) yang bernama Gandarwa Kurawa.

Saat upacara dimulai Gandarwa Kurawa sangat tertarik dengan kecantikan putri raja yang bernama Dewi Citrasari. Meski tertarik, tetapi raja setan itu tidak dapat berbuat apa-apa karena sungkan dengan sang raja yang sekaligus sahabat karibnya. Sebagai pelampiasan, Gandarwa Kurawa berkeinginan memiliki seorang putri yang cantiknya seperti Dewi Citrasari. Segala kekuatan dan kesaktian dikerahkan saat ia berhubungan intim dengan sang permaisuri. Hasilnya, dua zat hidup, yaitu jiwa manusia dan jiwa iblis bersatu dalam sebuah benih. Ketika bayi tersebut lahir maka bayi itu memiliki tanda khusus yang oleh masyarakat disebut dengan nama perawan Bahu Laweyan.

  1. Buta (Buto)

Makhluk yang dipercayai masyarakat Jawa kuna ini memiliki ukuran yang cukup tinggi, yaitu 9-10 kaki. Berwarna hijau atau hijau keabu-abuan. Buta ini termasuk pemakan daging. Makhluk sebangsa jin ini biasa dipelihara untuk pesugihan, adapula juga yang bebas dan liar. Jika dilihat ciri-buta Buta kita bisa melihat banyak kesamaan dengan ogre dalam tradisi Inggris dan Celt.

Watak makhluk ini beringas dan senang memakan korban manusia. Dia konon biasa tinggal di pohon-pohon besar, sedangkan kalau jadi peliharaan biasanya dibuatkan kamar khusus. Sedikit berbeda dengan ogre yang tinggal di hutan atau rawa-rawa.

  1. Mothman Indonesia

Makhluk yang disebut Cui Kui alias Hantu Air oleh orang Cina ini memiliki ciri tinggi dan besar berbulu dengan badan agak membungkuk. Matanya berwarna merah. Sekilas kalau dilihat katanya mirip dengan Manusia Kera tapi kakinya lebih pendek. Konon tinggal di dalam air. Menurut masyarakat Pontianak yang tinggal di pinggiran Sungai Kapuas, makhluk ini sering sekali keluar tengah malam. Katanya mereka biasa keluar lebih dari satu orang. Jika kita melihat Mothman, kita disarankan untuk cepat-cepat kabur. Jika dia berhasil menangkap kita, raga atau tubuh kita akan dipakai oleh mereka dan kita yang menjadi Mothman tersebut.

  1. Kura-Kura Raksasa

Makhluk yang mirip kura-kura ini memiliki ukuran yang sangat besar. Konon ukurannya 1/3 dari Sungai Kapuas. Sayangnya makhluk ini jarang muncul. Kalaupun muncul, biasanya hanya terlihat tempurungnya.

Diceritakan pula bahwa kura-kura ini muncul ketika air sedang pasang, terutama tengah malam. Menurut masyarakat yang suka memancing di pinggiran sungai Kapuas, jika umpan mereka termakan oleh kura-kura itu, maka tarikan umpan terasa beda dan terasa lebih berat dari biasanya. Mereka tidak boleh melawan pancingan tersebut dan tali pancingnya harus dipotong.

  1. Korod

Dalam kepercayaan masyarakat Sunda dikenal mahluk halus yang bernama Hantu Korod, yaitu hantu jantan yang kebiasaannya mengganggu perempuan-perempuan muda pada waktu senja hingga malam hari. Menurut penelusuran Majalah Misteri Pada tahun 1920 di Tanah Pasundan pernah seorang gadis berusia 16 tahun mendapat gangguan mahluk tersebut ketika sedang mandi pada waktu senja di sebuah pancuran kecil. Setelah selesai mandi ia mendapati seorang pemuda tampan tersenyum berdiri memandangnya. Gadis itu terus menerus mengingat pemuda tersebut sambil berkata, “Aku mau menikah dengan orang tadi.”

Pada keesokan harinya gadis itu menghilang. Orang tua dan penduduk setempat pun melakukan pencarian. Setelah dilakukan pencarian ke semua tempat, anak gadis itu ditemukan di tengah-tengah pohon salak yang penuh duri. Walupun tubuhnya luka-luka namun gadis itu tidak merasa sakit. Ia pun tidak sadar lagi siapa dirinya, dan pandangan matanya pun kosong. Ia sering mengigau bahwa ia ingin menikah dengan seorang pemuda. Beberapa hari kemudian, gadis itu meninggal.

  1. Ipri

Bila hantu korod jenis laki-laki, maka hantu ipri berjenis kelamin perempuan, Bentuknya perempuan di bagian atas dan berbentuk ikan dan tinggal di daerah perairan di bagian bawah. Kepercayaan ini sama persis dengan kepercayaan Mitologi Yunani kuna dan masyarakat Eropa tentang Putri Duyung (mermaid) yang suka menggoda para pelaut dan menenggelamkan mereka. Mahluk halus ini sering dipuja karena dapat mendatangkan rezeki dengan mudah.

  1. Begu Ganjang

Mahluk halus ini menjadi kepercayaan masyarakat daerah Tapanuli yang artinya Hantu Panjang. Hantu ini suka muncul ditempat-tempat yang sepi dan gelap dalam bentuk bayangan hitam yang panjang. Mula-mula bentuknya kecil tetapi semakin lama semakin panjang dan membesar seperti raksasa. Bagu panjang dipercaya suka membunuh mangsanya. Mahluk halus ini dianggap sebagai peliharaan orang yang berilmu hitam.

  1. Suster Ngesot

Hantu ini bisa dikatakan sebagai hantu baru yang belum lama dikenal masyarakat. Ada yang mengatakan ini hanya hantu karangan karena pertama kali dikenal melalui sebuah film horor berjudul Suster Ngesot. Walaupun demikian, kepercayaan terhadap hantu ini semakin berkembang dan membuat sebagian orang ketakutan terutama bila sedang berada di rumah sakit. Sama seperti kuntilanak, hantu ini sering mengawali kemunculannya dengan suara cekikikan diikuti suara “srek… srek…”

Konon hantu ini awalnya adalah seorang suster yang bekerja di sebuah rumah sakit. Di suatu hari ia diperkosa oleh dokternya sendiri. Karena dokter tersebut tidak mau bertanggung jawab, ia disekap dalam salah satu bangsal di rumah sakit dan dibunuh di sana setelah disiksa. Versi lain mengatakan, suster membunuh semua pasien yang ia rawat di bangsal. Tak lama kemudian, tindakannya diketahui oleh masyarakat setempat. Mereka pun menangkap suster tersebut dan mematahkan kakinya dengan kejam. Dia pun dikurung hidup-hidup di tempat semacam ruang bawah tanah hingga matinya.

RS Salemba dianggap sebagai asal mula munculnya legenda suster ngesot ini. Banyak orang yang mengaku melihat penampakan di bangunan rumah sakit yang usianya cukup tua ini. Selain itu, banyak pula cerita penampakan suster ngesot. yang terjadi di lorong-lorong dan kamar mayat di RSUP Cipto Mangunkusumo.

  1. Babi Ngepet

Menurut legenda urban, babi ngepet adalah manusia biasa yang mempunyai “ilmu” untuk mengubah dirinya jadi siluman berwujud babi, yang tujuannya mencuri uang atau benda-benda berharga milik orang kaya. Cara ia akan menggesek-gesekkan tubuhnya di pintu lemari yang berisi harta.

Babi Ngepet biasanya beroperasi pada malam hari. Ketika seseorang menjadi Babi ngepet, ia harus mengenakan jubah hitam untuk menutupi tubuhnya. Dan nanti, secara ajaib, ia akan berubah menjadi babi. Ia juga wajib mempunyai rekan yang bertugas untuk menjaga lilin. Konon jika lilinnya tersebut sampai padam, orang yang menjelma jadi babi tersebut tidak bisa kembali ke wujud aslinya. Artinya, Babi Ngepet tidak bisa dipisahkan dari nyalanya lilin.

  1. Palasik

Pelesit (bahasa Minangkabau: palasik) menurut cerita, legenda atau kepercayaan orang Minangkabau dan Melayu adalah sejenis makhluk gaib. Menurut kepercayaan Minangkabau pelesit bukanlah hantu tetapi manusia yang memiliki ilmu hitam tingkat tinggi. Pelesit sangat ditakuti oleh ibu-ibu di Minangkabau yang memiliki balita karena makanan pelesit adalah anak bayi/ balita, baik yang masih dalam kandungan ataupun yang sudah mati (dikubur), tergantung dari jenis pelesit tersebut. Ilmu pelesit dipercayai sifatnya turun-temurun. Apabila orang tuanya adalah seorang pelesit maka anaknya pun akan jadi pelesit. Pada umumnya pelesit bekerja dengan melepaskan kepalanya. Ada yang badannya yang berjalan mencari makan dan ada pula yang kepalanya yang melayang-layang mencari makan.

Jenis pelesit ada bermacam-macam. Menurut jenis makanannya pelesit dapat dibagi sebagai berikut:

  • Yang memakan bayi dalam kandungan sehingga bayi tersebut lahir tanpa ubun-ubun/ mati dalam kandungan;
  • Yang memakan bayi yang masih rapuh sehingga bayi tersebut sering sakit-sakitan/ meninggal;
  • Yang memakan mayat bayi yang sudah dikubur.
  1. Jenglot

Beberapa tahun lalu, sekitar akhir tahun 1997, tiba-tiba saja ada “makhluk” misterius yang jadi pembicaraan di kalangan masyarakat Indonesia. Perawakannya kecil dengan tubuh tak lebih dari 12 cm dan rambutnya yang panjang, jarang dan kaku melewati kaki. Makhluk itu dinamakan jenglot. Kabarnya, jenglot itu bukan benda mati. Konon ia hidup, namun tak ada yang pernah tahu kapan bergerak.

Konon, makhluk misterius itu selalu menghabiskan darah manusia yang dicampur minyak japaron. Namun, sekali lagi, tak ada yang tahu kapan ia menenggaknya. Dalam menyantap sajiannya itu, konon jenglot tidak menggunakan cara seperti yang dilakukan manusia pada umumnya. Yang jelas, dalam setiap 18 jam, sebanyak 3 cc darah dan minyak wangi yang disajikan akan berkurang sekitar 50 persen sampai 60 persen.

Jenglot pada masa ribuan tahun lalu dipercaya merupakan manusia, yaitu seorang petapa yang tengah mempelajari ilmu Bethara Karang. Ilmu Bethara Karang diyakini sebagai ilmu keabadian. Artinya, setiap orang yang memiliki ilmu tersebut akan hidup abadi di dunia. Namun, akibat kutukan, jasad jenglot tidak diterima di dunia sedangkan rohnya tidak diterima di akhirat. Maka roh tersebut seperti terpenjara dalam jasad kecil ini. Setelah itu, sang petapa menjadi emosional dan merasa sebagai jawara. Tak pelak, tubuhnya pun menyusut, hingga akhirnya mengecil. Empat taring kemudian tumbuh memanjang, tak sebanding dengan lebar mulutnya. Katanya, itu sebagai lambang keganasan dan sifat liar sang “monster”.

Selain dunia makhluk gaib dan jenis-jenisnya, masyarakat Indonesia juga percaya akan tanda-tanda dan kebiasaan tertentu yang berhubungan dengan mahluk halus. Kehadiran makhluk halus bisa diketahui dari reaksi atau perilaku beberapa binatang yang ada disekitar, misalnya:

  • Anjing peliharaan melong-long (berteriak panjang bukan menggong-gong) tengah malam
    bermakna, bahwa ada keluarga kita yang telah meninggal dunia sedang mengunjungi kita;
  • Anjing peliharaan melong-long lewat tengah malam artinya bahwa ada setan gentayangan yang sedang berkeliaran disekitar rumah kita;
  • Anjing peliharaan bersuara perlahan sambil kepala menunduk dan bulu-bulunya berdiri dimalam hari artinya bahwa di dalam rumah kita sedang berkeliaran arwah orang tua pemilik rumah atau arwah majikan anjing tersebut;
  • Bayi dihinggapi kupu-kupu pada malam Jumat Kliwon artinya bahwa arwah kakek sang bayi sedang mengunjungi;
  • Disarankan bila sedang melewati pesimpangan empat pada jam 12 malam untuk berdehem “Ehem!” sebanyak tiga kali artinya bahwa kita meminta izin lewat kepada mahluk halus penunggu jalan tersebut;
  • Disarankan mengadakan syukuran sebelum mengisi rumah baru artinya bahwa kita meminta izin kepada mahluk halus penunggu rumah.
  • Disarankan untuk tidak membuat rumah kecil jauh terpisah di belakang rumah utama artinya bahwa rumah itu tidak di tempati roh jahat (terkecuali ditempati tetap);
  • Disarankan untuk meletakkan seikat sapu lidi dan gunting di bawah bantal bayi artinya agar bayi tersebut terlindungi dari gangguan mahluk halus;
  • Disarankan bagi wanita yang sedang hamil untuk meletakkan gunting di bawah bantal ketika hendak tidur artinya agar wanita hamil dan bayi yang ada dalam kandungannya terhidar dari pengaruh mistik dan guna-guna serta gangguan mahluk halus seperti kuntianak;
  • Disarankan bagi wanita yang sedang hamil untuk selalu menggantungkan pisau lipat kecil pada baju yang dikenakan artinya agar yang mengandung dan calon bayinya akan terhindar dari gangguan mahluk halus;
  • Disarankan untuk tidak pernah menyimpan tanah dari kuburan ditempat manapun karena akan mengakibatkan tempat itu menjadi tempat arwah yang tanah kuburannya diambil;
  • Disarankan untuk menyimpan bawang merah, cabe merah, dan kunyit di atas pintu rumah karena akan berfungsi untuk melindungi rumah dan keluarga kita dari gangguan mahluk halus dan ilmu-ilmu hitam yang dilakukan oleh orang jahat;
  • Disarankan menaruh bawang merah, cabe merah atau kacang hijau di sekitar tempat menyimpan uang karena mempunyai makna sebagai penangkal dari pencurian uang yang dilakukan oleh tuyul;
  • Disarankan menaruh celana bekas kakek di bawah bantal bayi karena mempunyai makna untuk melindungi bayi dari gangguan mistik makhluk halus;
  • Disarankan untuk menggunakan darah anjing yang berbulu hitam karena mempunyai kegunaan untuk menyembuhkan orang yang kesurupan makhluk halus;
  • Larangan mencabut alis mata pada malam Jumat Kliwon karena akan menyebabkan datangnya mahluk halus yang bertubuh kecil seperti tuyul;
  • Jika ada angin yang bertiup di sekitar, padahal daun pohon yang di seberang tidak bergoyang artinya bahwa kuntilanak sudah dekat sekali dengan kita;
  • Bau amis/ bau harum di sekitar yang tidak jelas sumbernya artinya bahwa ada makhluk halus yang sedang berada di dekat kita.

Sumber

  • http://id.wikipedia.org
  • http://hantuhantu.com
  • http://misteridunia.wordpress.com
  • http://www.kaskus.us
  • http://blog.unsri.ac.id
  • http://www.dagelan.com
  • http://psikologi-online.com
  • http://pusatbahasa.diknas.go.id

(www.sammy-summer.co.cc)

Comments (2)

info bagus gan, hati2 disebelah kanan itu siapa? hehe

Bandar togel ternyaman & terpercaya
www. wins4d .com
WA : 0822-7601-0044

#NEW Promo :
-Bonus New Member Rp.10.000
-Bonus Next deposit 1%
-Bonus Referral sebesar 1%
Dan Bonus JP no Hp 4D sebesar Rp.3.000.000 Juta

silakan klik di bawah ini :
wins4d .com/link.php?member=wkhoki99

FASILITAS UNTUK MEMBER WITHDRAW DAN DEPOSIT LANGSUNG DI PROSES

Selamat BERMAIN ^^

Post a Comment